Tugas 13_ekotek_yunita Puspa Ningrum_201610215166.docx

  • Uploaded by: yunita
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 13_ekotek_yunita Puspa Ningrum_201610215166.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,338
  • Pages: 34
TUGAS KE-13 EKONOMI TEKNIK

Disusun oleh : Yunita Puspa Ningrum (201610215166) Kelas : TID5C2 Teknik Industri Dosen : Erwin Barita.M, ST,MT

PRODI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA BEKASI 2018

INFLASI DAN SUKU BUNGA  Pengertian Inflasi adalah Waktu terjadinya kenaikan harga-harga barang, jasa, atau faktor-faktor produksi secara umum. Inflasi merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Serta Meningkatnya persediaan uang di pasaran.  Inflasi><deflasi  Harga naik

daya beli uang turun

 Perubahan harga mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh jumlah uang yang sudah tertentu  Jenis-jenis Inflasi : •Berdasarkan tingkat keparahan •Berdasarkan penyebab •Berdasarkan asalnya •Berdasarkan intensitas Berdasarkan tingkat keparahan 1. Light inflation Tingkat inflasi ringan,lebih kecil dari 10% per tahun 2. Medium inflation

Tingkat inflasi sedang,besarnya 10%-30% per tahun 3. Strong inflation. Tingkat inflasi tinggi, besarnya>30%-100%per tahun 4. Hyper inflation. Tingkat inflasi berat, besarnya diatas 100%per tahun

Berdasarkan penyebabnya 1. demand-pull inflation Inflasi karena tarikan permintaan. 2. cost-push inflation Inflasi karena desakan biaya. 3. structural inflation. Merupakan kombinasi dari 2 jenis inflasi sebelumnya.

Berdasarkan asalnya 1. domestic inflation (inflasi dalam negeri) inflasi yang Terjadi karena adanya “shock” (kejutan) dr dalam negeri Karena prilaku masyarakat maupun pemerintah. 2. imported inflation (inflasi dari luar negeri) inflasi diluar negeri bisa mempengaruhi harga barang-barang dalam negeri.

 Berdasarkan intensitasnya 1. creeping inflation (inflasi merayap) Inflasi terjadi secara perlahan, namun kontinu 2. hyper inflation inflasi yang terjadi secara cepat

Inflasi dan suku bunga saling berkaitan, hal ini sering diungkapkan dalam teori ekonomi makro. Inflasi merujuk pada tingkat kenaikan harga barang dan jasa. Sementara suku bunga di Indonesia merujuk pada tingkat suku bunga yang diatur oleh Bank Indonesia, dikenal sebagai BI Rate atau suku bunga BI. Ketika suku bunga rendah, pengaruh yang timbul adalah makin banyak orang meminjam uang. Akibatnya konsumsi bertambah karena uang beredar lebih banyak, ekonomi mulai tumbuh, dan efek lanjutannya adalah inflasi naik. Dampak sebaliknya juga berlaku, jika suku bunga tinggi, peminjam uang makin sedikit. Hasilnya lebih banyak orang menahan belanja, mereka memilih menabung. Yang terjadi tingkat konsumsi turun. Inflasi pun turun.

Kategori inflasi : Inflasi yang disebabkan oleh tekanan permintaan Inflasi yang disebabkan oleh dorongan ongkos Inflasi struktural

Inflasi tekanan permintaan (Demand Pull Inflation) adalah inflasi yg terjadi karena tekanan permintaan yg terlalu banyak, sehingga permintaan tidak seimbang dengan penawaran, akibatnya harga menjadi naik

Karena dorongan biaya/ongkos ( cost push inflation) yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik. Disebabkan karena industri-industri (pabrik-pabrik) harus menaikkan harga jual sebuah produk untuk menutup biaya produksi. Dorongan biaya ini mengakibatkan adanya pola siklus upah dan harga yang lebih tinggi atau spiral harga upah (wage price spiral).

INDEKS HARGA  Pengertian Rasio harga beberapa komoditi (barang atau jasa) pada suatu waktu terhadap harga pada waktu sebelumnya. Untuk mengukur sejarah perubahan tingkat harga untuk komoditi tertentu atau biaya hidup umum.  Contoh menghitung indeks harga  Tahun dasar: 1967 (indeks harga 1967 = 100)  Harga komoditi pada tahun 1967 = $1,46 per pound  Harga komoditi pada tahun 2001 = $6,37 per pound

 Pentingnya mengetahui indeks harga

 Indeks harga untuk tiap - tiap komoditi atau kelas produk  Indeks gabungan ¤ Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) ¤ Indeks harga produsen (producer price index/PPI) ¤ Indeks harga lengkap untuk produk nasional bruto (implicit price index for the gross national product/IPIGNP)

\

 Menghitung tingkat inflasi tahunan untuk tahun t (ft)

Contoh Menghitung tingkat inflasi tahunan untuk tahun t(ft)

 Menghitung tingkat inflasi tahunan rata–rata (f )

Pengaruh Inflasi pada debitur dan kreditur Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang

kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

Inflasi dan Pengaruhnya Terhadap Pajak Pertambahan Nilai Menurut UU Nomor42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi barang dan jasa di dalam daerah yang dikenakan bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN merupakan pajak yang dikenakan atas nilai tambah dari suatu komoditi dan dipungut pada setiap tahapan produksi. PPN hanya mempunyai satu macam tarif untuk berbagai kelompok komoditi dengan demikian maka pembagian beban pajak akan lebih merata

karena setiap produk yang dijual dari berbagai industri dikenakan tarif pajak yang sama. Perubahan perilaku konsumsi masyarakat dan ketersediaan barang memiliki hubungan terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN) . Pajak Pertambahan Nilai juga merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam daerah pabean. Kontribusi PPN diangap penting bagi pemasukan negara karena merupakan penyumbang jenis pajak terbesar kedua. Pajak Pertambahan Nilai bersinggungan langsung dengan perilaku masyarakat dalam melakukan konsumsi atas barang dan jasa yang mempunyai keterkaitan erat dengan kondisi ekonomi makro suatu negara. PPN dikenakan secara bertingkat seperti mata rantai di setiap jalur produksi dan distribusi. Pajak Pertambahan Nilai bukan merupakan pajak berganda melainkan pajak terutang yang dihitung dengan cara mengkreditkan Pajak Masukan (PM) atas Pajak Keluaran (PK) nya. Dari hasil penelitian Utari Woro mengenai "Analisis Fundamental Ekonomi Makro Serta Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai", inflasi memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan PPN. Hal ini disebabkan karena jika terjadi kenaikan

tingkat inflasi, secara otomatis akan meningkatkan harga jual, yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN. Meningkatnya Dasar Pengenaan Pajak PPN inilah yang akan akan berpengaruh terhadap meningkatnya penerimaan PPN. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan PPN. HAL PENTING BERKAITAN DENGAN INFLASI Definisi Inflasi menurut para ahli : 

Ekonom Parkin dan Bade

Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut. 

Menurut Nopirin (1987:25)

Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. 

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)

Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year tl) rice level (year t-l) Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan

telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala (2001:203) 1) Kenaikan harga 

2)

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode sebelumnya. Bersifat umum



3)

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik. Berlangsung terus menerus



Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

B. Macam-Macam Inflasi 1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu: a) Inflasi ringan 

b)

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan. Inflasi sedang



Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai

membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga. c)

Inflasi berat 

d)

Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi. Inflasi liar (hyperinflation)



Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi ini terjadi bila setiap saat hargaharga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).

2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya a) Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation) 

Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi

itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. b) Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation) 

Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua : 



Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak; Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga barang barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti karena akan bias menimbulkan inflasi secara berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik. Karena harga barang naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus berkelanjutan.

3. Inflasi Berdasarkan Asalnya Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut : a) Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit anggaran belanja Negara yang terus menerus. 

b)

Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia mencetak uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain itu inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan sebagainya. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).



Inflasi ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barangbarang impor. Inflasi seperti ini biasanya banyak dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang yang notabene sebagian besar usaha produksinya mempergunakan bahan

dan alat dari luar negeri yang timbul karena dari adanya perdagangan internasional. 4. Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu 1) Merayap {Creeping Inflation) 

2)

Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama. Inflasi menengah {Galloping Inflation)



3)

Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)



Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.

C. Penyebab Inflasi Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi. 1). Teori Kuantitas



Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun giral. 2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang. Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka hargaharga akan naik.Ini berarti nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas harga-harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis sebagai berikut. P=k.M Keterangan : P : tingkat harga k : proporsi tertentu M : jumlah uang Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli

akan sama dengan jumlah uang diterima oleh penjual yaitu : MV = PT Keterangan : M : Jumlah uang yang beredar V : Kecepatan perputaran uang P : Tingkat harga T : Banyaknya transaksi 2). Teori Keynes 

Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi

realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap menghilang) 3). Teori Strukturalis 

Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :

a) Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor. Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :  

Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk. Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.

b) Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri. 

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang ditimbulkan yaitu

timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah dan gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan harga barang pula. Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor: 1. Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up. 2. Supply dari barang yang berkurang 3. Permintaan terhadap uang tersebut menurun 4. Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew) D. Pengaruh Inflasi Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut : a) Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif 

Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi spekulatif,misalnya dengan cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang berharga yang lebih menguntungkan bila dibandingkan melakukan investasi produktif yang belum tentu akan memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.

b) Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan. 

Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

c)

Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran 

Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila dibandingkan dengan harga barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan bertambah lambat.Dengan demikian arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dari pada yang masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.

E.AkibatInflasi Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Secara singkat dapat di pilah akibat buruk dari inflasi tersebut.

1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan 

Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan dan sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan rendah merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan antara anggota-anggota masyarakat.

2. Pendapatan Riil Merosot 

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya dalam masa inflasi kenaikan harga cenderung selalu mendahului kenaikan pendapatan.Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot.

3. Nilai Riil Tabungan Merosot 

Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak hanya itu masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung,

dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat. 4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), 

inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. 

Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

F.

Cara

Mengatasi

Inflasi

Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali. Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan kenaikan suplai uang ,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan. Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab itu,tiap-tiap Negara berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-kebijakan.Untuk mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian — akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi. Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

1. Kebijakan Moneter 

a)

Politik Diskonto 

b)

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya dari bank karena bunga tidak memadai. Kebijakan Pasar Terbuka



c)

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :

Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat. Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)



d)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Perubahan Cadangan Minimum



Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bankbank umum dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun.

2. Kebijakan Fiskal a) Pengaturan Pengeluaran Pemerintah 

b)

Menaikan Tarif Pajak 

c)

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar begitu juga sebaliknya.

Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang dinaikkan pajaknya. Mengadakan Pimjaman Pemerintah



3. a)

Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung. Kebijakan Menaikan Hasil Produksi



b)

Non-Moneter

Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga. Kebijakan Upah



c)

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi. Pengaman harga dan distribusi barang



Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh karena itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga tidak disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Namun, kadang-kadang pengamanan

harga oleh pemerintah sering menimbulkan pasar yang tidak diinginkan.(pasar gelap).

Menghitung Laju Inflasi 1. GNP Deflator 

GNP Deflator adalah rasio GNP (Gross National Product) nominal pada tahun tertentu terhadap GNP riil pada tahun tersebut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari periode dimana harga dasar untuk perhitungan GNP riil digunakan sampai GNP sekarang.Perhitungan cara ini melibatkan semua barang yang di produksi.

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100% 2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) 

Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya pembelian kelompok barang dan jasa yang di anggap mewakili belanja konsumen. Biasanya, kelompok barang yang digunakan masyarakat dapat berubah. Hal ini disesuaikan dengan pola konsumsi yang ada.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose – COICOP), yaitu : 1) Kelompok Bahan Makanan 2) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau

3) Kelompok Perumahan 4) Kelompok Sandang 5) Kelompok Kesehatan 6) Kelompok Pendidikan dan Olah Raga 7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi. Perbedaan IHK dan GNP Deflator sebagai berikut : a) GNP Deflator mengukur harga barang lebih besar daripada IHK. b) IHK mengukur biaya pembelian yang relative sama dari tahun ke tahun.Hal ini tergantung jenis dan jumlah barang yang di produksi. c) IHK secara langsung mencakup barang impor,sedangkan GNP Deflator hanya mencakup barang yang di produksi dalam negeri. 3. Indeks Harga Produsen (IHP) 

Indeks Harga Produsen (IHP) ini mengukur harga barang yang dibeli oleh produsen,yang meliputi bahan mentah dan barang setengah jadi.IHP juga digunakan untuk mengukur indeks harga pada awal distribusi.Kenaikan IHP dapat dijadikan tanda kenaikan IHK.

4. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI). 5. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. 6. Indeks harga barang-barang modal

DEFLASI A. Pengertian Deflasi 

Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.

Related Documents


More Documents from "Faturrahman"

Sop Igd.docx
December 2019 56
November 2018.xlsx
October 2019 46
Case Manager.docx
May 2020 40
1. Cover.docx
May 2020 43
Bolero.docx
December 2019 77