Tugas 10.docx

  • Uploaded by: Muhammad Arif
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas 10.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,659
  • Pages: 8
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Tugas 10

Tanggal Penyerahan

: Selasa, 14 November 2017

Nama Mahasiswa

: Muhammad Arif

NIM/Rombel

: 5302416016/43

Nama Dosen

: R.a. Fadhallah, S.spsi.,m.si

Universitas Negeri Semarang November, 2017

BAB X ASESMEN HASIL BELAJAR A. Pengertian Dewasa ini istilah asesmen banyak digunakan dalam kegiatan evaluasi, terutama setelah di berlakukannya kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini memiliki karakteristik tertentu baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, kurikilum ini tidak hanya mempersyaratkan penggunaan tes formal seperti halnya yang biasa digunakan selama ini, melainkan juga evaluasi alternative yang dinamakan dengan asesmen portofolio (autentik) maupun asesmen kinerja (performance). Pendekatan asesmen dalam kegiatan evaluasi cenderung lebih terbuka karena peserta didik juga dapat di minta untuk melakukan asesmen atas produk yang di hasilkan sendiri, dan asesmen pada produk yang dihasilkan oleh teman-temannya. Namun demikian proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan hasil asesmen ini banyak memerlukan waktudan sumberdaya lainnya. Pendeknya. Kegiatan asesmen dalam pembelajaran lebih tidak efisien dibandingkan dengan kegiatan evaluasi konvensional yang selama ini digunakan. B. Sejarah Asesmen Kegiatan asesmen muncul pertama kali di Cina pada tahun 206 sebelum masehi ketika dinasti Han memperkenalkan ujian untuk membantu proses seleksi pegawai kerajaan. Meskipun objektivitas asesmen itu banyak yang mempertanyakan, namun asesmen ini dipandang sangat bermanfaat dalam proses seleksi penempatan orangorang yang menjadi kesayangannya. Pada tahun 822 setelah masehi dinasti Tang melaksanakan ujian tetulis bagi calon pegawai kerajaan, ujian itu berlangsung beberapa hari yang lulus mencapai 2%, calon pegawai yang berhasil kemudian diberikan asesmen lisan oleh raja. Menurut Dodge dan Bickrat (1994) yang merupakan salah satu pakar asesmen pembelajaran menyatakan bahwa asesmen is process of gathering information about children in order to make decisions about their education (asesmen merupakan proses memeroleh informasi tentang anak untuk membuat keputusan tentang pendidikannya). Pendidik memperoleh informasi yang bermanfaat tentang pengetahuan, keterampilan, dan kemajuannya melalui pengamatan, dokumentasi dan review pekerjaan anak secara terus-menerus.

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asemen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang di ketahu, dilakukan, dan di kerjakan oleh peserta didik. C. Tujuan Asesmen Asesmen pembelajaran memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman, Aschbacher, and Winters, 1992). Asesmen dengan tujuan isi digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari pengetahuan dan keterampilan spesifik. Dalam hal ini asesmen harus terfokus pada belajar peserta didik. Sedangkan, asesmen yang berkaitan dengan tujuan proses digunakan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondidi perserta didik. Karena pendidik biasanya berupaya memahami kelemahan peserta didik, maka pendidik harus mengases proses dan produk atau isi melalui kegiatan interview, dokumentasi, observasi mauapun ujian dengan menggunakan tes pilihan ganda. Tujuan asesmen pembelajaran pada dasarnya tergantung pada penggunaan jenis asesmen itu. Ada 4 jenis asesmen itu : 1. Asesmen Formatif dan Sumatif Asesmen sumatif biasanya dilaksanakan di akhir pembelajaran, dan di gunakan untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik. Sedangkan asemen formatif berbentuk pemberian balikan atas pekerjaan peserta didik, dan tidak di jadikan dasar kenaikan kelas. Dalam konteks belajar asesmen sumatif dan normatif itu disebut dengan asesmen belajar. 2. Asesmen Subyektif dan Obyektif Asesmen bentuk objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban yang benar. Asemen subjektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar 3. Asesmen acuan patokan dan normatif Asesmen acuan patokan, biasanya menggunakan tes acuan patokan, merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didikberdasarkan kriteria yang telah di tetapkan sebelumnya. Asesmen acuan normatif, atau dikenal dengan penentuan rangking berdasarkan kurve normal. Asesmen untuk ujian masuk sekolah biasanya menggunakan asesmen acuan normatif karena dapat menunjukkan proporsi jumlah peserta didik

yang lulus atau di terima di sekolah atau universitas. Dengan menggunakan acuan normative maka calon peserta didik yang diterima setiap tahun di suatu sekolah akan bervariasi karena kemampuan mereka tidak sama. 4. Asesmen Formal dan Informal Asesmen formal di wujudkan dalam bentuk dokumen tertulis seperti tes tertulis (diberikan skor dalam bentuk angka / penentuan rangking). Sedangkan asesmen informal dimaksudkan untuk menentukan rangking akhir peserta didik. Asesmen ini biasannya dilakukan dengan cara yang lebih terbuka, seperti melalui observasi, partisipasi, evaluasi diri dan diskusi. D. Prinsi-Prinsip Asesmen Agar belajar dapat terjadi pada diri peserta didik, asesmen harus terpadu dengan kurikulum dan pendidikan. Asesmen yang baik harus berdasarkan pada landasan pendidikan. Ada tujuh prinsip dalam menerapkan asesmen belajar yaitu : 1. Tujuan utama asaesmen adalah memperbaiki masalah belajar peserta didik. Asesmen ini memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apa yang telah dicapai oleh peserta didikterhadap tujuan belajar dan mengenai kemajuan belajar peserta didik masing-masing. 2. Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik. Asesmen baik yang digunakan untuk laporan kemajuan peserta didik, sertifikasi peserta didik, dan informasi untuk perbaikan dan akuntabilitas sekolah adalah di maksudkan untuk mendukung belajar peserta didik 3. Obyektif bagi semua peseta didik. Asesmen yang baik akan memberikan keyakinan bahwa semua peserta didik akan memperoleh perlakuan yang sama. Asesmen menggunakan berbagai metode untuk mengakses kemajuan peserta didik serta cara-cara peserta didik mengungkapkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap mata pelajaran. 4. Kolaborasi profesional. Pendidik menentukan dan berperan serta dalam pengembangan profesional serta bekerjasama untuk memperbaiki sistem asesmen. Kemampuan profesional itu perlu diperkuat melalui sekelompok pendidik memberikan skor pekerjaan peserta didik. 5. Partisipasi Komite Sekolah dalam pengembangan asesmen. Pelaksanaan asesmen perlu melibatkan orangtua, anggota masyarakat, peserta didik, bersama-sama pendidik dan pakar yang memiliki keahlian tertentu dalam

mengembangkan asesmen. Diskusi tujuan dan metode asesmen perlu melibatkan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan. 6. Keteraturan dan kejelasan komunikasi mengenai asesmen. Pendidik dan sekolah mengkomunikasikan tujuan, metode, dan hasil asesmen. Pendidik dan sekolah melaporkan apa yang diketahui dan apa yang mampu dilakukan oleh peserta didik, apa yang perlu dipelajari oleh peserta didik, dan apa yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk perbaikan perilaku peserta didik. 7. Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen Asesmen perlu dikaji kembali dan diperbaiki untuk memastikan bahwa asesmen itu benar-benar memberikan manfaat kepada peserta didik. Tindakan ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Peninjauan kembali merupakan dasar bagi pembuatan keputusan dalam mengubah sebagian atau seluruh asesmen. E. Asesmen Utentik Asesmen berbasis kinerja merupakan bentuk ujian dimana peserta didik menjawab suatu pertanyaan atau menampilkan kemampuan atau pengetahuan. Penerapan asesmen yang berbasis kinerja mempersyaratkan peserta didik secara aktif menyelesaikan tugas-tugas komplek. Asesmen autentik merupakan jenis asesmen kerja. Nama autentik itu diperoleh dari fokus teknik evaluasi yang digunakan untuk mengukur tugas kompleks, relevan, dan di dalam dunia nyata. Asesmen autentik dapat berbentuk karya ilmiah. Asesmen kinerja memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik. Untuk melaksanakan asesmen kinerja itu, berikut tahap-tahap yang harus dilalui: 1. Identifikasi hasil pembelajaran.Hasil pembelajaran diperoleh dari tujuan pembelajaran. Jika dalam pembelajaran tujuannya tercapai dengan baik maka hasil pembelajaran akan dihasilkan secara maksimal. 2. Kembangkan tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari tujuan pemnelajaran. 3. Peserta didik belajar mendemonstrasikan tujuan pembelajaran dengan berbagai cara, misalnya dengan cara membaca, berbicara, diskusi, pembuatan keputusan maupun pemecahan masalah. 4. Identifikasi hasil belajar tambahan yang didukung oleh tugas. Tugas yang kompleks adalah lebih dari sekedar mendemonstrasikan dan menerapkan pengetahuan. Karena tugas kinerja bersifat autentik, maka tugas itu lebih banyak mendukung belajar dan lebih dari satu tujuan belajar.

5. Rumuskan kriteria dan tingkat kinerjauntk mengevaluasi kinerja peseta didik Salah satu cara pendidik dapat mengetahui kualitas kegiatan peserta didik dapat diperoleh melalui mengembangkan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai dan mendeskripsikan tingkat kinerja. F. Asesmen Portofolio Asesmen portofolio merupakan bentuk evaluasi kinerja yang paling populer. Portofolio biasanya berbentuk file atau folder yang berbentuk koleksi karya peserta didik. Portofolio di maksudkan untuk memotivasi peserta didik, meningkatkan belajar melalui refleksi dan asesmen diri. Portofolio dapat dievaluasi dengan dua cara. Pertama evaluasi berbasis kinerja. Kemajuan peserta didik dibandingkan dengan standar kinerja yang sesuai dengan kinerja peserta didik lainnya atau kurikulum. Teknik evaluasi kedua adalah mengukur kemjuan peerta didik individual pada periode waktu tertentu.teknik ini digunakan asesmen perubahan pengetahuan atau keterampilan peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengases portofolio. Metode evaluasi poertofolio dapat dioperasionalisasikan dengan menggunakan rubric, yakni pedoman penskoran yang berisi rumusan semua dimensi diases. Rubric itu dapat berbentuk holistic yang menghasilkan skor tunggal, atau dapat berbentuk analitik yang menghasilkan beberapa skor yang member peluang evaluasi pengetahuan dan keterampilan penting. Dalam menerapkan asesmen portofolio, ada beberapa tahap yang harus dilalui 1. Perencanaan dan pengorganisasian a. Kembangkan perencanaan portofolio b. Rencanakan waktu secukupnya c. Mulai dengan satu aspek belajar dan hasil belajar peserta didik d. Pilih aspek-aspek yang dimasukkan didalam portofolio yang menunjukkan kemajuan peserta didik e. Pilih setidaknya 2 aspek yakni indikator yang diperlukan atau aspek inti dan sampel pekerjaan yang dipilih f. Tempatkan daftar tujuan di masing-masing portofolio 2. Implementasi a. Lekatkan perkembangan aspek portofolio didalam kegiatan kelas yang sedang berlangsung b. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik c. Bagi spek-aspek portofolio yang telah dipilih.

3. Hasil a. Analisis aspek portofolio untuk memahami pengetahuan dan keterampilan peserta didik b. Gunakan informasi portofolio untuk mendokumentasi kegitan belajar peserta didik untuk disampaikan kepada orang tua dan memperbaiki pembelajaran dikelas. G. Kesimpulan Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asemen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang di ketahu, dilakukan, dan di kerjakan oleh peserta didik. Asesmen pembelajaran memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman, Aschbacher, and Winters, 1992). Asesmen dengan tujuan isi digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari pengetahuan dan keterampilan spesifik. Sedangkan, asesmen yang berkaitan dengan tujuan proses digunakan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondidi perserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar, asesmen ini dianggap sangat penting, karena selain dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik, juga bisa menjadi penambah semangat bagi peserta didik agar mencapai hasil yang maksimal. Kita sebagai colon guru hendaknya mengerti dan benar-benar paham mengenai asesmen, karena asesmen akan sangat bermanfaat saat kita bekerja nanti. Mengingat masa depan yang akan kita hadapi tentu akan berbeda dengan masa yang sedang kita jalani sekarang ini, maka dengan mengetahui asesmen ini kita bisa mengevaluasi cara kerja kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA 

Rifai RC, Achmad dan Anni, Catharina Tri. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : Pusat Pengembangan MKU-MKDK LP-3 UNNES

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Hakikat Manusia.pptx
April 2020 30
Metopen.docx
April 2020 28
Snp.docx
April 2020 29
Tugas 10.docx
April 2020 24
Encoder Decoder Lz.docx
April 2020 28
Hubungan Dokter Odha
November 2019 41