TUGAS MANDIRI-1 MANAJEMEN STRATEGIS LANJUTAN
YOSE RIZAL NPM. 2018502047
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
Nama
: Yose Rizal
NPM
: 2018502047
MK
: Management Strategi
Dosen
: Dr. Harsi Romli, MM.Ak.CA
TUGAS MANDIRI
1.Jelaskan mengapa Krisis Ekonomi tahun 1997/1998 bagaimana pengaruh terhadap ekonomi ASEAN, Indonesia dan PT SEMEN BATURAJA (Persero) pada saat itu . Krisis ekonomi tahun 1997/1998 merupakan periode krisis keuangan yang menerpa hampir seluruh Asia Timur pada Juli 1997 dan menimbulkan kepanikan bahkan ekonomi dunia akan runtuh akibat penularan keuangan. Sehinggga krisis moneter pada periode tersebut lebih popular dengan nama “Krisis Asia”. Krisis ini bermula di Thailand,seiring jatuhnya nilai mata uang baht terhadap dolar Amerika Serikat. Waktu itu, Thailand menanggung beban utang luar negeri yang besar sampai-sampai negara ini dapat dinyatakan bangkrut sebelum nilai mata uangnya jatuh. Saat krisis ini menyebar, misalnya antara Thailand & Indonesia hal-hal yang terjadi antara lain: 1. Defisit neraca perdagangan terlalu besar & terus meningkat setiap tahun, sementara pasar properti dan pasar modal di dalam negeri berkembang pesat tanpa terkendali. 2. Nilai tukar mata uang di dua negara tersebut dipatok terhadap dollar AS terlalu rendah yang mengakibatkan ada kecenderungan besar dari dunia usaha di dalam negeri untuk melakukan pinjaman luar negeri, sehingga banyak perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan di negara itu menjadi sangat rentan terhadap perubahan risiko perubahan nilai tukar valuta asing. 3. Aturan serta pengawasan keuangan oleh otoriter moneter di Thailand & Indonesia yang sangat longgar hingga kualitas pinjaman portofolio perbankan sangat rendah.
Pengaruh terhadap Ekonomi ASEAN Pada Juli 1997, kegagalan pemerintah Thailand dalam menerbitkan kebijakan nilai tukar mengambang terhadap Baht dalam rangka untuk mengamankan cadangan devisa dari spekulan mata uang serta merangsang pendapatan ekspor, berdampak pada negara Asia lain, khususnya Asia Tenggara (ASEAN). Pengaruh yang timbul antara lain :
1. Nilai tukar mata uang beberapa negara ASEAN yang merosot terhadap dollar AS TAHUN
NEGARA
MATA UANG
1996
1997
1998
1999
PENURUNAN (%)
LAOS
KIP (LAK)
921.02
1259.98
3298.33
7102.03
161.78
INDONESIA
IDR
2.383
4.650
8.025
7.100
72.58
5.92
6.24
6.34
6.29
1.62
1.40
1.68
1.66
1.67
0.90
MYANMAR SINGAPURA
KYAT (MMK) DOLAR (SGD)
Sumber : World Bank
2. Terjadinya lonjakan inflasi yang tinggi di beberapa negara ASEAN TAHUN NEGARA INDONESIA LAOS MYANMAR
1996
1997
1998
6.47 %
11.03 %
77.60 %
2.00 %
19.15 %
19.54 %
90.14 %
128.41 %
33.90 %
49.14 %
10.90 %
2.02 %
-0.27 %
0.02 %
20.0 %
SINGAPURA
1.38 %
BRUNEI
1.97 %
1.71 %
-0.42 %
1999
-0.01 %
Sumber : IMF
3. Terganggunya pertumbuhan ekonomi dalam negeri beberapa negara ASEAN 1996
TAHUN 1997 1998
INDONESIA
7.82 %
4.70 %
-13.13 %
-0.79 %
THAILAND
5.70 %
-0.28 %
-7.60 %
4.60 %
SINGAPURA
7.50 %
8.30 %
-2.20 %
BRUNEI
2.90 %
-1.50 %
NEGARA
Sumber : IMF
-2.60 %
1999
6.10 % 3.10 %
Pengaruh terhadap Ekonomi Indonesia 1. Penurunan Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Nilai rupiah bergerak liar dan tidak sesuai harga pasar, dimana sempat menembus level Rp.16.700 per Dollar AS sehingga banyak perusahaan yang mempunyai hutang dollar menjadi kolaps. 2. Cadangan devisa menurun sementara beban hutang begitu besar Cadangan sempat menurun di angka hanya US$ 15 Milliar dan Debt to GDP ratio bahkan sempat mencapai 60%, yang bearti penghasilan dari ekspor dan kekayaan Inodonesia hanya habis untuk membayar hutang. 3. Kondisi sistem perbankan yang tidak sehat Pertumbuhan ekonomi indonesia anjlok menjadi -13,7%, menghantam sistem perbankan dan aktifitas ekonomi yang memicu PHK secara masal. Perusahaan yang menjadi nasabah (debitur) perbankan saat itu tidak sanggup membayar pinjaman sehingga banyak terjadi kredit macet, sehingga banyak bank-bank yang kolaps dan terpaksa dilikuidasi atau ditutup oleh pemerintah. 4. Kebijakan pemerintah yang menyebabkan ketidakpuasan politik meluas Akibat tidak adanya jaminan keadaan politik yang kondusif, maka para pengusaha atau pemilik modal memindahkan dana ke luar negeri (Capital Outflow) yang memperburuk fundamental ekonomi dan anjloknya nilai tukar rupiah. 5. Campur tangan internasional melalui IMF Hal ini menyebabkan Indonesia kurangnya kemandirian pemerintah dalam mendesain kebijakan ekonomi dan anggaran karena dikendalikan oleh IMF karena indonesia menerima pinjaman talangan dari lembaga tersebut NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
INDIKATOR EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Cadangan Devisa Kurs Rupiah Rasio utang Pemerintah terhadap PDB Rasio Kredit bermasalah (NPL) BI Rate Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Total Utang Luar Negeri (Pemerintah & swasta) Rasio Utang Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa
11. Depresiasi Rupiah (posisi terendah)
1998 -13.10 % 82.4 % US$17.4 Milliar Rp. 16.650/US$ 100% 30% 60% 256 US$ 150.8 Milliar 8.6 kali 197%
Pengaruh terhadap PT Semen Baturaja (Persero) saat itu Dunia industri tak kalah goyah. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) yang saat itu sedang melakukan Proyek Optimalisasi II juga terkena dampak. Pengadaan barang dan jasa untuk proyek mengalami kenaikan nilai karena kurs Rupiah melemah. Beban biaya proyek menbengkak.Sebagian peralatan dibeli dengan dollar/barang impor, membuat pembayaran menjadi naik nerkali-kali lipat. Keuangan perusahaan tertekan, manajemen saat itu harus berusaha keras mencari jalan keluar agar SMBR tidak kolaps. Berbagai usaha dilakukan, salah satunya dengan mencari opsi take over credit dengan bunga yang lebih rendah. Sampai akhirnya, Bank Mandiri bersedia memberikan bunga kredit 14%, lebih rendah 4% dari semula. Dengan perjuangan tersebut, SMBR mampu bertahan dan beroperasi dengan baik sampai saat ini
2. Jelaskan mengapa krisis Keuangan AS tahun 2008 terjadi ,bagaimana pengaruhnya terhadap Indonesia, ASEAN,ASIA dan Uni Eropa,pada saat itu dan sd sekarang. Penyebab Krisis Keuangan AS Tahun 2008 terjadi krisis subprime morgage di Amerika Serikat,seluruh dunia terkena imbasnya. Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar, LEHMAN BROTHERS, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang. Ini faktor bad governance yang memicu krisis kepercayaan terhadap sistem keuangan di AS kala itu. Krisis moneter di Amerika Serikat ini menimbulkan dampak luar biasa secara global. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha mereka menyelamatkan uang mereka di pasar saham. Mereka ramai-ramai menjual saham sehingga bursa saham terjun bebas. Harga saham dan Kinerja Perusahaan menurun.Perumbuhan ekonomi AS melambat menjadi,285% tahun 2009 dan minus( -2,67 %) pada tahun 2010. Saat itu, sektor perbankan AS sedang terpuruk, kekurangan modal, dan enggan meminjamkan dolarnya, termasuk ke bank-bank internasional di Eropa dan Asia. Pengaruh Krisis Keuangan AS tahun 2008 terhadap Indonesia Krisis keuangan tersebut tidak begitu terasa di sektor riil namun pasar financial Indonesia cukup tergoncang ketika krisis tersebut semakin mengkhawatirkan dari waktu ke waktu. 1. Kurs Rupiah melemah terhadap U$D sepanjang tahun 2008 sebesar 19,10% dari Rp 9.433 ke level Rp11.235 pada akhir tahun 2008, 2. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun bebas -50,35% dari 2731,35 ke level 1340,89 pada akhir tahun 2008, 3. Cadangan devisa Bank Indonesia pun terkuras dari USD 55,9 miliar menjadi USD 51,6 miliar pada akhir tahun 2008 yang menunjukan kepanikan pasar terhadap krisis sehingga banyak modal asing yang mencari save haven yang lebih aman.
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
INDIKATOR EKONOMI
2008
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Cadangan Devisa Kurs Rupiah Rasio utang Pemerintah terhadap PDB Rasio Kredit bermasalah (NPL) BI Rate Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Total Utang Luar Negeri (Pemerintah & swasta) Rasio Utang Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa
4.12 % 12.14 % US$80.40 Milliar Rp. 12.650/US$ 27.4 % 3.8 % 9.5 % 1.111 US$ 155.08 Milliar
Depresiasi Rupiah (posisi terendah)
3.1 kali 34.86 %
Pengaruh Krisis Keuangan AS tahun 2008 terhadap ASEAN 1. Akibat dari krisis keuangan tahun 2008 terdapat beberapa negara ASEAN yang mengalami pertumbuhan PDB yang negatif. Hal ini dikarenakan beberapa negara ASEAN masih mengandalkan konsumsi domestik dan investasi untuk menunjang pertumbuhan. Berikut gambaran pertumbuhan PDB negara-negara ASEAN menurut World Bank :
NEGARA ASEAN INDONESIA MALAYSIA SINGAPURA THAILAND FILIPINA
2009 4.58 % -1.71 % -0.77 % -2.33 % 1.15 %
2. Negara dengan menggantungkan kegiatan ekonominya dengan orientasi ekspor seperti Thailand & Singapura mengalami kemerosotan begitu jauh (terjadi penurunan 14.6%kuartal IV 2008). 3. Negara Filipina, yang jutaan warganya bekerja dinegara lain (Taiwan) kehilangan pekerjaan (potensi penurunan 10% dari GDP) Pengaruh Krisis Keuangan AS tahun 2008 terhadap ASIA Dampak kelanjutannya Sejak awal 2008, bursa saham China anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41% (sebelum kegiatannya dihentikan untuk sementara), dan zona Eropa 37%. Sementara pasar surat utang terpuruk, mata uang negara berkembang melemah dan harga komoditas anjlok, apalagi setelah para spekulator komoditas minyak menilai bahwa resesi ekonomi akan mengurangi konsumsi energi dunia.
Pertumbuhan PDB hampir semua emerging markets (Negara –negara berkembang) mengalami pertumbuhan Negatif Perekonomian Indonesia tidak terpengaruh dimana PDB positif 4,5% termasuk tiga Negara PDB terbesar tahun 2009 setelah CINA dan INDIA.Karena bersamaan dengan itu Harga komoditas premier (Batubara,Timah, Kelapa sawit) dipasar dunia naik Penyebabnya kombinasi antara lain : (1) Penomena kelas menengah (2). Harga Komoditas premier yang tinggi serta (3) Rendahnya eksposur perbankan dalam derivatif global saat itu telah menyelamatkan Indonesia dari krisis. Pertumbuhan perekonomian Asia dipelopori oleh China dan India, bahkan saat ini China menjadi raksasa ekonomi dunia, karena produknya menguasai seluruh pelosok pasar dunia. Pertumbuhan ekonominya sangat tinggi (10,5%), cadangan devisanya terbesar di dunia (US$1,43 triliun), surplus perdagangan US$ 262 miliar, dan pendapatan perkapita tahun 2008 US$ 2.770. Perekonomian India menempati urutan ke 4 dunia (PDB), pertumbuhan ekonominya 8% (2008) dan diatas 5% (2009), kekuatan ekonominya urutan ke 10 dunia, dengan cadangan devisa US$ 143 miliar, dan percapita income tahun 2008 US$ 3.262. Kedua negara ini memiliki pasar Krisis Finansial Amerika Serikat dan Perekonomian Asia – Teguh Sihono 19 domestik yang kuat, sehingga tidak banyak terpengaruh oleh resesi/krisis Amerika Serikat Berikut gambaran pertumbuhan PDB negara-negara ASIA menurut World Bank : NEGARA ASIA JEPANG KORSEL CINA INDIA
2009 -6.29 % 0.32 % 9.2 % 9.1 %
Pengaruh Krisis Keuangan AS tahun 2008 terhadap UNI EROPA Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat tahun 2008 ikut menjalar ke pasar finansial global. Dampak yang ditimbulkan antara lain : 1. Sejumlah bank-bank negara bagian di Eropa banyak mengalami kekeringan likuiditas yang mengarah ke arah kebangkrutan, 2. Sebanyak Enam bank sentral Eropa secara bersama-sama menurunkan suku bunganya 3. Banyak perusahaan yang mengalami penurunan produksi dan melakukan program penghematan untuk mengatasi krisis. 4. Terjadi penurunan permintaan menyebabkan harga minyak turun dan mata uang Euro melemah. 5. Banyaknya investor barat yang menarik modalnya dari Eropa Timur & Amerika Latin 6. Pertumbuhan PDB diseluruh negara Eropa mengalami penurunan, ke arah yang negatif.
NEGARA EROPA JERMAN SWEDIA ITALIA KANADA MEKSIKO PERANCIS TURKI RUSIA BELANDA
2009 -4.72 % -5.33 % -5.22 % -2.46 % -6.08 % -2.73 % -4.83 % -7.81 % -3.92 %
3.Diminta lengkapi data makro ekonomi yang ada pada Apendik 1 sd 9 BAB.1 tahun 2017 dan 2018. APPENDIX-1 1. KONDISI SEJUMLAH INDIKATOR EKONOMI NO INDIKATOR 1998 2008 2015 1. Pertumbuhan Ekonomi YOY (%) -13,1 4,12 4,79 2. INFLASI (%)
82,4
12,14
3. Cadangan Devisa (Milyar US $)
17,4
50,2
4 Nilai Tukar Rupiah Thd US $ (RP) 5 6 7 8
Depresiasi Rp posisi terendah (%) IHSG Kredit Bermasalah (NPL) (%) Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (%)
9 Rasio hutang pemerintah thd PDB Total hutang luar negeri pemerintah dan swasta (milyar US $) Rasio hutang luar negeri terhadap cadangan 11 devisa (Kali) Catatan: Pertumbuhan Ekonomi 2015 triwulan II Inflasi bulanan sd Juni 2015 sebesar 7,26 % Kurs rupiah dan depresiasi terendah 2015 bersifat sementara Data 2015 bersifat sementara sehingga masih dapat berubah.
10
16.650 197 256 30 60 100
3,61
3,13
107,6 130,196 120,7 12.650 14.123 13.384 13.882 34,86 14,03 0,7 10,1 1.111 4.237 6.355,65 6.194 3,8 2,6 2,59 2,67 9,5 7,5 4,56 6,0 27,4 24,7 34,75 34,34
150,8 155,08 8,7
7,26
2017 2018 5,01 5,06
3,1
Sumber:Litbang Kompas (disarikan dari Kantor Sekretariat Presiden )
304,3 2,8
352,98 360,72 2,7
3,0
APPENDIK-2 1. Kondisi Bursa Efek TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 30 Juni 2018 31 Des 2018 Sekarang
TERENDAH 1.838,32 1.089,34 1.244,87 2.431,84 3.217,95 3.635,28 3.837,74 4161,19 4.033,59 4.408,80 5.491,70 5.667,00 5.633,93 6.178,03
TERTINGGI 2.748,00 2.838,40 2.559,67 3.788,57 4.195,72 4.381,75 5.251,30 5.262,57 5.524,04 5.491,70 6.365,65 6.689,29 6.202,10 6.552,80
APPENDIK-3 1.
Daya Saing Indonesia
Perkembangan daya saing samapai dengan 31 desember 2017 membaik sebagai berikut PERIODE Sebelum 2012
RANKING 152
2012/2013
50
2013/2014
38
2014/2015
34
2015/2016
37
2016/2017
41
2017/2018
36
KAPITALISASI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016 2017 30 Juni 2018 31 Des 2018
300.00 triliun 345,59 triliun 414,29 Triliun 4,872,20 Triliun 5,573,61 Triliun 6,509,77 Triliun 6.870,7 Triliun 7.023 Triliun
KET estimasi
APPENDIX 3.A Top 50 Daya saing menurut Negara
APPENDIX-4 PERKEMBANGAN CREDIT RATING AGENCY
RATING
OUTLOOK
DATE
FITCH
BBB
Stable
Dec,21 2017
S&P MOODY’s
BBB Baa3
Positive Stable
May,21,2017 Feb 08,2017
RATING BBB
OUTLOOK Stable
DATE Juni,05 2018
S&P
BBB
Stable
Jun,05,2018
MOODY’s
Baa2
Stable
Juni 05,2018
AGENCY FITCH
APPENDIX-5 IKHTISAR INDIKATOR MAKRO EKONOMI Indikator Makroekonomi INFLASI ( %)
2009 2, 70
2010 6, 90
PDB ( %)
4, 58
BI-RATES M2 ( Milyar Rp)
3, 79
2012 4, 30
6, 10
6, 30
6,2
5,78
7, 29
6,5
6
5, 75
7,5
2.141.384
2.469. 399
2.877. 220
3.304.645
3.584.080
187
199,5
204,5
Hutang (Miliyar USD)
2011
2013 8,38
195,9
PDB (Milliar USD)
339,6
753
899
918
915
PDB_PERKAPITA (USD)
3,263
3,162
3,688
3,741
3,528
CADANGAN DEVISA PENERIMAAN PAJAK
Indikator Makroekonomi INFLASI ( %) PDB ( %)
604 Tril
2014
20`15 8,36 5
110,1
112,8
99,4
673,9 Tri
980,5 Tri
1.148,4 Tri
2016 3,35 4,9
2017 3,02 5
2018 3,61 5,03
BI-RATES
3,13 5,1 5,75
M2 ( Milyar Rp) Hutang (Miliyar USD)
209,7
229,44
258,04
320,28
891
861
933
963
1015
PDB_PERKAPITA (USD)
3,442
3,329
3,602
3,942
4051
CADANGAN DEVISA
111,4
105,9
116,4
118,9
120,7
1.280,4 Tri
215,6 Tri
1.105 Tri
1.158,3 Tri
PDB (Milliar USD)
PENERIMAAN PAJAK
360,53
1.424 Tri
APPENDIX-6 V. PERKEMBANGAN PDB DUNIA 2010-2018 NO
NEGARA
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017 (%)
2018 (%)
5.02%
5,2
5,3
4,20%
5,4
4,8
I
ASEAN
1
INDONESIA
6,22%
6.17%
6.03%
5.56%
2
MALAYSIA
7,16%
5,10%
5,60%
4,70%
3
SINGAPURA
14,47%
5,20%
4,20%
2,40%
3,30%
3,30%
-0,53%
2,5
2,6
4
THAILAND
7,80%
0,50%
6,50%
6,50%
4,90%
4,90%
3,30%
3,7
3,5
5
FHILIPINA
7,63%
3,90%
6,80%
7,20%
6,90%
6,6
6,7
II
ASIA
6
JEPANG
5,12%
0,60%
1,50%
1,70%
0,60%
1,5
0,7
7
KOREA SELATAN
6,16%
3,60%
2,00%
2,80%
2,90%
3,0
3,0
8
CINA
10.3%
9.2%
7.4%
7.7%
7,50%
7,50%
6,70%
6,8
6,5
9
HINDIA
9,72%
7,80%
7,70%
4,40%
5,30%
6,40%
8,00%
6,7
7,4
III
AMERIKA
10
AMERIKA
-2,67%
1,80%
0,50%
1,90%
2,80%
3,00%
1,60%
2,2
2,3
3,10%
0,90%
1,40%
1,60%
1,30%
1,90%
2,0
1,8
3,1
2,4
5.01%
1,70%
4.88%
1,10%
1V EROPA 11
JERMAN
3,62%
12
SWEDIA
5,54%
13
ITALIA
1,33%
0,40%
-2,40%
-1,90%
0,11%
0,92%
1,15%
1,5
1,1
14
KANADA
3,07%
2,60%
1,70%
2,00%
2,86%
0,68%
1,10% 3,00
2,1
15
MEKSIKO
5,50%
3,90%
3,90%
1,10%
2,30%
2,60%
2,30%
2,1
1,9
16
PRANCIS
1,48%
1,70%
-0,30%
0,20%
0,90%
1,00%
1,20%
1,6
1,8
17
TURKI
8,95%
8,50%
2,20%
4,20%
4,97%
5,92%
3,22%
5,1
3,5
18
RUSIA
4,03%
4,30%
3,40%
1,30%
0,70%
-2,50%
0,30%
1,8
1,6
19
BELANDA
1,77%
2,8
2,4
APPENDIX-7B NILAI TUKAR RUPIAH ( JULI S/D DESEMBER 2018 ) Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
Juli 14.393 14.397 14.394 14.375 14.332 14.367 14.385 14.390 14.378 14.394 14.378 14.414 14.442 14.495 14.482 14.545 14.475 14.400 14.417 14.415 14.414
Agustus Rp 14.440 Rp 14.478 Rp 14.498 Rp 14.478 Rp 14.442 Rp 13.313 Rp 14.416 Rp 14.478 Rp 14.608 Rp 14.584 Rp 14.621 Rp 14.593 Rp 14.588 Rp 14.574 Rp 14.638 Rp 14.649 Rp 14.620 Rp 14.626 Rp 14.645 Rp 14.680 Rp 14.710
Bulan September Oktober Rp 14.911 Rp 15.043 Rp 14.815 Rp 15.075 Rp 14.935 Rp 15.179 Rp 14.938 Rp 15.183 Rp 14.893 Rp 13.307 Rp 15.218 Rp 15.238 Rp 14.857 Rp 15.200 Rp 14.833 Rp 14.840 Rp 14.807 Rp 14.880 Rp 14.855 Rp 14.875 Rp 14.849 Rp 14.817 Rp 15.187 Rp15.132 Rp 14.918 Rp15.117 Rp 14.918 Rp15.134 Rp 14.911 Rp15.131 Rp 14.923 Rp 14.903 Rp15.142 Rp15.161 Rp15.151
November Rp15.119 Rp15.014 Rp14.897 Rp14.817 Rp14.690 Rp14.578 Rp14.559 Rp14.673 Rp14.821 Rp14.681 Rp14.690 Rp14.521 Rp14.513 Rp14.545 Rp14.519 Rp14.479 Rp14.478 Rp14.431 Rp14.462 Rp14.336 Rp14.267
Desember Rp14.181 Rp14.222 Rp14.311 Rp14.434 Rp14.466 Rp14.444 Rp14.540 Rp14.504 Rp14.463 Rp14.465 Rp14.544 Rp14.450 Rp14.308 Rp14.427 Rp14.408 Rp14.529 Rp14.490 Rp14.469 Rp14.409
High
Rp14.545
Rp14.710
Rp14.938
Rp. 15.177
Rp. 15.119
Rp. 14.544
Low Rata"
Rp14.332 -
Rp13.313 -
Rp13.307 -
Rp. 14.830 -
Rp. 14.267 -
Rp. 14.181 -
APPENDIX-8B INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (JANUARI - JUNI 2018 Tgl 12 3 4 5 6 789 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Bulan Juli Rp5.746,77 Rp5.633,93 Rp5.733,63 Rp5.739,33 Rp5.694,91
Rp5.807,37 Rp5.881,76 Rp5.893,35 Rp5.907,87 Rp5.944,07
Rp5.905,15 Rp5.861,50 Rp5.890,73 Rp5.871,07 Rp5.872,78 Rp5.915,79 Rp5.931,84 Rp5.933,88 Rp5.946,13 Rp5.989,13
Rp6.027,93 Rp5.936,44
Agustus Rp6.033,41 Rp6.011,72 Rp6.007,53
Rp6.101,13 Rp6.091,25 Rp6.094,82 Rp6.065,25 Rp6.077,17 Rp5.861,24 Rp5.769,87 Rp5.816,59 Rp5.783,79 -
Rp5.892,19 Rp5.944,30 Rp5.982,98 Rp5.968,75 Rp6.025,96 Rp6.042,65 Rp6.065,14 Rp6.018,96 Rp6.018,46 -
September
Rp5.967,57 Rp5.905,30 Rp5.683,50 Rp5.776,09 Rp5.851,46 -
Rp5.831,11 Rp5.798,15 Rp5.858,27 Rp5.931,28 -
Oktober Rp5.944,60 Rp5.875,62 Rp5.867,74 Rp5.756,62 Rp5.731,94
Rp5.761,07 Rp5.796,79 Rp5.820,67 Rp5.702,82 Rp5.756,49
Rp5.727,26 Rp5.800,82 Rp5.824,25 Rp5.868,62 Rp5.795,32 Rp5.845,24 Rp5.837,29 Rp5.840,44 Rp5.797,89 Rp5.709,42 Rp5.754,97 Rp5.784,92 Rp5.754,61 Rp5.789,10 Rp5.831,65 -
High Rp6.027,93 Rp6.101,13 Rp5.967,57 Rp. 5.944,60 Low Rp5.633,93 Rp5.769,87 Rp5.683,50 Rp. 5.702,82 Rata"Rp 4,870.28 Rp 4,560.04 Rp 4,360.29 Rp5.798,11
November Rp5.835,92 Rp5.906,29 -
Rp5.920,59 Rp5.923,93 Rp5.939,89 Rp5.976,81 Rp5.874,15 -
Rp5.777,05 Rp5.835,20 Rp5.858,29 Rp5.955,74 Rp6.012,35 -
Rp6.005,30 Rp5.948,05 Rp5.990,81 Rp6.006,20 Rp6.022,78 Rp6.013,59 Rp5.991,25 Rp6.107,17 Rp6.056,12 Rp. 6.107,17 Rp. 5.777,05 Rp. 5.950,36
Desember
Rp6.118,32 Rp6.152,86 Rp6.133,12 Rp6.115,49 Rp6.126,36
Rp6.111,36 Rp6.076,59 Rp6.115,58 Rp6.177,72 Rp6.169,84
Rp6.089,31 Rp6.081,87 Rp6.176,09 Rp6.147,88 Rp6.163,60
Rp6.127,85 Rp6.190,64 Rp6.194,50
Rp. 6.177,72 Rp. 6.081,87 Rp. 6.137,17
APPENDIX-9B HARGA MINYAK DUNIA (JANUARI - JUNI 2018)
Juli USD 79,23 USD 77,75 USD 77,17 USD 78,03 USD 78,26 USD 77,12 USD 77,11 USD 77,11 USD 77,98 USD 78,80 USD 76,27 USD 73,42 USD 75,36 USD 75,33 USD 75,33 USD 72,06 USD 72,05 USD 72,74 USD 72,67 USD 72,75 USD 73,07 USD 73,07 USD 72,75 USD 73,78 USD 73,59 USD 74,55 USD 74,67 USD 74,29 USD 74,29 USD 75,00 USD 74,38
Agustus USD 72,98 USD 73,35 USD 73,04 USD 73,21 USD 73,21 USD 74,23 USD 74,42 USD 71,88 USD 72,24 USD 72,96 USD 72,96 USD 72,96 USD 71,27 USD 72,77 USD 70,82 USD 71,19 USD 71,68 USD 71,83 USD 71,83 USD 72,32 USD 72,62 USD 73,85 USD 74,70 USD 76,03 USD 75,65 USD 75,65 USD 76,00 USD 75,92 USD 76,72 USD 77,49 USD 77,47
Bulan September Oktober USD 77,73 USD 84,26 USD 77,73 USD 84,99 USD 78,20 USD 85,27 USD 78,16 USD 84,97 USD 77,43 USD 84,71 USD 75,66 USD 83,97 USD 76,13 USD 83,97 USD 76,99 USD 83,43 USD 76,99 USD 84,66 USD 77,18 USD 83,43 USD 78,85 USD 81,29 USD 79,62 USD 79,78 USD 78,41 USD 80,57 USD 78,22 USD 80,57 USD 78,08 USD 80,48 USD 78,08 USD 80,98 USD 78,70 USD 80,04 USD 77,89 USD 79,79 USD 79,22 USD 80,01 USD 78,80 USD 79,98 USD 78,69 USD 79,98 USD 78,73 USD 79,75 USD 78,73 USD 76,37 USD 81,03 USD 77,27 USD 81,77 USD 76,56 USD 81,61 USD 77,29 USD 81,57 USD 77,69 USD 82,76 USD 77,69 USD 82,76 USD 77,34 USD 82,76 USD 76,01 USD 75,75
High USD 78,80 Low USD 72,06 Rata"USD 79,23
USD 77,49 USD 70,82 USD 72,98
USD 82,76 USD 76,13 USD 77,73
Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Diolah dari HargaMinyak.Net Tahun 2018
USD 84,99 USD 75,75 USD 84,26
November USD 72,97 USD 72,79 USD 72,55 USD 72,55 USD 73,32 USD 71,33 USD 72,11 USD 71,38 USD 69,89 USD 69,63 USD 69,63 USD 71,02 USD 67,24 USD 66,57 USD 67,18 USD 66,80 USD 67,01 USD 67,01 USD 65,95 USD 63,47 USD 64,33 USD 62,78 USD 58,96 USD 58,80 USD 58,80 USD 60,38 USD 60,53 USD 60,11 USD 59,87 USD 58,69 -
Desember USD 58,70 USD 59,14 USD 60,73 USD 62,07 USD 62,24 USD 58,83 USD 62,83 USD 61,31 USD 61,31 USD 60,76 USD 60,61 USD 61,15 USD 60,64 USD 60,24 USD 60,30 USD 60,30 USD 59,66 USD 57,16 USD 57,63 USD 54,75 USD 54,19 USD 53,49 USD 53,49 USD 55,56 USD 50,47 USD 52,86 USD 53,08 USD 52,02 USD 52,17 USD 52,17 USD 52,17
USD 72,97 USD 58,69 USD 72,97
USD 62,83 USD 52,17 USD 58,70
4. Apa dampak terhadap kondisi ekonomi Indonesia dari krisis Ekonomi Eropa 2009 sd 2015. 1. Resesi global Eropa pertumbuhan ekonomi dunia rendah: Pengaruhnya bagi Indonesia adalah Ekspor terpuruk, 10 komoditas turun pada tahun 2010 – 2011 (1% - 67%) dan Daerah komoditas menjerit (17-36%), 2. Pada tahun 2012, potensi goncangan perekonomian Eropa kembali menggoncang pasar finansial Indonesia dengan melemahnya IHSG hingga 3.654,58 (pada 4 Juni 2012), padahal IHSG sempat menyentuh level 4.224 pada 3 Mei 2012. Kurs Rupiah terhadap USD pada awal tahun 2012 senilai 9090 dan terdepresiasi ke level 9615 pada 31 Mei 2012. 3. Kendati sepanjang 2013 ada penurunan cadangan devisa, ($ 95) hal tersebut dapat dipahami karena memang terjadi aliran dana keluar (capital outflow) dan juga permintaan valas dalam jumlah besar yang mengakibatkan pengurangan jumlah cadangan devisa. "Bahwa ketika ada inflow (aliran dana masuk) yang besar selama tiga sampai empat tahun terakhir, cadangan devisa kita juga meningkat. Kalau seandainya ada capital outflow karena ada isu pengurangan stimulus moneter di AS, cadangan devisa kita jadi agak turun. Cadangan devisa sudah kembali mengalami peningkatan dari US$92 miliar menjadi US$95 miliar, yang jumlah tersebut sudah memenuhi lebih dari lima bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri 4. Sebagai dampak krisis keuangan Eropa dan keuangan dunia membawa pengarauh terhadap IHSG dan nilai tukar di indonesia Sejak awal tahun 2015 s/d 26 Agustus IHSG turun sebesar 19,1% menjadi USD. 1 Rp. 4.228,501. Sedangkan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD melemah sebesar 13,4% menjadi USD. 1 = Rp. 14.067 (Rp. 14.900 now Agustus 2018) 5. Pelemahan rupiah sebagaimana mayoritas nilai tukar mata uang negara berkembang dipicu oleh currency war dalam bentuk, makin melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dari triwulan–I/2015 4,72 % menjadi 4,67 % pada Triwulan II/2015 (Rata – rata sampai akhir 2015 GDP 4,79) 6. Pelemahan Nilai tukar akan meningkatkan biaya produksi didalam negeri. Pembekakan biaya produksi akan mengganggu arus kas korporasi dan akan meningkatnya potensi kredit bermasalah (NPL). NPL juga disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang melambat. Melemahnya IHSG selama 2 minggu (10/8 - 25/8 2015) menjadi IHSG terendah sampai saat ini sebesar 12,3% (IHSG = Rp. 4.163,73) melampaui penurun indeks saham negara lain (Malaysia = 7,4%, Filipina = 9,9% dan Thailand = 6,4% ) Akibatnya: Bursa Regional dan IHSG terus melemah (IHSG tidak anjlok sendirian). Melemahnya nilai tukar rupiah yang memicu kekhawatiran bertamah besarnya defisit neraca perdagangan Indonesia. 7. Dampak krisis Yunani setelah reperendum 6 Juli 2015 Terhadap IHSG melemah 66,169 menjadi Rp 4.916,741 Nilai tukar Rupiah terhadap US dollar melemah dari USD. 1 Rp. 13.353 menjadi Rp. 13.316
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
INDIKATOR EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Cadangan Devisa Kurs Rupiah Rasio utang Pemerintah terhadap PDB Rasio Kredit bermasalah (NPL) BI Rate Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Total Utang Luar Negeri (Pemerintah & swasta) Rasio Utang Luar Negeri terhadap 10. Cadangan Devisa 9.
11. Depresiasi Rupiah (posisi terendah)
5.
2008
2015
4.12 % 12.14 % US$80.40 Milliar Rp. 12.650/US$
4.79 % 7.26 % US$107.60 Milliar Rp. 14.123/US$
27.4 %
24.70 %
3.8 % 9.5 %
2.6 % 7.5 %
1.111
4.237
US$ 155.08 Milliar US$ 304.3 Milliar 3.1 kali
2.8 kali
34.86 %
14.03 %
Bagaimana dampak penurun pertumbuhan ekonomi (PDB) dunia 2015-2017 terhadap perekonomian Indosesia dan kawasan ASEAN.
Dampak Penurun PDB dunia 2015 sd 2017 terhadap perekonomian Indonesia : 1. Saat AS menghentikan program QE (Quantitative Easing) yang dimulai tahun 2008 untuk mengatasi krisis, memicu kembalinya dana asing di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Alhasil ekonomi Indonesia pada 2014 masih tumbuh 5,02%. Namun pada 2015, pertumbuhan ekonomi nasional terpangkas menjadi hanya 4,88%. Rupiah dan pasar saham domestik mengalami turbulensi. Suku bunga acuan dipatok tinggi. 2. Pada tahun 2015, Indonesia tercatat sebagai Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi nomor tiga di Asia Pasifik. Ekonomi kita hanya kalah oleh India dan Tiongkok yang masing-masing tumbuh 7,3% dan 6,8%. 3. Selain mampu memacu pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi sulit, pemerintah juga berhasil meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi nasional tahun selanjutnya. Buktinya, pada 2016, perekonomian Indonesia tumbuh lebih tinggi ke level 5,02%.Salah satu kunci kemampuan pemerintahan adalah memacu pertumbuhan ekonomi di tengah masa sulit adalah menjaga APBN tetap kredibel, efektif, dan terkelola dengan baik (manageable). 4. Kendati kualitas penyerapan anggaran belum sesuai harapan, pemerintah berhasil membangun postur APBN dengan resiliensi atau elastisitas tinggi. Disadari atau tidak, APBN 2015 dan 2016 –begitu pula APBN 2017—sejatinya menghadapi risiko guncangan fiskal cukup berat akibat perlambatan ekonomi global yang menyebabkan penerimaan
negara dari sektor perpajakan meleset dari target. Namun, melalui belanja yang efektif dan efisien, pemerintah berhasil menjaga APBN tetap memiliki kemampuan beradaptasi dan tak goyah dalam situasi sulit. 5. Pada 2015, pemerintah memangkas subsidi BBM dan elpiji dari Rp 240 triliun menjadi hanya Rp 60,8 triliun. Pemerintah mengurangi secara ekstrem subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengalihkannya ke sektor-sektor produktif 6. Tahun 2016, pemerintah memangkas kembali subsidi BBM dan elpiji menjadi hanya Rp 43,6 triliun dan meningkatkan anggaran infrastruktur menjadi Rp 317,1 triliun 7. Tahun 2017, Resiliensi APBN bakal diuji oleh realisasi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,1%. Juga oleh angka pengangguran dan kemiskinan yang pada 2017 masingmasing ditargetkan turun dari 5,61% menjadi 5,60% dan dari 10,86% menjadi 10,5%. Dampak Penurun PDB dunia 2015 sd 2017 terhadap perekonomian ASEAN : 1. Menangkap peluang dari semakin eratnya kerjasama ekonomi dan perdagangan antar negara-negara anggotanya, sejak 31 Desember 2015, ASEAN resmi membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA dibentuk dengan tujuan menciptakan pasar bebas di kawasan Asia Tenggara dan menarik investasi asing. Masuknya modal asing ke kawasan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong integrasi ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di kawasan ini. 2. Investor tentu akan melihat dan menilai apakah pertumbuhan ekonomi (PDB) mengalami peningkatan atau tidak. Menurunnya PDB Dunia tentu berakibat pada berkurangnya investasi di negara ASEAN termasuk Indonesia.
3. Penurunan PDB dunia juga berdampak pada kurs atau nilai tukar mata uang domestik. Impor yang tinggi akan diikuti dengan tingginya permintaan terhadap mata uang asing sehingga nilai tukar mata uang domestik akan melemah.
6. Bagaimana pengaruh perang dagang AS<> CINA awal tahun 2018 terhadap perekonomian dunia,ASEAN dan Dunia sekarang dan Yad. Perang dagang AS-China yang masih berlangsung diprediksi akan berdampak bagi perekonomian dunia, terutama bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bahkan di tingkat global, perang dagang ini pun dapat memicu pelemahan ekonomi dunia.
Pada kuarta III/2018, akibat perang dagang ini beberpa indikator ekonomi China melambat. Pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 6,5%, lebih rendah dibanding kuarta II/2018 sebesar 6,7%.
Efek dominonya akan terasa oleh negara-negara rantai pemasok hulu yang mengalami kerugian. Misalnya, Cina yang merupakan adalah tujuan utama untuk ekspor komponen asal Korea Selatan. Jika ekspor Cina ke AS turun 10 persen, maka ekspor Korea Selatan menuju China akan terpangkas sekitar$28Milyar.
Gangguan yang sama bisa dialami Jepang, Singapura, dan juga Taiwan dalam jangka pendek. Pasalnya, ketiga negara tersebut juga menjadikan negeri Tembok Besar sebagai tujuan utama ekspor industri teknologi informasi dan komunikasi.
Sementara India dan negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Thailand, bisa mengail untung dari eskalasi besar perang dagang AS-Cina. Negara-negara kawasan Asia Tenggara mengalami ledakan investasi langsung asing (FDI) seiring dengan semakin meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang mendorong beberapa perusahaan memindahkan basis produksi mereka ke wilayah lain.
Sementara untuk negara-negara di benua Afrika, akan mengalami dampak negatif. Barang-barang asal China dapat dijual dengan harga sangat murah di pasar Afrika untuk menutupi surutnya pasar di Amerika Serikat. Ini akan berdampak negatif pada produk lokal dan sektor manufaktur Afrika. Konsekuensi negatif lain yang akan dirasakan Afrika akibat perang dagang adalah berkurangnya peluang ekspor ke China. China akan memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan barang substitusi produksi lokal meski berdampak pada penurunan kinerja impor.