Model Bangkitan Pergerakan (model analisis – korelasi) di Sumatera Selatan
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
UMUM Secara astronomis, Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1o - 4o Lintang Selatan,
dan antara 102o – 106o Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Sumatera Selatan memiliki batas-batas: Utara : Provinsi Jambi Selatan : Provinsi Lampung Barat : Provinsi Bengkulu Timur : Provinsi Bangka Belitung Menurut
Sulawesi Tenggara merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibukota Kendari.Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha). Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara Sulselra dengan Baubau sebagai ibukota kabupaten.Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964. Pada masa orde lama Kabupaten Sulawesi Tenggara yang dimekarkan menjadi empat kabupaten, yaitu Kabupaten Buton, Kabupaten Kendari, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Muna.Keempat Daerah Tingkat II tersebut merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara. Betapa sulitnya komunikasi perhubungan pada waktu itu antara Daerah Tingkat II se Sulawesi Selatan Tenggara dengan pusat Pemerintahan Provinsi di Ujung Pandang, sehingga menghambat pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maupun pelaksanaan tugas pembangunan. Disamping itu gangguan DI/TII pada saat itu sangat menghambat pelaksanaan tugas-tugas pembangunan utamanya dipedesaan. Daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas, mengandung berbagai 1
Model Bangkitan Pergerakan (model analisis – korelasi) di Sumatera Selatan
hasil tambang yaitu aspal dan nikel, maupun sejumlah bahan galian lainya. Demikian pula potensi lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan berupa rotan, damar serta berbagai hasil hutan lainnya. Pada masa reformasi Sulawesi Tenggara mempunyai 15 kabupaten dan 2 kota yaitu Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Muna Barat, Kota Kendari, dan Kota Baubau.
1.2.
TUJUAN PENULISAN Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, maka di dalam tulisan ini bertujuan
untuk mengadakan studi/kajian tentang hal – hal berikut: 1.
Mengidentifikasi faktor – faktor penentu yang mempengaruhi kebutuhan transportasi (transport demand) dengan proses analisis korelasi pada Provinsi Sumatera Selatan
2.
Menganalisis kebutuhan bangkitan pergerakan yang terjadi dengan menggunakan Metode Analisis Regresi
3. 1.3.
Memprediksi bangkitan pada masa yang akan datang di Provinsi Sumatera Selatan. RUANG LINGKUP Ruang lingkup kajian ini sifatnya hanya berupa tinjauan analisa sederhana mengenai
faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan transportasi (Trip Generation) pada Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan analisis regresi. 1.4,
RUANG LINGKUP BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang wilayah studi yang diambil, serta maksud dan tujuan dari tugas secara umum.
BAB II
STUDI PUSTAKA Bab ini berisikan tentang kajian-kajian serta teori keilmuan yang digunakan sebagai acuan dalam mengerjakan tugas.
BAB III
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
2
Model Bangkitan Pergerakan (model analisis – korelasi) di Sumatera Selatan
Bab ini menyajikan proses analisis data serta hasil yang didapatkan melalui analisis tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan rekapan hasil analisis yang menjawab tujuan tugas secara detail.
1.5.
PETA LOKASI
Gambar 1 Peta Provinsi Sumatera Selatan
3