Rencana mendaki solo alias sendirian ke Rinjani ini muncul tanpa perencanaan yang matang dan cenderung terkesan nekat. Idenya menyeruak mendadak 2 minggu sebelum hari keberangkatan – pas sadar ternyata jadwal cuti masih tersisa cukup banyak. Boleh dikata, mendaki gunung bukan merupakan hal yang mudah bagi orang berbadan tambun seperti saya. Jelas dibutuhkan fisik yang cukup sehat dan juga mental baja yang bulat dan penuh semangat. Meskipun sudah pernah sering dengar cerita-cerita yang cukup membuat mental merosot tentang betapa sulitnya menggapai puncak Rinjani, namun itu sama sekali gak menyurutkan niat untuk tetap membeli tiket pesawat dan mencari tahu dan menggali informasi dari berbagai nara sumber di Internet, terutama dari orang orang yang sudah pernah pergi ke Rinjani. Semoga kiranya tulisan ringan ini bisa setidaknya menjadi informasi tambahan bagi teman teman yang hendak berangkat ke Rinjani dan menikmati kecantikan salah satu Gunung terindah di Indonesia ini.
Map by AnginMamiriRinjani.com and internet
Dekat di Mata, Jauh di Kaki
Pulau Lombok yang juga dikenal dengan nama “Negeri Seribu Masjid” sangatlah beruntung memiliki banyak surga pariwisata – baik hamparan pantai beserta Gili-Gili nya maupun keindahan alam pendakian Rinjani yang sangat dikagumi wisatawan lokal maupun asing. Gunung Rinjani dengan ketinggian 3762 Mdpl – didaulat sebagai gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci 3805 Mdpl. Sangking besar dan luasnya, pegunungan Rinjani terletak dalam wilayah tiga kabupaten Lombok Timur, Tengah dan Barat. Pintu resmi untuk masuk ke Gunung Rinjani adalah melalui Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang luasnya lebih dari 41,000 hektar.
20 checklist logistik sebelum mendaki Rinjani
1. Sepatu Trekking Saya sama sekali gak dibayar untuk promosiin produk ini. Referensi sepatu Montrail ini datang setelah melakukan testing sepatu di hampir semua toko sepatu gunung di Jakarta dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan sekaligus keamanan. Model ini punya paku sepatu yang daya cengkramnya nancep banget, dan sangat sangat ringan untuk dipake jalan di berbagai medan termasuk buat casual walk masih tetap relevan. Kekurangan dari model ini, warnanya kurang cakep dimata, gak waterproof dan juga harganya yang bikin hati gelisah pas mau bayar. Secara overall, sepatu ini sangat worthed dibeli karena ngelindungi kaki banget danhassle free lah pokoknya. Oh yah, pastikan untuk beli size +1 dari ukuran kaki karena pada dasarnya kaki akan melar pas jalan jauh mendaki.
2. Trekking Pole.Usahakan ada sepasang kanan-kiri supaya seimbang. Beruntung Guide saya juga sudah menyediakan sepasan trekking pole untuk saya. 3. Celana Panjang yang tipis berbahan Nylon. Selain ringan, celana jenis ini sangat flexible dipake bahkan di medan yang cukup sulit. Saya kemaren sempat beli di Doglos Shop. Saran saya bisa mampir langsung ke TKP dan coba ukuran dan warna yang sesuai dengan selera supaya gak kecewa kalau beli barang online. 4. Kaos dan pakaian dalam secukupnya. Bedakan kaos untuk trekking dan baju untuk tidur supaya gak masuk angin. Kaos untuk trekking sudah jelas harus yang bisa nyerap keringat, sementara untuk tidur tentunya dibutuhkan baju yang bisa melindungi tubuh dari dinginnya kabut malam yang mencekam. 5. Kaos kaki dan sandal jepit Siapkan dua sampai tiga pasang kaos kaki berbahan wool untuk melindungi kaki dari kebekuan telapak di malam hari. Sendal jepit akan sangat membantu mobilitas di sekitar tenda. 6. Head Lamp. Penting sekali membawa head lamp sebagai penerangan di malam hari di tenda maupun pada saat mendaki ke Puncak Rinjani. 7. Sleeping Bag + Sweater Tidur dalam balutan sleeping bag dan sweater berbahan wool yang hangat adalah satu satunya kenyamanan terpenting ketika dingin malam mulai menghampiri. Senangnya dalam paket perjalanan saya, Guide sudah menyediakan sleeping bag.
8. Pelindung leher Selain sweater, pelindung yang terbuat dari bahan woll akan sangat berguna supaya angin gak gampang masuk lewat pori pori leher. 9. Kacamata Jika memungkinkan bawa dua, kacamata hitam untuk menangkal matahari, kacamata bening untuk melindungi mata dari abu vulkanik. 10. Topi Kupluk + Sarung tangan Kedua benda ini berguna sekali untuk ngelindungi kepala dan telapak tangan dari dinginnya udara gunung. 11. Sunblock SPF 100 Akan amat sangat diperlukan karena sengatan sinar matahari di atas gunung biasanya 2 kali lebih dashyat dari pada saat kita bermain di pantai. Use it before menyesal muka gosong hehe. 12. Tissue Basah 2 pack + Hand Sanitizer Buang air besar bisa dibilang adalah tantangan paling besar pada saat di atas gunung. Banyak teman teman kasih saya saran untuk bawa obat anti Diare. Namun saya gak sepaham, karena yang namanya kotoran gak sehat disimpan di dalam badan. Nah, satu satunya cara buang air besar pada saat melakukan pendakian adalah dengan beraktifitas secara biasa dalam "Tenda Toilet" ataualternatively bisa dilakukan dengan menggali tanah, jongkok dibalik semak semak dan mulai “menunaikan tugas”. Tissue basah yang telah selesai dipakai bisa di bungkus di plastik dan dimasukkan ke tas sampah oranye TNGR.
13. Spare Jas Hujan Sekali Pakai Buang Hujan bisa turun kapanpun, so sediakan spare di kantong celana would be very helpful ketika hujan mengguyur mendadak. Jas hujan ini bisa disediakan oleh Guide, sekalian membantu ekonomi local yang menjualnya :D 14. Masker / Neckgaiter model Ninja Abu vulkanik yang timbul pada saat pendaki di depan kita naik atau turun bisa cukup mengganggu . Untuk lebih baik melindungi saluran pernafasan dari debu, masker ini termasuk cukup baik menyaringnya. 15. Gaiter Kadang kita bisa gak menyadari pada saat jalan ada binatang kecil yang suka menggigit. Selain untuk ngelindungi kita dari gigitan binatang itu, Gaiter ini juga sangat useful mengcover celana panjang kita dari debu vulkanik yang masuk. 16. Oregano Oil. Ini semacam minyak natural yang ampuh mencegah dan menyembukan radang dan batuk. Bisa dicampur pada saat minum air. 17. Obat obatan pribadi, kapas, alkohol 70% dan plester Obat sakit kepala, sakit perut, masuk angin, paracetamol akan sangat berguna apabila sakit datang tanpa diduga pada saat pendakian. Kapas, alkohol 70% bisa dipakai untuk membersihkan luka pada saat pendakian. Plester juga bisa berguna untuk melindungi siku kaki dari lecet lecet. 18. Tiga Power Bank 10,000 mAH atau satu Power Bank 22,400mAH
Biasanya Power Bank dengan kapasitas 10000 mAH bisa tahan sampai 1.5 hari di udara dingin yang menguras baterei lebih cepat habis. Cara terbaik supaya power bank bisa bertahan lebih lama adalah dengan dibungkus menggunakan baju hangat berbahanwool atau dry bag. 19. Memory Card 200 GB Melihat medan pendakian yang cukup curam beserta besarnya volume abu vulkanik, saya menghindari membawa kamera SLR dan lebih memilih menggunakan kamera HP Samsung Galaxy S7 saja. Tentunya agar bisa tetap terus aktif memotret dan membuat video tanpa cemas memory card habis, maka saya gunakan jenis ini. Kapasitas memory card ini cukup sakti, semisal 4K video dapat dibalut dalam 9 jam waktu perekaman tiada henti. Yang pasti, jangan sampe kartunya hilang ajah, bisa modiar hehe. 20. Backpack + Kantong plastik untuk tempat sampah Literan tasnya disesuaikan untuk memuat ke-19 barang di atas diimbangi dengan kekuatan pundak kita masing masing.
Mengapa memakai jasa Guide dan Porter penting?
- Bertolak dari Jogjakarta, pesawat saya tiba agak malam di Bandara Lombok Praya sekitar pukul 22.00 karena delay di Bandara Adisucipto. Dengan bantuan guide, dari Bandara saya langsung di jemput dengan mobil carteran menuju Desa Sembalun (jarak tempuh sekitar 3 jam-an) dan tinggal di salah satu penginapan lokal milik masyarakat sekitar. Keesokan paginya, layaknya sebuahteam work bersama guide beberapa porter terbaik kami bersama memastikan perjalan mendaki kami lancar dan dimulai dengan doa bersama sebelum mendaki. - Tidak terbantahkan, guide sudah pasti orang yang tahu situasi dan kondisi lapangan yang jauh lebih baik dari saya yang masih hijau pengalaman ini, termasuk jalur jalur pendakian, sampai jalan setapak yang akan membawa kita ke arah yang benar ataupun tersesat. Dia adalah teman sekaligus pemberi semangat di saat kita sudah mulai loyo dan redup di saat pendakian. - Guide mengerti betul tentang kearifan lokal yang mungkin di luar konteks pengertian nalar kita. Salah satu kisah nyata yang saya alami adalah tentang korelasi cuaca dan persembahan yang dibawa oleh masyarakat Bali ke Danau Segara Anak. Bagi masyarakat Bali yang beragama Hindu dan penduduk suku Sasak yang beragama Islam selalu mengadakan upacara adat dan keagamaan di depan Danau Segara Anak karena hal itu dipercaya bisa mendatangkan keselamatan dan umur panjang kepada mereka. Sore itu kami tiba di Danau dengan kondisi cuaca yang sangat baik. Mendadak sesaat persembahan dilepas ke danau, kondisi cuaca berubah mendadak mendung dan kabut tebal mulai turun diiringi oleh hujan lebat. Guide saya pun berkata, apabila ada persembahan yang disajikan biasanya cuaca akan berubah menjadi hujan.