Transpirasi Pada Tumbuhan Tugas 2.docx

  • Uploaded by: yogiambana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Transpirasi Pada Tumbuhan Tugas 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,510
  • Pages: 5
NAMA

: RYYA AULIA ASSIRRI

NIM

: G1A016042

MATA KULIAH

: FISIOLOGI TUMBUHAN

Transpirasi pada Tumbuhan Tumbuhan melakukan berbagai reaksi yang berlangsung secara bersamaan didalam tubuhnya. Berbagai reaksi tersebut melibatkan berbagai enzim dan senyawa kimia yang bekerja didalamnya. Proses-proses tersebut juga sering disebut sebagai fisiologi tumbuhan. Reaksi kimia yang terjadi pada tumbuhan ini merupakan proses metabolisme yang berfungsi untuk menyiapkan berbagai kebutuhan tumbuhan seperti nutrisi yang dibutuhkan tanaman agar tanaman dapat melangsungkan kehidupannya. Salah satu reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh tumbuhan adalah transpirasi. Transpirasi adalah proses hilangnya air

dalam bentuk uap air dari jaringan hidup

tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semkain cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun di sebut fotometer atau transpirometer. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang di transpirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air di transpirasikan berjalan melwati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan melalui proses transpirasi, sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebih sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.

Air yang diuapkan pada proses transpirasi akan mempengaruhi keadaan tanaman. Transpirasi ini terjadi akibat dari suhu lingkungan dengan suhu di dalam daun yang berbeda dan tekanan antar organ tumbuhan dari yang paling bawah hingga yang paling atas memiliki perbedaan. Air sebagai bahan yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan bahan yang sangat penting untuk metabolisme. Air pada tumbuhan memiliki berbagai fungsi yang salah satunya adalah sebagai zat pelarut. Pelarut ini akan menyebarkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi transpirasi meliputi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi proses transpirasi adalah mekanisme pembukaan yang dilakukan oleh stomata. Saat stomata membuka lebar maka transpirasi akan berlangsung cepat dan sebaliknya pada kondisi stomata membuka sempit laju dari transpirasi akan melambat. Penyempitan stomata ini biasanya dilakukan tumbuhan disaat tumbuhan mengalami kekeringan atau suplai air yang terserap oleh system perakaran tumbuhan tidak memenuhi kebutuhan. Faktor eksternalnya adalah suhu lingkungan dan kelembapan udara sekitar. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan terdiri dari factor internal dan factor eksternal yaitu :  Factor internal : 1. Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan. 2. Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata. 3. Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi. 4. Penggulungan atau pelipatan daun : banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.

5. Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.  Factor eksternal 1. Sinar matahari Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi. 2. Temperatur Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. 3. Kebasahan udara (Kelembaban udara) Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan

konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. 4. Keadaan air dalam tanah Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagianbagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar. Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Mekanisme transpirasi : Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata. Transpirasi di bagi menjadi tiga tipe : 1. Transpirasi kutikula

Adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata. 2. Transpirasi stomata Adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruangruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab. 3. Trasnpirasi lentisel Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi.

Related Documents


More Documents from ""