TRANSCRIPT
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK), sebagai persyaratan mutlak untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA di tempat Tenaga Teknis Kefarmasian bekerja. Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat harus memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab. Dalam hal di daerah terpencil tidak terdapat Apoteker, Menteri dapat menempatkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK pada sarana pelayanan kesehatan dasar yang diberi wewenang untuk meracik dan menyerahkan obat kepada pasien. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan secara mandiri oleh Tenaga Teknis Kesehatan. Asisten Apoteker dan Analis Farmasi yang telah memiliki Surat Izin Asisten Apoteker dan/atau SIK, tetap dapat menjalankan Pekerjaan Kefarmasian dan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun wajib menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah ini.
SEBAGAI PEMBERI INFORMASI CARA PAKAI OBAT PADA PASIEN
Menginformasikan hal yang harus dilakukan apabila lupa menggunakan obat. Menjelaskan cara penyimpanan obat yang benar. Cara memperlakukan obat yang masih tersisa, dan Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak.
Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Istilah Asisten Apoteker yang selama ini seakan-akan dijabat oleh lulusan Sekolah Menengah Farmasi (SMF)/ Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi (SMK Farmasi); Akademi Farmasi (AKFAR)/ Ahli Madya Famasi; dan Analis Farmasi, dirubah menjadi Tenaga Teknis Kefarmasian. Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker. Pekerjaan Kefarmasian wajib dicatat oleh Tenaga Kefarmasian sesuai dengan tugas dan fungsinya.
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA MEDICATION ERROR
Prescribing error :kesalahan \ketidakjelasan dokter dalam menulis resep.:seorang TTK pasti akan segera mengetahui itu dan mengkonfirmasi dengan dokternya Peredaran obat yang kian banyak sehingga timbul kemiripan dalam kemasan ataupun namanya disebut dengan istilah LASA: seorang TTK akan tanggap dan terlatih dan teliti Praktek yang tidak sehat :banyak dokter yang praktek sekaligus menyediakan obat sehingga memutus pekerjaan TTK Swamedikasi: kadang banyak pasien yang memutuskan sendiri meminum obat yang ia yakini:tugas para TTK pula untuk memberikan penjelasan
Khasiat obat; seorang Asisten Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian harus mampu menjelaskan kesesuaian antara khasiat obat yang diberikan dengan indikasi atau gejala penyakit yang dialami oleh pasian. Kontrainsikasi: perlu pula diinformasikan apabila terdapat kotra indikasi dari obat yand diberikan. Efek samping: apa yang dapat terjadi dan cara mengatasi atas efek samping obat yang mungkin terjadi haruslah diberikan untuk menghindari kesalahpahaman. Cara pemakaian: menginformasikan pemakaian obat yang benar, seperti apakah harus ditelah dimasukkan anus, dioleh, dikumur atau dengan pemakaian lainnya. Dosis: tentunya berkaitan hal ini seorang AA/ TTK harus jeli memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan penentuan dosis obat, seperti umur dan berat badan. Waktu pemakaian; hal yang umum dan biasa ditanyakan pasien, namun sering tidak secara jelas diinformasikan. Seperti sebelum atau sesudah makan atau sebelum tidur. Lama penggunaan: pemakaian obat secara terus menerus, padahal pasien tersebut sudah memerlukan pertologan dokter, tentu tidak baik. Sedikit berbeda dengan kontra indikasi, ialah segala hal pantangan ataupun hal yang harus dilakukan selama minum obat. Seperti tidak boleh mengemudi karena efek mengantuk dari obat, merupakan hal penting yang harus disampaikan.