Topikal Fluoride.docx

  • Uploaded by: PutriOktaViana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Topikal Fluoride.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,083
  • Pages: 6
TOPIKAL FLUORIDE A. Pendahuluan Merupakan tindakan pencegahan karies melalui pengaplikasian fluor pada permukaan gigi untuk merangsang pembentukan fluoroapatit pada enamel sehingga gigi tidak mudah terkena karies B. Indikasi 1. Anak-anak yang sedang dalam perawatan orthodonti 2. Anak-anak yang tidak dapat membersihkan gigi dengan baik (ex : penderita down syndrome) 3. Anak-anak yang memiliki risiko karies tinggi (pasien dengan tingkat konsumsi makanan kariogenik yang tinggi) 4. Daerah gigi yang sensitif, daerah yang telah terdapat white spot C. Fungsi Fluoride 1. Menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi  Mekanisme fluoride dalam menghambat demineralisasi  Pada konsentrasi fluor tinggi dapat menghambat metabolisme bakteri  Dalam keadaan pH rendah, fluoride akan berikatan dengan ion hydrogen membentuk HF (hydrofluoric acid) yang dapat berdifusi masuk kedalam sel bakteri. Disosiasi HF didalam sel bakteri akan menghasilkan H+ yang akan menyebabkan sel menjadi asam dan F- yang akan menghambat enzim enolase (enzim bakteri untuk metabolisme karbohidrat) → bakteri tidak dapat menghasilkan asam laktat dan menghambat bakteri berkembang biak.  Mekanisme fluoride dalam meningkatkan remineralisasi Terbentuknya endapan calcium fluoride (CaF2) yang merupakan lapisan pelindung enamel terhadap asam. Pada pH yang rendah CaF2 akan larut dalam asam. Ca2+ akan membentuk brushit (kalsium fosfat) yang paling stabil pada pH < 4,3 dan F- akan membentuk HF (menurunkan produksi asam oleh bakteri), sebagian fluor akan bereaksi dengan brushit membentuk fluoroapatit 2. Menghambat pembentukan asam dan penurunan pH Fluoroapatit lebih resisten terhadap asam (pH kritis < 4,5) dibandingkan hidroksiapatit (pH kritis < 5,5) 3. Menghambat penyerapan protein saliva pada permukaan enamel sehingga memperlambat proses pembentukan pelikel dan plak D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan fluoride  Kandungan fluor dalam air yang dikonsumsi Pada daerah yang airnya sudah terfluoridasi gunakan pasta gigi dengan kadar fluoride rendah  Kondisi sistemik Apabila memiliki penyakit ginjal, asupan fluoride dengan konsentrasi tinggi akan memperberat kerja ginjal E. Alat      

Alat standar Brush Rubber Pumice Dental floss Cotton roll (untuk isolasi)

F. Bahan  Disclosing agent  Bahan TAF : NaF (Sodium fluoride), SnF2 (Stannous fluoride), APF (acidulated phosphate fluoride), Na2FPO3 (Sodium monofluorophosphate) G. Prosedur Perawatan 1. Baca aturan pakai terlebih dahulu 2. Siapkan alat standar ditambah dengan brush, rubber untuk memulas, dental floss, dan disclosing agent 3. Siapkan scaller jika diperlukan untuk membersihkan karang gigi 4. Semua gigi harus sudah ditumpat ( kalau bisa sudah dilakukan tumpatan permanen atau jika belum minimal tumpatan sementara) 5. Semua bidang diulas dengan disclosing agent kemudian dibersihkan 6. Bidang bukal, lingual, palatinal dibersihkan dan dipulas menggunakan rubber cup dan pumice 7. Bidang proksimal dibersihkan menggunakan dental floss 8. Gigi dikeringkan, blokir, dan isolasi 9. Gigi diulasi bahan fluor, ditunggu beberapa menit sesuai instruksi pabrik kemudian dilanjutkan ke kuadran selanjutnya

H. Fluoride Toxicity

Acute poisoning

Potential lethal (kematian)

1. Gangguan metabolisme

1. Muncul tanda myopathologis seperti

2. Inhibisi enolase di dalam

kram pada ektrimitas,dan kejang

jalur glycolytic 3. Gangguan dalam metabolisme kalsium 4. Gangguan implus saraf dan konduksi 5. Tanda-tanda : mual, muntah,

2. Gangguan pada jantung yg berpotensi pada terjadinya denyut yg tidak teraba, hipotensi dan cardiac aritmia 3. Hipokalsemia dan hiperkalsemia 4. Gangguan pernafasan 5. Gangguan kesadaran

hipersalivasi, sakit kepala, diare dan lemas

 Dosis letal fluor pada manusia : 5-10 g (32-64 mg/kg fluoride.kg berat badan)  Kadar fluor normal

pada saliva normal : 0,03 ppm normal tanpa suplementasi fluor : 2500ppm

kadar fluor pada struktur gigi

yang dibutuhkan agar resistensi cukup terhadap asam : 4000ppm

NB : 

Untuk menaikkan konsentrasi fluor dalam struktur gigi tidak cukup hanya melalui dietary (max intake fluor : 1 mg/hari) tapi melalui aplikasi fluor tambahan pada permukaan gigi



Menaikkan intake fluor dengan cara fluoridasi air minum (optimum 0,7-1 ppm), fluoridasi garam makan, fluoridasi susu, tablet/obat tetes fluor. Bila air minum memiliki kadar fluor >0,7 ppm maka tidak perlu penambahan tablet fluor



Pemberian fluor melalui makanan dan minuman sebaiknya selama masa pertumbuhan dan pembentukan gigi dan harus dilakukan dalam pengawasan ketat karena kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor cukup tinggi (ex : seafood, teh)



Dibutuhkan lingkungan yang asam agar ion fluor dapat berpenetrasi lebih dalam ke struktur gigi



Pada pasien risiko karies tinggi dimana lingkungan asam tinggi (pH rendah) mengakibatkan CaF2 cepat hilang sehingga perlu aplikasi fluoride lebih sering

 Terapi 1. Menghitung jumlah fluoride tertelan lebih dahulu -

Pasta gigi 1000ppm mengandung 1mg F-/g

-

Pasta gigi 400 ppm mengandung 0,4 mgF;/g

-

Contoh :

anak usia 2th berat 10kg menelan 1 tube pastagigi ( misalnya kemasam 90g dari 0,76% MFP pasta gigi) Pasta yg tertelan : 1mg /g x 90 g = 90mg

2. Terapi sesuai dengan dosisi keracunan -

< 5mg/kg : pemberian susu dan observasi selama 4 jam

-

5-15 mg/kg a. rujuk ke rumah sakit , cek tanda vital dan observasi b. gastric lavage / bilas lambung  bilas lambung dilakukan melalui tindakan pemasangan selang lewat hidung masuk kedalam lambung ( NGT ) c. pemberian kalsium per oral (susu, 5% calsium glukonate & calcium lactate untuk meningkatkan kadar kalsium)

-

> 15mg/kg a.

rujuk k rumah sakit sesegera mungkin

b.

Gastric lavage

c.

Monitor jantung dan tanda vital

d.

IV calcium gluconate

I. Dental fluorosis Tampilan klinis tergantung tingkat keparahan

1. Questionable Translusensi enamel berkurang dari tepi insisal dan tepi proksimal pada permukaan labial (snow capping)

2. Very mild Bintik/bercak putih, enamel buram mengikuti perikymata

3. Mild Garis-garis putih halus/goresan mengikuti striae of retzius

4. Moderate Terlihat berkapur, enamel buram yg patah setelah erupsi gigi.

5. Severe Bintik-bintik dan kehilangan sejumlah lapisan terluar dari enamel, pewarnaan enamel pasca erupsi.

 Pencegahan Dental fluorosis  6-17 bulan  membersihkan rongga mulut anak tanpa pasta gigi  18- 5 tahun  orang tua membantu anak untuk membersihkan gigi dengan pasta gigi sebesar kacang polong yang mengandung 400-500 rpm fluoride, pastikan anak tidak menelan pasta gigi tersebut  Penanganan Dental fluorosis -

Mengoleskan phosphoric acid pada permukaan enamel kemudian dipoles dengan pumice. Prosedur ini diulang beberapa kali pada tiap kunjungan, dan perawatan diakhiri dengan mengoleskan larutan mineral dan fluoride topikal.

-

Pada kasus dental fluorosis yang lebih parah, bercirikan adanya pit-pit atau terlepasnya enamel permukaan , perlu dilakukan restorasi pada permukaan labial gigi-gigi insisivus atas dengan komposit resin, menggunakan teknik etsa asam atau porcelain veneers. Perlu diingat bahwa perawatan awal dengan asam pada enamel yang fluorotik, mungkin memerlukan waktu yang lebih lama apabila dibandingkan dengan enamel normal. Hasil dari perawatan semacam ini, dalam jangka panjang secara kosmetik tidak memuaskan, dan pada tahap berikutnya harus dibuatkan mahkota. Namun prosedur ini tidak dapat dilakukan pada gigitan edge to edge dan pada pasien yang memiliki kebiasaan bruxism.

Related Documents


More Documents from "Anty Hipu"

Penyakit Pulpa.docx
June 2020 6
Topikal Fluoride.docx
June 2020 11