Toko Kelontong.docx

  • Uploaded by: Difta
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Toko Kelontong.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 673
  • Pages: 2
Kehadiran minimarket diduga sebagai penyebab tutupnya banyak toko kelontong tradisional sepertinya sudah menjadi aksioma yang tidak perlu pertanyakan lagi. Dengan kata lain, minimarket dianggap sudah memenangkan kompetisi di pasar retail, setidaknya terhadap toko kelontong. Akibatnya, pandangan bahwa nasib toko kelontong sudah di ujung tanduk mulai bermunculan. Pandangan ini semakin menguat terutama di kota-kota besar di mana modernisasi di berbagai sektor berlangsung dengan pesatnya.salah satunya yaitu di jalan kaliurang Yogyakarta. Dari pengamatan kami Banyak sekali toko kelontong rumahan yang sepi pelanggan, bisa diindikasikan sekarang ini masyarakat lebih suka berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko-toko ritel yang besar atau di minimarket, supermarket. Salah diantaranya toko kelontong yang ada di sekitar kos saya, yaitu di jalan pamungkas, jakal km 13. Singkatnya, keberadaan toko kelontong secara perlahan namun pasti akan tersingkir dari gegap gempita modernisasi perkotaan yang menandai akhir dari sebuah era toko kelontong.

toko ritel yang bangkrut tergerus toko online JAKARTA, Indonesia –Pergeseran tren belanja masyarakat membuat sejumlah toko ritel gulung tikar. Sebab kini masyarakat lebih memilih menggunakan jasa penjualan online seperti e-commerce atau market place. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Tutum Rahanta mengatakan bahwa hal tersebut adalah persaingan yang tidak adil, lantaran pemerintah harus mengatur pajak dan regulasi terkait persaingan antara online dengan yang offline. Ia menjelaskan bahwa untuk memiliki toko offline saja,perusahaan ritel bahkan harus menepati 50 izin penjualan sebelum mendirikan toko. "Lalu muncul makhluk baru yang cepat, namanya online. Siapapun bisa berjualan tanpa aturan. Kami bahkan ada aturan patokan harga tidak boleh di bawah pasar tradisional. Pemerintah harus jadi juri yang adil," protes Tutum di Cikini, Jakarta Pusat pada 28 Oktober 2017. Selanjutnya, Tutum menjelaskan bahwa hingga saat ini penjualan secara online masih belum diatur secara layak oleh pemerintah, padahal banyak unsur perizinan terkait seperti mentaati SNI, Badan POM, pajak dan ketenagakerjaan. Berikut lima toko ritel yang menutup gerainya akibat terjadinya pergeseran tren belanja masyarakat Indonesia. 7-Eleven Dimulai sejak pertengahan tahun 2017, masyarakat dihebohkan dengan penutupan seluruh gerai 7-Eleven yang mengalami kebangkrutan. 7-Eleven resmi menutup seluruh gerainya pada 30 Juni 2017, hal ini terjadi lantaran adanya beberapa faktor terkait kerugian sebesar Rp 447,9 miliar di kuartal 1 pada tahun 2017.

Kerugian tersebut juga bersumber dari salahnya strategi pemasaran dan target sasaran dari 7Eleven, contoh kecilnya adalah ketika banyak pengunjung yang datang untuk sekedar membeli minuman atau makanan namun berlama-lama disana selagi menikmati fasilitas yang ada. Hal tersebut menunjukkan adanya pemasukan yang tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh 7-Eleven. Toko-toko 7-Eleven sejak itu kosong dan tidak berpenghuni, selain itu PT. Modern Internasional terpaksa memberhentikan 1200 hingga 1300 karyawannya. Tak hanya soal salah strategi, 7-Eleven juga bertentangan dengan pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket di tahun 2015 oleh Pemerintah. Terkait dengan peraturan tersebut, 7-Eleven terpaksa menarik semua minuman beralkohol. Padahal salah satu daya tarik 7-Eleven kepada konsumen yang berusia 21 tahun ke atas, adalah minuman beralkoholnya itu sendiri. Matahari di Pasaraya dan Manggarai PT. Matahari Department Store terpaksa menutup dua gerainya yang cukup besar di Pasaraya Blok.M dan Pasaraya Manggarai. Penutupan ini terjadi karena menurut pihak manajemen Matahari, unit bisnis ini hanya sebagian kecil dibandingkan bisnis department store yang lebih besar lagi. Bahkan pihak manajemen sempat mengakui bahwa toko tutup lantaran pusat perbelanjaan sepi pengunjung, sehingga sudah tidak bisa mencapai target. Hal ini menjadi fakta yang mendukung bahwa adanya tren pergeseran belanja masyarakat di mall. Semula mereka berbelanja membeli baju di toko offline, sekarang mereka cenderung mencari hiburan jenis lain ketika pergi ke sebuah mall atau pusat perbelanjaan. Penutupan kedua toko ritel ini membuat keduanya memberikan diskon besar-besaran dalam rangka menghabiskan persediaan barang. Barang-barang yang dijual, diobral dengan potongan harga hingga 75 persen. Tidak hanya melakukan potongan harga yang fantastis, Matahari juga memberikan bonus 1 barang ketika membeli 1 barang lainnya. Akibatnya, masyarakat sempat berburu habis ke 2 toko ritel ini untuk memborong habis persediaan barang. Dari penutupan kedia gerai ini, karyawan juga terpaksa dilakukan pemberhentian kerja secara besar-besaran. Banyak karyawan yang mengaku kesulitan untuk mencari kerja pasca PHK yang mereka alami. Walaupun begitu PT. Matahari Department Store akan melakukan ekspansi bisnis lagi dengan membuka gerai-gerai baru hinga akhir tahun 2017.

Related Documents

Toko Minuman
June 2020 19
Toko Kelontong.docx
December 2019 29
Toko Pbak.docx
November 2019 33
Toko Obat.xls
December 2019 31
Naskah Toko On Line
November 2019 20

More Documents from ""

Toko Kelontong.docx
December 2019 29
Kuesionerr.docx
December 2019 10