Tkn_proteksi Dan Keselamatan Radiasi Pada Kedokteran Nuklir.docx

  • Uploaded by: Esa Aldi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tkn_proteksi Dan Keselamatan Radiasi Pada Kedokteran Nuklir.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,809
  • Pages: 8
PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI PADA KEDOKTERAN NUKLIR

Tugas dan Tanggung Jawab Personil ada penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in vitro paling kurang meliputi: a. analisis kesehatan; dan b. petugas proteksi radiasi. Personil pada penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in vivo dan/ atau penelitian medik klinik dan penggunaan kedokteran nuklir terapi paling kurang meliputi: a. dokter spesialis kedokteran nuklir; b. tenaga ahli dan/atau fi sikawan medis; c. petugas proteksi radiasi; d. radiofarmasis; e. radiografer; dan f. perawat. Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk Penggunaan Kedokteran Nuklir Diagnostik InVitro: Mengingat kegiatan dalam penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in-vitro tidak terlalu rumit, maka perlengkapan proteksi radiasi yang diperlukan cukup surveimeter dan/atau monitor kontaminasi,dan pemantau dosis perorangan. Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk Penggunaan Kedokteran Nuklir Diagnostik InVivo dan/atau Penelitian Medik Klinik dan Penggunaan Kedokteran Nuklir Terapi: Kegiatan dalam penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in-vivo dan/atau penelitian medik klinik dan penggunaan kedokteran nuklir terapi cukup bervariasi karena melibatkan penyiapan radiofarmaka dalam bentuk cair. Untuk itu maka perlengkapan proteksi radiasi yang diperlukan minimal adalah: a. surveimeter; b. monitor kontaminasi; c. monitor perorangan; d. kontener; e. tabung suntik yang diberi perisai radiasi;

f. apron; g. jas laboratorium; h. peralatan proteksi pernafasan; i. sarung tangan; j. pelindung organ; k. glove box; l. alat penjepit; dan/atau m. monitor area Untuk kedokteran nuklir terapi, peralatan di atas perlu ditambah dengan dosimeter perorangan baca langsung; dan monitor area di ruang penyiapan dan penyimpanan radionuklida dan/atau radiofarmaka. Pedoman Umum Proteksi dan Keselamatan Radiasi Pada Kedokteran Nuklir Uraian berikut menjelaskan tentang pedoman umum proteksi dan keselamatan radiasi kedokteran nuklir, yang harus dipatuhi oleh semua orang yang berkaitan dengan kedokteran nuklir, baik personil, pasien maupun masyarakat secara umum: a. Dokter spesialis kedokteran nuklir harus menerapkan tingkat rujukan aktivitas radionuklida untuk pasien diagnostik seperti tercantum pada Tabel 3.6. b. Tingkat rujukan aktivitas maksimum radionuklida untuk pasien terapi yang akan keluar dari rumah sakit ditetapkan sebesar 1100 MBq untuk pemberian I-131, dan juga untuk pasien yang meninggal pada saat pemberian I-131. c. Pemberian radionuklida dan/atau radiofarmaka untuk penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in vivo dan penggunaan kedokteran nuklir terapi pada pasien wanita hamil atau diperkirakan hamil harus dihindari kecuali jika ada indikasi klinis yang kuat. d. Pasien wanita yang menjalani terapi harus menunda kehamilan sampai jangka waktu tertentu sebagaimana tercantum pada Tabel 6.1. e. Pasien wanita menyusui yang sedang menjalani diagnostik in vivo atau terapi harus menghentikan pemberian air susu ibu dan perawatan pada bayi sebagaimana tercantum pada Tabel 6.2.

Terapi Y-90

Y-90 dipasok sebagai koloid yang disuntikkan ke dalam sendi yang sakit, dan akan terus berada di dalamnya sampai meluruh. Penempatan jarum yang akurat pada ruang sendi sangat penting untuk menghindari nekrosis jaringan. Prosedur harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Pedoman fl uoroskopik diperlukan pada kasus-kasus yang sulit. Ginjal tidak mengeluarkan radioaktivitas Y-90. Pajanan radiasi di dekat sendi yang sakit juga sangat rendah dan bahaya radiasi boleh dikatakan dapat diabaikan, sehingga pasien tidak memerlukan ruang khusus. Pedoman bagi perawat pasien Y-90 a. Pasien harus beristirahat di ranjang dengan sendi yang sakit dibebat selama 48 jam. Selama pembebatan sendi ini tidak perlu dicuci. b. Pasien dianjurkan untuk dapat mencuci dirinya sendiri sebisa mungkin dengan air di wajan yang ditempatkan di ranjang. Perawat harus menyelesaikan pencucian badan pasien dan mengganti seprai jika kotor. c. Cuci wajan, bedpan dan lain-lain seperti biasa karena tidak ada kontaminasi radioaktif di barang-barang tersebut. d. Jangan berdiri terlalu dekat dengan sendi yang sakit kecuali kalau perlu. e. Beritahu ahli reumatik jika tempat yang disuntik meradang atau sakit. f. Beritahu Departemen Kedokteran Nuklir jika pasien meninggal atau memerlukan pembedahan satu minggu setelah penyuntikan Y-90. Terapi Sr-89 Stronsium-89 kadang-kadang digunakan untuk meringankan sakit yang diderita pasien kanker prostat dan telah menyebar ke tulang. Setelah penyuntikan intravena, Sr-90 akan berkumpul di metastase tulang dan juga dikeluarkan melalui urin. Pajanan radiasi bagi staf yang berada di dekat pasien sangat rendah sehingga tidak diperlukan pemantauan 83 radiasi. Bahaya utama berasal dari kontaminasi dari urin. Pedoman bagi perawat pasien Sr-89 a. Akomodasi kamar khusus tidak diperlukan namun lantai kamar harus terbuat dari bahan anti serap, mulus dan dapat dicuci, sedapat mungkin lembaran vinyl. b. Pasien harus diberitahu utuk menghindari kontaminasi kulit, toilet, dan kamar mandi dengan urin radioaktif. c. Gunakan labjas dan sarung tangan pada saat menangani botol urin, nampan, dan lain-lain. d. Jika rasa tidak enak menjadi masalah pada minggu pertama setelah penyuntikan Sr-89, beritahu Departemen Kedokteran Nuklir karena kateter urin mungkin akan diperlukan.

e. Masukkan kain kotor ke dalam kantong plastik untuk dipantau PPR sebelum dikirim ke tempat cuci. f. Jika pasien muntah atau merasa tidak enak, ikuti prosedur penanganan yang diberikan PPR. g. Beritahu DepartemenKedokteran Nuklir jika pasien memerlukan pembedahan atau memiliki fraktir patologi atau meninggal selama rawat inap. Penanggulangan Kedaruratan Sumber radiasi hilang Departemen Kedokteran Nuklir harus memiliki dan selalu memutakhirkan catatan mengenai sumber radiasi atau radiofarmaka yang ada, sehingga dengan segera dapat diketahui sumber radiasi mana yang hilang, jenis dan aktivitasnya, kapan dan dimana lokasi terakhir sumber radiasi tersebut, dan siapa yang menggunakannya. Catatan yang rapi juga perlu disusun mengenai kapan diterimanya sumber radiasi yang dipesan, tepat waktu atau pun tertunda. Namun jika sumber radiasi tetap hilang, tindakan berikut harus terdapat pada rencana kedaruratan: a. Lapor dan cari bantuan dari Petugas Proteksi Radiasi (PPR). b. Lakukan pencarian di sekitar lokasi terakhir yang diketahui. c. Cek dan pastikan keamanan dan pengendalian sumber radiasi yang lain. d. Cek semua kemungkinan yang dapat terjadi. e. Jika tetap tidak ditemukan, hubungi pemasok dan informasikan hal ini sehingga mereka dapat merunut pengiriman dan menemukan dimana bahan radioaktif ini berada. f. Jika tidak ditemukan, laporkan hilangnya sumber radiasi ini sesuai dengan ketentuan Bapeten. Kerusakan generator Tc-99m Generator mengandung radioaktif dalam jumlah yang cukup besar. Jika generator Tc-99m rusak, tindakan berikut perlu diambil: a. Kosongkan lokasi sekitar generator dari pekerja dan manusia lain. b. Beritahu PPR yang harus memastikan apakah ada tumpahan radioaktif, dan melaksanakan atau mengawasi tindakan dekontaminasi dan pemantauan. c. Catat insiden atau kecelakaan ini dan buat laporan sesuai dengan ketentuan Bapeten.

Tumpahan radioaktif dalam jumlah rendah

Jika terjadi tumpahan radioaktif dalam jumlah yang rendah, tindakan berikut perlu dilakukan: a. Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan sekali pakai. b. Serap dengan cepat tumpahan dengan penyerap khusus untuk menjaganya tidak menyebar lebih jauh. c. Usap dengan towel dari pinggir daerah yang terkontaminasi ke arah tengah. d. Keringkan daerah dan lakukan uji usap. e. Ulangi pembersihan dan uji usap hngga sampel usap menunjukkan tumpahan telah bersih. f. Gunakan kantong plastik untuk menyimpan barang yang terkontaminasi. Tumpahan radioaktif dalam jumlah besar Jika terjadi tumpahan radioaktif dalam jumlah besar, tindakan berikut perlu dilakukan: a. Beritahu PPR yang harus segera mengawasi upaya pembersihan. b. Lempar penyerap ke tumpahan untuk dengan cepat mencegah tersebarnya kontaminasi. c. Semua orang yang tidak terlibat dengan tumpahan untuk segera meninggalkan daerah yang terkontaminasi. d. Pantau tingkat kontaminasi semua orang yang terlibat dalam tumpahan pada saat meninggalkan ruangan. e. Jika ada pakaian yang terkontaminasi, buka dan masukkan ke dalam kantong plastik yang diberi tanda “RADIOAKTIF. f. Jika terjadi kontaminasi pada kulit, cuci segera bagian kulit yang terkontaminasi tersebut. g. Jika terjadi kontaminasi pada mata, bilas mata dengan air dalam jumlah besar. Penanggulangan medik pasien radioaktif Penanggulangan medik ini sangat penting bagi pasien terapi yang mengandung radioaktivitas dalam jumlah besar. Personil medik harus memulai penanggulangan dengan penanganan keadaaan daruratnya terlebih dahulu (misalnya, jika pasien mengalami stroke), diikuti dengan tindakan untuk mencegah penyebaran kontaminasi dan meminimalkan pajanan eksternal. Pekerja atau staf RS harus menghindari kontak langsung dengan mulut pasien, dan semua anggota tim kedaruratan harus memakai sarung tangan pelindung. Staf medik harus telah dilatih untuk menangani pasien yang mengandung radioaktif seperti ini, dan latihan kedaruratan harus dilakukan secara berkala. Kebutuhan segera pasien, termasuk pembedahan Pertimbangan proteksi radiasi harus tidak boleh mencegah atau menunda tindakan penyelamatan nyawa jika pembedahan pasien diperlukan. Tindakan berikut perlu dilakukan dalam hal ini: a. Beritahu staf ruang operasi.

b. Modifi kasi prosedur operasi di bawah pengawasan PPR untuk meminimalkan pajanan dan penyebaran kontaminasi. c. Perlengkapan pelindung dapat digunakan sepanjang tidak mengganggu operasi pembedahan. d. Rotasi personil akan diperlukan jika prosedur pembedahan memakan waktu yang cukup lama. e. PPR harus memantau semua orang yang terlibat dalam operasi pembedahan ini. f. Ukur dosis radiasi yang diterima semua staf. Kebakaran Latihan keadaan darurat pada rumah sakit harus memperhatikan dengan cermat evakuasi yang aman bagi pasien, pengunjung dan pekerja. Jika ada petugas pemadam kebakaran, mereka harus diinformasikan mengenai adanya bahan radioaktif. Tidak ada seorang pun yang diizinkan memasuki kembali gedung sampai pengecekan kontaminasi selesai dilakukan. Kriteria Dasar Desain Fasilitas Tata ruang Instalasi Kedokteran Nuklir harus memungkinkan alur kerja yang baik dan menghindari pengangkutan zat radioaktif yang tidak semestinya ke dalam Instalasi Kedokteran Nuklir. Perhatian utama harus diberikan pada lokasi Instalasi Kedokteran Nuklir terkait dengan fasilitas lain di sekitarnya. Dalam hal penggunaan ruangan di sekitar Instalasi Kedokteran Nuklir, tingkat radioaktivitas yang tinggi merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan, contohnya ruang kamera gamma, daerah ruang tunggu pasien, dan kantor. Penting pula untuk mempertimbangkan apakah terdapat daerah kerja di atas atau di bawah Instalasi Kedokteran Nuklir, dengan tujuan untuk menghindari Paparan Radiasi yang tidak perlu terhadap orang yang bekerja di daerah tersebut. Dalam keadaan apapun, akses ke dalam ruang Radiofarmaka harus dibatasi. Untuk pertimbangan keamanan, Instalasi Kedokteran Nuklir harus dapat dikunci. Keseluruhan permukaan dari ruang Radiofarmaka, yaitu dinding, lantai, bangku, meja, kursi, harus dibuat licin, dengan bahan yang kedap dan tidak mudah menyerap cairan, sehingga mudah untuk dibersihkan dan mudah didekontaminasi. Permukaan lantai dan bangku harus menyatu dan melekat pada dinding untuk menghindari akumulasi kotoran atau kontaminasi. Proteksi Radiasi membutuhkan perisai yang terbuat dari timbal atau bahan padat sejenisnya. Perisai dapat menyatu dengan dinding ruangan secara keseluruhan atau dapat dipasang pada sisi tertentu yang memiliki laju dosis tertinggi. Hal ini berarti bahwa lantai, kursi, dan permukaan tempat kerja lain harus cukup kuat untuk menahan beban perisai. Hal yang sangat penting adalah laju dosis di luar ruangan, khususnya di daerah di mana publik dapat mengakses daerah tersebut, harus di bawah nilai batas yang diizinkan. Tempat generator 99mTc membutuhkan pertimbangan yang hati-hati. Meskipun generator 99mTc memiliki perisai internal, perisai eksternal tambahan mungkin juga diperlukan. Penambahan tersebut tergantung kepada besarnya aktivitas molybdenum.

Fasilitas Tingkat Dasar (Basic Facilities) Fasilitas Instalasi Kedokteran Nuklir tingkat dasar hanya menyiapkan Radiofarmaka dengan menggunakan 99mTc generator dan perlengkapannya. Jenis generator yang paling umum digunakan adalah Molybdate-99 ( 99Mo), yang diserap ke dalam kolom aluminium. Technitium-99m (99mTc ) dielusi dari generator. Elusi dilakukan dengan menggunakan tabung kecil kosong steril terhadap 99mTc yang dihasilkan dari generator sehingga pekerja tidak harus sedekat mungkin dengan generator selama proses elusi berlangsung. Selain itu, dapat juga digunakan teknik ekstraksi larutan. Penyiapan Radiofarmaka di fasilitas dasar terdiri atas penambahan larutan sodium pertechnetatet yang dielusi dari generator ke dalam perlengkapan tabung kecil yang steril untuk menghasilkan Radiofarmaka yang dibutuhkan. Proses sterilisasi biasanya dilakukan pada bagian akhir penyiapan Radiofarmaka. Dosis Dosis paparan pada instalasi Kedokteran Nuklir RSUP dr. Kariadi sebesar 0,42504 µSv. Sedangkan Nilai Batas Dosis(NBD) pekerja yaitu 20 mSv, sehingga dosis paparan di RSUP dr. Kariadi kurang dari NBD yang sudah ditetapkan jadi aman bagi pekerja instalasi Kedokteran Nuklir.

Related Documents


More Documents from ""