TITIK TERENDAH Seorang perempuan semenjak kecilnya hidup dalam kedekatan yang intim dengan Tuhan. Hari – hari hidupnya selalu dipenuhi dengan hubungan yang erat dengan Tuhan baik dalam berdoa dan membaca firman Tuhan. Kemanapun berjalan dia selalu menyertakan Tuhan dalam langkah hidupnya, sampai terbangun suatu hubungan yang benar – benar intim sekali. ( disini sang gadis berjalan bersama dengan Sosok Tuhan/ alat peraga Alkitab) Seiring berjalannya waktu, sang gadis pun menjalani kehidupan nya dengan berbagai macam hal baru yang dia terima. Baik dari pergaulan disekolah sampai masa kuliah. Tetapi hal itu tidak membuat kualitas hubungannya dengan Tuhan berkurang. Kedekatannya tetap dia jaga terus. Dan sang anak pun memiliki prestasi yang cemerlang dipendidikannya. (sang gadis membawa tas kuliah dan Sosok Tuhan tetap berjalan bersama dia / Alat peraga : Tas kuliah) Ketika sudah sampai dalam dunia pekerjaan, dia merasa menemukan sesuatu hal yang baru, yang selama ini tidak pernah ditemukannya. Karir pekerjaan yang semakin terus mendapatkan promosi dan jabatan yang semakin menanjak membuat fokusnya semakin menggebu – gebu untuk mengejar target dirinya. ( disini sang gadis sibuk memilah laporan – laporan, diikuti seorang gadis sebagai assistennya / Alat peraga : map dan beberapa kertas file) Tanpa disadarinya dia mulai melupakan kualitas hubungannya dengan Tuhan. Intensitasnya untuk berkomunikasi dengan Tuhan semakin menurun, tidak membaca firman, berdoa seadanya saja. ( Disini sosok Tuhan terus memperhatikan sang gadis dan berusaha untuk menggapainya tetapi sang gadis mengacuhkan saja ) Hari berganti hari ketika dia semakin mendapatkan kesuksesan dalam pekerjaannya. Gaya hidupnya pun semakin menyesuaikan dengan pergaulan teman-temannya.
Hedonisme kehidupan semakin membawa dia pada gaya hidup bebas yang tidak dapat dia control. Narkoba, party, sex bebas dia jalani. (disini wanita berjalan menggunakan tas mewah, diberi miras oleh teman – teman wanita, narkoba / Alat peraga : Tas, botol minuman, jarum suntik, uang ) Sampai sang wanita menikah dengan pria yang dia anggap mencintai dia dengan tulus, ternyata sang pria hanya ingin menikmati kekayaan yang dimiliki sang wanita tersebut. ( Disini wanita menerima cincin yang dipasangkan kejarinya oleh si lelaki./ Alat peraga cincin dan bunga) Lama kelamaan akibat pola hidup hedonisme yang dimilikinya, dia akhirya terjebak dalam hutang yang besar dan mengalami kesulitan keuangan yang membuat dia harus meminjam kesana kemari. Dan akhirnya dia benar-benar mengalami kebangkrutan. Teman-teman yang dijumpainya pun langsung meninggalkan nya dan sang suami yang dia harapkan setia pun meninggalkannya. ( Disini wanita berjalan menemui teman-temannya, tapi mereka menjauh, dan sang suami pun meninggalkannya ) Sang wanita pun mengalami putus asa dan mulai depresi. Apalagi mengetahui dia sudah terkena HIV. Lalu dia mencoba untuk berobat menggunakan BPJS. Sampai pada akhirnya pun komplikasi penyakitnya sudah tidak dapat ditanggung BPJS lagi ( Disini wanita dibalut dengan kain Hitam, Alat peraga : Jubah hitam ) Ketika depresi semakin memuncak niat bunuh diri pun tertuang dalam pikirannya. ( Sesosok mahluk hitam datang untuk terus meneror pikirannya. alat peraga : pisau) Sampai akhirnya dia kembali teringat kepada Tuhan yang merupakan kekasih sejatinya. Dengan bersujud dia berdoa. Dan akhirnya hidupnya mendapatkan pemulihan. ( Disini sang wanita yang tersungkur, disapa oleh sosok Tuhan, dan sang wanita berdoa, setelah itu dia dibalut dengan kain putih. Tanda pemulihan / Alat peraga : Jubah putih. Sang wanita bangkit berdiri kembali. SELESAI