Time To Remember(ch

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Time To Remember(ch as PDF for free.

More details

  • Words: 5,075
  • Pages: 16
TIME TO REMEMBER Author e-mail pairing genre inspiration

: nade : [email protected] : haitsu , ken, yukki : little bit shonen-ai : perhiasan yang dipake’ tetsu baru2 ini hehehehe....

chap. 5 hyde dan ken memasuki pintu kost tetsu dengan tubuh lunglai. Wajah mereka berdua terlihat kelelahan dan bagaikan orang sekarat. Tetsu yang baru saja mandi dan sedang duduk di ruang makan – hanya melihat keadaan kedua temannya dengan senyum yang menghias bibirnya. “kelihatannya kalian berhasil membayar hutang di restoran tadi.” Cibir tetsu “tetchan kejam!! Kau tidak tahu apa saja yang telah mereka lakukan kepada kami.” Ucap ken sambil duduk lemas dihadapan tetsu. Hyde pun ikut duduk tetapi tepat disisi tetsu. “manajer restoran nya keterlaluan!! Masa’ cowok seperti aku ini disuruh berpakaian pelayan perempuan – berkeliling dan mengumbar senyum ke pengunjung pria.” Ucap hyde dengan nada sebal “yang lebih menyebalkan terjadi padaku,haido!! Aku disuruh membersihkan semua peralatan dapur – tak ketinggalan mengepel lantai dapur yang tiap detik pasti kejatuhan bumbu ataupun kuah bakmi.” Seru ken tak kalah kesal “itu khan salah kalian sendiri!! Sudah tahu tidak punya uang tetapi kalian seenaknya makan.” Ucap tetsu santai “sudah kukatakan ini karena aku kesal melihat tetchan dengan cowok asing itu.” Ucap hyde “dia bukan cowok asing...suatu hari nanti kalian juga akan mengenalnya dan dekat dengannya.” Ucap tetsu “memangnya siapa dia?” tanya ken “hmmm....belum saatnya aku memberitahu kalian.” Seru tetsu sambil tersenyum kecil “sekarang main rahasiaan dengan kita nih?” seru ken “hehehe...nanti akan kuceritakan, sekarang kalian bau sekali dan aku tidak suka jika rumah kecilku ini bau kuah bakmi, jadi sekarang cepat mandi sana!!” usir tetsu “cih, tetchan yang dulu sudah kembali...bossy!!” ucap ken sambil melangkah menuju kamar mandi “ne,tetchan........tentang tadi siang.” Ucap hyde

“...yang mana?” “tentang..panggilanmu kepadaku itu.” “ooo, doihachan ya?!” “memangnya darimana asal muasal nama aneh itu?” “itu khan nama kamu sendiri --- hanya aku balik saja cara membacanya. Kau tidak suka ya?” “tentu saja tidak suka!! Nama itu aneh dan kekanak-kanakan – image ku bisa rusak jika memakai nama seperti itu.” Ucap hyde cepat “aku tahu kau membencinya hehehe...aku tidak akan memanggilmu seperti itu lagi.” Ucap tetsu “kau boleh melakukannya!!” seru hyde “heh?” “jika tetchan memang ingin memanggilku seperti itu....aku tidak akan melarangnya, tetapi – tetapi aku tidak akan mengijinkan orang lain memanggilku seperti itu.” Ucap hyde tegas “..... kalau kau memang memperbolehkannya, aku akan memanggilmu doihachan.” Ucap tetsu pelan sambil tersenyum – yang kemudian disambut dengan senyuman pula oleh hyde “lalu...tentang mimpi burukmu tadi pagi...apa kau sudah siap menceritakannya?” tanya hyde “...... aku bermimpi..... tentang semua kesalahan yang kulakukan – baik dalam band ini maupun yang kulakukan terhadapmu.” Ucap tetsu lirih “terhadapku? Kesalahan apa yang kau maksud,tetchan?” ucap hyde Tetsu menatap perlahan kearah cowok manis yang ada disisinya saat ini. Tetsu dapat melihat secara dekat wajah yang begitu melekat dalam hatinya – tapi juga terasa jauh untuk digapai. “maafkan aku, doihachan!! Aku....akan membuatmu sangat marah padaku – aku akan membuatmu membenciku.” “tetchan!! Aku tidak mungkin membenci dan marah padamu.” “kau.....akan marah padaku --- ya, dalam mimpiku , kau sangat marah padaku.” “apa dalam mimpimu itu..... dijelaskan kenapa aku marah padamu?” “itu karena --- aku secara tidak langsung – membuatmu melakukan apa yang aku rencanakan – dan semua tujuanku hanyalah demi nama baik band saja – aku tidak dapat melihat bagaimana saat itu aku telah menyakitimu karena --- karena aku lebih mementingkan sebuah band daripada dirimu.” Ucap tetsu pelan

“ne tetchan.....” ucap hyde pelan tetapi begitu lembut, membuat tetsu kembali menatap kedua bola mata hyde yang hitam – yang juga menatap balik kearah tetsu. “apa setelah aku marah padamu..... aku meninggalkan band? Aku meninggalkan dirimu?” tanya hyde “tidak....kau kembali, walau kau dan aku butuh waktu sejenak untuk menenangkan diri – tetapi...kau kembali.” Ucap tetsu “apa setelah aku kembali .... aku tidak ingin bicara dan memandangmu lagi?” “...tidak, kau masih sering mengajakku bicara – kau juga sering mengajakku jalan-jalan.” “apa setelah itu...aku mengatakan bahwa aku akan melepaskan diriku dari band karena ada dirimu yang telah membuatku marah?” “....tidak, kau masih mau berkumpul kembali – walau kau sering mengatakan ini demi pekerjaan dan kau tidak akan meninggalkan pekerjaan itu.” “hmm, jadi aku mengatakan begitu ya?...pasti aku yang ada dalam mimpimu itu ..... benar-benar tidak membencimu,tetchan.” “apa?” “hmm..bagaimana menjelaskannya ya??, bagiku sebuah pekerjaan adalah sesuatu yang harus kita lakukan dengan sepenuh hati kita khan? Kita melakukan dengan tulus dan sungguhsungguh, karena kalau tidak maka hasilnya akan buruk dan sia-sia belaka.” “ya, kau juga mengatakan itu padaku....kau tidak pernah lari dari pekerjaanmu dan tidak pernah mau melakukannya setengah-setengah.” Hyde menatap tetsu dengan lembut dan juga mengulum sebuah senyum yang hangat. “apa kau tahu apa pekerjaan yang kusukai,tetchan?” “tentu saja bermain musik.” “ya, aku suka bermain musik...tetapi pekerjaan utamaku adalah --- menjagamu,tetchan.” Ucap hyde membuat tetsu tak bisa bicara apa-apa – hanya bisa memandang diam kearah hyde “tugas utama dan paling penting bagiku adalah terus ada disisimu – memberikan yang terbaik hanya untuk dirimu – menjadi sosok yang dapat kau andalkan.” “jadi,tetchan....jika dimimpimu itu aku sedang marah sekali padamu – tetapi aku masih kembali dan bersamamu – meneruskan band ini , kau pikir kemarahan ku itu mampu mengalahkan keinginanku untuk memenuhi pekerjaan pentingku untuk terus mencintaimu?” ucap hyde membuat setitik air mata mulai menetes dan membasahi pipi halus tetsu “bodoh~~~ padahal ---- aku sudah melakukan ---- hal buruk padamu ---- “ ucap tetsu sambil terisak-isak . dengan lembut hyde menarik tubuh tetsu dan memeluknya erat – memberikan kehangatan terhadap tubuh tetsu yang bergetar lembut.

“ya, mungkin karena kebodohanku ini, kau menjadi bermimpi buruk,tetchan!! Aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi --- dengan begini, kau akan mulai bermimpi indah dimana aku tetap disisimu – menggenggam erat jemarimu – memandang senyummu yang paling indah – menjadikanmu inspirasi semua lagu yang kubuat ---- dan yang terpenting.......” ucap hyde yang melepas pelukannya dan membuat kedua belah mata mereka berdua saling bertatapan “mencintaimu apa adanya dirimu,tetchan.” Ucap hyde “doiha-chan....” ucap tetsu lirih sebelum akhirnya bibir hyde bergerak memberikan ciuman hangat kearah bibir tetsu yang masih bergetar. Tetsu membalas ciuman itu dengan hangat pula. Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan dan tersenyum kecil, lalu hyde mengecup kening tetsu , mengecup kedua pipi tetsu, mengecup ujung hidung tetsu dan hingga akhirnya bibir hyde kembali dipertemukan dengan bibir tetsu – untuk menikmati rasa cinta yang melumat dalam ciuman dua insan manusia ini. Ken ternyata berdiri diam di balik pintu kamar. Ia memandang hyde dan tetsu yang masih asyik berciuman dengan tatapan yang lembut. Sebuah senyum menghiasi wajah nya yang terlihat lebih segar dari sebelumnya. “kelihatannya kita tidak diperlukan saat ini,eli.” Ucap ken lirih sambil menggendong seekor kucing abu-abu yang bertubuh kecil. “kita jangan mengganggu mereka, eli!! Biarkan mereka bersenang-senang dengan jiwa muda mereka hehehehe...” ucap ken yang secara perlahan menutup pintu kamarnya tanpa mengeluarkan satu suara pun. Lalu ken terdiam sesaat didepan pintu kamarnya yang tertutup rapat. “apa yang sebenarnya dipikirkan tetchan itu? Seharusnya dia tahu kalau kita semua tidak mungkin meninggalkannya.” Ucap ken lirih “karena ...... kita semua punya pekerjaan untuk menjaga leader kita yang perfeksonis dan bossy itu...iya khan,elisabeth?” ucap ken sambil mengembangkan senyum lebar ------------------------------------------------------------------“heiiii!! Tunggu donk!!!” teriak tetsu dari kejauhan Hyde dan ken hanya menatap heran dari arah sebuah tangga batu – menatap kearah tetsu yang berjalan gontai dan kelelahan. “kau lambat sekali,tetchan!! Biasanya kau yang paling cepat diantara kita berdua.” Seru ken Tetsu akhirnya berhasil juga mencapai anak tangga pertama – matanya langsung menatap kesal kearah kedua temannya yang berada satu anak tangga diatasnya. “wajar khan aku lambat? Umurku sudah hampir kepala 4 – aku sudah tidak muda lagi!!” ucap tetsu dengan nada kesal.

Ucapan tetsu membuat hyde dan ken terdiam untuk 5 detik lamanya. Dan kemudian, hampir bersamaan hyde dan ken meletakkan jemari tangannya di kening tetsu, jemari tangan hyde yang satunya lagi ia letakkan dikeningnya sendiri. “Aku tidak demam~~” ucap tetsu yang makin kesal dengan kelakuan kedua temannya “ucapanmu itu yang tidak beres,tetchan!! Kamu ini khan masih kepala 2 – kok bisa-bisanya ngomong umurmu hampir 40.” Ucap ken “takutnya tetchan masih sakit demam , makanya ngomongnya ngigau gak karuan.” Ucap hyde “wajar khan kalau memang badannya adalah tetsu yang sekarang – tetapi dalamnya ini khan tetsu yang dari masa depan – tetsu berumur 38 tahun tahu?!?” pekik tetsu Ucapan tetsu membuat hyde dan ken terdiam untuk 5 detik lamanya. Dan kemudian, hampir bersamaan hyde dan ken meletakkan jemari tangannya di kening tetsu, jemari tangan hyde yang satunya lagi ia letakkan dikeningnya sendiri. “SUDAH KUBILANG AKU TIDAK DEMAM~~~” seru tetsu yang sudah diambang kesabaran Hyde dan ken melepaskan pegangannya dari kening tetsu sambil tertawa kecil. “jangan begitu,tetchan!! Jika kau berpikir bahwa dirimu sudah tua – maka secara langsung kau akan merasakan seperti orang tua, jadi berpikirlah kalau kau masih muda dan terus berjiwa muda...maka kau tidak akan pernah menjadi tua,tetchan!” ucap hyde “hehehehe...sudah, ini hampir siang!! Nanti kita gak sempat melakukannya lho.” Seru ken yang kembali berjalan dan menaiki satu demi satu anak tangga. “hei, apa yang kita lakukan di kuil ini hah?” tanya tetsu yang belum beranjak dari anak tangga bawah “masa’ kamu juga melupakan hari ini,tetchan? Bukankah ini rencanamu sendiri?” tanya hyde “rencanaku? Memangnya aku meminta kalian melakukan apa?” “aaa,tetchan!! Susah deh ngelawan orang pelupa seperti mu!! Jika ingin mengingatnya..ikuti saja kami sampai keatas – sampai ke kuil disana.” Ucap ken sambil menunjuk kearah ujung tangga – dimana sebuah gerbang berwarna merah berdiri tegak. Hyde dan ken kembali melangkahkan kakinya – menapaki satu demi satu anak tangga berbatu. Tetsu yang masih terdiam – terus berusaha mengingat apa yang dulu dia lakukan bersama kedua temannya sebelum berangkat ke tokyo. “apa yang kulakukan disana? Apa yang kulakukan di kuil itu? Kenapa aku bisa melupakannya?” bisik tetsu Tiba-tiba dalam pikiran tetsu tercipta berbagai macam kejadian dalam hidup tetsu, perjalanan hidupnya bersama dengan hyde,ken, sakura, dan juga yukihiro. Lalu sekilas terlihat bagaikan potongan-potongan adegan film pendek tentang apa yang terjadi dimasa lalunya dan masa depannya. Hingga akhirnya potongan adegan dalam otaknya terhenti secara mendadak di sebuah pohon besar yang berdiri tidak jauh dari kuil.

“itu......” desis tetsu “ha...haha...hahahaha...hahahahaahhaha....!!” lama kelamaan tetsu pun tertawa sambil menutup matanya dengan salah satu tangannya. “ternyata...ternyata itu ya?! Hahahahaha....sialan, kenapa aku bisa lupa dengan hal semudah itu?! Hahahaha...jadi ini tujuan untuk semua kejadian ini? Hehehehe.....” ucap tetsu yang membuka matanya dan memandang kedua temannya yang masih terus berjalan menaiki tangga. “sekarang...aku sudah mengingatnya!!......apa yang hilang dari diriku...aku sudah mengingatnya.....terima kasih.....” ucap tetsu pelan sambil terus tersenyum penuh kebahagiaan Tiba-tiba telinga tetsu mendengar sebuah suara yang berdering – awalnya begitu lemah tetapi sedikit demi sedikit mulai keras. Tetsu memutar badannya untuk melihat darimana asal suara itu, tetapi ia hanya disambut oleh terjangan seekor kucing berwarna abu-abu dengan bunyi lonceng kecil yang terpasang dilehernya. Tetsu yang berusaha menghindar dari terkaman kucing itu bergerak kekiri. Kucing abu-abu itu pun melewati tetsu dan terus berlari menaiki tangga batu, sedangkan gara-gara menghindar kaki kiri tetsu terpeleset dan membuat tubuh tetsu limbung kebelakang. “eli—sa—beth ??” pikir tetsu yang matanya masih menatap kearah kucing abu-abu yang berhenti dari larinya dan menatap diam kearah tetsu yang terus jatuh dan siap menghantam kerasnya tangga berbatu. BRUGSS!!!!

Ch. 6 Suara terdengar sangat keras saat tetsu pun terjatuh, tetsu merasakan punggungnya tiba-tiba terasa sakit karena menghantam lantai terlebih dahulu dari bagian tubuh lainnya. Tetsu langsung membuka matanya lebar-lebar dan terpaku untuk sesaat. Suara berdering itu masih terus terdengar bahkan sekarang sangat keras dan terasa nyata. Ia menolehkan kepalanya kearah kanan secara perlahan – bagaikan takut apabila ia merasakan ada yang patah dari salah satu tulang-tulangnya. Saat kepalanya sudah disudut tertentu, ia melihat sebuah ponsel berwarna putih mengeluarkan suara dering yang sangat keras. Tangan tetsu mencoba menggapai ponsel itu dan sesaat sudah digenggaman, tetsu menempelkannya di salah satu telinganya. “KLIK!!” “TETCHAN!!! Dari mana saja kamu siiihhh??” pekik seseorang melalui ponsel tetsu “...ken...chan...” ucap tetsu lirih

“tetchan,kamu tidak apa-apa khan? Kenapa suaramu lemah sekali? Ke..eeh..eiit..tunggu dulu..woi,haido!!!” seru ken dari balik telepon Tetsu mendengar suara gemerisik dan teriakan kesal ken,lalu suara gemerisik kembali dan berubah menjadi suara seseorang yang penuh kekuatiran “tetchan, ini haido!! Kamu tidak apa-apa khan? Kamu tidak muncul distudio selama 3 jam lamanya, apa terjadi sesuatu? Apa kamu sakit? Apa ada masalah dengan mobilmu? Apa kau terjebak macet? Apa kau terkunci dirumah? Kau tidak jatuh khan? Kau tidak melakukan hal yang berbahaya khan,tetchan? Lalu apa yang terjadi? kenapa dari tadi kau diam saja? Apa kau tidak bisa bicara? Apa ada masalah dengan pita suaramu?” cerocos hyde “oii,haido...jika kau meneruskannya, tetsu bisa pingsan karena pidato panjangmu itu.” Ucap ken yang suaranya terdengar agak jauh “apa?? Tetsu pingsan? Tetchan-tetchan!! Kau tidak pingsan khan? Tetchan, aku akan segera datang!! Aku dalam perjalanan kesana!!” pekik hyde “itu khan tadi Cuma perkataanku.” Seru ken “kenchan diamlah!! Kau makin membuatku bingung!!” ucap hyde kesal Tetsu semakin sadar dari ketermenungan dan kebingungannya saat mendengar suara hyde dan ken dari balik ponselnya. Dengan cepat tetsu bangkit dari jatuhnya dan mencoba mencerna apa yang terjadi. Jemarinya memegang rambutnya dan dia dapat merasakan bahwa rambutnya hanya sepanjang lehernya saja. Lalu matanya mulai mengitari ruangan dan melihat sekelilingnya. Yang ia lihat adalah sebuah ruangan keluarga yang sangat besar dan hangat – dengan sebuah sofa putih panjang yang terlihat empuk dan nyaman. Jemarinya menyentuh karpet lantai yang tebal – dimana dia terjatuh. “....... aku...kembali....” desis tetsu “...tetchan,kau ada apa? Kau kembali dari mana?” tanya hyde disela pertengkaran nya dengan ken. “....tetchan!!” seru hyde “maaf, doihachan!! Aku tidak bisa ke studio hari ini , aku harus keluar kota.” Seru tetsu sambil berdiri dari duduknya dilantai dan berjalan cepat menuju pintu rumahnya. Sambil menyambar jaket nya, tetsu melangkah keluar rumahnya yang berukuran besar. “kenapa, haido? Kenapa kau jadi bengong begitu?” tanya ken yang keheranan melihat hyde yang diam membisu “tetchan......” “kenapa dengan tetchan?” tanya ken

“dia...dia baru saja....memanggilku...doihachan......” ucap hyde “hah? Kenapa dia tiba-tiba memanggilmu seperti itu lagi? Bukankah sudah sangat lama dia tidak memanggilmu doihachan?.....hei-hei-hei...itu tetchan,haido!!!” seru ken saat melihat tetsu yang berlari cepat disisi trotoar jalan – tidak melihat sosok ken dan hyde yang melaju dengan mobil sport berwarna hitam “dia mau kemana? Cepat ikuti dia,kenchan!!” titah hyde yang langsung diikuti oleh ken. Mobil hitam itu langsung membelok dan mengikuti arah dimana tetsu berlari. Setelah beberapa saat membuntuti tetsu, mereka melihat tetsu yang mulai memasuki stasiun kereta. Hyde dan ken memutuskan memarkirkan mobilnya dan ikut mengejar masuk kedalam stasiun. Tetsu yang telah mendapatkan tiketnya langsung menaiki kereta yang akan membawanya ketempat dimana ingin dia tuju saat ini. Tanpa ia sadari hyde dan ken duduk digerbong sebelah dan tidak pernah melepas pandangannya dari sosok tetsu yang duduk diam dan menatap diam keluar jendela kereta. “kereta ini ke osaka khan?” tanya ken “ada urusan apa dia di osaka? Apa mungkin ada masalah dengan keluarganya?” tanya hyde yang hanya disambut gelengan kepala ken yang tak tahu apa-apa Merekapun terdiam – hanya bisa terus memikirkan pertanyaan per-pertanyaan yang semakin banyak muncul di benak mereka berdua. Sedangkan tetsu yang duduk diam di gerbong sebelah juga sibuk memikirkan segala yang ia alami beberapa waktu yang lalu. “kumohon...aku mohon ,Tuhan!! Aku mohon agar benda itu masih ada disana!!” doa tetsu dalam hatinya Setelah beberapa jam perjalanan menuju kota OSAKA, kereta yang dinaiki tetsu, hyde, dan ken akhirnya sampai juga di stasiun. Tanpa menunggu lagi – bahkan terlihat tetsu mendahului beberapa penumpang kereta untuk turun terlebih dahulu, tetsu terus melesat hingga keluar dari area stasiun. Hyde dan ken tidak melepas tetsu . mereka berdua bertekad mengikuti kearah mana tetsu pergi – mereka bertekad untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh tetsu. Tetsu menghentikan langkahnya saat berada di sebuah anak tangga berbatu. Kepalanya menengadah dan menatap deretan anak tangga berbatu yang terus naik dan menjulang tinggi – hingga akhir anak tangga terpampang sebuah gerbang kuil berwarna merah darah. Tetsu menaiki satu demi satu anak tangga yang terbuat dari batu tersebut. Walau nafasnya sudah mulai tersengal-sengal dan berat, tetsu terus melangkah menaikinya. Hyde dan ken yang baru sampai di bawah anak tangga – terdiam sesaat melihat wujud tetsu yang melangkah – menjajaki tiap anak tangga. “apa yang dia lakukan di kuil ini?” tanya hyde

“apa dia ingin berdoa ya disini?” tanya ken sambil pandangannya berkeliling melihat sekeliling daerah kuil tersebut. “haaa, ada-ada saja,tetchan!! Membuatku kuatir saja....kenapa pakai berdoa di kuil? Di OSAKA lagi ?? jauh-jauh dari tokyo Cuma mampir ke kuil.” Ucap hyde “mungkin tetsu sedang nostalgia?? Dia mungkin merasa sudah lama tidak kekuil – jadinya pingin mampir sebentar.” Ujar ken “heh, jadi ingat kalau aku juga sudah lama tidak kekuil. Terakhir aku kekuil di osaka ini waktu..............” ucap hyde yang terputus karena berusaha mengingat kapan tepatnya dia kekuil yang ada dihadapannya saat ini “aku juga kekuil ini terakhir kalinya waktu........” ken pun terhenti untuk berpikir keras Tiba-tiba bagaikan ada sesuatu yang menampar mereka berdua. Kedua bola mata hyde dan ken terbelalak lebar, mata mereka langsung kembali menatap tetsu yang sudah sampai di atas dan melewati gerbang kuil yang berwarna merah. “......benda itu....” desis ken dan hyde hampir bersamaan. ----------------------------------------------------------------------------------Tetsu saat ini berdiri didepan sebuah pohon yang bertubuh sangat besar dan cukup tinggi, pohon yang berada sedikit kebelakang dari posisi kuil besar berada. Jemari tetsu menyentuh pelan ketubuh pohon dan merasakan sebuah kehangatan yang mengalir dan menjalar diseluruh tubuh tetsu. Lalu tetsu duduk bersimpuh tepat didepan pohon besar dan tua tersebut, lalu secara bergantian – jemari tetsu membongkar tanah yang menyelimuti pohon itu. Awalnya perlahan – tetapi semakin lama gerakan tangan tetsu semakin cepat – dan semakin banyak pula tanah yang terkuak dan membentuk lubang yang cukup besar. “kumohon...jangan sampai hilang...” ucap tetsu lirih, kedua matanya sudah mulai berkaca-kaca dan siap meneteskan air mata, tetapi tetsu terlalu sibuk untuk mengurus sifat cengengnya – dia lebih memilih untuk membongkar tanah yang ada dihadapannya saat ini. Tiba-tiba tetsu dikejutkan dengan kemunculan sepasang tangan yang muncul dari sisi kanannya, belum selesai keterkejutannya – sepasang tangan juga ikut muncul dari sisi kirinya. Kedua belah tangan itu mulai ikut mengeruk tanah. “...... kenchan?.....doihachan?” ucap tetsu lirih Matanya serasa tidak percaya saat melihat ken dan hyde saat ini ada disisi nya – ikut membantunya mengeruk tanah – dengan wajah penuh keseriusan. “ayo,tetchan!! Jangan menyerah!!” ujar ken tegas Sambil tersenyum penuh haru, tetsu kembali memasukkan tangannya kedalam tanah dan mengangkat tanah itu. Hyde pun terus menerus mengeruk hingga kuku-kukunya terlihat coklat dan kotor, ken pun tidak perduli saat ada akar yang menghalangi dan membuat salah satu jemarinya terasa perih.

Cukup lama mereka bertiga melakukan semuanya, tapi itu tidak memudarkan keinginan mereka yang besar untuk menemukan sesuatu yang terpendam didalam tanah itu. Hingga akhirnya...... Mereka bertiga berhenti secara bersamaan – memandang diam – tak bergerak. Menatap sebuah kotak plastik cukup besar berbentuk persegi yang permukaan terlihat kotor oleh tanah – tetapi masih tampak utuh dan tidak berlubang. Jemari tetsu mengambil kotak itu dengan gemetar – mengangkatnya dan menaruhnya secara perlahan di atas tanah yang keras. Hyde,ken dan juga tetsu terduduk – mengelilingi kotak plastik tersebut – masih dalam keadaan diam membisu. “ternyata masih ada.....” ujar ken memecah keheningan diantara mereka bertiga “aku tidak percaya....dia masih menunggu kita selama ini.” Ucap hyde sambil mengusap air matanya yang menetes di belahan matanya “........ kapsul waktu.....kita bertiga.” Ujar tetsu dengan penuh kelegaan “padahal.....bukankah kita dulu berjanji membukanya setelah 10 tahun kemudian?” ucap ken yang juga berusaha untuk menghapus air mata yang siap membasahi pipinya “dan kita dengan seenaknya – melupakannya begitu saja.” Ucap hyde lirih Jemari tetsu membuka tutup kotak plastik itu. Saat tutupnya terbuka, mereka bertiga dapat melihat beberapa benda yang tersimpan didalam tubuh kotak tersebut. Tetsu mengambil sebuah kertas yang memperlihatkan sebuah gambaran. “...... gambaran robot gundamku – ini pertama kalinya aku jatuh cinta dengan gundam.” Ucap tetsu sambil tertawa kecil diiringi titik air mata yang masih takmau berhenti “dan ini...ini kumpulan kartu baseball ku!! Aku mengumpulkannya semenjak SD dan Aku bersusah payah saat mengumpulkan ini.” Ucap ken sambil mengambil seikat kartu yang mulai berwarna kusam. “aaa....ini pita yang diikatkan dirambutku oleh ibuku saat aku masih TK. aku membenci pita ini karena aku dikira perempuan saat itu.” Ucap hyde “terus kenapa kau menyimpannya disini?” tanya tetsu sambil tersenyum “karena aku membencinya makanya aku menguburnya disini khan?” ucap hyde menimbulkan gelak tawa ken dan tetsu – hyde pun ikut tertawa dengan keras. Gelak tawa mereka bertiga seperti mengaburkan semuanya --- tetsu seperti terlihat dengan sosok pemuda berumur 20-an , dengan rambutnya yang panjang berwarna merah – dengan kebiasaannya memakai pakaian yang kedodoran. Lalu ken juga bagaikan berubah menjadi sosok pemuda berwajah culun, rambutnya yang curly tetapi sangat pendek, hyde dengan wajah girly – nya, dengan rambutnya yang panjang bergelombang. Mereka bertiga duduk mengelilingi sebuah kotak plastik – dengan sebagian badannya yang kotor karena tanah – tetapi raut wajah mereka terlihat sangat bahagia.

“ini faktur pembelian bass pertamaku....hasil penipuan kenchan terhadapku.” Ujar tetsu sambil tertawa lepas “yeee- itu khan salahmu sendiri yang penurut sekali!! ..... dan ini adalah milikku yang berharga – piagam saat aku memenangkan lomba musik saat SMP.” Ucap ken bangga sambil menunjukkan sebuah piagam yang lusuh “itu tidak seberapa!! Ini dia yang paling berharga --- potongan rambutku waktu bayi!!” ucap hyde sambil menunjukkan sebuah bungkusan kain yang diikat pada bagian ujungnya. “huweeeeee!!!!!” seru ken dan tetsu sambil memasang wajah jijik “kenapa dengan kalian? Ini jimat berharga lho!!” “kau simpan berapa lama itu?? Sudah kusut , berkutu, berketombe, dan pasti bau sekali.” Ucap ken “enak saja!! Rambutku ini terlalu sempurna sehingga tidak mungkin ada kutu dan ketombenya.” Ujar hyde sambil memasang wajah cemberut. “lalu yang ini punya siapa?” tanya tetsu sambil mengambil sebuah kotak kecil bewarna hitam “ahh!! Itu tidak penting!!” ucap hyde dengan cepat dan mengambil dari tangan tetsu dengan cepat pula. “waaa... ternyata masih ada.” Ucap ken sambil mengambil selembar foto yang terlihat menguning. Hyde dan tetsu ikut melihat kearah foto itu dan tak butuh waktu lama – ketiga tiganya langsung tersenyum lembut menatap foto tua itu. “ini...foto yang kita ambil sebelum kita kesini dan mengubur barang-barang ini yaa..” ujar tetsu lembut “ternyata wajah kita kelihatan bodoh semua ya?!” ujar ken disambut tawa kecil kedua temannya “tapi...wajah kita kelihatan bahagia sekali.” Ucap hyde yang menerima anggukan setuju dari ken dan tetsu “itu karena saat itu --- kita masih ingat apa yang menjadi --- sumber kebahagiaan kita.” Ucap tetsu. Hyde dan ken terdiam sesaat sambil menatap kearah tetsu yang masih memandang lembut kearah foto tua. “saat itu --- kita hanya berpikir dengan cara yang mudah --- bermain musik untuk membuat orang bahagia --- bermain musik untuk membuat diri kita juga bahagia.” Ucap tetsu lembut “apapun keadaan yang menghalangi didepan – kita akan menerjangnya bersama-sama --semuanya demi kebahagiaan dalam bermusik.” “...tetchan.....” desis hyde lirih

“lalu kita lupa........ kita yang terbiasa dengan kehidupan penuh keindahan duniawi --- akhirnya hanya berpikir tentang bagaimana hidup dengan bemain musik --- kita mulai menghilangkan emosi kita --- kita mulai berpikir asalkan laku dipasaran, maka semuanya akan baik-baik saja.” “tapi semuanya ada konsekuensinya --- sebuah efek yang kita sendiri tidak menyadarinya dan menganggapnya tidak ada.” Ucap tetsu sambil memandang hyde dan ken secara bergantian “..... kita sendiri tidak merasa bahagia.” Ucap tetsu Kepala tetsu kembali menunduk dan menatap kearah kotak plastik yang sudah terbuka lebar. “aku pikir....sudah saatnya menyerah dan menghentikan semua ini --- tapi.... sebuah keajaiban – sebuah mimpi panjang telah membawaku kembali --- membawaku untuk kembali mengingat apa yang harus kucari.” “dan kapsul waktu ini..... dia menunggu kita selama lebih dari 13 tahun....walaupun kita hampir melupakannya --- tetapi dia tetap disini , menunggu , untuk mengatakan kepada kita.....ingatlah, kalau kalian pernah menjadi bagian dari sebuah kehidupan yang luar biasa – dan kehidupan itu tidak akan meninggalkan kalian selama kalian mau terus menjaga jiwa kalian yang suci.” Ucap tetsu “mengingat kembali apa yang membuat kita bahagia bukan?” ujar ken sambil tersenyum “dan mengingat kembali apa yang membuat semua orang bahagia karena musik kita, iya khan?” ujar hyde yang juga tersenyum “kita sudah menjadi seperti alien bagi dunia kita sendiri ya?!....padahal itu karena ulah kita sendiri. Jadi aku sekarang meminta maaf deh!!” ucap ken sambil menundukkan kepalanya – menghormat kepada kotak plastik . hyde dan tetsu hanya tertawa kecil melihat aksi ken. “jadi..untuk selanjutnya,kita berjanji tidak akan lupa lagi.” Ucap hyde sambil ikutan menghormat kearah kotak plastik “kita akan bermain musik untuk kebahagiaan orang lain dan diri sendiri. Kita akan bersenangsenang --- dan tidak memikirkan lainnya , hanya musik yang membawa senyum bahagia semua orang.” Ucap tetsu. ------------------------------------------------

Ch. 7 Tetsu, ken, dan hyde berjalan perlahan menuruni anak tangga. Kali ini wajah mereka bertiga seperti terlepas dari semua beban dan masalah, hanya senyum penuh kebahagiaan yang terpancar diwajah mereka bertiga. Tiba-tiba tetsu mendengar suara gemerincing dari arah belakangnya. Saat tetsu menoleh, tetsu hanya melihat seekor kucing berwarna abu-abu yang berdiri tepat dibawah gerbang kuil – diam untuk sesaat --- memandang kearah tetsu. “ah!! Ada kucing!!” pekik ken mengejutkan tetsu

“seperti elisabeth.” Ucap hyde lirih “AKU INGIN ELISABETH KU!!!!” teriak ken yang langsung berlari menaiki anak tangga itu lagi – berlari menuju kucing abu-abu yang sudah bergerak menghilang dibalik rumpunan tanaman yang ada disisi gerbang. “kenchan!! Elisabeth khan sudah meninggal!!! Itu bukan elisabeth!!!” teriak hyde yang tidak dihiraukan oleh ken yang menghilang dibalik rumpunan tanaman “mulai deh sablengnya!!” ucap hyde sambil meringis “mungkin memang elisabeth.” Ujar tetsu “hah? Tidak mungkin!! Jangan ikutan aneh deh, tetchan!!” “khan semuanya serba mungkin,doihachan?!” seru tetsu yang tidak mau kalah “....ne tetchan, kau memanggilku doihachan.” Ucap hyde “kenapa?...kau tidak suka ya?” ucap tetsu “.....bukan itu!! Hanya saja...sudah sangat lama kau tidak memanggilku doihachan.” “ya...aku baru ingat!!...aku sudah berjanji akan memanggilmu doihachan seterusnya ....dan kau juga berjanji untuk bersungguh-sungguh....dengan pekerjaanmu khan?” ucap tetsu membuat hyde menganga – lalu sebuah senyum terlintas dibibir hyde “ya!! Pekerjaan yang paling penting dalam hidupku.” Ucap hyde dengan suara yang lembut “jadi --- terus lakukan pekerjaan utamamu itu --- jangan menyerah --- jangan melupakannya.” Ucap tetsu dibalas dengan anggukan pelan dari hyde Tetsu kembali melangkah menuruni anak tangga – melewati hyde yang masih diam di tempat --menatap tetsu yang terus bergerak. Lalu jemarinya mengeluarkan sebuah kotak hitam dari saku jaketnya. Jemari hyde satunya melepaskan kalung yang ia pakai, mengeluarkan liontin salib dari untaian yang berwarna hitam, lalu memasangkan benda yang tersimpan didalam kotak hitam itu. “tetchan!!” seru hyde sambil melangkah cepat – mendekati tetsu yang sudah memutar badannya dan kembali berhadapan dengan hyde “ini.” Ujar hyde sambil melingkarkan kedua tangannya di leher tetsu. Tetsu yang tidak menyangka dengan apa yang hendak dilakukan oleh hyde hanya bisa tertegun, tetapi kemudian dia merasakan sesuatu melingkar dilehernya. Saat matanya menatap kearah lehernya – tetsu melihat sebuah kalung dengan untaian hitam --- dengan liontin yang berbentuk cincin --- ah, ini memang cincin. “doihachan...apa ini?” tanya tetsu

“sebenarnya isi kotak hitam tadi adalah cincin. Aku berencana --- selama 10 tahun setelah kita menguburnya --- aku akan berusaha keras untuk menjadi orang yang kuat --- orang yang 10 tahun kemudian --- dapat memberikan cincin itu padamu dan mengatakan perasaanku padamu. Tapi.....banyak sekali kejadian yang membuatku melupakan semua itu....melupakan usahaku untuk meyakinkan dirimu.” “doi-ha-chan......” “aku tahu kalau cincin itu sekarang terlalu kecil untukmu --- aku tidak memperkirakan bahwa jika kita dewasa maka jemari kita ikut gemuk.” Ucap hyde membuat tetsu tertawa kecil “tapi aku tetap ingin memberikannya padamu....jadi untuk sementara --- biarkan cincin itu menjadi sebuah kalung --- biarkan kalung itu melingkar dilehermu sehingga aku --- aku akan terus ingat untuk melakukan pekerjaanku semaksimal mungkin.” Ujar hyde “kalau begitu doiha-chan....bukankah aku juga harus memberikan cincin untukmu?” ucap tetsu mengejutkan hyde “itu—itu tidak perlu.” Ucap hyde gugup “tidak!! Aku harus melakukannya.....tapi agar sama, maka aku harus memberikan cincin yang juga kecil padamu.” “hah? Kenapa begitu?” “hmmm....aaa,doihachan...aku dengar kau taruhan dengan member SID untuk menindik putingmu ya?” “eh? Iya...aku kalah dan aku harus menindik salah satu putingku.” “kalau begitu ,doihachan ---- saat kau membayar hutangmu pada mereka,kau harus menindik puting satu nya lagi dengan cincin yang kupilihkan untukmu.” “APAAA??” pekik hyde sampai bergerak mundur beberapa langkah “bukankah ini menjadi momen yang pas sekali?” “tapi tetchan, aku hanya memberimu kalung tetapi kau menyuruhku menindik putingku?! Itu sama sekali tidak adil!!” seru hyde “DO-I-HA-CHAN!!!” seru tetsu lembut tetapi memberikan penekanan pada tiap kata – membuat hyde langsung merinding saat mendengarnya “lakukan lah apa yang aku inginkan dan kau akan baik-baik saja.” Ucap tetsu tenang “....tidak mungkin!! Sifat bossy nya keluar lagi!!! Mengerikan!!!” pekik hyde dalam hati “woiii!!!” teriak ken yang berlari kencang kearah hyde dan tetsu “ada apa? Sudah menemukan elisabeth?” tanya tetsu

“tidak!! aku tidak menemukannya...tapi aku malah menemukan mereka.” Ucap ken sambil menunjuk kearah sekelompok biksu yang menoleh kekanan dan kekiri – disekitar gerbang kuil “siapa mereka?kenalan barumu?” tanya hyde “bukan!! Salah satu dari mereka melihat kita membongkar tanah di pohon yang ada disamping kuil itu...dan dia melaporkan kepada teman-teman sesama biksu dan sekarang...mereka mencari kita.” ucap ken “ITU MEREKA!! HEI, ANAK-ANAK NAKAL!! KEMARI KALIAN!!” seru salah satu biksu “apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya ken bingung “kita harus melakukan sesuai dengan etika yang sudah diajarkan kepada kita!! Kita akan bertanggung jawab dengan semua ini.” Ucap tetsu tegas “heh?benarkah? jadi kita akan membiarkan mereka menghajar kita?” tanya hyde “TIDAK!! Tidak akan ada yang dihajar atau terluka.....karena kita akan lari sekarang juga!!” seru tetsu yang langsung mengambil langkah seribu “aaah...tunggu aku!! Aku ikut!!!” seru ken yang ikut berlari – mengikuti hyde dan tetsu yang sudah berlari dengan cepat “HOIIIII...JANGAN LARI, BERANDALAN!!!!” teriak para biksu itu “haaaa...kenapa ini terjadi padaku?? Aku sudah tua --- kenapa masih mengalami hal melelahkan seperti ini?” pekik ken “Jika kau berpikir tua – maka kau akan menjadi orang tua, jadi berpikirlah kalau kau masih muda --- maka kau tidak akan pernah menjadi tua.” Teriak tetsu sambil tertawa disela-sela pelarian nya dari kejaran para biksu. Lalu hyde dan ken hanya saling berpandangan dan kemudian suara tawa pun ikut keluar dari bibir mereka berdua. Mereka bertiga terus berlari hingga menuju jalan besar dan membuat para biksu itu kehilangan jejak mereka. Mereka terus berlari sambil merasakan hembusan angin yang terasa menyejukkan diwajah mereka berdua. Sedangkan para biksu yang sudah kehilangan jejak ken,hyde, dan tetsu hanya bisa berbalik dan kembali masuk kedalam kuil. Dari balik rumpunan tumbuhan hijau, terlihat seekor kucing berwarna abu-abu dengan lonceng kecil yang terpasang dilehernya. Kucing itu melangkah perlahan menuju ketempat bekas ken,hyde, dan tetsu menyimpan kapsul waktunya. Didalam cekungan itu, kucing abu-abu itu duduk dan menggarukkan salah satu kakinya kesalah satu telinganya. “miiaauuuww......” pekik kecil nan panjang keluar dari kucing itu. Suara lonceng kecilnya bergemerincing sekali – lalu wujud kucing abu-abu itu pun sedikit demi sedikit menghilang --- yang terlihat hanyalah sebuah foto tua yang ada didalam cekungan tanah. Sebuah foto yang memperlihatkan seekor kucing abu-abu – dengan lonceng kecil

dilehernya sedang dipeluk erat oleh ken, lalu hyde dan tetsu yang berdiri tepat dibelakang ken – memasang wajah seaneh mungkin. Tetapi mereka bertiga tetap tersenyum dengan bahagia. END. Note : sebenarnya kalung yang nade maksud – itu benar2 kalung dan bukan cincin hehehe...hanya saja ceritanya akan lebih menarik kalau kalung itu liontinnya dari cincin hehehehe....

Related Documents

A Time To Honor
May 2020 15
Time To Meet.
June 2020 22
How To Tell Time
November 2019 38
Guide To Quiet Time
August 2019 43
Time To Testify
May 2020 2
Sermon - Time To Die
October 2019 14