Tifoid2009

  • Uploaded by: jco jac
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tifoid2009 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,010
  • Pages: 41
DEFENISI: Penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A,B,C.

Genus Salmonella adl famili dari Enterobacteriacieae Genus Salmonella tdd 3 spesies S. bongori S. subterranea S. enterica tdd 6 subtipe : salmae arizonae Menyababkan diarizonae Demam Tifoid houtenae indica enterica  serovar Typhi,Paratyphi A,B,C

Seseorang dapat terinfeksi Salmonella bila memakan makanan terkontaminasi Salmonella yang berasal dari tinja/urin Terjadinya penyakit bergantung dari bbrp faktor: 1. Jumlah kuman tertelan 1000  jarang sakit 100.000  25 % sakit 1 milliar  95 % sakit 2. Keasaman lambung Hipoasiditas ok antasid @ antagonis H2 memudahkan terjadi penyakit

Salmonella sampai di usus halus Memasuki mukosa  submukosa Dibawa oleh makrofag ke kel limf regional Replikasi dengan cepat di kel limf regional Memasuki saluran limfe  Sirkulasi (Bakteremia I)

BAKTEREMIA TAHAP I MEMASUKI GALL BLADDER KE USUS HALUS ( INVASI TAHAP 2 ) BAKTEREMIA TAHAP 2 TIMBUL GEJALA / KOMPLIKASI

Terdapatnya Salmonella di Gall Bladder dapat mengakibatkan infeksi kronis saluran empedu  karrier Kehadiran ke-2 Salmonella di usus halus dapat menginfeksi Peyer patches  hiperplastik nekrosis  Perdarahan  kerusakan bisa lebih jauh ke p. darah  perdarahan massif  perforasi  peritonitis

Departemen Kesehatan RI tahun 1997 350–810 kasus per 100.000 penduduk per tahun Angka kematian 2%. Di Jawa Timur kejadian Puskesmas 4000 kasus per bulan Rumah Sakit 1000 kasus per bulan Angka kematian 0,8% RSUD Dr. Soetomo Surabaya 1991–1995 : 586 pasien  Angka kematian 1,4% 1996–2000 1563 penderita  Angka kematian 1,09%.

GEJALA KLINIK TANDA KLINIK LABORATORIUM

MI : 10 – 20 (3 – 56 hari) Paratifoid 1 – 10 hari Minggu ke1 : tidak spesifik Demam terutama sore hari Naik bertahap seperti anak tangga (stepladder) Sakit kepala,Nyeri otot, malaise Konstipasi, diare Batuk non produktif Pada anak bisa terjadi kejang demam dengan suhu tubuh sangan tinggi

Minggu kedua : Apatis, suhu tubuh makin tinggi Splenomegali Rose spot di bagian atas abdomen sampai ke bagian bawah dada. Bradikardia Relatif Typhoid tongue

Rose spots Akibat embolisasi bakteri

Rose spots on abdomen

Minggu ke 3 : Demam kontinua, tinggi Gangguan kesadaran : konfusi, delirium Diare kuning kehijauan, distensi abdomen Pneumonia Miokarditis Perdarahan sal cerna Perforasi Kematian

Diagnosa pasti adalah : Kultur darah atau sumsum tulang terdapat pertumbuhan Salmonella Pertumbuhan kuman pada kultur tinja/urin mungkin ok karier  harus didukung manifestasi klinis untuk menetapkan diagnosa demam tifoid.

Pemeriksaan Darah Rutin Hemoglobin dapat normal atau menurun Leukopenia +/-, bisa lekositosis Neutropenia dengan limfositosis relatif. LED Meningkat Trombosit normal atau menurun

KRITERIA WHO KASUS PASTI (Confirmed case) Demam (> 38°C) > 3 hari Kultur Positif Kasus probable ( Probable case ) Demam (> 38°C) > 3 hari Serologis positif atau dijumpai antigen Kultur tidak dilakukan atau negatif Karier kronik Tdp Salmonella pd urin / tinja selama 1 th stlh fase akut

O Vi H

Menggambarkan antibody terhadap : Antigen O (somatic) Antigen H (flagellar) Antibodi O timbul lebih dulu, naik dengan cepat dan menghilang setelah beberapa (4-6) bulan Antibodi H timbulnya belakangan tetapi dapat bertahan lama

Positif palsu tjd pd Vaksinasi Reaksi silang : Enterobacteriaceae sp Reaksi anamnestik Negatif palsu tjd pd Waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit Keadaan umum pasien yang buruk

Hasil survei pada orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal positif pada 78% populasi orang dewasa. Jadi kelemahan diagnostik ini cukup tinggi

Pemeriksaan baru serologis : Mendeteksi IgM S typhi Contoh : Typhidot, Tubex

Jika hasil positif : Pasti Jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam Tifoid Negatif palsu tjd bila : Jumlah darah terlalu sedikit Darah tidak segera dimasukan ke dalam MEDIA  Darah membeku sehingga kuman terperangkap di dalam bekuan Sudah mendapatkan terapi antibiotika

Dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit Spesimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi.

MAHAL AMAT… …

Malaria Sepsis ok bakteri lain Tbc Leptospirosis Penyakit akibat riketsia Dengue Hepatitis akut Infectious mononucleosis

Mencegah Jauh lebih baik daripada Mengobati Jadi perlu Vaksinasi

Doctor administering a typhoid vaccination at a school in San Augustine County, Texas. Photograph by John Vachon, April 1943

Vaksin Demam Tifoid

Vivotif (Oral) Mengandung Salmonella hidup yang dilemahkan 5 kapsul yang diminum setiap selang sehari dalam waktu seminggu Perlindungan: 5 tahun Tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 6 tahun

Vaksin Demam Tifoid

Typhim Vi Vaksin suntik dosis tunggal Mengandung antigen berupa kapsul polisakarida Efektif dua minggu setelah suntik dan bertahan sampai dua tahun. Dapat diberikan pada anak usia dua tahun

Tirah baring selama beberapa hari sampai demam mereda. Banyak bergerak Kuman terlepas dari tempat perkembangannya di usus masuk ke dalam darah Suhu badan akan naik Risiko PERFORASI usus (pada minggu ke 3 – 4)

PENGATURAN DIET Hidrasi Nasi agak lembek. Makan tinggi kalori Daging, telur, ikan, ayam, tahu, tempe, sedikit sayur, dan buah. Hindari makanan yang pedas dan keras.

Management of Typhoid Fever with Levofloxacin: A Clinical Experience, Surabaya 26 Februari 2005   Obat

Dosis

Lamanya

Demam Hilang

Ciprofloxac in

500 mg BID

6 hari

3,60 hari

Ofloxacin

600 mg OD

7 hari

3,40 hari

Pefloxacin

400 mg OD

7 hari

3,10 hari

Fleroxacin

400 mg OD

5 hari

3,40 hari

Levofloxacin

500 mg OD

7 hari

2,43 hari

(03-Mar2005)

Sefalosporin generasi ke 3 (14 hari) Cefotaksim 1gr/8jam/iv (Anak : 200 mg/h, dosis terbagi) Ceftriakson 1 gr / hari/iv Tambahan terapi

Kloramfenikol: Dosis : 500 mg/4jam s/d demam hilang dilanjutkan 500 mg / 6 jam Efek toksik : anemia aplastik Kotrimoksazol : 2 x 960 mg Azitromisin 500 mg sd

Kortikosteroid Indikasi : Tifoid berat (gangguan kesadaran, syok) Dosis : Inisial 3mg/kgBB Lanjutan : 1 mg/kgBB/6jam sd 3 hari

Karier kronik Tdp Salmonella pd urin / tinja selama 1 th stlh fase akut Pengobatan : Siprofloksasin 2 x 750 mg Atau

Norfloksasin 2 x 400 mg

Intestinal : Perdarahan, Perforasi Hati, K.Empedu dan Pankreas Hepatitis Kolesistitis Pankreatitis Jantung : Miokarditis dengan tanda2: Takikardia, nadi dan suara jantung lemah, hipotensi.

Paru : Bronkitis Pneumonia Konsolidasi Siatem syaraf: Konfusi, disorientasi,gelisah,delirium Twitching/kejang pd wajah, psikosa, katatonia, meningitis, ensefalitis, mielitis, neuropati.

Hematologis Hemolisis ok defisiensi G6PD Koagulasi Intravskular Disseminata (KID) Ginjal Glumerulitis Sindroma nefrotik Otot : Zenker’s degeneration (degenerasi hialin serat otot) Polimiositis

Related Documents

Tifoid2009
May 2020 6

More Documents from "jco jac"

Congenital Malaria
June 2020 11
Dengue Shock Syndrome
June 2020 11
Tifoid2009
May 2020 6
Pertussis
June 2020 10