Synopsis Pengalaman Nyata Ibu dalam Merawat Anak yang Pernah Mengalami Kejang Demam
Fokus perhatian ibu terhadap anak kejang demam: Kejang demam merupakan peristiwa yang menyeramkan dan menyebabkan trauma bagi ibu. Ibu memiliki banyak sekali kecemasan (fokus perhatian) dalam dirinya terkait anak yang mengalami kejang demam. Secara garis besar kecemasan (fokus perhatian) ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kecemasan terhadap sifat alami kejang demam, kecemasan terhadap penyebab kejang demam, dan kecemasan terhadap dampak kejang. Dalam kecemasan terhadap sifat alami kejang, ibu percaya dan mengatakan bahwa kejang adalah peristiwa yang berbahaya, tidak dapat diremehkan, dapat berkembang dan bertambah parah, menimbulkan kerawanan dan dampak yang susah dijelaskan serta kejadiannya sendiri sangat tidak wajar atau mengherankan bagi ibu. Ibu juga memiliki kecemasan terhadap pengobatan anak kejang. Disatu sisi ibu berpikir bahwa pengobatan untuk anak kejang berbahaya, namun disisi lain ibu berpikir bahwa anak kejang memerlukan pengobatan yang lebih paten atau langsung sembuh setelah sekali pemberian. Terkait dengan penyebab kejang, ibu berpikir bahwa kejang disebabkan oleh penyebab yang kasat mata seperti demam, infeksi, factor keturunan, cuaca dll, serta disebabkan oleh penyebab lainnya yang tidak kasat mata atau pengaruh hal-hal gaib, seperti kesambet. Ketakutan ibu terhadap peristiwa sebelumnya membuat ibu memiliki kecemasan kejang akan berulang terjadi lagi dengan waktu yang tidak bisa diprediksi entah malam ataupun dini hari. Tidak hanya sampai disitu, ibu memiliki kecemasan terbanyak terutama dalam hal dampak kejang demam bagi masa depan anak. Ibu berpikir bahwa kejang akan menyebabkan anaknya mengalami gangguan fisik berupa gangguan saraf dan otak, gangguan kesadaran, kecacatan, serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ibu juga berpikir bahwa kejang akan menyebabkan gangguan mental bagi anak, entah berupa gangguan kecerdasan, emosi, ataupun perubahan perilaku pada anak; kemudian gangguan sosialisasi misalnya anak akan dijauhi oleh teman-temannya dan gangguan spiritual yaitu anak akan sering mengalami kejang karena pengaruh hal-hal gaib. Dari keseluruhan pengalaman ibu diatas, dapat disimpulkan bahwa ibu memiliki kecemasan ketika anak pernah mengalami kejang demam maka dia akan menjadi sangat rentan/ rawan. Dampak kecemasan (fokus perhatian) ibu terhadap kehidupan sehari-hari: Terkait dengan dampak atas kecemasan yang dialami, ibu merasa bahwa dirinya memiliki beban dalam merawat anak yang pernah mengalami kejang. Secara fisik hal ini ditunjukkan dengan ibu merasa bahwa nafsu makannya menjadi berkurang, gangguan tidur dan merasa capek dalam merawat anak kejang. Ibu mengatakan bahwa emosinya menjadi tidak stabil, seperti mudah marah, mudah menangis, mudah jengkel/ kesal, merasa bersalah terhadap diri sendiri, menjadi lebih cerewet dan lebih perhatian kepada anak. Tidak hanya sampai disitu, ibu juga mengatakan bahwa setelah anak mengalami kejang, pikirannya jadi mudah bingung atau pusing, sering bengong/ merenung melihat anak, mengalami trauma dll. Ibu mengatakan bahwa pekerjaan rumah dan pekerjaan di kantor menjadi terganggu, kehilangan waktu untuk diri sendiri, bersama suami atau melakukan rekreasi karena ibu
hanya akan diam di rumah saja selama anak belum sehat. Lebih jauh lagi, ibu juga mengatakan bahwa setelah peristiwa kejang menimpa anaknya, ibu mengalami perubahan dalam hal spiritual yakni menjadi lebih rajin dalam sembahyang dan merasa bahwa adanya pengeluaran yang lebih dalam merawat anak. Pengeluaran lebih ini terutama dirasakan karena ibu harus membeli atau menyiapkan obat untuk mencegah kejang dan sekarang ketika anak sedikit saja mengalami demam ibu langsung membawanya ke dokter, bidan atau rumah sakit. Perilaku ibu dalam mengatasi fokus perhatian dan dampak yang ditimbulkannya: Berbicara mengenai strategi ibu dalam mengatasi kecemasan dan dampaknya, ibu adalah sosok yang selalu berjuang mengatasi setiap masalah yang datang. Ibu adalah sosok yang mandiri, dia akan berusaha menutupi masalahnya, menangis seorang diri tanpa sepengetahuan suami dan sebisa mungkin dia akan mengatasi dan menenangkan masalahnya seorang diri. Selain itu, ibu mengatakan bahwa dia berjuang untuk mencari bantuan atau pertolongan kepada orang-orang disekitar, pergi ke dokter atau petugas kesehatan, membacabaca artikel di internet, bahkan pergi ke dukun. Ibu juga akan berjuang untuk menyisihkan pendapatannya, berbelanja sehemat mungkin dan mengurus asuransi untuk mengatasi pengeluaran akibat seringnya pergi ke dokter atau menyiapkan obat-obatan. Tidak hanya sampai disitu, ibu juga berjuang dengan cara berdoa kepada Tuhan, menerima semua masalah dengan pasrah, melakukan beberapa ritual seperti tolak bala, ngulapin, melukat/ mebayuh dll dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja dan segala masalah pasti akan berakhir. Lebih jauh lagi, dalam mencegah kejadian kejang dan mencegah kecemasannya muncul kembali, ibu berjuang melakukan proteksi yang kompleks kepada anaknya seperti dengan selalu menyiadakan obat-obatan di rumah (tidak hanya obat-obatan medis, juga obat-obatan tradisional seperti minyak bawang, memberikan kopi dll), memproteksi anak belanja atau makan-makanan sembarangan, mengatur waktu tidur dan bermain anak, sebisa mungkin akan diam di rumah dan mendampinginya selalu selama anak belum sehat sepenuhnya setelah mengalami kejang. Kode Partisipan : Pendapat, masukan atau saran:
……………………, ……… Desember 2017 Participant
( …………………………………………..)