Pemberian Tes dalam Pemeriksaan Psikologi Klinis
Tes yang biasanya diadministrasikan pada subjek antara lain tes inteligensi umum, tes proyeksi, tes grafis dan inventori kepribadian. Tes inteligensi umum diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan pada waktu kini untuk membandingkan keadaan kini dengan keadaan sebelum sakit. Tes proyeksi merupakan yang penting dilakukan untuk pemeriksaan klinis dengan tujuan mengungkapkan hal-hal yang kurang atau tidak disadari. Tes grafis adalah yang paling digemari oleh psikolog di Indonesia. Karena memakan waktu yang relatif singkat. Dan kebanyakan menggunakan analisis kualitatif. Kelemahan tes grafis adalah bahwa seringkali pemeriksa terpengaruh oleh keindahan gambar atau keterampilan menggambar klien dan melupakan segi-segi formals seperti: ukuran gambar, jenis garis yang digunakan, tekanan garis, penempatan gambar dan sebagainya. Tes yang akhir-akhir ini lebih banyak digunakan sebagai pengganti tes proyeksi ialah Inventory Kepribadian yang sangat banyak jenisnya, antara lain Eysenck Personality Inventory(EPI), Minnessota Multiphasic Personality Inventory(MMPI), Beck Depression Scale (BDI), Taylor Manifest Anxiety Scale (TAMAS), State-Trait Anxiety dan Spielberger, dan lain-lain. Selain inventori, ada pula bermacam-macam skala utuk mengetahui keadaan normal-abnormal seseorang, misalnya PositiveNegative Affect Scale dari Watson, skala hostility, dan lain-lain. Tes jenis sentence completion telah dikembangkan oleh beberapa tokoh antara lain, Sacks, Rotter. Tes khusus untuk menyelidiki gangguan organik diantaranya adalah Bender Gestalt, Minnesota Perceptive Distortion Test (MPD), Weschler Memory Scale (WMS), Mini Mental State Test dari Polstein, Tes untuk Aphasia dan Diagnosis serta Rehabilitasinya (TADIR), Halstead Reitan Battery, dan lain-lain.