Paket Asuhan Gizi.docx

  • Uploaded by: Nikma
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paket Asuhan Gizi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 444
  • Pages: 2
Paket Asuhan Gizi Asuhan gizi dilakukan melaui tiga kegiatan yang merupakan paket kegiatan yang terdiri dari: 1. Pemantauan status gizi Pemantaun status gizi dilakukan untuk mengetahui kondisi ODHA apakah mempunyai status gizi yang normal, kurang atau buruk. Pemantauan ini dilakukan dengan cara: a) Ananmesa diet Anamnesa diet dilakukan dengan cara menggali kebiasaan makan saati ini, bagaimana penyediaan makan sehari-hari, apakah ada riwayat alergi, bagaimana penggunaan suplemen dan jenis obat yang diminum. Sehingga dapat diidentifikasi kemungkinan kekurangan zat gizi dan faktor penyebabnya. b) Pengukuran antopometri Dilakukan dengan memeperhatikan perubahan berat badan. Oleh karena itu perlu ditanyakan bagaimana berat badan 3-6 bulan yang lau. Pengukuran antropometri yang perlu dilakukan adaah mengukur lingkar lengan atas untuk mengetahui seberapa jauh terjadi kekurangan zat gizi makro seperti kekurangan energy protein dan mengukur lingkar pinggang. c) Pemeriksaan laboratorium Serangkaiam pemeriksaan yang umumnya berhubungan dengan pemeriksaan darahyang meliputi: kadar hemoglobin, hematocrit, kadar gula darah, SGOT, SGPT, kadar albumin, ureum, kreatinin, elekrolit (NA, K, Cl), kadar kolesterol, trigliserida, sistem imun, virology, efek samping obat ARV dan resistensi obat. Pemeriksaan laboratoruim yang berkaitan dengan gizi adalah: 1) Hemoglobin Pemeriksaan ini penting sekali untuk memeriksa anemia. Anemi paling sering terjadi pada penggunaan zidovudine (ZDV), yang biasanya terjadi pada minggu pertama, akan tetapi dapat terjadi secara perlahan-lahan beberapa bulan kemudian. Jika Hb < 7 g/ dl, pertimbangkan untuk mengganti obat dan intervensi dan konseling gizi untuk meningkatkan kadar hemoglobin. 2) Hematokrit Apabila hasil pemeriksaan hematokritnya tinggi meningkat ≥ 20%, berarti ada indikasi dehidrasi. 3) Hiperglikemia dan resistensi insulin Kadar gula darah yang tinggi akibat resistensi insulin dapat menyebabkan diabetes, yang biasanya terjadi pada penggunaan PI, dengan prevalensi 3-17%. Rata-rata 5% kasus terjadi setelah pengobatan 5 tahun, walaupun pernah dilaporkan terjadi setelah 2 bulan pengobatan. 4) Gangguan fungsi liver Peningkatan SGPT, SGOT dan keluhan hepatitis (ikterus, anorexia, kencing berwarna teh tua) dapat terjadi pada penggunaan semua ARV dan paling sering terjadi jika terdapat koinfeksi hepatitis B atau hepatitis C. Pemeriksaan tes fungsi hati ini untuk melihat tanda dini kerusakan hati, yaitu melalui adanya enzim dalam darah yang dilepaskan oleh hati. Dikatakan hepatotoksisitas jika terdapat : peningkatan SGOT atau SGPT 3 X dari nilai normal tertinggi dan ada gejala atau peningkatan SGOT dan SGPT 5 X dari nilai normal tertinggi.

5) Untuk mengetahui status nutrisi dapat dilakukan pemeriksaan albumin darah. 6) Gangguan fungsi ginjal Obat jenis protease inhibitor menyebabkan gangguan ginjal yang dalam beberapa keadaan dapat dicegah dengan minum air yang banyak sepanjang hari. Pemeriksaan fungsi ginjal yang dilakukan adalah ureum dan kreatinin. 7) Dislipidemia Protease inhibitor paling sering menyebabkan dislipidemia, yaitu peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Kelainan tersebut biasanya timbul setelah lebig dari 6 bulan penggunaan obat ARV. 2. Intervensi gizi 3. Konseling gizi

Related Documents

Paket Asuhan Gizi.docx
June 2020 12
Paket Laparotomy.docx
April 2020 20
Paket-2
June 2020 26
Paket Umum.docx
June 2020 22
Paket Promosi
June 2020 19
Paket A
October 2019 47

More Documents from "fitria wulandari"