Buka Mata Buka Telinga [BMBT] teRORis bikin miRis Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al Anfaal, 8 : 60)
Miris.. miris banget hati ini nge-denger berita tentang penangkapan *kata mereka* teroris... yang ditangkap *kalo kita lihat sekilas* adalah masih saudara kita juga, sesama muslim.. masih satu tubuh dengan kita... Apakah mereka benar2 memperjuangkan sesuatu yang benar? Apakah mereka benar2 menjalankan syariat islam? Apakah mereka benar2 islam? Apakah mereka benar? Setahu aku, dalam islam sama sekali tidak di ajarkan kekerasan, yang ada hanyalah bentuk perlawanan dari kekerasan yang diterima dari musuh islam... artinya kita melawan jika kita dilawan... tetapi, bagaimana dengan mereka yang di tangkap dan diculik hingga di cap sebagai teroris??? Teroris.. saat ini sudah menjadi sebuah istilah yang menakutkan.. siapakah sebenernya yang menjadi teroris?? Aku dan keluarga ku berusaha menjalankan hidup ini dengan nilai2 islam yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah... kenapa ada perasaan takut utk melakukan ini yah? Jadi siapakah sebenarnya yang teroris??? Kenapa aku merasa takut utk menunjukkan ke-islam-an ku melalui penampilan ku... Jadi siapakah sebenarnya yang teroris??? Mereka yang menyerang dan memulai peperangan.. mereka yang membuat dunia ini dikecam ketakutan... Jadi siapakah sebenarnya yang teroris??? kenapa kita mesti takut kepada mereka?? ya Allah... jadikanlah hamba sebagai seorang yang takut hanya dan hanya kepada MU.. ya Allah... jadikanlah hamba sebagai pejuang agama MU... ya Allah... jadikanlah hamba sebagai orang yang hidup dalam kemuliaan islam dan mati dalam menegakkan agama MU... istriku dan anakku.. jika suatu saat mereka menculik atau menangkap aku... tidak lain itu hanya sebuah fitnah.. karena aku bukan teroris... aku hanya manusia biasa.. hamba Allah yang mencoba belajar dan kembali menegakkan Al-Qur’an dan As-Sunnah..
http://orido.wordpress.com
1
Buka Mata Buka Telinga Links:
[irhab [terorisme] yang dipopulerkan oleh amerika serikat] http://www.almanhaj.or.id/content/1343/slash/0 [hukum menjuluki orang-orang multazim dengan sebutan fundamentalis atau teroris] http://www.almanhaj.or.id/content/1338/slash/0 [hukum berkenaan dengan masalah terorisme di negara-negara islam dan sekitarnya] http://www.almanhaj.or.id/content/1258/slash/0 [seputar issu terorisme] http://www.almanhaj.or.id/content/1663/slash/0 [terorisme sebab-sebab dan penanggulangannya serta sikap seorang muslim dalam menghadapi fitnah zaman] http://www.almanhaj.or.id/content/1942/slash/0 [ahlus sunnah dan terorisme] http://www.almanhaj.or.id/content/1814/slash/0 [ada sebagian orang yang bersikap ekstrim dan tidak meletakkan permasalahan pada tempatnya] http://www.almanhaj.or.id/content/1761/slash/0 [hukum pemboman di negara-negara islam dan sekitarnya, apakah termasuk jihad fi sabilillah ?] http://www.almanhaj.or.id/content/1386/slash/0
beRita terkait: detasemen khusus 88 http://id.wikipedia.org/wiki/Detasemen_Khusus_88 memberantas terorisme dengan segala daya http://www.sinarharapan.co.id/berita/0706/12/taj01.html tpm bantah kasus poso terkait jamaah islamiyah http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/01/17/brk,20070117-91473,id.html australia: abu dujana telah tertangkap http://www.sinarharapan.co.id/berita/0706/12/sh01.html densus 88 geledah rumah tersangka arif syaifudin http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/densus-88-geledah-rumahtersangka-arif-syai.html densus 88 bekuk anak buah abu dujana di sleman http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2007/06/11/brk,20070611101686,id.html
-perbanyakamalmenujusurga-
http://www.almanhaj.or.id/content/1343/slash/0 Irhab [Terorisme] Yang Dipopulerkan Oleh Amerika Serikat Jumat, 11 Februari 2005 11:16:25 WIB IRHAB [TERORISME] YANG DIPOPULERKAN OLEH AMERIKA SERIKAT Oleh
http://orido.wordpress.com
2
Buka Mata Buka Telinga Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Pertanyaan. Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi ditanya : Bagaimana pendapat Syaikh tentang istilah irhab (terorisme) yang dipopulerkan Amerika Serikat ? Jawaban. Mengenai irhab, kami beberapa hari yang lalu (Ahad, 5 Desember 2004) telah menyampaikan Tabligh Akbar di masjid Istiqlal Jakarta. Semuanya berbicara seputar irhab. Irhab adalah istilah Islam. Akan tetapi (telah) digunakan oleh Amerika Serikat dengan makna yang berbeda, yaitu merusak. Sebuah makna yang tidak dikehendaki oleh Islam. Allah berfirman. Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya ; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) [Al-Anfal : 60] Sekarang irhab dimaknai dengan merusak, ekstrim dan radikal. Memang perbuatan seperti ini ada di kalangan kaum muslimin (sebagaimana juga tedapat pada umat agama lain). Akan tetapi, cara mengatasinya lewat politik dan militer (atau terror yang lebih besar dan lebih keji) bukan secara ilmiah dan syar’i. (Demikian) ini adalah kekeliruan tidak menyelesaikan masalah, (tetapi) justru menambah rumit masalah, yaitu dengan menekan dan menindas kaum muslimin baik dalam tataran individu, organisasi dan Negara. Berbagai macam pertemuan, konferensi dan mu’tamar telah diadakan. Hasilnya, para ahli menetapkan bahwa harus dibedakan antara irhab (dalam arti terorisme) dengan membela negeri yang dijajah. Akan tetapi untuk melakukan perlawanan ini diperlukan adanya kemampuan dan kesiapan, baik iman, agama, militer, dan sebagainya. Bukan sekedar emosi dan semangat. Sebab jika tidak, maka hal ini semakin menambah menyimpangnya umat Islam, dan semakin menambah beratnya cengkeraman orang kafir terhadap Islam. [Sesi dialog dari ceramah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi tgl 9 Desember 2004 di Masjid Kampus IAIN Surabaya] IRHAB MENURUT ISTILAH ISLAM Islam dan terorisme, dua kata yang saat ini sedang mengemuka di tengah masyarakat, telah melengkapi kamus pemikiran dan pemahaman yang menakutkan. Terlebih bagi kelompok yang masih dihinggapi Islamophobia, seakan dua kata itu ibarat dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sungguh pemahaman ini sangat keliru dan tidak memiliki dasar argument.
http://orido.wordpress.com
3
Buka Mata Buka Telinga
Fakta sejarah membuktikan, wajah Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam tidaklah seperti digambarkan oleh sebagian orang yang picik memandang Islam. Karena Islam datang dengan membawa kelemah lembutan, memberikan kedamaian dan membebaskan manusia dari perbudakan dan penindasan antar manusia. Maka bagaimana mungkin Islam memunculkan benih keresahan dengan menebarkan teror ke tengah masyarakat ? Islam mengakui, kata irhab menurut tinjauan syari’at, pada asalnya bukanlah kata yang dibenci. Bahkan ia merupakan kata yang mendapat porsi makna tersendiri di dalam syari’at dan di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman. Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan (membikin irhab pada) musuh Allah†[Al-Anfal : 60] Rasa gentar dan takut yang menyelinap di hati para musuh Islam, adalah ketakutan luar biasa, yang difirmankan Allah. Artinya : Kelak aku jatuhkan rasa takut ke hati orang-orang kafir [Al-Anfal : 12] Dan juga disabdakan oleh Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam. Artinya : Aku ditolong dengan rasa takut (yang ditanamkan kepada musuh) sejak sebulan perjalanan Jadi, kata irhab menurut istilah Islam yang Qur’ani bukanlah irhab dalam kenyataan yang terjadi akhir-akhir ini, dan bukan pula irhab dalam kejadian mencekam yang problematis sekarang ini. Sebab, irhab menurut konteks kekinian dan opini yang dikembangkan sekarang ini, identik dengan kerusakan ; perusakan, pembunuhan membabi buta dan peledakan yang dilakukan secara ngawur, tanpa dasar petunjuk, bayyinah (bukti nyata) serta bashirah (ilmu) sama sekali. Sungguh, pemahaman irhab seperti ini bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Demikian sebagian konklusi ceramah para masyayaikh dari Yordania [Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi, Syaikh Salim bin Id Al-Hilali, Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu Nashr dan Syiakh Masyhur bin Hasan Salman] di Masjid Raya Istiqlal Jakarta, Ahad 22 Syawal 1425H bertepatan 5 Desember 2004 [Disalin dari Majalah As-Sunnah Edidi 11/Tahun VIII/1425H/2005M. Rubrik Soal-Jawab yang diangkat dari sesi dialog dari ceramah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi tgl 9 Desember 2004 di Masjid Kampus IAIN Surabaya dan Liputan Khusus]
http://orido.wordpress.com
4
Buka Mata Buka Telinga http://www.almanhaj.or.id/content/1338/slash/0 Hukum Menjuluki Orang-Orang Multazim Dengan Sebutan Fundamentalis Atau Teroris Senin, 7 Februari 2005 10:35:22 WIB HUKUM MENJULUKI ORANG-ORANG MULTAZIM DENGAN SEBUTAN FUNDAMENTALIS ATAU TERORIS Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Pertanyaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Pada masa ini telah santer julukan buat kaum muslimin yang berkomitmen terhadap agama dengan beragam julukan seperti kaum fundamentalis, teroris, orang-orang yang memiliki pemikiran yang picik, dan semisal itu, bagaimana pendapat syaikh mengenai hal ini ? Jawaban. Menurut pendapat saya, tidak aneh bila para pelaku keburukan menjuluki para pelaku kebaikan dengan berbagai julukan jelek yang mereka hembuskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman di dalam surat Al-Muthafifin. “Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan ; ‘Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat” [Al-Muthafifin : 29-32] Dan tidak ada yang terselubung bagi orang yang membaca Al-Qur’an julukan yang diberikan oleh musuh-musuh para Rasul terhadap rasul-rasul mereka berupa julukanjulukan yang jelek. Allah berfirman. “Artinya : Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan , “Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila” [Adz-Dariyat : 52] Semua orang-orang kafir yang para rasul diutus kepada mereka menjuluki para Rasul mereka tersebut dengan julukan tukang sihir dan orang gila. Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sendiri sebagaimana yang telah kita maklumi mengalami hal itu dari orang-orang Kafir Quraisy dan selain mereka. Mereka mengatakan, “tukang sihir”, “pendusta”, “orang gila” dan penyair”. Semua ini dimaksudkan agar orangorang lari dari beliau dan manhaj yang beliau bawa. Oleh karena itu, tidaklah merupakan hal yang aneh lagi bila mereka-mereka yang jauh dari Islam tersebut memberikan julukan yang beragam ini kepada siapa saja yang berpegang teguh kepada Islam seperti berpikiran picik, ekstrim dan semisalnya.
http://orido.wordpress.com
5
Buka Mata Buka Telinga Adapun terhadap mereka yang mengatakan, “mereka itu adalah kaum fundamentalis”, sebenarnya tujuannya adalah untuk tidak melabelkan Islam kepada mereka karena Islam itu pada dasarnya dicintai oleh jiwa, sementara yang mereka maksud (tujuan asalnya) adalah terhadap kaum fundamentalis itu. Sekalipun demikian, kita tegaskan ; jika orang yang berpegang teguh dengan Islam itu adalah seorang fundamentalis, maka kamilah kaum fundamentalis itu. [Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerbit Darul Haq]
http://www.almanhaj.or.id/content/1258/slash/0 Hukum Berkenaan Dengan Masalah Terorisme Di Negara-Negara Islam Dan Sekitarnya Sabtu, 25 Desember 2004 09:10:44 WIB HUKUM BERKENAAN DENGAN MASALAH TERORISME DI NEGARA-NEGARA ISLAM DAN SEKITARNYA Oleh Majelis Haiah Kibaril Ulama Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, segala kemenangan diperuntukkan bagi orang-orang, bertakwa, dan permusuhan hanya bagi orang-orang yang zhalim. Semoga shalawat dan salam serta barakah tercurah kepada makhluk yang paling mulia, yaitu Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, para shabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau hingga akhir zaman. Sesungguhnya majelis Haiah Kibarul Ulama pada daurah ke 32 yang bertempat di Thaif yang dimulai tanggal 12-18 Muharram 1409H, membahas tentang kabar tentang terjadinya beberapa pengrusakan yang menewaskan banyak orang-orang yang tidak bersalah, hilangnya harta yang tidak sedikit, hancurnya fasilitas-fasilitas umum di negeri-negeri Islam dan sekitarnya. Hal ini dilakukan oleh sekelompok orang yang imannya tipis atau memiliki jiwa yang sakit serta rasa iri hati. Contoh-contoh dari kejahatan mereka : Peledakan bangunan-bangunan serta membakar fasilitas-fasilitas umum, menghancurkan barang-barang dagangan, pemboman serta pembajakan pesawat-pesawat. Kalau diperhatikan dengan seksama berdasarkan beragam peristiwa yang terjadi baik di negara-negara yang dekat ataupun yang jauh, bahwasanya Saudi Arabia dan negara-negara lainnya merupakan sasaran dari semua ini. Maka majelis Haiah Kibarul Ulama melihat betapa pentingnya menetapkan hukum atas para pelaku pengrusakan tersebut. Baik yang menjadi sasaran dari pengrusakan itu tempat-tempat umum dan fasilitas negara ataupun yang lainnya dengan maksud murni kejahatan dan menghilangkan rasa aman.
http://orido.wordpress.com
6
Buka Mata Buka Telinga Majelis ulama telah meneliti dengan seksama dari apa yang disampaikan oleh para ahli ilmu, bahwasanya syariat mencakup secara menyeluruh menetapkan wajibnya mempertahankan lima hal yang sangat penting dan mengambil berbagai tindakan untuk menjaganya, lima hal tersebut adalah agama, nyawa, kehormatan, akal dan harta. Majelis ulama telah memiliki gambaran akan bahaya-bahaya besar yang akan timbul akibat menzhalimi jiwa-jiwa, kehormatan-kehormatan kaum muslimin dan harta mereka serta akibat yang ditimbulkan oleh pengrusakan-pengrusakan, seperti tidak adanya rasa aman dalam suatu negara, maraknya kekerasan dan kekacauan, serta ketakutan kaum muslimin atas diri serta harta mereka. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjaganya bagi manusia agama, diri, jiwa, kehormatan, akal pikiran, serta harta benda mereka dengan batas-batas yang telah disyariatkanNya yang dengannya akan tercipta rasa aman. Hal tersebut telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firmanNya. "Artinya : Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani Israil, bahwa : barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya" [Al-Maidah : 32] Dan firmanNya. "Artinya : Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar" [Al-Maidah : 33] Menegakkan tersebut merupakan jaminan akan tersebarnya rasa aman serta rasa damai, tidak akan ada keinginan bagi masing-masing individu untuk melakukan kejahatan ataupun kezhaliman atau kaum muslimin. Jumhur ulama telah sepakat bahwa hukum terror yang dilakukan di suatu kota, atau tempat lainnya, sama saja sebagaimana firman Allah. "Artinya : Mereka melakukan kerusakan di muka bumi" Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia manarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanamantanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan" [Al-Baqarah : 204-
http://orido.wordpress.com
7
Buka Mata Buka Telinga 205] Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya …." [Al-A'raf : 56] Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : "Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang untuk melakukan keruskan di muka bumi serta hal-hal yang bisa menjadikannya rusak setelah Allah memperbaikinya, karena jika semuanya berjalan dengan baik (lurus) kemudian terjadi kerusakan setelah itu maka hal tersebut akan lebih berbahaya bagi manusia, karena itulah Allah melarang hal tersebut". Al-Qurthubi Rahimahullah berkata : "Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang segala bentuk pengrusakan (baik sedikit ataupun banyak) setelah adanya perbaikan (sedikit atau banyak), berlaku secara umum menurut pendapat yang paling benar". Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, bahwasanya perbuatan-perbuatan mereka itu melebihi tindakan kaum muharibin yang melakukan hal tersebut, mempunyai tujuan-tujuan khusus dalam mencapai maksud mereka, seperti harta dan kehormatan. Sedangkan mereka bertujuan membuat keributan (kegoncangan), melemahkan persatuan manusia serta menyesatkan aqidah umat dan memalingkannya dari manhaj rabbani. Berdasarkan hal tersebut majelis ulama secara ijma menetapkan. Pertama. Orang yang telah pasti (secara syariat) terbukti melakukan suatu bentuk kerusakan di muka bumi yang membuat suatu kekacauan dengan cara menzhalimi jiwa dan harta secara umum atau khusus seperti meledakkan bangunan orang-orang miskin, masjid, sekolah-sekolah, rumah sakit, pabrik-pabrik, jembatan, gudang senjata dan gudang air, proyek-proyek umum milik baitul mal seperti ; pipa minyak, peledakan pesawat ataupun membajaknya dan semisalnya, bahwasanya hukuman yang pantas baginya hanyalah hukuman mati sesuai dengan dalil-dalil yang telah lewat, bahwasanya halal darah orang yang telah melakukan suatu bentuk kerusakan, sebab orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut lebih berbahaya dan lebih pantas ditakuti dari pada orang yang menggunakan cara singkat dengan menzhalimi seseorang, membunuh, ataupun merampas hartanya. Itu adalah hukum yang telah Allah tetapkan seperti yang tercantum dalam ayat Al-Hirabah (pengrusakan). Kedua. Bahwasanya sebelum menjatuhkan hukuman seperti yang telah dijelaskan di atas wajib bagi mahkamah syari'ah dan majelis khusus serta mahkamah tinggi meminta klarifkasi tentang perbutannya tersebut sehingga tidak salah dalam menjatuhkan vonis dan menumpahkan darah orang yang tidak berdosa dan untuk menjalankan prosedur hukum yang berlaku di negeri ini berkaitan dengan investasi terhadap aksi-aksi kejahatan. Ketiga. Majelis ulama berpendapat agar hukuman disebar luaskan kepada masyarakat umum
http://orido.wordpress.com
8
Buka Mata Buka Telinga melalui media massa. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mencurahkan shalawat dan salam kepada hamba serta RasulNya Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. [Majelis Haiah Kibarul Ulama. Majalah Mujamma' Fiqh Islami, edisi ke 2 halaman 181, Keputusan no. 148. dicetak dari Daurah (pertemuan) ke-32, 12 Muharram 1409H] [Disalin dari kitab Fatawa Al-Aimmah Fil An-Nawazil Al-Mudlahimmah edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Seputar Terorisme, Penyusun Muhammad bin Husain bin Said Ali Sufran AlQathani, Terbitan Pustaka At-Tazkia]
http://www.almanhaj.or.id/content/1663/slash/0 Seputar Issu Terorisme Senin, 14 Nopember 2005 08:33:22 WIB SEPUTAR ISSU TERORISME Oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary Tema seputar irhab (terorisme) menjadi pembicaraan hangat di setiap lapisan masyarakat dan ittijahat (berbagai pihak dengan berbagai kepentingannya). Setiap Negara memperbincangkannya, baik negara Islam atau bukan. Semua orang juga berbicara tentang irhab. (Begitu pula) orang-orang Islam dan non-muslim, anak-anak, dewasa dan wanita. Mereka semua membicarakannya. Sehingga, perlu disampaikan sebuah pernyataan yang menyejukkan dan menentramkan yang dapat menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Kata irhab menurut tinjauan syari’at pada asalnya bukanlah kata yang dibenci. Bahkan ini merupakan kata yang mendapat porsi makna tersendiri di dalam syari’at dan di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman. “Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan (membikin irhab pada) musuh Allah” [Al-Anfal : 61] Rasa gentar dan takut yang menyelinap di hati para musuh Islam, adalah ketakutan luar biasa, yang difirmankan Allah. “Artinya : Kelak Aku jatuhkan rasa takut ke hati orang-orang kafir” [Al-Anfal : 12] Dan juga disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Aku ditolong dengan rasa takut (yang ditanamkan kepada musuh) sejak sebulan perjalan” [Hadits Riwayat Bukhari]
http://orido.wordpress.com
9
Buka Mata Buka Telinga Jadi, kata irhab menurut istilah Islam yang Qur’ani bukan irhab dalam kenyataan yang terjadi akhir-akhir ini, dan bukan pula irhab dalam kejadian mencekam yang problematis sekarang ini. Sebab irhab menurut konteks kekinian dan menurut peristiwa problematis sekarang ini , identik dengan kerusakan, perusakan, pembunuhan membabi buta dan peledakan yang dilakukan secara ngawur, tanpa dasar petunjuk, bayyinah (bukti nyata) serta bashirah (ilmu) sama sekali. Akan tetapi hanya berdasarkan dorongan semangat dan emosi semata. Dengan dalih, sebagai pembelaan dan kecintaan terhadap agama. Namun tidak semua orang yang mencintai agama, dapat melaksanakan agama dengan baik dan benar. Ibnu Mas’ud mengatakan :”Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak dapat meraihnya”. Demikianlah,sesungguhnya prinsip dan asas Islam dalam jihad bertumpu pada perbaikan dan penyebaran hidayah, bukan penghancuran, pembunuhan atau peperangan, namun bermisi menebarkan hidayah kepada manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Dari kezhaliman serta keputusasaan menuju kebahagian dan curahan kebaikan. Acuannya terdapat pada firman Allah. “Artinya : Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampui batas” [Al-Baqarah : 190] Allah menghubungkan terjadinya peperangan, disebabkan oleh peperangan, tanpa boleh bertindak melampui batas. Dan Allah menjelaskan pada akhir ayat, tindakan yang bengis dan kejam tidak disukai Allah Ta’ala. Allah berfirman. “Artinya : Sesungguhnya Allah tidak menykai orang-orang yang melampaui batas”. Bahkan Al-Qur’an melukiskannya dalam gambaran yang indah dalam ayat. “Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangi kamu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” [AlMumtahanah : 8] Dalam ayat pertama Allah mengatakan : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampui batas”. Sedangkan pada ayat yang kedua Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. Inilah hakikat Islam dengan risalahnya yang luhur, prinsip-prinsipnya yang universal, bersifat baik dan berorientasi mempebaiki kondisi, tidak dibatasi oleh dimensi waktu maupun ruang, supaya menjadi agama Allah yang terakhir sebagai perwujudan firman Allah. “Artinya : Sesungguhnya agama yang (diridhai) di sisi Allah adalah Islam” Dan firmanNya. “Artinya : Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya”.
http://orido.wordpress.com
10
Buka Mata Buka Telinga Begitulah agama Islam, keagungan tercermin pada pribadi Nabi Muhammad yang bersabda. “Artinya : Ketahuilah, aku diberi Al-Qur’an dan (wahyu) serupa datang bersamanya” Nabi menganggap bahwa pengkhianatan terhadap perjanjian dengan orang kafir yang sedang dalam ikatan perjanjian bersama dengan kaum muslimin, baik atas permintaan orang kafir atau atas ajakan kaum muslimin. Nabi menganggap penghianatan itu sebagai dosa besar. Beliau bersabda. “Artinya : Barangsiapa membunuh seorang mu’ahad (dalam perjanjian dengan kaum muslimin), niscaya ia tidak akan mencium aroma Syurga. (Padahal) aroma syurga dapat tercium sejak empat puluh tahun perjalanan” [Hadits Riwayat Bukhari No. 3.166] Cermatilah wahai kaum muslimin dengan cara pandang Islam yang luhur, yang tercermin dalam syari’at yang bijak, dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Bandingkanlah dengan fenomena menyedihkan yang terjadi di negera ini (Indonesia, -red). Perhatikanlah apa yang dilakukan sebagian kaum muslimin, dengan dalih jihad dan menegakkan semangat amar ma’ruf nahi mungkar, yang akhirnya mengguncang stabilitas keamanan dan mengacaukan masyarakat. Efeknya terjadi pembunuhan terhadap jiwa orang Islam. Padahal, darah mereka lebih terhormat di sisi Allah dibandingkan Ka’bah yang mulia. Kemana mereka dengan ilmu (yang dimilikinya) atau (lebih pantasnya) dengan kebodohannya ? Kita tidak akan lupa terhadap tindakan mereka yang sadis dengan mengatasnamakan Islam, padahal sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam. Tidak ada toleransi bagi kita atas perbuatan mereka ini, ketika ada di antara mereka yang memperoleh penganiayaan, serta penyiksaan. Sebab Allah telah berfirman. “Artinya : Dan balasan kejahatan adalah kejelekan serupa” Tenu saja semua ini termasuk dalam pedoman-pedoman syar’i. Apalagi, mereka melakukannya dengan keburukan, tentunya akan mendapatkan imbalan keburukan yang berlipat ganda. Tindakan mereka tanpa pedoman ilmu, tanpa bayyinah (bukti), tanpa petunjuk dan tanpa taufikNya. Saya kagum dengan ungkapan seorang da’i ketika menggambarkan para pelaku aksiaksi merusak tersebut dengan mengatasnamakan Islam, yang mungkin dengan niat baik. Namun, niat baik tidak akan mengubah amalan jelek menjadi amalan shalih. Sebab sabda Nabi. “Artinya : Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya” Maksudnya sesungguhnya amalan baik tergantung niatnya yang baik pula. Da’i itu mengatakan : “Sesungguhnya masalah utama kita dengan orang-orang itu, terletak pada permasalahan akal-akal mereka, bukan terletak pada hati-hati mereka”. Mungkin hati mereka berniat baik, tapi belum cukup, sebab harus bersesuaian dengan
http://orido.wordpress.com
11
Buka Mata Buka Telinga petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Bagaimana kalau peristiwa ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak musuh dengan memperalat mereka untuk merusak dan menodai citra Islam ? Dalam kesempatan ini saya ingin menyebutkan satu perkara yang harus ditulis oleh sejarah dan harus diabadikan sepanjang masa. Bahwa dakwah Salafiyah dengan para ulamanya, da’i-da’inya, penuntut ilmunya dan guru-gurunya, benar-benar telah memperingatkan bahaya pemikiran-pemikiran ekstrim dan menyimpang ini. Pemikiranpemikiran yang telah diingatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sabdanya. “Artinya : Hati-hatilah, jangan sekali-kali bersikap ghuluw (berlebihan) dalam agama. Sesungguhnya hal yang telah membinasakan orang-orang sebelummu hanyalah sikap ghuluw mereka dalam agama mereka”. Dakwah Salafiyah yang diberkahi ini telah memperingatkan bahaya pemikiranpemikiran menyimpang tesebut sejak lebih dari 20 tahunan, dan semakin menggema peringatan itu semenjak sepuluh tahun belakangan, sebelum kita mendengar di radio, koran, majalah dan media massa lain tentang issu terorisme. Para ulama dakwah Salafiyah telah mengingatkan bahaya sikap ghuluw yang dibangun berdasarkan penyimpangan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah ini, sejak bertahun-tahun lamanya dengan maksud agar istilah-istilah syar’i tertanam secara mengakar, kemudian meletakkannya sesuai dengan tempatnya. Baik berkaitan dengan istilah jihad, batasanbatasan, hak-hak serta ketentuan-ketentuannya, atau istilah kufur dan takfir, ataupun istilah-istilah lain yang masih banyak lagi. Ini merupakan point penting yang harus dicamkan dalam benak dan ditanamkan dalam hati, supaya al-haq (kebenaran) sajalah yang menjadi penuntun dan pembimbing Sebagai penutup ceramah saya, (saya sampaikan) dua hal penting yang berkaitan erat dengan negara ini, yang penduduknya baik-baik, mengagungkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Dua perkara tersebut ialah. [1]. Negara ini adalah negara Islam terbesar yang berpenduduk lebih dari 200 juta, mayoritas adalah muslimin. Islam tersebar dengan luas di negeri ini sejak beberapa abad lalu, tidak dengan pedang, tetapi dengan akhlak, iman dan amal shalih. Mana bukti tuduhan terorisme kini yang ingin dilekatkan kepada Islam, yang –sebenarnyasama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam? Kita bersyukur kepada Allah, sebab di awal abad sebelum abad ini, Allah telah menempatkan seorang alim yaitu Syaikh Allamah Ahmad Asy-Syurkati yang meluruskan garis perjuangan, berdakwah kepada AlKitab dan Sunnah, memerangi syirik, khurafat, kesesatan, menyeleksi hadits yang dha’if dan memerangi bid’ah. Tokoh ini, telah berkerja mentauhidkan masyarakat negeri ini berdasarkan ilmu yang murni manhaj yang benar. [2]. Keharusan membedakan antar hakikat terorisme dengan pembelaan terhadap tanah air muslimin. Kalau ada negara menjajah negara lain, maka pembelaan diri tidak termasuk terorisme, meskipun menurut pengertian para musuh Islam. Justru (pembelaan ini) merupakan kewajiban yang diperintahkan sesuai dengan kemampuan dan kemudahan yang dimiliki. Negara ini selama empat abad melakukan perlawanan
http://orido.wordpress.com
12
Buka Mata Buka Telinga terhadap penjajah Belanda dan berhasil mengusir mereka dari tanah air. Semoga Islam tetap berkibar di negeri ini, sehingga hati menjadi penuh dengan kebahagiaan, dan jiwa manusia dipenuhi keimanan. [Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VIII/1425H/2005M Rubrik Liputan Khusus yang diangkat dari ceramah Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halaby Al-Atsary Tanggal 5 Desember 2004 di Masjid Istiqlal Jakarta]
http://www.almanhaj.or.id/content/1942/slash/0 Terorisme Sebab-Sebab Dan Penanggulangannya Serta Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Fitnah Zaman Senin, 11 September 2006 13:41:12 WIB Halaman ke-1 dari 3 TERORISME, SEBAB-SEBAB DAN PENANGGULANGANNYA SERTA SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI FITNAH ZAMAN Oleh Syaikh DR Sholeh bin Sa’ad As-Suhaimi Al-Harbi Segala puji hanya milik Allah Yang Maha Esa, semoga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tiada lagi Nabi sesudahnya. Sesungguhnya Allah Tabaraka wa ta’ala telah memuliakan kita dengan kemuliaan yang terbesar yaitu dengan mengutus NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dengannya Dia mengeluarkan kita dari beragam kegelapan kepada Cahaya (Islam), menjadikan kita mulia setelah kehinaan dan menyatukan kita setelah perpecahan serta menjadikan kita bersaudara karena iman kepadaNya yang saling cinta dan menyatu. Seseorang tidak memiliki keutamaan atas yang lainnya kecuali dengan ketaqwaan, Allah Ta’ala berfirman : “Artinya : Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa”. [Al-Hujurat : 13] Demikian pula Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman sembari menganugrahkan kepada kita ni’mat ini dan mengingatkan kita pada kondisi kita sebelum kedatangan Islam ”Artinya : Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali(agama) Allah semuanya dan janganlah kalian bercerai berai”.[Ali-'Imran : 103] Kaum muslimin hidup dalam ni’mat yang besar ini pada zaman Rasulullah dan mereka sangat bergembira, hingga munculnya “cikal bakal” perselisihan tatkala Abdullah bin Saba (seorang yahudi asal Yaman yang berpura-pura masuk Islam,-pent.) dan para pengikutnya mengumpulkan manusia untuk memberontak kepada Khalifah Utsman bin
http://orido.wordpress.com
13
Buka Mata Buka Telinga Affan. Dan sebelumnya telah muncul pula benih “Khawarij” yang diawali dengan penentangan Dzul Khuwaisirah at-Tamimi terhadap pembagian harta rampasan yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seusai perang Hunain yang mana dia berkata : “Berlaku adillah wahai Muhammad karena sesungguhnya engkau tidak berlaku adil!”, dia juga mengatakan : ”Pembagian itu tidak diinginkan untuk Wajah Allah”, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya : ”Celaka engkau ! , siapa lagi yang berlaku adil jika aku tidak berbuat adil?” tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku dipercayakan oleh Dzat yang di atas (yaitu Allah, -pent.)?. Tatkala ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu ingin membunuhnya, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : ”Artinya : Biarkan dia! Karena sesungguhnya akan keluar dari keturunannya suatu kaum yang mana kalian merasa kecil/hina shalat kalian jika dibanding dengan shalat mereka,puasa kalian dengan puasa mereka, mereka membaca al Qur’an namun tidak melampaui kerongkongan mereka, mereka membelot dari Agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya”. Kemudian dikobarkanlah fitnah itu terhadap Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang telah saya isyaratkan di atas yang disebabkan oleh karena tahazzub (terjadinya kelompok-kelompok) dan penentangan yang bermaksud untuk menimbulkan fitnah, perpecahan dan memukul Islam pada sasarannya. Dan api fitnah itu semakin berkobar setelah terbunuhnya Dzun-Nurain al Khalifatur Rasyid Utsman bin Affan. Lalu urusan ini semakin besar dan meluas, timbul berbagai fitnah dan kelompokkelompok pun bermunculan, induknya adalah kelompok khawarij yang telah membunuh Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, menghalalkan darah-darah dan harta benda kaum muslimin, menakut nakuti di jalanan mereka dan memerangi Allah dan RasulNya. Maka Ali-pun menumpas fitnah mereka dan beliau menjumpai mayat “Dzul Khuwaishirah” ada di antara mayat-mayat yang bergelimpangan itu. Kemudian mereka menyusun taktik untuk membunuh sejumlah shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka berhasil membunuh Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu . Fitnah mereka masih saja berkelanjutan sampai hari ini, sesekali tampak dan sesekali padam, hingga akan keluar orang yang terakhir dari golongan mereka bersama dajjal, sebagaimana dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di zaman ini, Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada negeri kita (Saudi Arabia) “seekor elang” jazirah Arab yaitu Raja Abdul Aziz (semoga Allah menghiasi kuburnya dengan kebaikan), maka Allah pun mengumpulkan dengan perantaraannya umat ini yang telah berabad-abad terpecah-belah, dikuasai oleh peperangan, kebencian dan hal-hal yang mencerai beraikan mereka. Demikian pula mereka telah diliputi kejahilan, dikuasai fanatisme kesukuan dan banyak orang yang telah kembali kepada kesyirikan serta pelaksanaan hukum rimba yang mana seorang yang kuat memangsa yang lemah. Lalu Allah mentakdirkan (kelahiran) panglima yang sulit dijumpai tandingannya dan menyatukan ummat (di negeri ini) di bawah bendera tauhid. Maka
http://orido.wordpress.com
14
Buka Mata Buka Telinga tersebarlah keamanan dan kemakmuran, berkembanglah ilmu agama dan tersingkaplah gelapnya kejahilan serta tersebarlah persaudaraan Islam yang dibangun di atas tauhid kepada Allah dan berjalan di atas petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Selanjutnya Raja Abdul Aziz menancapkan tiang-tiang penyangga bagi negeri yang baru lahir ini, kemudian dilanjutkan oleh putra-putranya yang datang sesudahnya, mengikuti langkah-langkah ayah mereka, dengan memohon pertolongan Allah Ta’ala mereka menjalankan hukum Allah dalam setiap masalah yang besar dan yang kecil. Maka merebaklah keamanan, kebaikan dan kemakmuran di bawah naungan Syari’at Islam, dan jadilah penduduk negeri ini ibarat seorang yang memiliki hati yang satu, baik pemimpin maupun rakyat yang dipimpin. Para pemuda memiliki hubungan yang kokoh dengan para ulama dan pemimpin mereka. Mereka ibarat satu jama’ah dan tidak berkelompok-kelompok, satu manhaj (jalan) dan terbagi-bagi menjadi beberapa manhaj, mereka berada dalam kondisi persatuan yang kuat yang jauh dari sikap guluw (berlebih-lebihan) dan sikap tafrith (menggampangkan/ meremehkan). Apa yang kami ungkapkan di atas sangat tampak dengan jelas pada kurikulum-kurikulum pelajaran yang menanamkan prinsip yang wasath (menengah) ini yang diajak oleh al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagaimana yang difirmankan Allah ; ”Dan demikianlah Kami jadikan kamu sebagai umat yang wasath” [Al Baqarah : 143] Artinya wasath yang adil dan terpilih di antara umat-umat. Sehingga negeri ini menjadi contoh dalam menempuh jalan yang menengah ini, antara yang melampaui batas dan yang cenderung melecehkan. Pada akhir-akhir ini telah bermunculan berbagai suara, tulisan, seminar dari sebagian “manusia-manusia kerdil” yang mengajak orang-orang yang berpikiran pendek kepada pembentukan partai-partai, kelompok-kelompok kecil dan merapuhkan tonggaktonggak kekuatan umat dengan mengajak kepada pemisahan diri dari jama’ah yang haq dan bergabung dalam jama'ah-jama'ah hizbiyyah yang sempit yang mengajak kepada sikap ekstrimisme dan melampaui batas dengan berbagai cara yang jitu dan penipuan sehingga mengakibatkan keretakan dalam barisan umat ini. Para penjaja pemikiran ini telah menempuh berbagai cara dalam memberikan kepuasan kepada para pemuda kita terhadap pemikiran khawarij tersebut yang dengannya telah memberikan peluang kepada musuh-musuh Islam untuk memancing di air yang keruh dengan slogan-slogan hak asasi manusia dan mengajak kepada perubahan kurikulum pendidikan dengan dakwaan bahwasanya kurikulum-kurikukum itulah yang menjadi sebab timbulnya ekstrimisme dan sikap melampaui batas dari beberapa kelompok dan individu. Dalam menjajakan pemikiran ini para penjajanya telah mengupayakan beragam cara, sebagai berikut : [1]. Menggampangkan urusan dakwah kepada tauhid dengan dakwaan bahwasanya masalah Aqidah adalah masalah yang telah dimaklumi oleh semua orang dan dapat dipahami dalam waktu sepuluh menit sebagaimana yang diucapkan oleh sebagian orang di antara mereka, bahkan mereka mundur dari menjadikan aqidah yang benar sebagai asas dengan alasan bahwa hal itu akan memecah belah umat.
http://orido.wordpress.com
15
Buka Mata Buka Telinga
[2]. Mengumpat para ulama umat dan menggalakkan agar tidak banyak mengambil ilmu mereka serta mencemarkan nama baik mereka dengan dakwaan bahwa mereka tidak memahami realita umat dan mereka bukanlah orang-orang yang ahli dalam menyelesaikan problematika umat serta kebangkitannya. [3]. Upaya menjauhkan mayoritas generasi muda dari ilmu-ilmu agama yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyibukkan mereka dengan nasyid-nasyid yang menimbulkan semangat dan disebarkan dimanamana melalui media informasi yang bisa dibaca,dilihat dan didengar. [4]. Mengurangi kredibilitas para penguasa dan menampakkan berbagai cacat mereka atau hal-hal yang dianggap cacat oleh mereka dari mimbar-mimbar atau melalui satelit serta menta’wilkan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah yang memerintahkan untuk taat kepada penguasa bahwa yang dimaksud oleh nash-nash itu adalah imam agung/khalifah kaum muslimin. Mereka lupa atau pura-pura lupa apa yang telah disepakati/ijma’ ulama muslimin bahwasanya dalam kondisi negeri muslim terpisah-pisah menjadi beberapa bagian maka setiap negeri melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing terhadap pemimpinnya. Dengan demikian diwajibkan untuk taat kepadanya dalam hal yang ma’ruf dan diharamkan memberontak kepadanya selama dia menjalankan hukum Allah terhadap rakyatnya, ini merupakan masalah yang telah disepakati oleh seluruh ulama muslimin. [5]. Menarik/mendatangkan para analisis yang mengajak manusia kepada pemikiran khawarij dengan mengumpulkan para kawula muda untuk dicuci otak-otak mereka pada pertemuan-pertemuan tertutup yang diadakan pada acara-acara kemping atau rekreasi. Mereka fokuskan pembicaraan mereka pada upaya memisahkan generasi muda dari ulama dan penguasa mereka dan mengikat mereka dengan orang-orang tertentu yang menjadikan gerakan melawan penguasa dan pentakfiran sebagai manhaj/jalan hidup mereka. [6]. Mengajak kepada jihad yang mereka artikan dengan pemahaman mereka sendiri yaitu menghalalkan darah-darah dan harta benda kaum muslimin serta menganjurkan untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis, pemboman, penghancuran jembatanjembatan dan pengrusakan harta benda dengan dakwaan bahwasanya negeri-negeri muslimin sebagai negeri yang boleh diperangi sehingga wajib berperang padanya. Mereka menyebarkan pemikiran ini melalui nasyid-nasyid, bahkan sampai pada pengadaan berbagai latihan terhadap anak-anak muda dalam penggunaan beragam persenjataan di tempat-tempat yang jauh dari pandangan/pantauan orang banyak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. http://www.almanhaj.or.id/content/1942/slash/1
Halaman ke-2 dari 3
[7]. Pembagian berbagai kitab, bulletin, selebaran dan kaset-kaset yang mengajak kepada pemikiran khawarij dan pengkafiran kaum muslimin apalagi
http://orido.wordpress.com
16
Buka Mata Buka Telinga terhadap para ulama dan penguasa, dan kami akan sebutkan sejumlah kitabkitab yangmengajak kepada pemikiran pengkafiran kaum muslimin tersebut, sebagai berikut : [Karya-karya Sayyid Qutub, dan yang paling berbahaya adalah kitab-kitabnya yang berisikan pengkafiran terhadap umat Islam dizaman ini, penikaman/tuduhan-tuduhan batil yang diarahkan kepada para sahabat Rasulullah bahkan kepada para Nabi, seperti kitab “Fi Dhilalil Qur’an, “Kutub wa Syakhsyiyyat”, “Al Adalah al Ijtima’iyyah” dan “Ma’alim fi Thariq”. Karya-karya Abul A’la Al Maududi Karya-karya Hasan Al Banna Karya-karya Sa’id Hawwa Karya-karya ‘Isham Al Aththar Karya-karya Abul Fatah Al Bayanuni Karya-karya Muhammad Ali Ash Shabuni Karya-karya Muhammad Hasan Hambakah Al Maidani Karya-karya Hasan at Turabi Karya-karya Al Hudhaibi Karya-karya Tilmisani Karya-karya Ahmad Muhammad Ar Rasyid Karya-karya ‘Isham al Basyir Karya-karya, selebaran-selebaran dan kaset-kaset Muhammad Surur Zainal Abidin, pemimpin Al Muntada yang bermarkas di London dan kitab-kitab lainnya yang banyak tersebar di berbagai toko buku di negeri kita ini yang bermuatan pemikian pentakfiran ini. Oleh sebab itu sumber pemikiran ini harus “dikeringkan” karena bahayanya, dan harus dilarang peredarannya, serta mengawasi seluruh toko buku yang menggampangkan penyebaran, penjualan dan pembagiannya. Kitab-kitab seperti ini jika dibaca oleh seorang pemuda yang belum matang pemikirannya dan tidak memiliki benteng berupa ilmu agama yang membentenginya dari pengaruh kitab-kitab tersebut, niscaya akan merusak otak dan pikirannya dan akan menjadikannya berjalan di atas ketidakpastian, sehingga dia akan senantiasa siap untuk melaksanakan apa saja yang dipinta darinya sekalipun dengan menumpahkan darahnya atau darah kaum muslimin atau darah orang-orang yang meminta jaminan keamanan dari penguasa muslim untuk tinggal di negerinya, semua itu dapat saja dilakukannya untuk sampai ke sasaran yaitu mati syahid di jalan Allah dan meraih keuntungan dengan masuk ke surga Allah. Hal ini sebagaimana yang digambarkan oleh nara sumber mereka bahwasanya jalan itulah jalan yang benar, yang mana jika seorang menempuhnya pasti akan mencapai angan-angannya dan meraih kemenangan berupa ridha Allah. Dengan demikian pengkafiran, peledakan dan tindakan anarkis di negeri-negeri muslimin serta keluar dari manhaj/jalan salafush shalih merupakan jalan petunjuk menurut pandangan mereka. http://orido.wordpress.com
17
Buka Mata Buka Telinga
”Cukuplah bagimu sebagai sebuah penyakit jika engkau berpandangan bahwa kematian adalah penyembuh” ”Dan cukuplah kematian itu sebagai sebuah angan-angan” [8]. Keikutsertaan kebanyakan dari aktifis kelompok-kelompok pentakfiran seperti jama’ah Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya pada berbagai madrasah, pondok dan universitas kita dan mereka telah merubah (pola fikir) putra-putra kita dengan menanamkan pola fikir pentakfiran di antara mereka di sela-sela rihlah para mahasiswa, dan cerita-cerita yang kebanyakan tidak lepas dari sikap berlebih-lebihan dan dusta. Inilah di antara bidang-bidang upaya yang mana di sela-selanya mereka telah berhasil merusak kader-kader generasi muda kita dalam jumlah yang tiada sedikit, sehingga merekapun mengingkari manhaj, para ulama dan pemimpin mereka. Mereka menampakkan kepada genarasi kita bahwa merekalah yang berada di atas kebenaran dan yang selain mereka tidak benar. Setelah penjelasan dan keterangan tentang sebab-sebab timbulnya pemikiran yang menyusup ke dalam agama dan ummat kita, ada sebuah pertanyaan (yang harus dijawab) yaitu bagaimanakah cara membentengi pemuda kita dari pemikiran ini? Untuk membendung bahaya pemikiran takfir ini, maka sepatutnya bagi kita baik secara individu maupun bersamaan untuk menempuh beberapa langkah sebagai berikut: [1]. Mengajak generasi muda kita agar memegang teguh Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah serta kembali kepada keduanya dalam segala urusan, Allah ta’ala berfirman : “Artinya : Dan perpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai”. [Ali Imran : 103] Dan Allah berfirman : “Artinya : Dan apa saja yang kamu perselisikan tentangnya maka hukumnya diserahkan kepada Allah”, [Asy Syura : 10] Dengan demikian maka berpegang teguh pada Kitab Allah adalah benteng dan sandaran yang kokoh yang dengannya Allah memelihara dari kejatuhan kepada lembah kebinasaan. [2]. Penekanan pada pemahaman Al Qur’an dan Sunnah sejalan dengan pemahaman salafush shalih, hal ini tidak dapat terwujud terkecuali jika kaum muslimin memahami agama mereka melalui para ulama rabbaniyyin yang senantiasa berupaya membersihkan Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah dari perubahan yang dilakukan oleh orang –orang yang melampaui batas terhadap http://orido.wordpress.com
18
Buka Mata Buka Telinga Kitab Allah, yang menganggap baik kebatilan mereka dan penakwilan orangorang jahil. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Artinya : Tanyakanlah kepada orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui”[An Nahl : 43] Dan Allah Ta’ala berfirman “Artinya : Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada rasul dan ulil amri diantara mereka tentulah orangorangorang yang ingin mengetehui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil amri)”.[An-Nisaa’: 83] Dan memutus jalan orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi ini di antara mereka, yang dengan berani memberi fatwa tanpa ilmu, yang telah merusak nama baik ulama umat dan mensifati mereka dengan berbagai sifat yang pada hakikatnya sifat-sifat tersebut sesuai pada diri mereka. Karena keberadaan para pemuda disekeliling ulama pewaris Nabi yang memiliki ilmu mendalam di sana terdapat pemeliharaan terhadap mereka insya Allah dari para perampok yang berbicara tanpa ilmu dan yang mengiringi kebatilan, sementera mereka beranggapan bahwasanya tidak ada tempat rujukan untuk mengendalikan para pemuda itu. [3]. Menjauhi tempat-tempat yang menjadi sumber fitnah untuk memelihara diri dari kejahatan fitnah tersebut dan pengaruhnya yang buruk, Allah Ta’ala berfirman : “Artinya : Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orangorang yang dhalim saja di antara kamu“ [Al Anfaal : 25] Yang demikian itu dilakukan dengan menyegerakan diri untuk beramal saleh yang dengannya Allah memelihara hamba-hambaNya dari beragam fitnah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Segeralah kalian beramal sebelum datangnya berbegai fitnah yang berurutan ibarat kegelapan malam, yang mana seseorang di sore hari dia beriman dan di pagi hari dia telah menjadi kafir atau di pagi dia beriman dan di sore hari dia telah menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan kesenangan dunia”. Dan dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda. ”Artinya : Akan terjadi berbagai fitnah, orang yang duduk (yang menjauhinya) lebih baik dari pada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari pada orang yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada orang berlari dan http://orido.wordpress.com
19
Buka Mata Buka Telinga barang siapa yang mendekatinya akan dibinasakannya, barang siapa mendapat tempat perlindungan hendaklah ia berlindung padanya. [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim] [4]. Bersungguh-sungguh dalam beribadah dan teqwa kepada Allah Azza wa Jalla dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganlaranganNya kerena itulah jalan keselamatan dari segala sesuatu yang dibenci, Allah Ta’ala berfirman : “Artinya : Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah Dia akan menjadikan urusannya mudah” [At-Tahrim : 4] Dan Allah berfirman: “Artinya : Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar”. [At-Tahrim : 3] Dengan demikian bertaqwa kepada Allah Ta’ala, itiqamah di atas syari’at-Nya dan mengamalkan berbagai amalan yang diridhai-Nya merupakan sebab bagi setiap keberuntungan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. [5]. Membendung dan melenyapkan segala fenomena kemaksiatan karena sesungguhnya tidaklah kaum muslimin ditimpa berbagai fitnah dan cobaan, kejelekan dan perbedaan kecuali hanyalah bersumber dari menyebarnya kemaksiatan dan kemungkaran, dan apa-apa yang menimpa mereka berupa musibah tiada lain kecuali disebabkan karena perbuatan-perbuatan tangan mereka sendiri, Allah Ta’ala berfirman : ”Artinya : Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuhmusuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [Al-Baqarah : 165] “Artinya : Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan-tangan manusia” [Ar Ruum : 41] [6]. Menepati jama’ah kaum muslimin dan Imam mereka dan menanamkan dengan teguh pemahaman perihal ketaatan kepada pemimpin yang mengurusi urusan kaum muslimin di dalam hal yang ma’ruf, Allah ta’ala berfirman. “Artinya : Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan para pemimpin kamu” [An-Nisa' : 59] Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
http://orido.wordpress.com
20
Buka Mata Buka Telinga “Artinya : Sesungguhnya Allah ridha bagi kamu tiga hal dan Dia murka bagi kamu tiga hal, Dia ridha bagi kamu untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya , berpegang teguh kepada tali agama-Nya semuanya dan tidak bercerai berai dan agar kamu menasihati pemimpin yang diangkat oleh Allah untuk mengurusi urusan kamu”. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Artinya : Ada tiga hal yangmana hati seorang muslim tidak akan dengki terhadapnya selamanya: mengikhlaskan amal ibadah semata-mata kerena Allah, menasihati para pemimpin dan menetapi jama’ah kaum muslimin” Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Artinya : Barangsiapa melihat dari pemimpinnya sesuatu yang dibencinya hendaklah ia bersabar karena sesungguhnya orang yang berpisah dari jama’ah kaum muslimin sejengkal lalu dia meninggal, maka matinya dalam keadaan mati jahiliyah” [Hadits riwayat Bukhari dari hadits Hudzaifah yang panjang] Lalu Hudzaifah bertanya : “Apakah yang engkau perintahkan wahai Rasulullah jika aku mendapati hal itu? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Engkau menetapi jama’ah kaum muslimin dan pemimpin mereka” Hudzaifah bertanya lagi : “Jika tidak terdapat jama’ah dan Imam pada kaum muslimin ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Tinggalkanlah kelompok-kelompok itu semuanya walaupun engkau menggigit pokok pohon hingga kematian menjumpaimu dan engkau dalam keadaan yang demikian itu”
http://www.almanhaj.or.id/content/1942/slash/2
Halaman ke-3 dari 3
[7]. Senantiasa memohon pertolongan (kepada Allah) dengan berlaku sabar dalam neghaapi berbagai macam kesulitan, karena kesabaran mampu meredakan kebanyakan dari fitnah dan ujian. Allah berfirman : “Artinya : Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan dengan berlaku sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” [Al-Baqarah : 153] http://orido.wordpress.com
21
Buka Mata Buka Telinga
Dan Dia juga berfirman : “Artinya : Dan bersabarlah terhadap apa-apa yang menimpamu” [Luqman :17] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Sangat menakjubkan perkara seorang mukmin, sungguh semua urusannya adalah kebaikan baginya, jika dia diberi ujian dengan hal-hal yang menyenangkan dia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika ia ditimpa sesuatu yang tidak menyenagkan ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya. Yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali seorang mukmin”. [8]. Menangani segala urusan dengan lembut, penuh kehati-hatian, tidak tergesa-gesa dalam mengeluarka hukum dan fatwa, serta jauh dari sikap yang ditimbulkan oleh perasaan spontanitas dan kemarahan. Itulah sikap para Nabi dan Rasul serta para pengikut mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Artinya : Sesungghnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka bertaubat kepada Allah” [Huud : 75] Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asyaj bin Abdil Qais : .”Artinya : Bahwasanya dalam dirimu terdapat dua perangai yang keduanya dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu sikap penyantun dan penuh kehatihatian”. [9]. Menghiasi diri dengan sikap lemah-lembut, baik dalam berinteraksi dan lembut dalam menangani berbagai macam fitnah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Tidaklah sikap lembut itu ada pada suatu (urusan) kecuali akan menghiasi dan tidak pula ia ditinggalkan dari suatu (urusan) kecuali akan memperburuk urusan itu”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : “Artinya : Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala urusan”. [10]. Bersungguh-sungguh dalam menggambarkan berbagai urusan sesuai dengan realitanya, memahami dan mengetahuinya, meneliti kedalamannya serta memperkirakan dampak yang ditimbulkan oleh bahayanya, sebab menghukumi sesuatu merupakan gambarannya. Maka seorang muslim tidak http://orido.wordpress.com
22
Buka Mata Buka Telinga boleh terkecoh/ tertipu dengan sekedar hanya melihat pada fenomena gambaran suatu perkara. Akan tetapi seorang mukmin berkewajiban harus senantiasa dalam keadaan berjaga dan sadar bagi setiap sesuatu yang berputar disekelilingnya, sehingga anda tidak tertipu oleh pakaiannya, sementara dia mempersiapkan persiapannya untuk (mencelakakanmu), bersama dengan itu anda harus tetap teguh di atas (upaya) untuk sampai pada tujuan dan sasaran da’wah, dan tidak mudah mengalah/ mundur dari manhaj (jalan) yang hak serta tidak tergesa-gesa dalam mengeluarkan hukum atau menjerumuskan diri dalam masalah-masalah syari'at tanpa ilmu, Allah Subhanahu wa Ta’ala' berfirman : “Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. [Al -Isra : 36] [11]. Senantiasa tatsabbut (benar-benar meneliti) dalam segala urusan dan tidak mengambil prinsip terhadap isu-isu, apalagi yang disebarkan melalui sarana-sarana informasi dan jaringan-jaringan satelit international yang banyak bertujuan utk mengganggu kaum muslimin serta memecah belah dan melemahkan persatuan mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6] Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Hati-hatilah kalian dari bersangka, karena sesungguhnya persangkaan adalah perkataan yang paling dusta” [12]. Dalam memvonis seseorang dengan istilah yang digunakan oleh agama seperti menghukumi seorang itu kafir atau fasiq atau Ahlul bid’ah kita kembali kepada ketentuan syari'at yang telah datang dalam Al-Qur'an dan sunnah serta bersikap waspada dari menghukumi kaum muslimin dengan serampangan tanpa sikap berhati-hati dan penelitian serta tatsabbut terhadap segala sesuatu yang didengar. Karena sikap serampangan dalam masalah ini mengandung bahaya. Karena haram bagi seorang muslim untuk mengkafirkan saudaranya sesama muslim dengan dengan menentukan individunya meskipun dia tetap melaksanakan suatu perbuatn yang mengharuskannya menjadi kafir. Namun semua itu harus sesudah terpenuhinya segala persyaratan pengkafiran dan lenyapnya segala penghalang (yang menghalanginya dari kekufuran) Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingati agar waspada dari perbuatan ini di mana beliau bersabda :
http://orido.wordpress.com
23
Buka Mata Buka Telinga “Artinya : Tidaklah seseorang menuduh fasiq atau kafir kepada orang lain kecuali tindakan itu akan kembali kepadanya jika tidak demikian keadaan temannya yang dituduh dengan tuduhan tersebut”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari hadits Abu Dzar] Dari Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Siapa yang berkata kepada saudaranya : “Wahai kafir”, berarti telah kembali kepada salah satu dari keduanya” [Hadits Riwayat Bukhari- Muslim] Dalam menerangkan makna hadits ini Ibnu Daqiq Al 'Ied berkata : “Ini merupakan ancaman yang besar bagi siapa saja yang mengkafirkan siapa saja dari kaum muslimin padahal tidak demikian keadaannya, dan perbuatan ini adalah kebinasaan yang besar, telah terjerumus di dalamnya sejumlah besar dari golongan orang-orang mutakallimin dan mereka yang menisbatkan diri kepada sunnah dan Ahlul Hadits tatkala mereka berselisih dalam masalah aqidah, maka merekapun berlebih-lebihan dalam mensikapi orang yang menyelisihi mereka dan menghukumi mereka dengan kekafiran”. Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menguatkan pendapat ini dengan mengatakan : “Aku diantara orang yang paling melarang terhadap penisbatan orang tertentu kepada kekafiran, kefasiqan dan kemaksiatan kecuali jika telah diketahui bahwa hujjah telah benar-benar ditegakkan atasnya. Yang mana barang siapa menyelishinya terkadang dia menjadi kafir atau fasiq atau sebagai pelaku kemaksiatan dan sesungguhnya aku menetapkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni umat ini akan kesalahannya dan itu mencakup kesalahan dalam berbagai masalah yang bersifat berita secara perkataan maupun masalah-masalah perbuatan”. Inilah sebagian perkara yang sepatutnya bagi seorang muslim untuk memeliharanya tatkala munculnya berbagai fitnah dan merupakan kewajiban bagi seluruh kaum muslimin secara individu maupun masyarakat, para pemerintah maupun rakyat dan ulama’ maupun para penuntut ilmu hendaknya mereka melipat gandakan segala jerih payah mereka untuk memberantas berbagai fitnah serta mencabutnya dari akar-akarnya, apalagi yang sedang terjadi pada saat ini berupa fitnah-fitnah pengkafiran yang telah sampai penghalalan darah dan harta benda kaum muslimin serta tindakan pengrusakan terhadap bangunan mereka dengan menggunakan sarana-sarana penghancuran dan peledakan . Yang mana mereka didukung secara finansial oleh sebagian organisasi gelap dan penulis yang dibayar serta fatwa-fatwa yang menyesatkan yang menjerumuskan kepada penipuan terhadap sebagian generasi muda yang belum matang pemikiran mereka. di mana mereka merubah menjadi pelaku http://orido.wordpress.com
24
Buka Mata Buka Telinga tindak kerusakan yang membunuh kaum muslimin dan orang-orang asing yang dijamin keamanannya oleh negara, serta mereka melampaui batas terhadap benda dan harta lalu mereka menamakan itu semuanya sebagai jihad dan ini adalah termasuk pemberian nama terhadap sesuatu yang tidak semestinya”. Dan mesti disini saya isyaratkan sikap-sikap manusia terhadap jihad, agar gambarannya jelas bagi pencari kebenaran : [A]. Sikap Ahlu Sunnah Wal Jama'ah Bahwasanya jihad itu disyariatkan dan akan tetap ada hingga hari kiamat, dibelakang setiap pemimpin muslim yang baik maupun yang fasik, dan setiap orang muslim wajib menyiapkan diri untuk berjihad hingga ia berjumpa dengan Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Barangsiapa yang mati sedang dia belum berperang (berjihad) dan tidak pernah terdetik dalam dirinya untuk berperang maka dia mati diatas salah satu cabang kemunafikan”. [1]. Akan tetapi dalam berjihad haruslah terpenuhi syarat-syarat dan faktorfaktor penunjangnya, di antaranya adalah : [2]. Hendaklah berjihad semata-mata mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala' dan kaum muslimin mempunyai senjata, kekuatan, dan pertahanan. [3]. Berjihad dalam satu komando di bawah bendera kaum muslimin. Seorang Imam kaum muslimin (pemimpin) mengumandangkan seruan untuk berjihad. [4]. Hendaknya (sebelum mereka diperangi) telah diserukan dakwah agar mereka masuk Islam, akan tetapi mereka menolak seruan tersebut atau mereka menghalang-halangi dari tersebarnya Islam [5]. Hendaknya benar-benar yakin dalam berjihad tidak menimbulkan kemudharatan bagi Islam dan muslimin. Jika telah terpenuhi syarat-syarat dan faktor-faktor yang menunjangnya maka marilah kita berjihad, dan kalaulah tidak terpenuhi syarat-syarat tersebut maka janganlah kita berjihad. [B] Sikap orang-orang yang meremehkan masalah berjihad walupun terpenuhi persyaratan dan faktor-faktor penunjangnya dengan dakwaan bahwa yang tersisa saat ini hanyalah jihad akbar, yang mereka maksudkan yaitu jihad annafs (jihad melawan hawa nafsu), dan mereka senantiasa menyebutkan hadits maudlu’ (palsu): “Artinya : Kami kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar (jihad akbar, yaitu jihad melawan hawa nafsu).” Ini adalah manhajnya orang-orang sufi yang suka berjalan-jalan di berbagai negeri dengan mengatasnamakan dakwah dan mereka juga memakai haditshttp://orido.wordpress.com
25
Buka Mata Buka Telinga hadits dha’if (lemah), palsu serta mimpi-mimpi sebagai sandarannya. [C]. Suatu kelompok yang menamakan jihad dengan tidak semestinya, mereka itu adalah “khawarij” zaman ini , dimana pendahulu mereka telah keluar dari kaum muslimin semenjak terbunuhnya Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib (semoga Allah meridhai keduanya) hingga keluar kelompok mereka bersama Dajjal, mereka sebagaimana hal ini diberitakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mengajak kepada penyembah berhala dan membunuh muslimin. Mereka membaca Al Qur’an yang tidak melampaui kerongkongan mereka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menamai mereka sebagai : “Anjing neraka”, pembunuhan yang jelek adalah pembunuhan yang dilakukan “khawarij”, mereka “menyembelih” kaum muslimin dalam negeri Islam, dan mereka meyakini bahwa negeri kaum muslimin adalah negeri peperangan, dan mereka telah memberikan kepada musuh-musuh Islam “pelayananan” yang mereka tidak akan memperolehnya dengan sarana-sarana mereka. Maka wajib bagi setiap kaum muslimin sesuai dengan kemampuannya masingmasing untuk menyingkap “kepalsuan” mereka dan menerangkan kesesatan mereka hingga tidak tersebar kerusakan mereka, dan bertambah genting perkara mereka, dan diharamkan untuk menutup-nutupi salah seorang dari mereka, karena hal ini adalah termasuk tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”[Al Maidah : 3] Barangsiapa melindungi dan menutup-nutupi (keadaan) mereka, atau membela mereka, atau (malah) membenarkan perbuatan mereka, maka berarti ikut serta membunuh jiwa-jiwa yang tak bersalah dan terjaga dari kalangan kaum muslimin dan non muslim yang dijamin keamanan mereka, orang non muslim yang mempunyai perjanjian, dan ahli dzimmah (orang-orang non muslim yang tinggal dinegeri kaum muslimim), dan sesuai baginya hadits yang benar datangnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Semoga laknat Allah ditimpakan atas orang yang melindungi orang yang berbuat kejahatan” Kami mohon kepada Allah yang Mulia Pencipta Arsy yang Agung, dengan namanamanya yang tinggi agar Dia menjaga kaum muslimin dan secara umum dan dan negeri ini (Saudi Arabia) secara khusus, baik itu agamanya, keamanannya, stabilitasnya. Dan agar Dia memberi petunjuk kaum muslimin yang tersesat, dan mengembalikan mereka kepada agama mereka dengan cara kembali yang baik, dan menyatukan kalimat mereka diatas kebenaran , dan akhir do’a kita adalah “Segala puji bagi Allah Robbul Alamin, dan shalawat serta salam atas http://orido.wordpress.com
26
Buka Mata Buka Telinga nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabat beliau seluruhnya. [Diterjemahkan dari www.alaser.net] [Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islmaiyyah, Edisi Th. I/No. 06/1424H/2003, hal. 3 – 8. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad, Jl Sultan Iskandar Muda No. 46 Surabaya]
http://www.almanhaj.or.id/content/1814/slash/0 Ahlus Sunnah Dan Terorisme Selasa, 11 April 2006 15:13:32 WIB AHLUS SUNNAH DAN TERORISME Oleh Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu Nashr Orang yang menuduh kita sebagai teroris, ia termasuk ahlul ghuluw (berlebih-lebihan dalam tuduhannya). Ia tidak mengerti dakwah salafiyah. Dakwah salafiyah adalah dakwah Islam. Dakwah salafiyah adalah dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya[1]. Namun demikian, tidak boleh seorang Salafi (siapapun orangnya) menganggap dirinya berakhlak seperti akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau akhlak para shahabatnya. Dakwah salafiyah berdiri di atas aqidah yang benar, aqidah yang Rasulullah dan para sahabatnya berkeyakinan dengannya. Dakwah salafiyah tegak diatas manhaj (jalan, metode, tata cara) Islam yang benar dan lurus, berdiri diatas dalil. Dakwah ini benarbenar mengagungkan As-Salaf Ash-Shalih (generasi terdahulu yang shalih), dari kalangan para sahabat dan tabi’in. Dakwah ini mengagungkan dan menghormati dalil, (berupa) firman Allah dan (sabda) Rasulnya, tidak mengutamakan dan mengedepankan perkataan siapapun (di atas perkataan Allah dan rasulNya), betapapun tinggi derajat dan kedudukannya orang itu. Dakwah salafiyah menyeru kepada Allah, kepada ajaran Islam yang benar, seimbang dan adil. Menyeru kepada kelemah lembutan dan menolak kekerasan. Maka menuduh dakwah salafiyah sebagai terorisme adalalah dusta! Karena, siapakah yang benar-benar menentang para teroris dan takfiriyin (orang-orang yang sangat mudah mengkafirkan orang lain tanpa sebab yang haq) saat ini? Siapakah mereka kalau bukan ulama dakwah salafiyah ? Mereka, yang pada zaman ini dikenal sangat gigih membela dan berdakwah dengan dakwah salafiyah ini. Yang paling dikenal di antara mereka, seperti Al-Imam Al-Muhaddist Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, kemudian Asy-Syaikh Al’Allaamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Asy-Syaikh Al-Allaamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Kemudian muridmurid Al-Imam Al-Muhaddist Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, dan muridmurid mereka semua.
http://orido.wordpress.com
27
Buka Mata Buka Telinga
Merakalah yang jelas-jelas nyata paling menentang dan membantah pemikiran terorisme ini, baik dengan tulisan-tulisan di dalam kitab-kitab mereka, kaset-kaset kajian ilmiah mereka, dan dari seputar kajian-kajian ilmiah mereka secara langsung. Hal ini diketahui oleh setiap munshif (orang yang adil dalam menghukum). Adapun mukabir (orang yang sombong dan keras kepala) dan orang yang mendustakan kenyataan mereka semua, maka sesungguhnya dia merupakan generasi (pelanjut) dari tokoh-tokoh (penentang) terdahulu, (yaitu orang-orang) yang menuduh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, orang gila, pemalsu dan pembuat AlQur’an, pendusta. Mereka hanya menuduh, menuduh dan terus menuduh (tanpa haq dan bukti yang benar). Namun inilah taqdir para nabi, mereka selalu didustakan oleh sebagian umatnya. Allah berfirman. “Artinya : Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka” [Al-An’am : 34] Oleh karena itu, demikianlah keadaan para da’i yang berdakwah kepada Allah, keadaan para penuntut ilmu agama. Mereka akan selalu mendapatkan halangan dan rintangan serta hambatan dari orang-orang sesat, ahli bid’ah, dan orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah. Mereka akan disakiti oleh para penentang itu. Para ahli bid’ah, orang-orang sesat, dan orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah, (mereka) tidak pernah berhenti melancarkan usaha-usaha keji ( yang mereka buat), berupa provokasi, menaburkan bibit-bibit pertikaian dan permusuhan di kalangan masyarakat, sehingga para da’i yang ikhlas berdakwah kepada Allah dan para penuntut ilmu agama, (mereka) akan selalu mendapatkan rintangan ini. Ada dua pondok pesantren yang bermanhaj salaf di sebuah pulau. Setelah para ahli bid’ah, orang-orang sesat, dan orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah ini mengetahui keberadaan dua pondok pesantren ini, mereka segera menghasut masyarakat setempat, dan akhirnya merekapun berhasil menghancurkan dan memporakporandakan ke dua pondok pesantren ini. Tidak ada yang memicu mereka untuk melakukan tindakan keji ini, melainkan hasad, dengki dan kebencian yang membakar dada-dada mereka terhadap para da’i dari penuntut ilmu agama yang benar dan lurus. Demikianlah, karena orang sesat memang tidak akan pernah mencintai kebenaran dan ahlinya!. Betatpapun demikian, orang-orang yang berpegang teguh dengan manhaj salaf, pasti akan tetap selalu ada. Mereka selalu konsisten di atas prinsipnya dalam berdakwah. Tidak berpengaruh tindakan-tindakan orang yang berusaha berbuat madharat terhadap mereka, juga orang-orang yang menyelisihi mereka, seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Akan tetap ada sekelompok dari umatku yang muncul di atas al-haq (kebenaran), tidak membahayakan mereka orang-orang yang meninggalkan (tidak
http://orido.wordpress.com
28
Buka Mata Buka Telinga mempedulikan mereka) sampai datang urusan dari Allah, sedangkan mereka tetap demikian” [2] Dan golongan ini, para ulama telah menafsirkan, bahwa mereka adalah ahlul hadits dan ahlul atsar (yaitu orang-orang yang konsisten mengikuti hadits-hadits dan jejak para As-Salaf Ash-Shalih). Maka, saya nasihati setiap muslim, hendaknya ia menjadi seorang salafi. Saya nasihati setiap muslim, hendaknya ia menjadi seorang salafi [3]. Hendaknya setiap muslim bermanhaj, seperti apa yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebuah manhaj yang tidak berpihak kepada personal tertentu, atau kepada jama’ah-jama’ah tertentu. As-Salafiyah bukanlah bayi perempuan yang baru terlahir sekarang. Bukan pula sebuah organisasi yang baru didirikan saat ini. As-Salafiyah adalah ajaran yang turun dari Allah, berupa wahyu yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada putrinya Fathimah Radhiyallahu anha [4] tatkala ia meninggal dunia. “Artinya : Bergabunglah bersama pendahulu kita yang shalih, Utsman bin Mazh’un” [5] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata (yang maknanya) : “Bukan (merupakan) aib, jika seseorang menisbatkan (menyandarkan) dirinya kepada salaf, karena manhaj salaf adalah (manhaj yang) a’lam (lebih berilmu), ahkam (lebih bijak dan berhukum), dan aslam (lebih selamat)”. Karena jika tidak demikian, bagaimana kita bisa merealisasikan : ‘Maa ana ‘alaihi wa ashhaabii’. Lihatlah ! Sekarang banyak jama’ah dengan bermacam-macam pola mereka, ada yang ke barat, ada yang ke timur. Semuanya mengikuti jalannya masing-masing yang berbeda-beda. Kecuali, hanya dakwah salafiyah yang diberkahi Allah ini. Golongan inilah yang tetap konsisten berpegang teguh kuat-kuat dengan apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya berada di atasnya. Oleh karena itu, saya memohon kepada Allah agar mereka –baik para da’i, para penuntut ilmu, dan orang-orang yang bermanhaj salaf ini- senantiasa diberikan kemudahan dan keutamaan dariNya, dan agar mereka dijadikan olehNya generasigenerasi terbaik pewaris mereka. Sesungguhnya Allah-lah yang berkenan mangabulkan do’a ini dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tidaklah ada seorang yang menentang dakwah yang haq ini, melainkan Allah pasti akan mebinasakannya. Karena Allah akan selalu membela orang-orang yang beriman (yang membela agamaNya). Karenanya, seluruh model dakwah apapun (di muka bumi ini) yang berusaha menghalang-halangi, menentang, dan merintangi dakwah salafiyah, usaha mereka pasti sia-sia dan gagal. Bahkan yang mereka dapatkan hanyalah kerugian dan penyesalan. Sedangkan Allah senantiasa membela dan menolong dakwah salafiyah ini, karena Allah pasti akan menolong orang-orang yang membela agamaNya, sebagaimana firmanNya. “Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya.
http://orido.wordpress.com
29
Buka Mata Buka Telinga Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [Al-Hajj : 40] Demikianlah, akhirya saya cukupkan jawaban saya sampai di sini. Saya berharap bisa bertemu dengan kalian pada kesempatan yang lain, insya Allah. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427H/1426. Diambil dari Muhadharah Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr di Masjid Al-Karim, Pabelan, Surakarta, Ahad 19 Februari 2006, Diterjemahkan oleh Abu Abdillah Arief Budiman bin Utsman Rozali] _________
Foote Note [1]. Berdasarkan hadits Iftiraqul ummah (perpecahan umat) yang shahih dan masyhur, yang dikeluarkan oleh Abu Daud 4/197-198 no. 4597, At-Tirmidzi 5/25-26 no. 2640 dan 2641. Ahmad 2/332, 3/120 dan 145, 4/102, Ibnu Majah 2/1231-1232 no. 3991-3993 dari hadits Abu Hurairah dan Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dan lain-lain yang sdi salah satu lafazh akhir haditshaditsnya adalah. “Mereka adalah al-jama’ah” dan ‘(Yaitu) mereka seperti apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya”. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Muhamamd Nashiruddin Al-Albani Rahimahullah di dalam Ash-Shahihah 3/480 dan kitab-kitab beliau lainnya. [2]. Hadits Riwayat Muslim 3/1523 no. 1920 dari hadits Tsauban Radhiyallahu ‘anha, dan yang semakna dengannya diriwayatkan oleh Al-Bukhari 2/2667 no. 6881 dari hadits Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu dan lain-lain. [3]. Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr memang mengulangi kata-katanya ini dua kali. [4]. Demikian yang Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr sampaikan. Mungkin yang beliau maksud adalah Ruqayah binti Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Fatimah Radhiyallahu ‘anha meninggal sekitar setengah tahun setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, sebagaimana yang telah diketahui dan telah banyak keterangannya di dalam kitab-kitab tarajim (biografi) para sahabat. Lihat Taqrib at Tahdzib, hal. 1367 no. 8749. [5]. Hadits Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath 6/41 no. 5736 dan lain-lain. Hadits ini pernah diucapkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika putri beliau Zainab meninggal, sebagaimana dalam Musnad Al-Imam Ahmad 1/237 dan 335 no. 2127 dan 3103 dan lain-lain. Juga ketika putra beliau Ibrahim meninggal sebagaimana dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 1/286 no. 837 dan lain-lain. Al-Imam Adz-Dzhahabi di dalam Siyar A’lam An-Nubala 2/252, beliau membawakan biografi Ruqayah Radhiyalahu ‘anha, beliau menghukumi hadsits ini dan berkata ‘Munkar’. Syaikh Salim bin Id Al-Hilali –hafizhahullah- di dalam kitabnya (Bashra-iru dzawi asy-Syaraf bi Marwiyati Manhaj As-Salaf) hal.18 berkata : ‘Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam sabdanya kepada putri beliau Ruqayah, tatkala ia meninggal ...’ lalu beliaupun (Syaikh Salim bin Id Al-Hilali) membawakan hadits ini. Kemudian beliau komentari pada catatan kaki : ‘Dhaif, dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad 1/237 dan 335 dan Ibnu Sa’ad di dalam Ath-Thabaqat 8/37 dan hadits ini dipermasalahkan oleh syaikh kami –rahimahullah- di dalam Adh-Dha’ifah no. 1715, karena terdapat (di sanadnya) Ali bin Zaid bin Jud’an”. Dan Ali bin Zaid bin Jud’an adalah perawi yang dhai’f. Lihat Taqrib at Tahdzib, hal.696 no. 4768. Atau, mungkin yang dimaksud oleh beliau (Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nasr) adalah justru perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putri beliau Fathimah Radhiyallahu ‘anha, ketika beliau (Rasulullah) menjelang wafat. Jika ini yang dimaksud, maka haditsnya adalah muttafaq ‘alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari 5/2317 no. 5928 dan Muslim 4/1904 no. 2450 dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya aku adalah sebaik-baik pendahulu bagimu”. Dan lafazh hadits ini lafazh Shahih Muslim.
http://orido.wordpress.com
30
Buka Mata Buka Telinga http://www.almanhaj.or.id/content/1761/slash/0 Ada Sebagian Orang Yang Bersikap Ekstrim Dan Tidak Meletakkan Permasalahan Pada Tempatnya Minggu, 12 Februari 2006 15:40:30 WIB ADANYA SEBAGIAN ORANG YANG BERSIKAP EKSTRIM DAN TIDAK MELETAKKAN PERMASALAHAN PADA TEMPATNYA Oleh Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan. Pertanyaan. Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan ditanya : Bagaimanakah hukumnya masyarakat yang didalamnya masih ditegakkan shalat dan syiar-syiar Islam lainnya, namun tidak berhukum dengan hukum-hukum Allah sekalipun mayoritas individunya menghendaki ditegakkannya hukum syar'i. Sebagai catatan, penggunaan istilah jahiliyah terhadap masyarakat Islam tersebut dijadikan sebagai alasan oleh sebagian orang untuk menjauhkan diri dari masyarakat dan membangkang pemerintah, serta dijadikan sebagai alasan untuk menggunakan kekerasan dan tindakan-tindakan lainnya sebagai konsekuensi vonis kafir yang dijatuhkan, seperti penghalalan darah, harta dan kehormatan orang lain ! Jawaban. Seorang insan hendaknya selalu memperhatikan dampak dari setiap ucapan dan tindakannya terhadap orang lain. Jika istilah masyarakat jahiliyah yang diucapkannya lebih dari sekedar julukan biasa dan bermaksud untuk menjatuhkan vonis tertentu atas masyarakat tersebut yaitu vonis kafir dan wajib keluar dan menjauhkan diri dari masyarakat tersebut, maka jelas tidak benar dan merupakan maksud yang jelek. Dikhawatirkan amal pelakunya akan terhapus jika yang ia maksudkan adalah seperti diatas. Dia ingin menetapkan bahwa istilah jahiliyah ini sama dengan jatuhnya vonis kafir. Sebagai konsekwensinya ia membangkang pemerintah dan berusaha menjatuhkan, menyerang dan menekan penguasa. Saya tandaskan : "Cara seperti ini bukanlah cara yang Islami, akan tetapi cara yang rusak yang disusupi maksud dan i'tikad jelek. Hal itu kelihatan dari beberapa sisi : Pertama : Oknum-oknum yang melakukan perbuatan seperti itu dan yang menganggap masyarakat yang dijuluki sebagai masyarakat jahiliyah adalah masyarakat kafir yang wajib menjauhkan diri darinya walau apapun akibatnya, sangat jelas kelihatan bahwa mereka adalah : Orang yang dikenal tidak punya hikmah, ilmu dan pengkajian tentang akibat buruk tindakan mereka. Orang-orang yang mengasingkan diri dari masyarakat yang mayoritas atau bahkan seluruh penduduknya kaum muslimin. Sebenarnya tiada kuasa bagi mereka untuk menindak pelanggaran yang terjadi. Setelah menarik diri dari masyarakat merekapun
http://orido.wordpress.com
31
Buka Mata Buka Telinga menumpahkan darah kaum muslimin demi mewujudkan satu tujuan, yaitu menekan pengusa. Merekapun menghalalkan darah kaum muslimin yang masih loyal kepada penguasa tersebut dan masih bekerja dalam jajaran pemerintahannya kendatipun mereka adalah kaum muslimin yang taat menegakkan shalat ! Mengapa mereka menghalalkan darah kaum muslimin ? Jawab mereka karena penguasa mereka tidak berhukum dengan hukum Allah dan memakai undang-undang buatan manusia. Dan disebabkan pemerintah membiarkan khamar dan zina terang-terangan tersebar di wilayah mereka. Boleh jadi realita tersebut benar! Akan tetapi apakah penguasa itu yang memerintahkannya ? Apakah ia memaksa rakyatnya berbuat demikian ? Dari sisi lain, apa hasilnya membunuh dan menumpahkan darah kaum muslimin ? Padahal dalam hadits disebutkan. "Artinya : Binasanya dunia dan seluruh isinya lebih ringan ketimbang tertumpahnya darah seorang muslim" Orang-orang yang bertindak demikian tentunya tidak mempertimbangkan akibat tersebut. Sebagaimana yang sudah dimaklumi bersama, pembangkangan tidak menghasilkan maslahat apapun. Kami menyarankan mereka supaya memperhatikan akibat perbuatan mereka, mulai mereka melakukannya hingga detik ini. Bukankah hasil yang dapat dilihat hanyalah kerusakan dan mudharat yang besar bagi umat dan bagi mereka sendiri ? Jelaslah mereka tidak memiliki kekuatan dan kemampuan yang seimbang dengan kekuatan yang mereka lawan ! Akibat perbuatan mereka, penguasa berubah memusuhi orang-orang shalih, para da'i dan yayasan-yayasan Islamiyah yang tidak ada hubungannya dengan tindak kekerasan tersebut. Akan tetapi dalam hal ini penguasa tidak bisa mendeteksi dan membedakan niat masing-masing orang, mana yang bersalah dan yang tidak. Yang jelas, bagi siapa saja yang memperhatikan dengan seksama tentunya mengetahui bahwa mudharat yang timbul akibat cara-cara seperti itu lebih besar daripada maslahat yang diharapkan ! Dan juga salah satu dampak negatifnya adalah terganggunya aktifitas dakwah. Pemerintah punya alasan untuk mengusir dan menekan para da'i disebabkan perbuatan orang-orang pandir yang memerangi menteri dan militer atau aparat pemerintah lainnya. Sehingga mereka menjadi bahan pembicaraan masyarakat dan menjuluki mereka sebagai teroris. Secara tidak sengaja mereka telah membangunkan musuh untuk melawan mereka. Dengan demikian musuh pun bebas membuat perangkap dan makar untuk menumpas setiap kebaikan yang ada pada mereka.
http://orido.wordpress.com
32
Buka Mata Buka Telinga [Disalin dari kitab Muraja'att fi fiqhil waqi' as-sunnah wal fikri 'ala dhauil kitabi wa sunnah, edisi Indonesia Koreksi Total Masalah Politik & Pemikiran Dalam Perspektif AlQur'an & As-Sunnah, hal 24-38 Terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]
http://www.almanhaj.or.id/content/1386/slash/0 Hukum Pemboman Di Negara-Negara Islam Dan Sekitarnya, Apakah Termasuk Jihad Fi Sabilillah ? Minggu, 27 Maret 2005 06:47:40 WIB HUKUM PEMBOMAN DI NEGARA-NEGARA ISLAM DAN SEKITARNYA, APAKAH TERMASUK JIHAD FI SABILILLAH ? Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Pertanyaan. Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : “Ahsanaallahu ilaikum†–semoga Allah menganugrahkan kebaikan kepada anda- apakah melakukan pembunuhan dan pemboman terhadap gedung-gedung milik negara/pemerintah di negara-negara kafir merupakan hal darurat dan bentuk jihad ? Jawaban. Pembunuhan dan pemboman merupakan hal yang tidak boleh, karena akan menimbulkan kejahatan, pembunuhan dan terjadinya pengusiran kaum muslimin, adapun yang disyariatkan terhadap orang-orang kafir yaitu berperang fi sabilillah, menghadapi mereka dalam peperangan jika kaum muslimin memiliki persiapan pasukan, berperang dengan kaum kuffar, membunuh mereka seperti apa yang telah dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berhijrah ke Madinah, hingga beliau mendapatkan penolong dan penyokong, adapun pemboman dan pembunuhan hanya akan mendatangkan keburukan bagi kaum muslimin. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih berada di Makkah sebelum hijrah, beliau diperintahkan agar menahan diri dari memerangi kaum kuffar. “Artinya : Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka : ‘Tahanlah tanganmu (dari berperang). Dirikanlah shalat dan tunaikan zakat†[AnNisa’ : 77] Beliau diperintahkan untuk menahan diri dari memerangi kaum kuffar karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki kekuatan untuk memerangi mereka, kalau kaum muslimin membunuh salah seorang dari kaum kuffar maka kaum kuffar yang lain akan menghabisi mereka karena kaum kuffar lebih kuat dari kaum muslimin dan kaum muslimin di bawah kekuasaan dan tekanan kaum kuffar. Maka pembunuhan yang mengakibatkan terbunuhnya kaum muslimin yang bermukim di negara tempat mereka tinggal seperti yang terjadi sekarang bukanlah merupakan bentuk dakwah dan bukanlah sesuatu bentuk jihad fi sabilillah dan begitu juga
http://orido.wordpress.com
33
Buka Mata Buka Telinga pemboman ataupun pengrusakan. Hal ini hanya akan mendatangkan keburukan bagi kaum muslimin sebagaimana yang terjadi sekarang. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah dan ketika itu beliau memiliki pasukan dan kekuatan maka pada saat itu beliau diperintahkan untuk memerangi kaum kuffar. Tetapi apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau pada saat di Makkah sebelum hijrah melakukan perbuatan seperti ini (pembunuhan dan pengrusakan) ? Bahkan mereka menahan diri dari hal itu. Apakah mereka melakukan pengrusakan terhadap harta kaum kuffar ketika mereka masih di Makkah ? Bahkan mereka menahan diri dari yang demikian. Mereka hanya diperintahkan untuk berdakwah dan menyampaikan risalah pada saat di Makkah, tetapi ketika mereka telah berada di Madinah maka mereka berjihad dan berpegang teguh pada saat negara Islam telah berdiri. [Disalin dari kitab Fatawa Al-Aimmah Fil An-Nawazil Al-Mudlahimmah edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Seputar Terorisme, Penyusun Muhammad bin Husain bin Said Ali Sufran AlQathani, Terbitan Pustaka At-Tazkia]
beRita terkait: http://id.wikipedia.org/wiki/Detasemen_Khusus_88 Detasemen Khusus 88 Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke: navigasi, cari Detasemen 88 Polri. Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa anggota juga merupakan anggota tim Gegana. Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Unit khusus berkekuatan 400 personel ini terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.
http://orido.wordpress.com
34
Buka Mata Buka Telinga
Pembentukan Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani pada tanggal 26 Agustus 2004. Detasemen 88 yang awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara. Arti angka 88 pada tulisan Detasemen Khusus 88 ini menyerupai dua buah borgol. Angka 88 merupakan representasi dari korban peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dari warga asing yang mengalami korban terbanyak yaitu Australia. Makna "88" berikutnya adalah, angka "88" tidak terputus dan terus menyambung. Ini artinya bahwa pekerjaan Detasemen 88 Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti. Angka "88" juga menyerupai borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus ini. Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Negara AS dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS. Pusat pelatihannya terletak di Megamendung, 50 kilometer selatan kota Jakarta. Persenjataan Satuan pasukan khusus baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan Amerika, seperti senapan serbu Colt M4, senapan penembak jitu Armalite AR-10, dan shotgun Remington 870. Bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya. Semua persenjataan yang diberikan, termasuk materi latihan, diberitakan sama persis dengan apa yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris AS. Operasi yang diketahui •
•
9 November 2005 - Detasemen 88 Mabes Polri menyerbu kediaman buronan teroris Dr. Azahari di Kota Batu, Jawa Timur yang menyebabkan tewasnya buronan nomor satu di Indonesia dan Malaysia tersebut. 2 Januari 2007 - Detasemen 88 terlibat dalam operasi penangkapan 19 dari 29 orang warga Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang di Kecamatan Poso Kota. Tembak-menembak antar polisi dan warga pada peristiwa tersebut menewaskan seorang polisi dan sembilan warga sipil.[1]
http://orido.wordpress.com
35
Buka Mata Buka Telinga •
9 Juni 2007 - Yusron al Mahfud, tersangka jaringan teroris kelompok Abu Dujana, ditangkap di desa Kebarongan, Kemrajan, Banyumas, Jateng
Referensi
1. ^ "Poso Masih Mencekam", Kompas, 23 Januari 2007 Lihat juga • • •
Pasukan khusus Pasukan Gerakan Khas SWAT
Pranala luar • •
TV7: Profil Detasemen 88 Kompas: Pasukan Khusus Polri Dilatih CIA
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0706/12/taj01.html
Memberantas Terorisme dengan Segala Daya
Kepolisian kembali menangkap sejumlah orang yang mempunyai kaitan dengan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aksi peledakan bom di beberapa tempat di Indonesia. Keberhasilan para anggota kepolisian tersebut menyadarkan kita bahwa para tersangka teroris masih berkeliaran dan jumlahnya kemungkinan besar tidak sedikit. Masyarakat sangat menghargai ketekunan dan kegigihan Polri. Mereka yang tertangkap itu, sejauh yang diketahui, umumnya anggota biasa dari Jamaah Islamiyah. Mereka adalah para pendukung kegiatan para perencana dan pelaku peledakan bom. Kendatipun begitu, penangkapan tersebut bukan tidak bernilai. Berdasarkan penangkapan ini, polisi diharapkan bisa menjejaki secara lebih jelas buronan utama seperti Noordin M Top dan Abu Dujana. Hingga saat ini, Polri melalui juru bicaranya, Mayjen Polisi Sisno Adiwinoto, memang optimistis bisa mencokok teroris sekaliber Abu Dujana, buronan asal Cianjur. Aksi-aksi terorisme marak dalam beberapa tahun terakhir. Kegiatan mereka telah merusak berbagai fasiltas umum dan, menewaskan dan melukai orang-orang yang bernasib nahas. Mereka juga merusak citra negara hingga para turis maupun investor ragu datang ke Indonesia, sementara Australia dan Amerika Serikat berkali-kali mengeluarkan travel warning. Aktivitas para teroris tersebut mesti ditumpas secepat mungkin dan sampai ke akar-akarnya agar tidak menghadirkan kekuatan-kekuatan baru. Lantaran berdasarkan fakta yang terungkap belakangan ini, Noordin M Top dkk mampu merekrut tenaga-tenaga baru dengan cara-cara yang amat canggih. Masyarakat sangat mengharapkan supaya Polri bisa meringkus para teroris sekaliber Abu Dujana serta warga negara Malaysia Noordin M Top. Sebelumnya, Polri telah menewaskan Dr Azahari yang konon walaupun anggota biasa dalam struktur organisasi Jamaah Islamiyah, tetapi punya peranan bermakna dalam kegiatan teroris.
http://orido.wordpress.com
36
Buka Mata Buka Telinga Dewasa ini, kegiatan memburu teroris dimonopoli Polri, terutama Detasemen Khusus 88. Kecenderungan ini wajar saja sebab Polri umumnya dan Densus 88 pada khususnya disiapkan untuk menumpas kegiatan para teroris dengan bantuan dana dan peralatan militer dari Amerika Serikat serta Australia. Sejauh ini, Densus 88 cukup berhasil. Meskipun demikian, kita memandang perlu penumpasan itu dilakukan dalam skala yang lebih luas dan melibatkan banyak pihak. Tujuannya di samping menumpas juga mengajak masyarakat berpartisipasi aktif mencegah munculnya tenaga-tenaga baru dalam kegiatan terorisme. Menurut data-data yang diungkapkan kepolisian, mereka yang ditangkap umumnya anggota masyarakat biasa. Entah merupakan kamuflase atau bukan, para tersangka yang ditangkap itu berasal atau memiliki keluarga yang sederhana. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan sampingan, mengapa mereka bisa mengambil tindakan yang berisiko tinggi? Mengapa mereka bisa melakukan kegiatan yang memerlukan kemampuan canggih? Salah satu perkiraan adalah para tersangka itu tidak memiliki pengetahuan yang cukup namun mempunyai fanatisme tinggi hingga mudah dibujuk menjadi teroris. Bila melihat kondisi masyarakat dewasa ini, sangat banyak anggota masyarakat yang bisa dibujuk sebab isu yang menjadi pintu masuk cukup banyak seperti pendudukan Israel di Palestina, sikap arogan Amerika Serikat terhadap dunia Islam, serta kemiskinan dan ketidakadilan. Dalam konteks ini, Departemen Agama, para tokoh masyarakat dan lainnya memainkan peran penting. Para tokoh formal maupun informal dengan pengaruh dan dukungan teknologi informasinya bisa menjangkau masyarakat bawah yang berpeluang terbujuk itu. Persoalannya adalah apakah pemerintah bisa menyediakan anggaran supaya rencana ini berhasil? Kita tidak ingin isu terorisme terus menghantui kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita perlu melenyapkan terorisme itu setuntas-tuntasnya dengan hard power maupun soft power dengan tujuan menyelamatkan bangsa Indonesia seutuhnya. Jelas, tugas itu tidak mudah sebab masalah terorisme telah menjadi isyu domestik, regional dan internasional. Awalnya pun tidak lepas dari situasi dunia dalam era Perang Dingin antara blok Barat dengan Blok Timur. Pada mulanya adalah imbauan negara-negara dari dunia bebas membantu melepaskan Afghanistan dari cengkraman Uni Soviet yang komunis. Imbauan ini berwujud dengan kedatangan ribuan pemuda, termasuk diantaranya dari Indonesia, yang kemudian dididik secara militer di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Proyek ini dilakukan bersama oleh Pakistan, Arab Saudi, Amerika Serikat, Inggris dan lainnya. Ketika Uni Soviet tersingkir dari Afghanistan, Amerika Serikat yang mempunyai agenda sendiri tidak lagi memerlukan dukungan pihak lain. Malahan pemerintahan Taliban pun akhirnya disingkirkan. Terorisme telah menyita perhatian dunia. Semua negara mengutuk dan memberantas terorisme, namun tidak menghendaki penyelesaian seperti yang digariskan Barat karena masih ada keraguan. n Copyright © Sinar Harapan 2003
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/01/17/brk,2007011791473,id.html
tpm bantah kasus poso terkait jamaah islamiyah Rabu, 17 Januari 2007 | 20:37 WIB TEMPO Interaktif, Solo:Ahmad Michdan dari Tim Pembela Muslim (TPM) yang menjadi kuasa hukum para tersangka kasus Poso membantah keterangan polisi yang menyatakan enam warga Poso yang beberapa waktu lalu ditangkap memiliki kaitan dengan Abu Duljana, salah satu
http://orido.wordpress.com
37
Buka Mata Buka Telinga dedengkot Jamaah Islamiyah. Menurut Michdan, dari enam orang yang ditangkap aparat itu, hanya dua orang yang masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO. Itupun, kata dia Rabu (17/1), "Karena mereka diduga terkait kasus pembunuhan dengan mutilasi terhadap tiga siswi di Poso. Michdan menduga aparat menangkap mereka karena pada saat penggerebekan itu mereka ditemukan bersama dengan Tarjono dan Papai Pang yang menjadi target polisi. Mereka semua adalah warga asli Poso atau setidaknya sudah menjadi orang Poso sejak daerah itu belum menjadi daerah konflik. "Mereka termasuk Tarjono dan papai Pang tidak mengenal Abu Duljana," kata Michdan. Hanya Sarjono yang sempat bertemu dengan seseorang bernama Mang Udin yang konon adalah orang Abu Duljana. Tapi menurut Michdan, Mang Udin masih misterius. Michdan juga membantah kliennya pernah terlibat dalam pertemuan-pertemuan yang digelar oleh Jamaah Islamiyah di jawa Tengah, seperti yang dituturkan polisi. "Kenal jaja enggak," kata dia. Michdan curiga, dikaitkannya para tersangka Poso tersebut dengan Abu Duljana sebagai upaya untuk menghidup-hidupkan isu bahwa Indonesia sebagai sarang teroris dan Islam adalah teroris. "Ini bagian kampanye Amertika Setrikat." Menurut dia, pascapembebasan Abu bakar Baasyir, isu terorisme kehilangan momentum. Sehingga polisi mencari jalan lain untuk menghidupkan Jamaah Islamiyah. "Sesuai pesanan Amerika."Imron Rosyid
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0706/12/sh01.html
Australia: Abu Dujana Telah Tertangkap
Canberra – Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Alexander Downer mengatakan bahwa gembong Jemaah Islamiyah (JI), Abu Dujana, dipastikan telah ditangkap di Jawa Tengah (Jateng). Menlu Australia itu menyatakan hal tersebut seperti dilansir situs internet Radio Australia milik ABC, Selasa (12/6) waktu setempat. Downer mengungkapkan bahwa Abu Dujana merupakan salah satu dari beberapa tersangka yang ditangkap polisi Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Namun, hingga kini, polisi dan media di Indonesia tidak membenarkan kabar bahwa alumni gerilyawan Mujahidin di Afganistan tersebut sudah ditangkap. Tapi, Downer mengatakan bahwa dia mendapatkan informasi penangkapan tersebut dari pihak berwenang Indonesia dan oleh karena itu telah menyampaikan selama kepada kepolisian Indonesia. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Sisno Adiwinoto ketika dihubungi SH secara terpisah Selasa siang ini telepon genggamnya tidak aktif. Namun, kepada SH, Senin sore, juru bicara Mabes Polri itu mengatakan pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri masih memburu Adu Dujana yang difokuskan tidak hanya di Pulau Jawa, tapi juga di luar Pulau
http://orido.wordpress.com
38
Buka Mata Buka Telinga Jawa. Sisno berkeyakinan Abu Dujana dalam pelariannya pasti didukung oleh informan-informan dari kelompok JI guna meloloskannya dari upaya penyergapan polisi. Oleh karenanya, Polri melalui masing-masing Polda (Kepolisian Daerah) secara simultan tengah mengerahkan penjagaan, pemeriksaan, maupun penyebaran foto diri Abu Dujana khususnya di wilayah-wilayah perbatasan. “Dalam kasus ini, kita tidak bisa membatasi ruang gerak operasi karena biasanya mereka menyebar. Setiap kali terjadi upaya penangkapan, dipastikan informasi sudah disebarkan ke kelompoknya, apalagi Abu Dujana adalah panglima yang harus mereka lindungi meski dengan pertaruhan nyawa,” papar Sisno. Ke hal.11, Abu Kabur ke Sumatera Sumber SH yang tidak mau disebut namanya menyatakan perburuan Abu Dujana kini difokuskan ke Pulau Sumatera karena diduga kuat yang bersangkutan telah kabur ke sana. Dalam perburuan itu, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menyertakan Mujadit alias Brekele, tangan kanan Abu Dujana yang diyakini tahu persis lokasi pelarian Abu Dujana ke Pulau Sumatera.”Mujadit alias Brekele telah ditangkap di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Keduanya saling kontak dan dikenal sangat akrab,” kata sumber itu. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Sisno Adiwinoto dalam kesempatan itu meluruskan kesimpangsiruran pemberitaan yang menyebut Mahfud adalah Abu Dujana. Dalam sebuah tayangan di salah satu televisi swasta, sejumlah tetangga ketika ditunjukkan foto Abu Dujana sepakat bahwa foto itu adalah Yusron alias Mahfud, sosok yang salama satu tahun terakhir bertetangga dengan mereka. “Fotonya memang mirip, tapi mereka tidak sama. Yusron itu anak buah Abu Dujana,” tambah Sisno. Sementara itu, terhitung sejak dilakukannya penangkapan terhadap Yusron alias Mahfud dan Aris Widodo, dalam tujuh hari polisi segera menetapkan staus tersangka terhadap kelimanya. Sementara itu, rumah yang ditempati Yusron Mahmudi alias Mahfud tersangka teroris yang dikenal sebagai tangan kanan Abu Dujana di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah, masih dipasangi police line dan dijaga aparat kepolisian. Tidak jelas kapan Tim Labfor akan turun menyelidiki tempat tersebut. Sumber-sumber kepolisian di Banyumas menyebutkan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 masih mengubek-ubek wilayah Banyumas dan sekitarnya. “Saya tidak tahu di mana mereka dan tujuannya ke mana saja. Yang jelas, saya mendapat kabar kalau Tim Densus 88 masih ada di sini,” jelas sumber tersebut, Senin (11/6). Sebetulnya, rumah Mahmud juga telah digeledah setelah terjadi penangkapan. Memang, dalam rumah tersebut terlihat acak-acakan, terutama di ruang tidur, pakaian dan buku terlihat berantakan seperti yang disaksikan SH melalui kamera salah seorang petugas yang masuk sebelum dipasang garis police line. Pada bagian lain, Kapolda Jawa Tengah Irjen Dody Sumantyaman membantah wilayahnya menjadi basis jaringan terorisme Abu Dujana. Meski dia menyakini bahwa yang bersangkutan hingga kini diduga kuat masih beada di wilayah Jawa Tengah. Dugaan itu beralasan karena dari beberapa peristiwa penangkapan anggota jaringan teroris oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, banyak terdapat di daerah Jawa Tengah. “Densus 88 telah mengantongi beberapa nama tersangka teroris yang layak dicurigai. Mereka bisa berada di Semarang maupun daerah lain. Dalam hal ini, kami tidak bisa terbuka menjelaskan. Data terlengkap ada di Mabes Polri. Kami memang punya data, mulai dari nama maupun keterlibatan mereka dalam jaringan itu,” kata Dody. Beberapa daerah yang menjadi tempat persembunyian anggota jaringan teroris itu di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebar mulai dari Semarang, Kendal, Pekalongan, Boyolali, Cilacap, Temanggung, Magelang, Wonosobo, Banyumas, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Yogyakarta, dan Sleman. Penyebaran daerah persembunyian yang begitu cepat itu, kata Dody, karena anggota jaringan teroris itu berusaha bersembunyi di tempat yang mereka anggap aman. “Polisi berusaha
http://orido.wordpress.com
39
Buka Mata Buka Telinga mempersempit ruang gerak mereka. Kami memerlukan dukungan masyarakat,” katanya. Kapolda Jabar Irjen Soenarko DA membantah telah terjadi penangkapan anggota teroris di Kabupaten Kuningan, Jabar. Menurut Kapolda, berdasarkan konfirmasi dari Kapolres Kuningan maupun dari anggota Densus 88 Anti Teror, disebutkan tidak pernah ada penangkapan terhadap anggota teroris di Kabupaten Kuningan Jabar. “Tidak ada anggota teroris yang ditangkap di Kuningan,” kata Kapolda kepada pers di Mapolda Jabar, Senin (11/6). Sebelumnya tersiar berita bahwa telah terjadi penangkapan anggota teroris oleh Tim Densus 88 Anti Teror di sebuah rumah di Desa Ciganda Mekar Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Minggu (10/6). Kepolisian Daerah (Polda) Lampung meningkatkan kesiagaan guna mengantisipasi pelarian teroris kelompok Abu Dujhana ke daerah ini menyusul kian diperketatnya ruang gerak mereka di Jawa, terutama Jawa Tengah. Namun sejauh ini, Polda belum mencium adanya gerakan kelompok teroris tersebut ke Sumatera melalui Lampung. Demikian dikatakan Kapolda Lampung Brigjen Suharyono Kamino menjawab SH di Bandar Lampung, Senin (11/6) sore, berkaitan kemungkinan larinya anggota kelompok Abu Dujhana ke Lampung. Ditemui seusai menghadiri dialog refleksi tiga tahun kepemimpinan Gubernur Sjachrudin ZP, Kapolda mengakui kemungkinan larinya anggota kelompok Abu Dujana ke Lampung bisa saja mengingat daerah ini memang sebagai penyangga. Lagi pula dalam sejarahnya di Lampung pernah terjadi upaya-upaya gerakan separatis. “Tapi sejauh ini kami belum mencium adanya pelarian anggota kelompok tersebut ke Lampung. Kendati begitu, kami terus meningkatkan kesiagaan guna mengantispasinya,” ujar Kapolda. (renne kawilarang/rafael sebayang/su herdjoko/sutriyono/didit ernanto/saufat endrawan/syafnizal datuk sinaro/norman meoko) Copyright © Sinar Harapan 2003
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/densus-88-geledahrumah-tersangka-arif-syai.html
densus 88 geledah rumah tersangka arif syaifudin Senin, 18/06/2007 SURABAYA (SINDO) – Operasi perburuan jaringan teroris di Indonesia terus dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Mabes Polri. Kemarin, 10 anggota Densus 88 melakukan penggeledahan rumah tersangka teroris Arif Syaifudin, 29,warga Pulo Wonokromo 302 RT 007/RW 001 Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Dalam penggeledahan yang hanya memakan waktu lebih kurang 15 menit itu Densus menyita sejumlah barang milik tersangka. Aksi penggeledahan dilakukan pukul 13.00 WIB. Anggota Densus 88 masuk ke rumah Arif dengan cara mencongkel pintu dan jendela rumah tersebut. Barang-barang yang disita dari rumah Arief berupa 1 set komputer, buku tabungan, beberapa keping CD,serta beberapa buku panduan jihad. Kakak ipar tersangka, Nazirudin, saat dimintai keterangan terkait penggeledahan, tidak mau berkomentar banyak. ”Maaf Mas, saya capek tidak mau berkomentar dulu,” katanya. Tersangka Arif Syarifudin ditangkap Densus 88 pada 12 Juni lalu.
http://orido.wordpress.com
40
Buka Mata Buka Telinga Dia dianggap sebagai jaringan teroris Abu Dujana. Sementara Aziz Mustofa, 33, yang ditangkap karena diduga terkait jaringan teroris Abu Dujana, di kalangan warga tempat tinggalnya di Jln Kumudasmoro III RT 8 RW 8, Kelurahan Bongsari, Semarang Barat,bukanlah sosok istimewa. Putra keempat dari tujuh bersaudara hasil perkawinan Tugiyo, 65, dan Siti Zulaekha ini dikenal sebagai pemuda yang taat beribadah dan aktif dalam kegiatan kampung dan keagamaan di musala tak jauh dari rumahnya. Ketua RT setempat,Sugeng Supriyadi, mengungkapkan perubahan pada Aziz tampak pascamenikahi gadis pujaannya. Gadis itu berasal dari Kudus dan bernama Nani Fatmawati. ”Dia menjadi sosok yang terkesan tertutup. Bila sebelumnya aktif di kegiatan lingkungan, setelah menikah tidak pernah lagi ikut kegiatan. Padahal, kakak-kakaknya yang lain tidak berubah, meski sudah menikah,” terang Sugeng. Menurut dia, selain nama Aziz Mustofa yang diduga terlibat jaringan teroris, ada tiga warga lain di lingkungan wilayahnya yang juga diduga melakukan hal serupa. Mereka adalah Badawi Rahman (kakak kandung Aziz Mustofa, buron), Sarwo Edi alias Ahmad Munajib (tewas tertembak saat ditangkap di Sleman, DIY), dan Rahmad Hidayat (ditangkap di RM Salero Padang,Semarang). ”Soal Badawi Rahman,dulu setelah ada kejadian Bom Bali I saya pernah didatangi Densus 88 yang menanyakan keberadaannya.Tapi saya jawab tidak tahu. Terakhir (datang) ke saya tahun 1999 untuk minta surat pengantar membuat KTP baru. Katanya mau pergi ke Jakarta,”paparnya. Lebih lanjut dia menuturkan, selama Badawi dan Aziz masih tinggal di rumah orangtuanya, tidak banyak aktivitas mereka yang menimbulkan kecurigaan warga. Hanya, rumah tinggal keduanya saat itu sering didatangi oleh sejumlah orang yang tak jelas asal-usulnya. Di tempat terpisah, Siti Zulaekha mengaku sudah mendengar kabar penangkapan anaknya,Aziz Mustofa, dari pemberitaan sejumlah media. ”Dia pergi pamitan mau mencari pekerjaan sekitar tiga tahun lalu. Mau ke mana perginya, dia tidak bilang.Istrinya tidak ikut sebab dia berencana akan membawanya setelah dapat pekerjaan,” jelasnya. Tentang Badawi Rahman, dia bersama suaminya hingga saat ini tidak tahu dimana tempat tinggalnya. (arief ardliyanto/sofian dwi/ agus joko)
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2007/06/11/brk,20070611101686,id.html
Densus 88 Bekuk Anak Buah Abu Dujana di Sleman Senin, 11 Juni 2007 | 11:09 WIB TEMPO Interaktif, Sleman: Tim Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri terus mengejar kelompok teroris yang menjadi anak buah Abu Dujana. Setelah menangkap Yusron Mahmudi (32
http://orido.wordpress.com
41
Buka Mata Buka Telinga tahun) di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Densus juga menangkap YRN (32 tahun), warga Magelang di rumah kontrakannya di Dusun Kayunan, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Namun, soal penangkapan YRN ini, jajaran Polda Yogyakarta dan Densus 88 Antiteror menolak memberikan penjelasan secara detil. Meski demikian, mereka tidak membantah soal penangkapan YRN di wilayah Sleman. "Konfirmasi langsung saja ke Kapolda," kata Komandan Densus 88 Antiteror Polda DIY, AKBP Joko Lelono, Senin (11/6). Begitu juga ketika ditanya penyisiran yang dilakukan tim Densus, Joko Lelono menolak memberikan keterangan lebih lanjut. Sementara itu, menurut keterangan warga di Dusun Kayunan, penyergapan oleh Densus terjadi pada Sabtu (9/6) sekitar pukul 16.10. Ketika itu, kata dia, dua orang pengendara sepeda motor yang baru saja masuk Dusun Kayunan, langsung disergap oleh petugas berseragam sipil. Pada peristiwa itu sempat terdengar suara tembakan beberapa kali. "Saya tidak tahu siapa yang menembak, tapi terdengar beberapa kali letusan dari senjata api," kata warga yang menolak disebutkan namanya Menurut sejumlah warga, YRN sudah sekitar delapan bulan mengontrak rumah di Dusun Kayunan bersama seorang temannya. Sehari-hari, YRN berdagang keliling. Selama berada di dusun tersebut, YRN bergaul seperti umumnya masyarakat desa. Bahkan dalam pertemuan warga, YRN juga beberapa kali hadir. Jika YRN tidak bisa hadir, biasanya YRN akan pamit dengan tetangga lainnya. syaiful amin
http://orido.wordpress.com
42