Teori_evolusi_l.h._morgan.docx

  • Uploaded by: Mei Surbakti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori_evolusi_l.h._morgan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,167
  • Pages: 4
1

EVOLUTIONISM THEORY

(Ethnical Periods) L.H. Morgan (1818-1881) Oleh: Darmadi1

Lewis Henry Morgan pada awalnya merupakan seorang ahli hukum. Ia menjadi pengacara bagi suku bangsa Indian (Iroquois) terutama dalam hal mengenai hak-hak atas tanah pemukimannya2. Morgan lahir pada 21 November 1818 di dekat Aurora, New York dan meninggal pada 17 Desember 1881, Rochester , New York)3. Morgan menjadi pendiri utama antropologi ilmiah yang terkenal terutama dalam membangun kerangka ilmiah tentang sistem kekerabatan dan teori-teori komprehensif tentang evolusi masyarakat dan kebudayaan. Selama mendampingi suku-suku Indian tersebut, dia banyak mengamati dan belajar tentang tahapan hidup orang Indian, terutama terkait dengan sistem dan silsilah kekerabatan mereka. Morgan menggambarkan tentang susunan kemasyarakatan dan sistem kekerabatan pada suku Iroquois. Ia bersandar pada gejala kesejajaran yang seringkali ada dalam sistem istilah kekerabatan (system of kinship terminology) dan sistem kekerabatan (kinship system). Misalnya ia mengamati bagaimana suku Iroquois, memahami istilah ayah (Hanih). Hanih dlm bahasa Seneca mengandung arti ayah (banyak individu) baik ayah dan saudara laki-laki dari pihak ayah dan pihak ibu) bukan seperti istilah father dalam bahasa Inggris yang berfungsi sebagai (ayah tunggal). Hanih, bagi suku Iroquois dipandang memiliki sikap atau hak dan tanggung jawab yang sama bagi setiap keluarga dalam kehidupan mereka, begitu juga sebaliknya4. Catatan-catatan tentang isitilah kekerabatan tersebut kemudian digambarkan dalam karya etnografi pertamanya berjudul “League of the Ho-de-no-Sau-nie or Iroquois”, diterbitkan tahun 1851. Berdasarkan karya pertamanya, Morgan kemudian menyusun angket tentang sistem kekerabatan dan mulai mengambangkan penelitian tentang sistem dan istilah kekerabatan ke berbagai suku-banga Indian di Amerika Serikat. Dari hasil yang ia peroleh dan dianggap memuaskan, dibantu oleh lembaga Smithsonian, ia kemudian mengembangkan penelitiannya ke berbagai belahan dunia. Dari penelitian tersebut, ia berhasil mengumpulkan 139 istilah kekerabatan dari berbagai benua dan kemudian diterbitkan dalam karyanya yang berjudul Systems of Consanguinity and Affinity of the Human Family (1871). Pandangan evolusi budaya Morgan, pada dasarnya dipengaruhi oleh pemikiran E.B Tylor. Tylor (1865) yang membagi evolusi kebudayaan dalam tiga tahap yaitu : Savagery, Barbarism dan Civilization. Faktor ekonomi dan teknologi merupakan unsur-unsur budaya pembeda dari tiga tahap tersebut. Morgan, kemudian membagi tahap Savagery menjadi tiga yaitu Savagery awal (Lower Savagery), Savagery Tengah (Middle savagery) Dan Savagery 1

Mahasiswa Prodi Antropologi Sosial Pascasarjana Unimed Baca: Ihromi “Pokok-Pokok Antropologi Budaya” (hal. 54) 3 Lihat Biografi L.H. Morgan di http://biography.yourdictionary.com 4 Baca: Koentjaraningrat “Sejarah teori Antropologi I” (hal. 42) 2

|Teori Evolusi L.H. Morgan (1818-1881)

2

Akhir (Upper Savagery) ; dan Barbarisme menjadi dua yaitu Barbarisme awal, Barbarisme Tengah dan Barbarisme Akhir. Tahap akhir adalah tahap peradaban (Civilization)5. Dalam karyanya Ancient Society (1877), yang merupakan hasil penelitian di suku bangsa Indian Amerika Serikat, penduduk asli Australia, Yunani, Roma klasik, hingga Eropa, Morgan kemudian melukiskan proses evolusi masyarakat dan kebudayaan manusia melalui 8 tingkat evolusi universal: 1. Era liar tua6 atau zaman paling awal, sejak adanya manusia sampai ia menemukan api. Dalam fase ini, manusia hidup meramu, mencari akar-akar dan tumbuhan liar. 2. Era liar madya adalah fase sejak manusia menemukan api sampai ia menemukan senjata busur-panah. Dalam zaman ini manusia mulai merobah mata pencaharian hidupnya dari meramu menjadi pencari ikan di sungai-sungai (fase berburu). 3. Era liar muda adalah fase dimana manusia sejak menemukan senjata sampai ia memiliki kepandaian membuat barang-barang tembikar. Dalam zaman ini, mata pencahariannya masih berburu. 4. Era barbar tua7 yaitu zaman saat manusia pandai membuat tembikar sampai ia mulai beternak dan bercocok tanam. 5. Era barbar madya atau zaman sejak manusia beternak dan bercocok tanam sampai menemukan kepandaian membuat peralatan dari logam. 6. Era barbar muda atau zaman manusia sudah pandai membuat benda-benda dari logam sampai manusia mengenal tulisan. 7. Era peradaban purba8, dan 8. Era peradaban masa kini 9 Morgan, meninjau fase perkembangan kebudayaan tersebut diukur dari beberapa aspek; Pertama, Meningkatnya subsistensi yang ditandai dengan ditemukannya serangkaian jenis seni-seni secara berurutan dalan interval waktu yang cukup lama. Kedua, ditandai dengan terbentunknya masyarakat politik, sebagai asal-mula, dikenalnya sistem pemerintahan. Ketiga, adalah berkembangnya bahasa dari konteks sederhana menjadi lebih ekspresif. Dari kecerdasan yang dimiliki manusia, membuat bahasa terutama dalam mengartikulasikan dengan memanfaatkan vokal suara (berkembangnya gestur/bahasa isyarat ke dalam bahasa tulis). Keempat, adalah perkembangan keluarga yang ditandai dari pertumbuhan keluarga yang terwujud dalam sistem kekerabatan dan afinitas yang mengenal pernikahan secara kolektif. Perkembangan pranata keluarga juga bisa diukur secara berurutan yang kemudian dibagi oleh Morgan kedalam 6 tahap perkembangan (mulai dari bentuk hubungan promiskuskeluarga monogam). Kelima, dipat ditandai dari perkembangan terhadap ide-ide keagamaan. Muncul kepercayaan yang berhubungan dengan alam (agama primitif), tumbuh berdasarkan imajinasi dan emosional dan hubungannya dengan unsur pengetahuan. Terkadang besifat aneh dan sampai batas tertentu sulit untuk dimengerti. Baca: Ahimsa-Putra, review “Antropologi Koentjaraningrat – Sebuah Tafsir Epistemologis” (2012). Istilah Morgan terkait dengan fase Savagery 7 Istilah Morgan terkait dengan fase Barbarism 8 Istilah Morgan terkait dengan fase Civilization 9 Baca kembali “Sejarah Teori Antropologi I” (hal. 44-45) 5 6

|Teori Evolusi L.H. Morgan (1818-1881)

3

Keenam, ditandai dengan perkembangan arsitektur perumahan yang menghubungkan individu dengan bentuk keluarga dan rencana kehidupan rumah tangga. Hal ini menggambarkan perkembangan arsitektur perumahan dari bentuk gubuk-gubuk liar di fase savagery, bentuk-bentuk rumah secara komunal di era barbar, dan berkembang ke model rumah keluarga tunggal di fase civilization. Dan yang terakhir ditandai dengan munculnya hak kepemilikan terhadap penguasaan wilayah dan properti akibat dari berkembangnya bentuk dan pranata keluarga dan menujun ke masyarakat politik10. Karya-karya Morgan, kemudian banyak mendapat kritik dan pertentangan terutama dari para ahli antropologi Inggris dan Amerika pada awal abad ke-20. Kemunculan teori evolusi ini mengundang sejumlah reaksi, yang (a) berupa kritik dan menyodorkan paradigm lain, dan (b) mengakui kelemahan teori evolusi, namun tidak menolak ide dasarnya, dan kemudian membuat teori evolusi yang baru. Kelompok pertama diwakili oleh ahli-ahli antropologi seperti Franz Boas, Radcliffe-Brown dan Malinowski, sedangkan kelompok kedua diwakili oleh Leslie White dan Julian Steward11. Mereka meragukan teori Morgan yang dianggap terlalu mengabaikan unsur-unsur kebudayaan dari yang turut berpengaruh. Dan Morgan juga dianggap mengabaikan keunikan/keistimewaan dari perkembangan setiap masyarakat12. Selain itu, Teori Morgan, tidak dapat menjawab pertanyaan mengapa ada perkembangan masyarakat yang tidak setaraf di berbagai belahan dunia; masih ada masa liar tinggi (upper savagery) disaat bersamaan sudah ada masyarakat yang tergolong beradab (civilized). Adanya kesatuan psikis manusia (psychic unity of mankind) sebagai dalil yang digunakan Morgan untuk menjelaskan perkembangan yang sejajar, juga tidak dapat menerangkan mengapa terdapat perkembangan yang berbeda menurut waktu. Kedua, adanya bukti jika masyarakat tidak selamanya berkembang melalui tahap-tahap seperti yang dirumuskan dalam teori predeterminasi Morgan, karena ada sebagian masyarakat yang menjalani kemerosotan bahkan punah. Jadi mereka menolak pandangan jika evolusi kebudayaan manusia harus melewati tahap-tahap yang sudah ditetapkan terlebih dahulu13. Hingga sampai saat ini Franz Boaz, justru lebih di akui sebagai bapak antropologi Amerika ketimbang Morgan. Sebaliknya Morgan sangat begitu dihargai oleh kaum komunis (uni soviet), berkat teorinya mengenai evolusi dianggap menjadi penopang bagi landasan perkembangan ajaran Karl Marx dan F. Engels.

Baca: R. Jon McGee & Richard L. Warms “Anthropological Theory; An Introductory History” Fourth Edition 2008. (hal. 44-47). 10

Baca kembali: “Antropologi Koentjaraningrat – Sebuah Tafsir Epistemologis”. Baca: tentang L.H. Morgan di http://oechoe.blogspot.com (2010) 13 Baca kembali: “Pokok-Pokok Antropologi Budaya” (hal.56) 11

12

|Teori Evolusi L.H. Morgan (1818-1881)

4

|Teori Evolusi L.H. Morgan (1818-1881)

More Documents from "Mei Surbakti"