TUGAS MAKALAH TEORI AKUNTANSI (Pembentukan Prinsip-prinsip dan Penetapan Kebijakan Akuntansi)
oleh Agnes Maulina Simamora
(1402160016)
Deanisa Restuti
( 1402160080)
Andri Susanto
(1402160137)
Ridelia Riffa Salsabila
(1402164185)
Agung Nurwahyudi
(1402164286)
Rahma Arafati Masyiyan
( 1402178318)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2019 i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang “Pembentukan Prinsipprinsip dan Penetapan Kebijakan Akuntansi” ini. Semoga atas dibuatnya makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu yang bermanfaat. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Bandung, 12 Februari 2019 Penyusun
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3 PENCARIAN PRINSIP-PRINSIP ............................................................................................................ 3
PENCARIAN DIMULAI ............................................................................................................. 3
PENCARIAN DIPERCEPAT....................................................................................................... 5
PENCARIAN BERGESER .......................................................................................................... 6
PENCARIAN DENGAN MELIHAT KE BELAKANG ............................................................ 11
PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI.......................................................................................... 12
ALTERNATIF-ALTERNATIF .................................................................................................. 12
KONSEKUENSI SOSIAL DAN EKONOMI KEBIJAKAN AKUNTANSI............................ 16
REGULASI AKUNTANSI : PRO DAN KONTRA .................................................................. 17
MENGELOLA KEBIJAKAN AKUNTANSI ............................................................................ 20
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 23 KESIMPULAN ................................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25
iii
BAB I PENDAHULUAN
PENCARIAN PRINSIP-PRINSIP Setiap laporan keuangan yang diperiksa sekarang ini dilampiri laporan auditor yang membuktikan ketaatannya pada “prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum” (generally accepted accounting principles) Tetapi apa sebenarnya prinsip-prinsip ini? Apakah itu sama dengan yang ada dalam buku teks “Dasar-dasar Akuntansi”? Dan siapa yang memutuskan bahwa prinsip-prinsip apa yang berlaku dan seberapa luas itu harus berlaku sebelum dianggap sebagai berlaku umum? Apa yang terjadi jika prinsip-prinsip ini diwajibkan oleh SEC, tetapi katakanlah tidak disetujui oleh akuntan praktis, seperti yang telah terjadi? Apakah hal itu kemudian bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum? Apa yang tejadi ketika akuntan kepala SEC menyimpulkan bahwa “prosedur-prosedur yang begitu diikuti secara umum di antara akuntan sebagai sesuatu yang dianggap teladan penting pada dasarnya tidak selalu baik?” Dan mengapa kita pertama-tama membutuhkan prinsip - prinsip ini? Pertanyaan pertanyaan ini tidak pernah terjawab secara memuaskan dan telah membentuk tahapan untuk suatu debat berkelanjutan mengenai apa yang secara tepat mempakan prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), apa sebenarnya arti istilah prinsip, dan bagaimana prinsip-prinsip ini bisa dituninkan, jika memang demikian Bab ini mengiraikan debat-debat tersebut seperti yang telah berkembang sepanjang 50 atau 60 tahun terakhir. Bagian pertama berhubungan dengan bagaimana kata tersebut dipilih dan usaha selanjutnya adalah untuk memberinya artii Bagian kedua mengembangkan suatu pendekatan pada pembentukan teori yang menggunakan konsep postulat. Bagian ketiga beralih ke pendekatan yang lebih baru, Sisa bab ini adalah suatu tinjauan kritis atas kerangka dasar teroritis yang dikembangkan oleh FASB. Bab-bab selanjutnya membahas lebih jauh perkembangan revolusioner dalam teori yang telah terjadi dalam dua dekade terakhir. PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi adalah batang tubuh standar akuntansi, pendapat, penafsiran, aturan, dan regulasi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam pelaporan keuangan mereka. Kebijakan akuntansi suatu perusahaan mencakup “metode-metode” untuk menerapkan prinsipprinsip yang oleh manajemen satuan usaha dianggap sebagai prinsip-prinsip yang paling tepat untuk keadaan saat itu, untuk menyatakan secara wajar posisi keuangan, perubahan dalam posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan yang karenanya telah dipakai untuk menyusun laporan keuangan tersebut." Beberapa pilihan kebijakan dibuat oleh perusahaan dalam batasan alternative yang tersedia bagi mereka. Misalnya, perusahaan dapat memilih apakah akan memakai FIFO atau LlFO untuk tujuan pengukuran persediaan. Pilihan-pilihan lainnya dibuat oleh pemerintah atau oleh badan1
badan swasta yang memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan yang dapat diberlakukan. Misalnya FASB menetapkan bahwa piutang dan utangjangka panjang hams dicatat dengan nilai sekarang. Pilihan-pilihan yang dibuat oleh pemerintah dan oleh badan-badan swasta yang resmi membentuk regulasi kebijakan akuntansi. Bab ini membahas dua pertanyaan fundamental: 1. Siapa yang sehamsnya membuat kebijakan akuntansi? 2. Bagaimana seharusnya kebijakan akuntansi dibuat? Bab 2 dan 3 memaparkan catatan historis-apa yang dihadapi Kongres pada tahun 1933, bagaimana mereka bereaksi, dan apa yang terjadi sejak saat itu Catatan historis ini penting karena dalam sejarahlah baik pendukung maupunpenentang regulasi tanpa kecuali mencari dukungan untuk posisi mereka masing-masing. Bab ini menguraikan posisi-posisi itu dan mencoba membahas kebaikan dalam berbagai cara pengelolaan akuntansi. Bab ini dimulai dengan memaparkan, sebagai latar belakang argumentasi selanjutnya, berbagai alternatif yang ada untuk menetapkan kebijakan akuntansiserta membahas sebagian konsekuensi ekonomi pelaporan keuangan. Kemudian dikemukakan beberapa argumentasi yang secara tipikal dibuat untuk mendukung dan menentang regulasi, sepeni anggapan perlunya keseragaman dan daya banding (komparabilitas) serta perlunya melindungi kepentingan masyarakat. Bab ini kemudian beralih ke suatu analisis atas sifat regulasi, yang mempertanyakan apakah tujuantujuan regulasi tidak dapat dicapai dengan sama baiknya melalui pasar. Argumentasiargumentasinya memang kuat tetapi sekarang ini tampaknya tidak persuasif bagi masyarakat umum. Karena pelaporan keuangan terus saja diregulasi. Oleh karena itu bab ini beralih untuk membahas bagaimana sebaiknya mengatur pelaporan keuangan: oleh masing-masing perusahaan, oleh masyarakat, atau oleh konstitusi. Bab ini ditutup dengan menyatakan bahwa struktur dan prosedur FASB sangat cocok untuk membahas masalah dan persoalan yang ditimbulkan oleh regulasi.
2
BAB II PEMBAHASAN
PENCARIAN PRINSIP-PRINSIP PENCARIAN DIMULAI Kata prinsip diturunkan dari kata Latin principe, yang berarti pertama dalam pengertian tingkat dasar. Karena buku teks pertama yang dihadapi mahasiswa akuntansi merupakan buku tingkat dasar, istilah Dasar-dasar Akuntansi sepenuhnya tepat. Apa yang kita pelajari dalam pelajaran akuntansi pertama kali adalah prinsip-prinsipnya dalam pengertian materi yang pertama dalam hal waktu dan yang pertama dalam hal kesulitan. Prinsip-prinsip akuntansi mungkin menjadi pelajaran pertama, tetapi ini bukanlah pelajaran mengenai kebenaran mendasar dari akuntansi. Untuk mempelajari hal ini, sebagai lawan dari pengenalan ke unsure-unsur prakteknya, seseorang harus beralih ke pelajaran teori akuntansi. Usaha-usaha Pertama Banyak individu dan kelompok mulai bekerja pada tahun 1930an untuk menguak apa yang seharusnya yang mereka anggap sebagai prinisp-prinsip akuntansi. Sebagai yang pertama keluar dari perkumpulan, yang mungkin agak memalukan bagi AIA adalah American Accounting Association (AAA). Dibawah kepemimpinan professor Michigan William Paton, yang dipilih sebagai direktur peneliti pertama dari AAA pada awal 1936, AAA menerbitkan dalam bulan Juni 1936 yang pertama dari apa yang akan menjadi seri monograf singkat tentang prinsip-prinsip akuntansi. Edisi tahun 1936 diberi judul A Tentative Statement of Accounting Principles Underlying Corporate Financial Statement.5 harapan yang dinyatakan adalah akan mungkin “untuk menyepakati suatu fondasi dari pertimbangan mendasar yang akan cenderung menghilangkan variasi acak dalam prosedur akuntansi yang berasal bukan dari kekhasan masingmasing perusahaan, tetapi dari berbagai ide ahli keuangan dan eksekutif perusuhaan mengenai apa yang mungkin tepat, sah atau persuasive bagi investor pada suatu waktu tertentu”. Fondasi Awal Pernyataan sementara pada prinsip-prinsip akuntansi dari AAA, yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya, tidak tampak dalam keadaan vakum. Paton sendiri sudah menulis suatu tesis doktoral yang dipublikasikan dengan judul Accounting Theory tahun1992.Buku ini radikal bahkan dari ukuran standar sekarang. Didalamnya ia mendukung pandangan liberal yaitu, secara ideal, semua perubahan nilai yang dapat dipercaya dalam arah apapun, dari sebab apapun, 3
seharusnya disajikan dalam akun “Di atas segalanya adalah penting,” ia mengatakan, “bahwa laporan akuntansi menyajikan suatu gambaran data kini dalam bentuk dolar aktual seakurat tanggal laporan.” Bangkitnya Investor Pergeseran paling penting dalam pemikiran dasar akuntansi yang muncul dari tulisan-tulisan ini dan diskusi pada akhir 1920an dan awal 1930an adalah perubahan dalam tujuan akuntansi dari menyajikan informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan keuangan untuk investor dan pemegang saham. Tekanan untuk perubahan dalam tujuan ini muncul dari sektor keuangan dan perdagangan saham, bukan dari akuntan. Upaya-Upaya Penting Lainnya Pada tahun 1938, sesuai permintaan Haskins & Sells Foundation, profesor Har-vard, Thomas Henry Sanders, profesor California, Henry Rand Hatñeld, dan profesor Yale Law School, Underhill Moore mempublikasikan A Statement of Accounting Principles, yang ditujukan untuk “menetapkan prinsip-prinsip dan aturan- aturan akuntansi yang mengatur apa yang seharusnya tampak di neraca dan laporan rugi laba dan dalam akun-akun daripadanya hal itu disusun.” Isi dari monograf ini memperlihatkan bahwa pengarang lebih memperhatikan masalah praktikpraktik yang berlaku-yaitu praktik-praktik yang menyimpang secara sangat radikal dalam hal-hal tertentu dan praktik yang berlaku dewasa ini. Sebagai contoh, pengarang akan mengizinkan pemsahaan untuk menangguhkan kerugian dengan menempatkannya di neraca sebagai aktiva dan mengamortisasinya secara perlahan sepanjang waktu. Mereka juga akan mengizinkan perusahaan untuk mencatat disagio obligasi sebagai aktiva. Praktik seperti inilah yang menyebabkan FASB begitu tegas terhadap aktiva dan utang yang ditangguhkan. Pengarang memang mengabdikan sebagian kecil dari monograf itu untuk apa yang mereka namakan konvensi, yang mereka jelaskan sebagai “Praktik dikukuhkan” yang mendasari penyusunan neraca. Mereka memasukkan dasar biaya historis untuk aktiva dan konsep perusahaan bersinambung sebagai dua contoh konvensi. Terlepas dari semua kesalahannya, monograf ini adalah suatu sumber praktik akuntansi yang menarik pada waktu itu dan suatu sumber data Penting untuk penelitian positif dalam akuntansi. Accounting Concepts of Profit dari Stephen Gilman, pembahasan menyeluruh yang pertama mengenai teori akuntansi sejak pergeseran penekanan dari sudut pandang neraca ke laporan rugi 4
laba, secara efektif menutup periode perkembangan teori akuntansi dalam periode ini. Ia berusaha untuk mengelompokkan kekusutan terminologi yang disebabkan oleh pengenalan kata prinsip ke dalam laporan audit. Ia membedakan antara aturan, yang dapat dibuat, dan prinsip, yang tidak dapat dibuat, Ia menekankan bahwa istilah doktrin lebih akurat menjelaskan “pengajaran” dari para akuntan. Ia juga menunjukkan bahwa banyak buku yang menggambarkan sendiri sebagai Prinsip-prinsip Akuntansi bahkan tidak mempunyai kata prinsip dalam indeks. Tetapi pada akhimya masalah bagaimana mendefinisikan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum terlihat terletak lebih dalam dari hanya semantik. Perdebatan atas berbagai kata-kata menyembunyikan masalah yang jauh lebih serius: siapa yang menentukan pengungkapan informasi keuangan dan dengan cara apa.
PENCARIAN DIPERCEPAT Pencarian prinsip akuntansi luas diperbaharui segera setelah perang. Kembali lagi, AAA memimpin dengan mengeluarkan revisi prinsip-prinsip sementara 1948 yang sekarang diberi judul Accounting Concepts and Standart.Akan tetapi, seperti sebelumnya, pendekatan mereka bersifat sepotong-sepotong dan tidak dimaksudkan untuk meneruskan pencarian prinsip-prinsip secara luas. Accounting Research Division Pada tahun 1959, bertindak atas rekomendasi special committee on research program, Institut direorganisasi untuk memajukan “ekspresi tertulis mengenai apa yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sebagai pedoman untuk anggota-anggotanya dan pihak lainnya. Satu dari tujuan reorganisasi adalah agar dapat menanggulangi masalah luas dari akuntansi keuangan pada empat tingkat: 1. Pembentukan postular dasar. 2. Perumusan prinsip-prinsip secara luas. 3. Pengembangan aturan atau pedoman lain untuk aplikasi prinsip dalam situasi-situasi khusus. 4. Penelitian.
5
Seorang staf penelitian akuntansi permanen direkrut untuk melaksanakan program penelitian dengan maksud agar hasil-hasil dari upayanya. PENCARIAN BERGESER Professor Barkeley, William Vatter menekankan prinsip adalah alat agar tujuan dapat dicapai.hal itu akan menjadi subyek dari “konvensi”, seperti kesepakatan untuk membuat laporan keuangan dan untu “doktrin”, seperti keinginan untuk konsistensi dalam pelaporan. Postulat dalam kerangka dasar seperti itu hanya “pengisi” untuk menutup rantai logika yang terputus. Ia menyatakan dalam teori yang sempurna, tidak ada postulat. Suatu Pernyataan Teori Akuntansi Dasar “American Statement of Basic Accounting Theory” (ASOBAT) yang dinyatakan oleh Vatter pada tahun 1966 di mana ditegaskan bahwa akuntansi adalah “Proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi akuntansi yntuk memungkinkan pertimbangan dan keputusan yang terinformasi oleh pemakai tersebut”. ASOBAT merupakan pernyataan pertamman yang menekankan bahwa kepentingan pemakai seharusnya didahulukan dari sudut pandang dan pendapat para akuntan. ASOBAT Tujuan 1. Membuat keputusan- keputusan mengenai sumber daya yang terbatas, mencangkup pengidetifikasian bidang keputusan yang penting sekali dan penentuan tujuan dan sasaran yaitu, keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan laiinnya mengendai investasi. 2. Secara efektif mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya manusia dan bahan organisasi, yatu, keputusan oleh menajamen mengenai perusahaan. 3. Menyelenggarakan dan melaporkan pemeliharaan sumberdaya, yaitu, fungsi pengurusan atau pemeliharaaan dari manajemen. 4. Memudahkan pemberfungsian danpengendalian sosial, yaitu, memudahkan system kerja masyarakat yang terorganisasi untuk kesejahteraan bagi semua. Standar 1. Relevan, yaitu harus dapat dihubungkan secara bermanfaaat degan tindakan yang di rancang untuk memudahkan. 2. Dapat diveerifikasi, yaitu, individu- individu yang berkualitas yang bekerja secara independen seharusnya memberikan hasil yang sama 3. Bebas dari bias, yaitu, standar tidak boleh membantu satu kelompok pemakai dengan mengorbankan yang lain 4. Dapat di kuantifikasi, yaitu, pengukuran harus mungkin walaupun tidak harus secara moneter. pedoman 1. Kesesuaian dengan pemakai yang diharapkan. 2. Pengungkapan hubungan- hubungan yang penting. 6
3. Pemasukan informasi yang berhubungan dengan lingkungan. 4. Keseragaman praktik dalam dan di antara unit- unit upaya. 5. Konsistensi praktik- praktik sepanjang waktu
ASOBAT berusaha mengelakkan kesulitan- kesulitan menentukan keinginan investor- investor tertentu dengan menyarankan bahwa ketentuan informasi keuangan seharusnya terkena empat standar disertai lima pedoman (FASB sekarang mengistilahkan semua ini sebagai karakteristik kualitatif). Komite menyimpulaknan bahwa satu- satunya cara agar pendekatan baru ini dapat direalisasikan adalah dengan perluasan data, yaitu, dengan melaporkan banyak ukuran dan beberapa jumlah memenuhi kisaran kebutuhan yang cukup luas. APB Statement No. 4 “Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprise”
1. Tujuan- tujuan 1A. Umum
1B. Kualitatif
2. Sifat- sifat dasar
3. Unsur- unsur dasar
Untuk menyediakan informasi yang dapat di percaya mengenai sumberdaya dan kewajiban ekonomi, dan perubahan- perubahan dalam sumberdaya dan kewajiban tersebut; untuk membantu dalam memprakirakan potensi laba dari suatu perusahaan Relevan; dapat dimengerti; dapat diverifikasi; kenetralan; tepat waktu; keterbandinganl kelengkapan Satuan usaha akuntansi; perusahaan bersinambungan; pengukuran sumberdaya dan kewajiban ekonomi; periode waktu pengukuran dalam satuan uang; akrual; harga tukar; penaksiran; pertimbangan; informasi keuanganinformasi keuangan tujuan umum; laporan keuangan yang berhubungan secara mendasar; substansi atas bentuk; materialitas. Aktiva; utang; modal pemilik; pendapatan; beban; dan laba bersih.
4. Prinsip- prinsip 4A. Pervasif
Pencatatan aktiva dan utang; relaisasi pendapatan; pengakuan beban; alokasi sebab dan pengaruh, sistematis dan rasional, pengakuan segera; unit 7
pengukuran. 4B. Konvensi dimodifikasi 4C. Operasi luas
4D. Rincian
yang Konservatif; penekanan pada laba; penerapan pertimbangan. Pemilihan, analisis, pengukuran, pengklasifikasian, pencatatan, peringkasan, penyesuaian; pengkomunikasian Aturan yang ditemukan dalam praktik
Dalam pernyataan itu 13 segi- segi (feature) oleh Paton di sebut sebagai postulat, FASB mengistilahkannya dengan fundamental Kemudian APB menyatakan, tanpa member cukup bukti, bahwa fundamental ini menghasilakan prinsip- prinsip pervasif yang di anggap membentuk GAAP. APB mendefinisikan GAAP itu sendiri, sebagai; “konvensi, aturan- aturan, dan prosedur- prosedur yang mendefinisikan praktik akuntansi pada suatu waktu tertentu”
diperlukan
untuk
Termasuk dalam prinsip- prinsip pervasif adalah praktik- praktik pencatatan aktiva pada biaya, pengakuan pendapatan pada saat penjualan, dan proses penandingan biaya ke pendapatan. Prinisp- prinsip ini, dalam hubungannya dengan biaya konvensi yang di ubah dari koervatisme dan materialitas, dianggap mengarah pada daftar panjang prinisp- prinsip operasi dan serangkaian definisi unsure- unsure laporan keuangan. Sebagian besar dari dokumen APB Statemen No. 4 telah digabungkan dalam kerangka dasar Konseptual FASB. Bagian terbesar dari apa yang tidak digabungkan secara jelas, seperti bebrapa segi akuntansi, terus menggambarkan “perumusan GAAP paling otoritatif yang tersedia”. Banyak kritik dari pernyataan tersebut, pertama, banyak yang menyalahkannya karena, dari pengakuannya sendiri, terutama bersifat deskriptif, buka preskiptif. 1. Definisi unsur- unsur laporan keuangan khususnya mendapat kritik tajam karena kurang berisi semantik. 2. Kurang adanya pembenaran atas berbagai penegasan. 3. Tidak ada hubungan jelas antar tujuan, unsur dasar akuntansi keuangan, dan prinsip yang pervasif terinci. Selain itu suatu teori yang lengkap seharusnya berisi pernyataan- pernyataan deskriptif yang di uji secara empiris atau setidaknya dapat di uji Pada waktu pernyataan- pernyatan normatif dibuat, dasar pertimbangannya seharusnya diberikan tidak ada satupun kondisi yang ditemukan dalam Statement No.4. Statemen No. 4 Bukan teori praktik akuntansi maupun pernyataan jelas dari prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut George Staubus, “Pernyataan adalah seperangkat 8
tujuan akuntansi keuangan yang baik disejajarkan dengna suatu perangkat prinsip yang secara jelas tidak mencukupi unutk apa yang dibutuhkan guna memenuhi tujuan” Ketika APB Statement No.4 dibubarkan dan Financial Accountins Standards Board (FASB) di bentuk. Komite Wheat mencatat bahwa: “Prinsip- prinsip akuntansi” telah terbukti secara istilah yang sangat sukar dipahami. Bagi bukan akuntan (demikian pula bagi akuntan) ia mengandung arti hal- hal dasar dan sundamental, dari jenis yang dapat dinyatakan dalam beberapa kata, secara relative bersifat tak terbatas, dan ini tidak tergantung pada perubahan gaya dalam bisnis atau perkembangan kebutuhan dari masyarakat investasi. Namun APB (meskipun terkenal dlama namanya dengan istilah “prinsip) menganggap ha itu penting sepanjang sejarahnya untuk mengeluarkan pendapat pada subyek- subyek yang hamper tidak ada dengan “prinsip” dalam pengertian biasa. Komite menyimpulkan bahwa salah satu alas an kesulitan yang dihadapi akuntan dalam menetapkakn prinsip- prinisip akuntansi adalah, bahwa: Kata “prinsip” merupakan istilah yang agak megah dalam akuntansi. Saya pikir kita mengetahui apa prinsip- prinsip dalam ilmu- ilmu alam. Akan tetapi susunan akuntansi murni buatan manusia. Tidak ada satu cara yang “benar” dalam pencatatan. Tidak ada satupun yang yang diturunkan dari pencarian ke dalam fundamental dari pada untuk keputusan mengemudi di sebelah kanan di Amerika Serikat atau di sbeleh kiri di Inggris. Ini hanyalah suatu cara menyenangkan untuk melakukan sesuatu. Dan ini benar untuk banyak peraturan yang harus dikeluarkan oleh suatu badan seperti FASB. Sehingga kata “prinsip” digantikan dengan istilah “standar” yang didefinisikan sebagai “pemecahan masalah- masalah akuntansi keuangan”. Ini merupakan lebih dari suatu pergeseran, dari pada suatu waktu terakhir, karena pencarian terus dilanjutkan dalam judul berbeda. Contohnya board baru, segera setelah pembentukannya, mulai mencari tujuan- tujuan akuntansi seperti pendahulunya yang telah mencari postulat- postulat. Pekerjaan ini dilakukan dalam serangkain Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) yang dikenal sebagai “Conceptual Framework” Beberapa pihak menyamakan kerangka dasar konseptual dengan suatu undang- undang Amerika Serikat Analogi ini menyatakan suatu maksud untuk selanjutnya membentuk tujuan dan kebijakan luas yang mempunyai persetujuan umum di antara hamper semua pihak yang berkepentingan. Namun dengan adanya kontroversi di sekitar undang- undang Amerika Serikat, kerangka dasar konseptual mendapat kritikan. Lee Seidler menyatakan, bahwa “tidak ada kerangka kerja konseptual dalam ilmu- ilmu sosial” dan mengklaim adanya hal itu hanya menunjukan kesombongan dari ketidakpedulian. Dalam nada yang sama Dale Gartboth menyanggah bahwa “kesalahan mendasar dari kerangka dasar (adalah) gagasan yang salah 9
bahwa mungkin untuk menghindari, meminimumkan, atau mengendalikan debat mengenai masalah mendasar dengan kesepakatan sebelumnya pada prinsip- prinsip yang abstrak”.
Kerangka Dasar Konseptual
Tinta baru saja kering pada APB Statement No. 4 ketika APB dibubarkan dan Financial Accounting Standards Board (FASB) dibentuk. Setelah mempertimbangkan sejarah pencarian prinsip-prinsip. komite Wheat, yang mengajukan formasi organisasi pembentukan standar, mencatat bahwa: “Prinsip-prinsip akuntansi” telah terbukti sebagai suatu istilah yang sangat sukar dipahami. Bagi bukan akuntan (demikian pula bagi banyak akuntan) ia mengandung arti hal-hal dasar dan fundamental, dari jenis yang dapat dinyatakan dalam beberapa kata, secara relatif bersifat tak terbatas, dan ini tidak tergantung pada perubahan gaya dalam bisnis atau perkembangan kebutuhan dari masyarakat investasi. Namun APB (meskipun terkenal dalam namanya dengan istilah “pnnsip”) menganggap hal itu penting sepanjang sejarahnya untuk mengeluarkan pendapat pada subyek-subyek yang hampir tidak ada hubungannya dengan “prinsip” dalam pengertian biasa. Komite menyimpulkan bahwa salah satu alasan kesulitan yang dihadapi akuntan dalam menetapkan prinsip-pnnsip akuntansi adalah bahwa: kata "prinsip" merupakan istilah yang agak megah dalam akuntansi, Saya pikir kita mengetahui apa prinsip-prinst dalam ilmu-ilmu alam. Akan tetapi susunan akuntansi murni buatan manusia. Tidak ada satu cara yang benar dalam pencatatan.......Tidak ada satupun yang diturunkan dari pencarian ke dalam kebenaran fundamental daripada keputusan untuk mengemudi di sebelah kanan Jalan di Amerika Serikat atau disebelah kiri di lnggris. lni hanyalah suatu cara menyenanng uniuk melakukan sesuatu. Dan ini benar unruk banyak peraturan yang harus dlkeluarkan oleh suatu badan seperti FASB. Oleh karena itu, komite, mengusulkan agar istilah prinsip digantikan dengan istilah standar, yang didefinisikan sebagai “pemecahan masalah-masalah akuntansi keuangan”. Mereka merasa istilah baru ini akan “lebih deskriptif bagi sebagian besars pernyataan Board dan juga bagi sejumlah besar upaya yang sedang berlangsung. Komite juga menyarankan organisasi baru dinamakan lembaga standar akuntansi dan bukan lembaga prinsip akuntansi. Secara singkat, pencarian panjang prinsip kelihatan telah sampai pada suatu akhir yang agak memalukan. Namun, ini lebih merupakan suatu pergeseran, daripada suatu akhir, karena dalam banyak cara pencarian terus dilanjutkan di bawah judul berbeda. Sebagai contoh, Board baru, segera setelah pembentukannya, mulai mencari tujuan-tujuan akuntansi sama seperti pendahulunya yang telah 10
mencari postukat-postulat. Pekerjaan ini dilakukan dalam serangkaian Statements of Financial Accounting Concepts-Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan (SFAC) yang dikenal sebagai Conceptual Framework (Kerangka Dasar Konseptual). Hampir semua konsep yang dikembangkan dalam rubrik prinsip dan postulat telah di masukan dalam kerangka dasar, walaupun dengan Judul yang berbeda. Kenyataannya, seseorang dapat menyanggah bahwa perubahan-perubahan ini hanyalah semantik, tetapi sanggahan ini mungkin menyepelekan perubahan besar yang telah terjadi pada akuntansi pada dua decade terakhir.
PENCARIAN DENGAN MELIHAT KE BELAKANG “Prinsip- prinsip akuntansi berlaku umum” (GAAP), meskipun muncul dalam setiap laporan auditor, sama sekali tidak berarti apa- apa sekarang seperti ketika pertamakali diciptakan. Dalam praktiknya, semua arti istilah GAAP adalah aturan- aturan yang telah di beri sanksi melalui aturan 203 dari AICPA. Dengan kata lain GAAP tidak lain hanyalah praktik akuntansi dengan kewenangan yang kuat. Ini adalah definisi procedural, bukan semantik. Tidak adanya kesepakatan pada prinsip akuntansi adalah topic laporan komite yang disiapkan oleh American Accounting Association tahun 1973 berjudul “Statement on Accounting Theory and Theory Acceptance” (SATTA). Pengarang menyimpulkan bahwa “Sutu teori akuntansi dasar yang di terima secara universal tidak ada pada saat ini”.
Teori Akuntansi Yang Rumit Kerumitan analisis meyebabkan ketidaksetujuan yang berkepanjangan pada tujuantujuan akuntansi yang tepat. Awalnya akuntansi di Amerika Serikat memusatkan perhatian kepada kreditur, kemudian ia mengasumsikan perang kepengurusan bagi investor, dan sekarng lebih mencoba untuk meberikan informasi bagi keputusan investasi. Meski ketidaksetujuan berasal dari fakta, tak dapat dihindarkan akan adanya ketidaksetujuan atas prinsip- prinsip.
Akuntansi Mempunyai Konsekuensi Ekonomi Penyebab kedua dari kesulitan yang dihadapi akuntan dalam mencapai prinsip- prinsip mendasar mungkin berasal dengan kenyataan bahwa akuntansi adalah suatu disiplin pragmatik, ia ada karena dipikirkan akan berguna. Pendekatan postulat cenderung memusatkan pada akuntansi sebagai sistem teoritis. Dalam istilah teori informasi, pendekatan postulat cenderung lebih menganalisis sinyal dari pada sifat penerima tau pengirim sinyal. Secara khusus pendekatan- pendekatan itu mengabaikan konsekuensi- konsekuensi ekonomi dari informasi terhadap individu dan organisasi. Sistem akuntnasi tidak murni berstruktur abstrak. Dalam dunia dimana aturan keuangan mempunyai konsekuens- konsekuensi ekonomi, wajar orang mengharapkan bahwa perdebatan tentang aturan- aturan ini diungkapkan dalam istilah ekonomi bukan istilah teoritis, dan secara khusus bukan istilah global. Dalam situasi 11
tersebut, prinsip, postulat, dan kerangka dasar konseptual mempunyai nilai terbatas. Begitu pula dengan penyusunan konsep yang membantu menajamkan pemikiran akuntansi. Tetapi semua itu cenderung mendorong perdebatan ekonomi.
Kebenaran Atau Konsekuensi FASB berargumen bahwa, “Standar- standar akuntansi seharusnya di ukur tidak oleh pengeruh langsungnya pada inividu, tetapi dalam pengertian nilai bagi masyarakat secara keseluruhan untuk mempunyai informasi keuangan yang dapat diandalkan”. Sementara benar FASB dan pendahulunya telah berbelok kea rah konsekuensikonsekuensi ekonomi pada beberapa kejadian, namun sama benarnya bahwa ini bukan kebijaksanaan FASB. Seperti yang dikemukakan dalam kasus deskripsi “netralitas”, “informasi akuntansi tidak dapat menghindarkan pengaruh pada perilaku, ataupun tidak dipengaruhi”, tetapi “informasi akuntansi harus melaporkan aktivitas ekonomi secepat mungkin, tanpa mewarnai citra yang dikomunikasikan untuk tujuan mempengaruhi perilaku dalam beberapa arah tertentu”. Secara singkat, akuntansi bukan latihan mekanis atau serangkaian aturan yang dapat diterapkan oleh computer. Ia merupakan ilmu sosial terbaik. Beberapa berkata ini masih termasuk seni. Ia mensyaratkan, dan akan terus mensyaratkan, pertimbangan professional yang bertanggungjawab.
PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ALTERNATIF-ALTERNATIF Adalah manfaat untuk mengetahui sejak awal berbagai cara penetapan kebijakan akuntansi selama ini, misalnya SEC dan FASB merupakan regulator-regulator utama di Amerikat dan organisasi-organisasi lain seperti Government Accounting Standards Board, Railway Accounting Standards Board, United Nations Centre for Transnational Corporations, Federal Government Procurement and Taxation Departments, National Association of Accountas yang masing-masing mempunyai peran, struktur, dan filosofi yang berbeda mengenai pembuatan kebijakan akuntansi.
Pembuatan Kebijakan pada Tingkatan Perusahaan
Menurut George O. May setiap korporasi bebas untuk memilih metode akuntansinya sendiri di dalam batas-batas yang sangat luas, tetapi diharuskan untuk mengungkapkan metode-metode yang dipakai serta konsistensi penerapannya dari tahun ke tahun. Dalam batas-batas yang cukup luas, bagi investor relative tidak penting aturan atau konvensi apa yang sebenarnya dianut oleh suatu korporasi dalam melaporkan penghasilannya jika ia tahu metode apa yang diikuti dan merasa yakin metode itu diikuti secara konsisten dari tahun ke tahun. Namun dalam hal ini harus 12
ditetapkan dengan mengharuskan korporasi untuk mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Pertama, korporasi public harus diwajibkan untuk mengungkapkan suatu pernyataan yang rinci mengenai metode akuntansi yang digunakan. Kedua, korporasi harus menegaskan bahwa mereka telah mengikuti metode-metode itu secara konsisten. Ketiga, auditor harus menegaskan bahwa korporasi mengikuti metode-metode akuntansi yang mereka ungkapkan sendiri itu. Jadi keputusan kebijakan akuntansi diserahkan kepada masing-masing kebijaksanaan perusahaan itu sendiri namun harga bagi kebebasan ini adalah pengungkapan penuh yang akan melindungi pengungkapan ini adalah suatu penerimaan yang universal atas prinsip-prinsip umum tertentu.
Pembuatan Kebijakan di atas Tingkatan Perusahaan
Usulan-usulan May terbunuh oleh runtuhnya perekonomian setelah kehancuran pasar saham. Pada tahun 1933, masyarakat membutuhkan obat yang lebih kuat daripada sekedar pengungkapan. Hasilnya adalah dua peraturan utama yang mempengaruhi akuntansi, Truth-inSecurities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 serta dibentuknya Securities and Exchange Commission pada tanggal 26 Juni 1934, dengan keyakinan bahwa pengawasan atas lembaga-lembaga keuangan akan menghasilkan pasar modal yang lebih efisien dengan memberikan lebih banyak keyakinan pada para investor bahwa mereka akan mendapatkan seluruh informasi. mereka juga berharap mendorong dekembangkannya alat-alat analisis yang lebih baik dan tanggung jawab yang lebih besar di pihak analis professional. SEC mendelegasikan sebagian besar penetapan standarnya pada sektor swasta, pada awalnya Committee on Accounting Procedures, lalu Accounting Principle Board, dan sekarang Financial Accounting Standards Board. Walaupun demikian, mendelegasikan tidak berarti menarik diri, karena sepanjang hidupnya SEC membuat pengaruhnya pada akuntansi begitu terasa. SEC melakukannya terutama melaui komentar-komentar atas draft-draft APB Opinion dan FASB Statement serta persetujuan pada draft-draft opinion dan Statement sebelum dipublikasikan. Akan tetapi SEC juga mempunyai pengaruh langsung melalui penerbitan Regulation S-X, Accounting Series Release (ASR) yang diterbitakan SEC atau Chief Accountant SEC, dan keputusan-keputusan resmi lainnya. dalam beberapa kasus SEC menyatakan suatu Opinion atau Statement tidak berlaku dan mengancam akan bertindak sendiri jika perlu. Misalnya, APB pernah mempertimbangkan akan menyatakan suatu pendapat mengenai klasifikasi suatu pajak penghasilan yang ditangguhkan yang berhubungan dengan piutang cicilan, tetapi untuk menghormati industry eceran APB belum memutuskan apakah akan mengharuskan klasifikasi yang seragam dalam kasus ini. Atas petisi Arthur Andersen & Co., SEC mendahului dan menerbitkan ASR 102, yang menetapkan bahwa pajak penghasilan yang ditangguhkan harus diklasifikasikan secara konsisten dengan klasifikasi piutang terkait. Manual Cohen, ketua SEC saat itu, kemudian berkomentar bahwa “suatu pernyataan pendapat yang formal oleh SEC tampaknya diperlukan, dan kami merasa berkewajiban untuk mengeluarkan pendapat itu…. Saya tidak percaya bahwa kami perlu sering menggunkan cara itu-walaupun pilihan itu selalu terbuka bagi kami.” 13
Sebagi ilustrasi lain yang menggambarkan pengaruhnya, SEC mangambil posisi terdepan dalam menentang penaikan (write up) nilai aktiva. Posisi ini merupakan salah satu alasan kuatnya dukungan bagi dasar harga perolehan dalam akuntansi di Amerika Serikat. Sebagai akibat dari posisi ini, APB sampai frustasi dalam upaya menerbitkan suatu pendapat mengenai pegakuan keuntungan dan kerugian portofolio dari pemilikan sekuritas yang dapat diperdagangkan. Posisi SEC ini dapat dihubungkan sebagian dengan oposisi yang kuat dari industry asuransi, tetapi juga sejalan dengan posisi yang sudah lama dipegang SEC yang menentang penggunaan nilai wajar. SEC bahkan telah menerbitkan tafsiran APB Opinion. Pada tahun 1973, misalnya, SEC menerbitkan ASR 146 sebagai penafsiran APB 16. Tindakan ini tidak hanya ditentang oleh AcSEC AICPA, tetapi menyababkan salah satu kantor akuntan besar mengajukan tuntutan terhadap SEC dengan alasan bahwa : 1. Masalah ini seharusnya ditangani oleh FASB karena SEC tidak boleh menafsirkan suatu ketentuan yang belum diterima oleh SEC. 2. Jika SEC merupakan bahan pertimbangan, SEC seharusnya tidak dapat membatalkan ketentuan FASB dengan suatu dekrit administrarif 3. SEC seharusnya diwajibkan untuk mengikuti prosedur pertimbangan, termasuk draft eksposur dan dengan pendapat. Keluhan kantor CPA ini menyatakan bahwa SEC telah melanggar Administrative Procedures Act dengan tidak membuat pemberitahuan kepada masyarakat dan mengizinkan diadakannya dengar pendapat atau komentar sebelum menerbitkan suatu terbitan. Kasus ini kalah dan SEC terus menggunkan kekuatannya yang besar untk mempengaruhi akuntansi. SEC pernah membatalkan ketentuan-ketentuan FASB dalam kesempatan-kesempatan tertentu dan mengambil inisiatif dalam kesempatan-kesempatan lain. Misalnya. Tahun1978 SEC menerbitkan ASR 253 dan 258, yang menetapkan suatu bentuk akuntansi biaya penuh bagi produsen minyak dan gas sebagai alternative yang diterima selain metode upaya berhasil (successful efforts). Sebelumnya FASB mengharuskan digunakannya metode upaya berhasil (SFAS 19). Tetapi, sebagai akibat dari tindakan SEC, FASB menerbitkan SFAS 25 pada tahun 1979, yang menangguhkan keharusan digunakannya akuntansi upaya berhasil. Professor Charles Horngern dari Stanford menyamakan hubungan antara SEC dengan para kauntan public dengan hubungan antara manajemen puncak dan manajemen yang lebih rendah. Walaupun SEC, dengan kekuasaan untuk menentukan prinsip akuntansim, sudah mendelegasikan tugasnya melalui prinsip desentralisasi kepada CAP, dan kemudian kepada APB dan FASB, sebagai manajemen puncak, SEC mempertahankan kekuasaanya untuk menetapkan batasan-batasan dan melaksanakan hak veto. John Burton, yang pernah menjadi akuntan kepada SEC, tidak setuju dengan Horngren dan berpendapat bahwa kedua organisasi itu “bekerja sebagai sekutu dan bahwa kepentingan terbaik kami terpenuhi dalam atmosfer yang tidak saling 14
mengejutkan. Ia yakin bahwa SEC tidak menganggap dirinya berada dalam posisi yang memiliki wewenang absolute sementara FASB bekerja untuk SEC.” Bukti adanya rasa persekutuan antara SEC dan FASB ini diperlihatkan ketika pada tahun 1976 SEC mengambil inisiatif untuk mengharuskan diungkapkannya informasi biaya penggantian tertentu (ASR 190) tetapi menghapuskan persyaratan ini pada tahun 1979 (ASR 271) ketika FASB menerbitkan SFAS 33 Pelaporan Keuangan Dan Perubahan Harga. Indikasi lain bahwa SEC memang inovatif dan kooperatif pada tahun 1970-an dan 1980-an adalah kecenderungan kearah yang mengharuskan data lunak (informasi yang tidak dapat diaudit dengan cara tradisional), seperti informasi biaya kini, informasi mengenai cadangan minyak dan gas, data informasi interim, dan usulan informasi ramalan. Data lunak diterbitkan dengan ketentuan “safe Harbor” yang melindungi akuntan, sebuah contoh semacam itu ditemukan dalam ASR 203 yang berhubungan dengan informasi biaya kini yang diharuskan oleh ASR 190. Waktulah yang akan menunjukan apakah sikap kooperatif ini akan berlanjut. Pembandingan Internasional Kebijakan akuntansi ditetapkan pada tingkatan Internasional melalui Internasional Accounting Standards Committee (IASC). Badan ini dibentuk pada tahun 1973 oleh para wakil badan-badan profesional dari sebagian besar negara berkembang dan sejak itu terus tumbuh hingga benarbenar mewakili seluruh masyarakat internasional. Kepatuhan kepada standar-standar IASC terbatas pada diterimanya standar-standar itu, secara sukarela, oleh masyarakat akuntansi profesional yang mewakili di IASC serta oleh organisasi dan badan pemerinta lain di dalam negara yang diwakili. FASB, karena independen terhadap AICPA, bukanlah anggota IASC dan karenanya tidak berkewajiban untuk mnyelaraskan standar-standarnya dengan standar IASC. Walaupun demikian, FASB tetap berhubungan erat dengan IASC.
Ikhtisar Alternatif-alternatif
Banyaknya sistem alternatif yang ada baik di dalam satu negara maupun di antara negara-negara yang berbeda mengindikasikan bahwa tidak ada satu solusi yang baik mengenai bagaimana cara terbaik untuk menetapkan kebijakan akuntansi. Tidak adanya solusi ini mencerminkan kesulitankesulitan teknis dan politis yang menyertai penetapan standar akuntansi, Walaupun demikian. dapat dibedakan empat sistem dasar yang ada di dunia: regulasi oleh pemerintah, oleh badan pemerintah, oleh badan-badan swasta, dan oleh pcperusahaan-perusahaan sendiri. Yang pertama dapat digambarkan sebagai sistem dari atas ke bawah (top down); yang terakhir Sistem dari bawah ke atas (bottom up). Dua yang di tengah merupakan kompromi antara kedua ekstrim ini. Campuran dari keempat sistem ini juga ada. Selain ini. dalam beberapa sistem staiidzii akuntansi ditetapkan pada hakikatnya atas dasar politis. Sistem pajak, dalam sebagian besar negara, merupakan contoh perangkat standar 15
akuntansi yang ditentukan secara politis. Dalam sistem-sistem lain, standar akuntansi ditetapkan terutama atas dasar teknis. lni bersesuaian dengan pendekatan struktural yang diuraikan dalam Bab 1. Sebagian besar sistem merupakan campuran kedua sistem ini.
KONSEKUENSI SOSIAL DAN EKONOMI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pemakai yang Terkena Dampak Kebijakan PERAGA 8-2 Konsekuensi-konsekuensi ekonomi Pemakai
Konsekuensi Ekonomi
Investor dan Kreditor
·
Keputusan keuangan
· Biaya pengumpulan dan analisis informasi keuangan · Biaya penyusunan dan nantinya, mungkin, revisi kontrak yang didasarkan pada angka-angka akuntansi Korporasi
· Biaya penerbitan laporan-laporan keuangan · Perubahan harga saham perusahaan melalui informasi baru atau perbedaan volatilitas angka penghasilan
Manajemen
·
Perilaku manajemen
Nasional
·
Alokasi sumber daya
Lain-lain
·
Kebijakan komisi regulator
· Persepsi masyarakat mengenai perusahaan
Akuntansi positif, yang dibahas secara lebih mendalam dalam bagian mengenai pelaporan keuangan korporasi dalam bab 7, berupaya membentuk suatu kerangka dasar teoritis di mana konsekuensi-konsekuensi ini dapat ditelaah secara lebih teliti. Salah saatu argumentasi menyatakan bahwa preferensi para manajer terhadap kebijakan akuntansi tertentu mungkin disebabkan oleh cara mereka melihat pengaruh kebijakan itu pada kepentingan sendiri. 16
Kompensasi dan bonus manajemen seringkali didasarkan pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan, seperti penghasilan bersih korporasi. Perubahan kebijakan yang memang diinginkan mungkin mempunyai efek samping terjadinya perubahan yang tidak diantisipasi dalam kompensasi mereka dan karenanya menyebabkan transfer kekayaan yang tidak dikehendaki. Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang mengalir dari kebijakan akuntansi, tidaklah mengejutkan bahwa penetapan standar disertai oleh kontroversi. Untuk pendekatan atas ke bawah untuk menetapkan kebijakan akuntansi, keberadaan konsekuensi ekonomi ini dapat menimbulkan masalah yang berat. Pembuat kebijakan, seperti FASB, mungkin ingin memperhitungkan keinginan semua konstituen mereka dan pengaruh kebijakan pada mereka. REGULASI AKUNTANSI : PRO DAN KONTRA Kegagalan Pasar Argumentasi ekonomi yang klasik untuk regulasi adalah bahwa pasar dalam beberapa hal telah gagal. Dalam hal akuntansi regulasi dianggap perlu karena pasar dianggap gagal untuk menghasilakan jumlah informasi yang secara sosial optimal. Oleh karena itu, regulasi diperlukan untuk melindungi “ kepentingan masyarakat. “ Argumentasi klasik untuk regulasi oleh pemerintah, dan argumentasi yang menyebabkan dibentuknya Federal Trade Commision pada tahun 1914, menyangkut monopoli. Tidak adanya kompetensi yang terjadi bila ada monopoli memungkinkan mereka menetapkan harga yang tinggi untuk barang-barang mereka. Akibatnya permintaan lebih rendah dari yang terdapat dalam perekonomian yang kompetitif. Pasar dikatakan gagal dalam pengertian bahwa kuantitas barang yang optimal tidak terpasok. Oleh sebagian orang perusahaan dianggap memegang monopoli alami atas informasi tentang perusahaan sendiri. Ada yang emnyimpulkan bahwa jumlah informasi yang mencapai pemakai kurang dari yang diinginkan. Lebih umumnya, suatu asimetri informasi dikatakan terjadi bila satu pihak dalam suatu transaksi mempunyai lebih banyak informasi daripada yang lainnya. Suatu kegagalan pasar diramalkan sebagai hasil yang tak terhindarkan. 1.
Barang Publik dan Free Rider
Argumentasi kedua untuk regulasi oleh pemerintah adalah adanya barang publik (public good), yang didefinisikan sebagai barang yang didefinisikan sebagai barang yang dapat dinikmati oleh seseorang tanpa memengaruhi kenikmatan orang lain. Contoh klasiknya adalah pertahanan nasional. Karena sifatnya, barang publik tidak dengan mudah, kalaupun bisa, diperdagangkan di pasar. Oleh karena itu, secara tradisional barang publikdikelola oleh pemerintah. a. Informasi akuntansi dianggap sebagai barang publik karena penggunaannya oleh seorang investor tidak menghalangi informasi ini digunakan oleh yang lainnya. Khususnya noninvestor memiliki akses terhadap informasi akuntansi sama besarnya dengan investor. Jika ada yang mencoba untuk membuat investor membayar untuk laporan keuangan itu, ia harus berhadapan 17
dengan masalah yang disebut free rider: yaitu individu-individu yang menikmati manfaat itu tanpa membayar. b. Para penentang regulasi mengingatkan bahwa publikasi informasi keuangan tidak seluruhnya tanpa manfaat bagi perusahaan, karena sebenarnya perusahaanlah yang beruntung dengan adanya ‘pasar modal yang teratur untuk mendapatkan dana modal, dan pemegang saham perusahaanlah yang beruntung jika mereka melihat bahwa ada pasar untuk saham mereka. Oleh karena itu, sekalipun ada regulasi, perusahaan mungkin mau menanggung biaya untuk menerbitkan laporan keuangan. Selain itu para penentang ini menunjukkan fakta yang tak dapat diperdebatkan bahwa banyak investor yang membayar para analis keuangan untuk mendapatkan informasi keuangan−walaupun ada para free rider. 2.
Daya Banding dan Kredibilitas
a. Tidak adanya daya banding (konparabilitas) merupakan argumrntasi ketiga yang kadangkadang digunakan untuk mendukung regulasi. Komparabilitas pengungkapan antar perusahaan seringkali dianggap perlu untuk memudahkan perbuatan prediksi dan keputusan keuangan oleh para kreditor, investor, serta pihak-pihak lainnya dan untuk menghindari kegagalan pasar. Keseragaman juga diyakini meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Hal ini umumnya disertai oleh pernyataan bahwa tersedianya banyak alternatif memungkinkan perusahaan melaporkan kinerja keuangan mereka sebaik-baiknya dengan menggunakan apa yang disebut sebagai akuntansi kreatif .
Regulasi: Penyembuh Atau Kutukan? Berikut akan diuraikan tiga alasan : regulasi dibentuk dalam keadaan krisis, pada regulator diperangkap oleh yang diatur dan regulator seharusnya reaktif dan bukan proaktif. 1. Orientasi pada Kisis. Para ahli teori menyatakan bahwa hampir tanpa kecuali awal regulasi terjadi sebagai reksi terhadap suatu krisi yang tidak dapat diidentifikasi. Setiap krisi biasanya diikuti oleh banyak tuduh - menuduh dan ini dapat dimengerti karena banyak orang kehilangan sejumlah besar uang dalam krisis seperti ini. Persepsinya adalah bahwa sering kali yang menderita dalam krisis-krisis ini adalah si “ orang kecil. “ Dalam hal keruntuhan keuangan, banyak yang percaya bahwa yang menderita adalah investor kecil. Investor besar dianggap lebih canggih,lebih terdiversifikasi,dan karenanya lebih bisa mengarungi badai itu. Keberhasilan beberapa investor besar untuk bertahan itu saja,pada saat investor kecil yang gulung tikar,seringkali ditafsirkan sebagai “si besar” mendapat keuntungan dari kesulitan orang lain. Mereka yang mendapat laba, bahkan dalam hitungan relatif, dengan bertahan dalam badai seringkali dicurigai telah menciptkakan badai itu untuk keuntungan mereka sendiri. Hasilnya adalah tuntutan kepada pemerintah untuk melindungi investor yang lebih kecil. Selalau saja, tanggapannya berupa regulasi pemerintah, yang melangkah masuk untuk melindungi “kepentingna masyarakat.” Ada suatu ironi khusus dalam hal regulasi keuangan. Riset atas cara 18
kerja pasar modal, seperti yang diuraikan dalam bagian tentang pasar modal dalam Bab 6, memperlihatkan bahwa, untuk sebagian besar, pasar modal adalah efisiensi dalam arti bahwa harga-harga mencerminkan semua informasi yang tersedia dengan cara yang tidak memihak. Riset itu, yang diuraikan dalam bab tersebut, menyimpulkan bahwa satu-satunya strategi investasi yang tepat adalah membeli suatu portofolio yang terdiversifikasi. Jika hal ini dilakukan, investor tersebut, entah yang berpengalaman atau yang naif, dijamin akan mendapat imbalan (return) yang konsisten dengan resiko portofolio itu. Singkatnya masyarakat memerlukan perlindungan dari kegagalan melakukan diversifikasi , bukan dari pasar itu sendiri, bukan dari ketiadaan informasi keuangan yang rinci. 2. Capture Theory. Dilema yang dihadapi badan-badan regulator adalah bahwa mereka diharuskan untuk memenuhi anggaran ini setiap tahunnya. Munkin saja, dalam tahun tertentu, sebenarnya tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk mengadakan regulasi. Bahkan mungkin saja kebutuhan akan regulasi dalam industri tertentu sudah sepenuhnya terpenuhi. Sayangnya, polotik internal badan regulator itu jarang yang memperbolehkan badan itu menghindari regulasi pada titik tertentu. Oleh karena itu, regulasi cenderung mengembangkan momentum sendiri, suatu momentum yang didasarkan pada tindakan-tindakan dimasa lalu. Nyaris tak terhindari,kelompok kelompok yang menuntut pembentukan badan regulator pelan-pelan menghilang, dan hanya meninggalkan kelompok-kelompok yang diatur. 3. Reaksioner. Para kritikus juga menunjukkan bahwa regulasi lebih bersifat reaktif daripada proaktif, maksudnya para regulator selalu berperang dalam pertempuran yang terakhir. APB misalnya tidak berhasil menyetujui aturan-aturan yang tepat untuk mengelola penyatuan (pooling) sampai bum investasi yang menimbulkannya berlalu. SFAS 96 dirancang untuk mengatasi penurunan tarif pajak yang terdapat dalam Tax Reform Act 1986. Sekarang ini FASB sedang mencoba untuk menetapkan standar-standar untuk instrumen-instrumen keuangan yang rumit pada saat, bisa saja diperdebatkan, gelombang-gelombang instrumen baru itu, yang menimbulkan kebutuhan akan standar baru, sudah banyak beerkurang. Akhirnya, harus diakui bahwa setelah mempunyai pengalaman mengatur lebih dari setengah abad, SEC tidak dapat mencegah kehancuran pasar saham pada tahun 1987. Baru setelah kehancuran itu SEC berupaya untuk, membuat regulasi yang mencakup pemanfaatan perdagangan program yang tadinya dianggap sebagai sumber kehancuran itu. Kesimpulan-kesimpulan harus diambil dengan hati-hati karena riset masih terus berlanjut secara aktif dalam bidang regulasi. Walaupun demikian, tampaknya hasil akhirnya akan campur aduk, sehingga kemenangan tidak akan memihak pada siapapun. Banyak manajemen yang tampaknya mau dan dapat membuat akuntansimereka sendiri dan menyediakan pengungkapan penuh kepada para pemakai mengenai alasan yang mendasari pilihan-pilihan mereka. Sebagian manajemen lebih enggan untuk mengungkapkan informasi semacam itu dan tampaknya mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari setiap fleksibilitas yang mereka peroleh. Hasil dari situasi semacam itu adalah akan adanya beberapa regulasi, tatapi tdak banyak. 19
MENGELOLA KEBIJAKAN AKUNTANSI Pemerintahan oleh Rakyat Di sebagian besar negara di dunia, standar akutansi ditetapkan oleh undang-undang, dan karenanya merupakan tanggung jawab langsung pemerintah. Pemberlakuan standar-standar yang tidak berkaitan dengan manajemen secara implisit mendistribusikan kembali kekayaan itu dari manajemen. Dalam tradisi demoksrasi, adalah peranan pemerintah yang telah dipilih sebagaimana mestinya oleh rakyat untuk mendistribusikan kembali kekayaan sesuai dengan suara mayoritas rakyat. Para akuntan tidak mempunyai hak konstitusional untuk memperbesar kekayaan sebagian orang dengan mengorbankan sebagian lainnya. Oleh karena itu, konsekuensi ekonomi menghasilkan, tak terhindarkan lagi, keharusan untuk mengalihkan penetapan standar dalam akuntansi kepada pemerintah. Di sini terdapat analogi langsung dengan hukum. Pengadilan berhak menyelesaikan kasus-kasus di dalam batasan hukum dan berdasarkan preseden dari kasus-kasus yang sama. Apa yang berlaku untuk umum, berlaku pula untuk akuntansi. FASB mendapat wewenangnya dari SEC, yang merupakan badan yang ditunjuk oleh Kongres. Oleh karena itu, FASB dengan sendirinya bertanggung jawab kepada Kongres dan melalui Kongres, kepada seluruh bangsa Amerika. ·
Pendelegasian Wewenang untuk Bertindak
Setelah mengakui peran sentral pemerintah, kita haru segera menambahkan bahwa peran pemerintah tidak mesti mengambil bentuk regulasi langsung. Pemerintah dapat, dan mungkin harus, mengambil bentuk mandat dari pemerintah kepada badan-badan tertenttu untuk bertindak atas nama pemerintah. SEC selanjutnya mendelegasikan wewenangnya kepada organisasi swasta, FASB berdasarkan pengertian implisit bahwa FASB akan melaksanakan keinginankeinginan SEC. FASB diminta oleh Kongres untuk menetapkan suatu metode akuntansi untuk mendorong keseragaman. Banyak pendapat yang diajukan bahwa konsekuensi ekonomi yang merugikaan akan timbul jika metode upaya berhasil ini diwajibkan. Dari sudut pandang kebijakan nasional, konsekuensi-konsekuensi ini berpusat pada dampak yang mungkin ada pada kompetisi, karena yang menggunakkan metode biaya penuh sebagian besar produsen minyak dan gas yang lebih kecil. Bahwa pembatasan penggunaan metode biaya penuh akan mempunyai dampak yang merugikan kemampuan perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Argumentasi lainnya bahwa keputusan itu menciptakan suatu keengganan untuk mengambil risiko dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas. Federal Trade Commision, dan SEC mengharuskan FASB melakukan pembatala tahun 1979. Hal tersebut di tafsirkan sebagai suatu kemauan yang tidak menguntungkan di pihak Kongres untuk tunduk pada kepentingan kelompok-kelompok yang kuat. ·
Delegasi berdasarkan Perundangan 20
Regulasi oleh pemerintah, apakah langsung atau tidak langsung, juga mesti membahas pendistibusian kembali kekayaan di setiap titik. Sebaliknya, pemerintah dapat memberikan mandat politik kepada badan-badan yang agaknya mewakili keinginan rakyat. Mandat penting yang tampaknya diberikan oleh Kongres kepada para akuntan melalui SEC adalah untuk menciptakan suatu sistem akuntansi, yang ditandai oleh keseragaman dan komparabilitas, tanpa memperhatikan dampaknya pada kekayaan.
Peranan FASB Peranan regulatorr-regulator seperti FASB jadi lebih jelas. Pertama-tama, mereka harus menyusun kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh semua pihak. Kedua, FASB harus mengetahui keinginan masyarakat agar dapat menyatukan diri dengan kepentingan masyarakat. Tugas FASB karenanya adalah membujuk berbagai konstituennya untuk menerima kebaikankebaikan serta kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat itu. Jika pada titik ini tidak tercapai suatu konsensus, FASB harus berkewajiban untuk mengalihkan permasalahannya kepada Kongres, melalui SEC untuk mendapatkan pemecahan. Kadang-kadang ditarik suatu analogi antara penetapan standar akuntansi dan penetapan hukum. Hukum juga mempunyai pengaruh distributif. Suatu kesejajaran yang langsung antara hukum dan akuntansi dibuat ketika Kerangka Dasar Konseptual digambarkan sebagai suatu konstitusi. Standar akuntansi tidak mesti diturunkan langsung dari Kerangka Dasar Konseptual, sama seperti hukum baru juga tidak diturunkan langsung dari konstitusi, tetapi harus kkonsisteen degan Kerangka Dasar tersebut sama seperti hukum harus konsisten dengan konstitusi. ·
Politik versus Prinsip
Aturan perilaku menghendaki suatu proses politik. Para penetap setandar dalam lingkungan ini mencoba membuat aturan hanya bila aturan tak dapat dihindari, dan kemudian membuat aturan agar kekuatan itu tetap seimbang. Penyeimbang kekuatan-kekuatan ini dapat menghasilkan aturan yang menguntungkan satu kelompok saja atau mungkin menghasilakan aturan yang menciptakan atau mempertahankan alat bantu. Konsistensi logis dan realitas ekonomi tidak dapat mengalahkan tujuan. Penentu penghasilan adalah bayangannya, kekuatan politik realitasnya. Aturan pengukuran di lain pihak, menghendaki suatu proses riset yang terdiri atas observasi dan eksperimentasi yaitu suatu pencarian uji coba untuk mengetahui dimensidimensi penghasilan bisnis. Obyeknya adalah melaporkan penghasilan jika memang itu penghasilan. Penetapan standar mencoba untuk membuat aturan yang menghubungkan laporan penghasilan itu dengan periode timbulnya. Dari hal tersebut, menyiratkan bahwa pendekatan politis secara diametris bertentangan dengan pendekatan teknis. ·
Pencarian Konsensus
21
Kunci keberhasilan FASB adalah kemampuannya membentuk konsensus. Kebutuhan akan konsensus ini sudah dihargai sejak awal. Hal itu terlihat jelas dari pilihan frasa prinsip akuntansi akuntansi yang berlaku umum. Yang kurang jelas adalah oleh siapa prinsip ini harus diterima. Dasar pemikirannya adalah menetakan suatu konsensus dengan meletakkan suatu fondasi intelektual untuk menjadi dasar bagi masing-masing perusahaan dalam membentuk praktik mereka sendiri, dengan disertai oleh pngungkapan kebijakan mereka secara lengkap. Para akuntan sebagai ahlinya adalah orang-orang yang wajar jika diminta untuk membentuk fondasi itu. Konsensus diupayakan dengan suatu sistem due process yang rinci, yang mengirimkan memorandum diskusi, draf eksposur, mengadakan dengar pendapat umum, dan seterusnya. Konsensus juga diapayakan melalui suatu proyek Kerangka Dasar Konseptual yang dimaksudkan untuk meletakkan fondasi yang dapat menjadi dasar bagi penetapan standarsatandar khusus secara logika.
22
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
KESIMPULAN PENCARIAN PRINSIP-PRINSIP Semua laporan keuangan auditan harus sesuai dengan prinsip- prinsip yang berlaku umum. Tetapi, prinsip- prinsip akuntansi sangat sulit diterapkan. Fenomena ini dapat dihubungkan dengan rumitnya penyusunan teori mengenai laporan keuangan, dan kenyataan bahwa akuntansi memiliki konsekuens- konsekuensi ekonomi bahi pemainya, yaitu beberapa akan diuntungkan dan beberapa akan dirugikan secara keuangan bila standar baru diumumkan. Akibatnya, pemilihan standard- standard dan prinsip- prinsip akuntansi yang digunakan untuk membenarkan juga merupakan pilihan politis selain pilihan teknis. KESIMPULAN PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi nasional adalah mempersempit bidang-bidang perbedaan di antara perusahaan-perusahaan dalam hal pengungkapan, pengukuran, dan metode penyajian informasi keuangan dalam laporan keuangan dan terbitan keuangan serta mengubah kuantitas dan kualitas informasi dalam terbitan keuangan yang dipublikasikan. Oleh karena itu, dampak kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh FASB, SEC, dan badan-badan lain adalah membatasi jumlah pilihan dan kebebasan yang tersedia bagi masing-masing perusahaan dalam laporan dan terbitan keuangan mereka. Standar-standar yang pada akhirnya muncul biasanya didasarkan pada apa yang bisa disebut tiga P dalam penetapan standar: Preseden yang ditetapkan sebelumnya, aturan (Precept) yang mengarahkan penetap standar, dan tekanan (Preasure) dari masyarakat yang lebih luas. Dalam format tabular, ketiga dasar ini: Preseden Kebiasaan Konvensi
Precept Prinsip Ketentuan
Preasure Politik Masyarakat
FASB dan badan-badan penetap standar lainnya seringkali berada dalam tekanan yang sangat besar karena adanya kebutuhan untuk merekonsiliasi ketiga elemen ini. Proses penetapan kebijakan akuntansi menjadi lebih sulit lagi karena adanya kompleksitas dalam lingkungan ekonomi dan sosial tempat FASB beroperasi. Teori-teori akuntansi dan verifikasi teori-teori itu melalui riset memang memberikan beberapa panduan. Akan tetapi, tidak ada teori akuntansi atau metode riset yang dapat memberikan bukti yang konklusif bahwa satu alternative tunggal secara sosial lebih baik daripada semua alternative lainnya. Selain teori-teori akuntansi, para pembuat kebijakan harus memperhitungkan konsekuensi soial, ekonomi, dan politik dari keputusan mereka. Teori akuntansi dan riset
23
akuntansi karenanya dapat membantu dalam pembuatan kebijakan, tetapi hanya sebagai salah satu dari sekian banyaknya pertimbangan ekonomi dan sosial.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hendriksen, Eldon S dan Michael F. Van Breda. Teori Akunting. Tangerang: Interaksara.
25