Tugas Kelompok Teori Akuntansi Dan Perumusannya.docx

  • Uploaded by: Nur Sarah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kelompok Teori Akuntansi Dan Perumusannya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,542
  • Pages: 23
Tugas Kelompok Teori Akuntansi

TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

Disusun Oleh: Kelompok 2 Alih Jenjang 2019

R. Fariz Mulyawan Sanusi Nur Sarah Linda Desrianti

(46118081) (46118083) (46118090)

JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2019 i

KATA PENGANTAR Alhamdulillah. Puji syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori Akuntansi yang berjudul “Teori Akuntansi dan Perumusannya”. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Tawakkal, S.E., M.Si., Ak. selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi. 2. Orang tua kami yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin. Makassar, 24 Maret 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................... i Kata Pengantar .............................................................................................. ii Daftar Isi ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 3. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3 1. Teori Akuntansi ........................................................................................ 3 2. Teori dan Pembuat Kebijakan Akuntansi .................................................. 5 3. Periodisasi Teori Akuntansi ...................................................................... 7 4. Metode Perumusan (Konstruksi) ............................................................... 9 5. Pendekatan dalam Perumusan Teori ....................................................... 12 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 19 Daftar Pustaka .............................................................................................. 20

iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Balakang Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM– 1300 M, Tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masingmasing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai alat hitung menghitung dan sumber informasi dalam pengambilan keputusan. Teori akuntansi di kembangkan dan di saring lewat sebuah proses riset akuntansi. Hasil riset pertama dari akuntan pendidik, dan pihak lain dari organisasi pembuatan kebijakan, kantor akuntan publik, dan sektor industri swasta yang ikut berperan penting dalam peran proses riset akuntansi. Standar dan pernyataan dan ketetapan yang di hasilkan oleh organisasi pembuat kebijakan akan di interprestasikan dan di terapkan dalam praktek pada tingkat organisasi.

2. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui teori akuntansi 1

b. Untuk mengetahui teori dan pembuatan kebijakan akuntansi c. Untuk mengetahui periodisasi teori akuntansi d. Untuk mengetahui metode perumusan teori e. Untuk mengetahui pendekatan dalam perumusan teori

2

BAB II PEMBAHASAN 1. Teori Akuntansi Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Definisi lain teori akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan secure sistematis gambaran fenomena akuntansi serta menjelaskan hubungan antarvariabel dalam struktur akuntansi dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul. Fungsi Teori akuntansi adalah : a. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi b. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi c. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan d. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan e. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsure teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut : 3

a. Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya. b. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi. c. Menentukan batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan. d. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan. e. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan. Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut : a. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi. b. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru. Menurut Ahmed Belkaoui, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada kurun waktu. Oleh karena itu, teori akuntansi harus mencakup semua literature akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak ada teori akuntansi yang lengkap, yang mencakup dan memenuhi keinginan dari semua keadaan dan waktu dengan efektif. Teori akuntansi harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi; menjawab,dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi. Teori akuntansi harus bisa memprediksi atau bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui.

4

2. Teori dan Pembuat Kebijakan Akuntansi Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan akuntansi. Teori bersama faktor politik dan kondisi sistem ekonomi akan menentukan pembuatan kebijakan akuntansi. Dalam penyusunan kebijakan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar dalam praktik atau teknik akuntansi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Teori akuntansi; b. Faktor politik; c. Kondisi ekonomi. Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi untuk dapat merumuskan kebijakan akuntansi yang tepat. Lambat atau cepat, struktur akuntansi

mestinya

mengikuti

evolusi

perkembangan

masyarakat.

Perkembangan itu tentu akan mempengaruhi konsep, prinsip dasar akuntansi, dan akhirnya teknik atau standar (metode pencacatan) akuntansi.Biasanya postulat, konsep, dan dasar prinsip akuntansi lebih bersifat jangka panjang disbandingkan dengan penggunaane teknik atau prosedur pencacatannya. Jika kita lihat struktur ini, wilayah teori akuntansi itu mencakup perumusan postulat, konsep, prinsip dasar, dan teknik dasar akuntansi. Kenyataan ini telah digambarkan dalam APB Statement Nomor 4 sebagai berikut: Prinsip akuntansi yang berlaku sekarang merupakan hasil proses evolusi yang diperkirakan akan terus berlangsung seterusnya. Perubahan bisa saja terjadi pada tingkat metode pencatatan. GAAP ini berubah sebagai respon 5

terhadap perubahan ekonomi dan kondisi social, teknologi, dan ilmu pengetahuan baru, permintaan para pemakai laporan keuangan yang mengharapkan informasi yang lebih bermanfaat. Sifat dinamis akuntansi keuangan itu dalam merespon perubahan keadaan menambah kegunaan informasi yang disajikannya. Perubahan ini tentu tidak bisa dilaksanakan begitu saja.Perubahan harus dilakukan berdasarkan prinsip dan dalam kerangka teori akuntansi dan disiplinnya sendiri.Disinilah hubungan antara teori akuntansi dengan prinsip akuntansi (GAAP) itu.Teori ini harus debatable, refutable, arguable, justifiable, terhadap kritik dan argument baru yang diungkapkan masyarakat. Proses ini disebut proses verification theory. Untuk teori yang tidak memiliki sifat itu, rumusan prinsip yang dilahirkannya akan rapuh. Oleh karena itu, teori akuntansi harus lahir dari proses konstruksi teori dan sekaligus verifikasi teori. Jika suatu teori tidak dapat bertahan pada proses verifikasi maka teori harus diganti dengan teori yang lebih baik ukurannya pada akhirnya kembali pada respon yang diberikan masyarakat pada output akuntansi itu. Communite on Accounting Theory and Verification mengungkapkan pendapatnya dalam konteks ini sebagai berikut: Teori ilmiah memberikan kepastian pengharapan atau ramalan tertentu tentang fenomena. Jika fenomena yang diperkirakan ini terjadi, teori disebut confirm. Sebaliknya jika fenomena tidak terjadi maka disebut anomalies, yang berarti harus dicari teori baru atau memodifikasi terhadap teori yang lama. Tujuan penyusunan teori baru dan memodifikasi teori lama adalah upaya mengubah anomalies menjadi confirm atau anggapan fenomena yang terjadi sesuai dengan kejadian. 6

Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kalau demikian halnya, mestinya setiap negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri yang disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi social yang dimilikinya, bukan mengambil alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi negara lain.

3. Periodisasi Teori Akuntansi Menurut Godfrey dkk (1992) periodisasi teori akuntansi dapat digolongkan sebagai berikut: a. Pre-theory period (1492-1800) Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis. b. General scientific period (1800-1955) Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi

dikembangkan

berdasarkan

metode

empiris

yang

mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders,

7

Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini. c. Normative period (1956-1970) Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “normanorma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya ”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah: An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory. d. Specific Scientific Period (1970-sekarang) Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik karena: 1) teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa. 2) teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif. Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian.

8

Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan diberlakukan. Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi. Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.

4. Metode Perumusan Teori (Konstruksi) Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian akuntansi mesti memiliki metode. Dari berbagai pendapat dan praktik,

9

Belkaoui, dan godfrey mengemukan dalam litearatur dikenal beberapa metode berikut ini : a. Metode deskriptif ( pragmatic ) yaitu teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan “ APA.” Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive. Dia menjelaskan dan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang. Disini diamati perilaku akuntan dalam berhubungan dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Metode ini disebut juga descriptive accounting atau descriptive theory of accounting. Beberapa contoh prinsip akuntansi yang menggunakan metode ini adalah buku Paul Grady:Inventory of General Accepted Accounting Principle For Business enterprises, APB Statement No.4,tokoh skinners and Ijiri,dll. b. Psycological pragmatic, Disini diamati rekasi dari pemakai laporan keungan terhadap output kuntasi itu ( laporan keuangan) yang disusun dari berbagai aturan , standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini dapat juga disebut behavioral accounting, jika ada reaksi maka dianggap bahwa ternyata akuntasi itu bermanfaat dan relevan. Namun diakui juga bisa saja terjadi reaksi yang tidak logis dari pengguna laporan keuangan sehingga dianggap bahwa bukan saja reaksi itu disebabkan laporan keuangan, tetapi factor lain. c. Metode Normatif ( 1950-1960 ) yaitu Teori akuntansi mencoba menjawab pertanyaan ”APA YANG SEMESTINYA” Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikkan sekarang atau tidak. Metode 10

ini disebut juga normative accounting research atau normative theory of accounting. Metode ini berguna dalam hal membahas isu true income dan decision usefulness. Metode ini dianut antara lain oleh : Moonitz, Sprouse, and Moonitz, A Statement of Bassic Accounting Theory ( ASOBAT ) dari AAA , Edward and Bell, Chambers. d. Metode positive ( 1970-an ) yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori itu atau modal ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori.Kemudian, dikembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan yang satandar dengan melakukan peumusan masalah, penyusuna hipotesis, pengumpulan data dan pengujian statistik ilmiah.Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau tidak. Para pendukung ini menyebut metode inilah yang digolongkan sebagai “ilmiah” karena menggunakan peratur empiris yang obyektif dan model statistic matematik yang bersifat logic. Dalam

penggolongan

lain

disebut metode kuantitatif (Quantitative Research). Namun, bukan berarti metode ini tidak mendapatkan kritik. Disamping metode kuantitatif ini, dibuat juga penggolongan laim, yaitu metode kualitatif (Qualitative research). Metode kulaitatif tidak harus didasarkan pada modal yang terstruktur dan analisis yang menggunakan matematik atau statistic. Disamping penggolongan berdasarkan metode kuantitatif dan kualitatif ada juga penggolongan Scientific research dan naturalistic research. Scientific 11

disamakan dengan positive atau Quantitative, sedangkan naturalistic disamakan dengan metode kualitatif.

5. Pendekatan dalam Perumusan Teori Teori adalah rumusan yang di reduksi dari kenyataan atau praktik. Menurut Godfrey dkk (1992) dalam mengaitkan antara teori (dunia abstrak) dan kenyatan (dunia pengalaman) dikenal 3 hubungan dalam struktur teoretis a. Syntactis Disini teori itu dirumuskan dalam bentuk hubungan logis. Hubungan itu dirumskan dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa (Grammar),aturan matematik dan sebagainya . biasanya rumusan teori menggunakan syllogism yang memberikan hubungan logis syllogism tidak dimaksudkan menyatakan kebenaran , tetapi hanya menjelaskan hubungan logis, seperti; Premis 1

: Seluruh perkiraan aktiva besaldo debet

Premis 2

: Biaya sewa bersaldo debet

Kesimpulan

: biaya sewa adalah aktiva

Rangkaian premis dan kesimpulan diatas itu merupakan bahasa teori dalam permainan logika ( syllogism ). Tidak seluruhnya struktur silogisme itu bisa menjamin kebenaran. Syntactis hanya menggambarkan dunia kenyataan dalam bentuk bahasa ilmiah atau teori. b. Semantic Disini teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata. Hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yangs sesuai atau defenisi operasional. Semantic menyangkut hubungan kata, tanda atau

12

symbol dari kenyataan sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistic dan bearati. Misalnya kesamaan akuntansi Aktiva = Utang + Modal . c. Pragmatic Tidak semua teori aspek pragmatis. Disini hubungan pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, symbol terhadap manusia.Akuntasi dianggap memiliki kemampuan untuk mempengruhi prilaku orang.teori akuntansi di anggap harus bermanffat bagi pengambil keputusan sehingga informasi akuntansi juga harus sesuai dengan kebutuhan para pengambil keputusan ini. Teori harus mampu merumuskan kebenaran, sehingga teori ini harus terus-menerus diuji dan verifikasi.Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang menetukan kebenaran. 1) Dagmatic, Suatu Pernyataan atau teori dapat kita sebut benar jika pihak yang menyampaikannya memiliki wewenang untuk dan menyampaikan kebenaran itu dan ini tidak perlu diuji lagi.Keyakinan kepada kebenaran ini hanya berdasarkan kepada kepercayaan,keyakinan atau iman seseorang.sumber dogmaini misalnya berasal dari keyakinan agama, karisma seseorang,jabatan,indroktinasi, dan lain sebagainya.Dalam akuntasi ada beberapa lembaga yang dikenal otoritasnya dalam melahirkan teori akuntansi misalnya AAA,FASB,IAI. 2) Self evident, Disini kebenaran dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan, pengalaman. Misalnya disebutkan bahwa akuntansi menggunakan nilai uang atau ukuran moneter. Pernyataan ini rasanya tidak perlu lagi diuji kebenarannya karna sudah terbukti sendiri berdasarkan pengetahuan, pengalaman , dan pengamatan kita . 13

3) Scientific, Disini kebenaran itu dibuktikan oleh suatu metode ilmiah. Teori dirumuskan,diuji, dan sterusnya berulang secara terus-menerus. Metode ilmiah ini sangat beragam dan akan kita bahas berikut ini. Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi.Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Dalam bab ini menggunakan penjelasan dari Belkaoui tentang pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagai berikut. a. Pendekatan Informal yang dibagi dalam: 1) Pragmatis, praktis,nonteoritis Dalam metode ini perumusan teori akuntansi di dasarkan pada keadaan dan praktik di lapangan. Disini yang menjadi pertimbangan adalah hal hal apa yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis. Menurut pendekatan ini prinsip akuntansi yang dipakai adalah didasarkan pada kegunaanya bagi para pemakai laporan keuangan dan relevansinya dengan proses pengambilan keputusan. 2) Pendekatan otoriter Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyatan pernyataan yang mengatur praktik akuntansi.Biasanya organisasi profesi pun tetap memerhatikan aspek praktis dan pragmatis. Oleh karena itu, pendekatan otoriter ini kadang digolongkan juga sebagai pragmatis. b. Pendekatan Teoritis yang dibaginya dalam: 1) Deduktif Dalam metode ini perumusan teori dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya dari 14

rumusan dasar ini diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan.Jadi,perumusan dimulai dari dalil umum kepada dalil khusus. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dahulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi. Dalam hal ini, teori diuji dari posisinya dalam menampung keinginan praktik. Jika pemakai dalam praktik diterima,dianggap teori itu diterima atau verified , sebaliknya jika tidak diterima disebut falsified . 2) Induktif Dalam metode ini,penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahap yang dilalui adalah : a) mengumpulkan semua observasi b) analisis dan golongkan observasi berdasarkan hubungan yang berulang ulang dan sejenis, seragam, mirip; c) ditarik

kesimpulan

umum

dan

prinsip

akuntansi

yang

menggambarkan hubungan yang berulang ulang tadi; d) kesimpulan umum diuji kebenaranya. Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini kebenaran dan kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lainya, tetapi harus melalui pengujian empiris. Dalam pendekatan induktif ,kebenaran suatu dalil tergantung pada pengamatan terhadap contoh 15

yang cukup dari hubungan kasus yang berulang ulang dan seragam.Para teoritisi yang menggunakan pendekatan ini adalah Hatfield, Gilman, Littlelton, Paton and Littlelton, dan Ijiri. 3) Etik Dalam pendekatan perumusan teori akuntansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan, dan kebenaran. Patillo menyebutkan dalam metode ini standar dasarnya etika, metodenya logis dan coherent dan pengujian terakhir atas rumusan teori nya didasarkan pada penerapannya di lapangan. Jadi, sebenarnya dimensi yang diutamakan dalam perumusan teori itu diutamakan dari sudut etikanya, tanpa menyebut bahwa pendekatan lain tidak beretika. Pendekatan ini diperkenalkan oleh D.R Scott. Menurut beliau criteria yang harus digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil. Disajikan kebenaran dalam arti laporan yang benar dan akurat tanpa mengundang salah tafsir, dan kewajaran dalam arti penyajianya wajar, tidak bias, dan tidak sebagian sebagian (parsial). Dalam buku lain dikenal dengan pendekatan peristiwa (event approach) artinya dalam perumusan teori kita harus memerhatikan semua pihak jangan hanya memerhatikan pihak pihak tertentu saja. Pendekatan ini mirip pendekatan etik ini seperti akuntansi islam dapat digolongkan dalam kelompok / pendekatan ini. 4) Sosiologis Dalam pendekatan ini, yang menjadi perhatian utama dalam perumusn teori akuntansi adalah dampak social dari teknik akuntansi. 16

Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung akuntansi, tetapi juga masyarakat seara keseluruhan. pendekatan inilah sebagai embrio socio economic accounting atau social responsibility accounting. Pendekatan ini seolah merupakan perluasan dari konsep etik dimana yang menjadi fokus perhatian adalah kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja pemiliknya. Menurut konsep ini, prinsip akuntansi dinilai dari penerimaan dari seluruh pihak terhadap laporan keuangan ,khususnya yang melaporkan tentang dampak perusahaan terhadap masyarakat. Akuntansi dalam model ini harus dapat memberikan pertmbangan dalam mengambil kesimpulan terhadap kesejahteraan masyarakat.Konsep enterprice theory dan akuntansi islam adalah sejalan dengan pendekatan ini.Para penulis yang mengkaji isu ini adalah Belkaoui dan Beams dan Fertig, Ladd, Littlelton, Zimmerman. 5) Makro Ekonomi Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control perilaku indicator makro ekonomi atau general economic welfare yang menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Dengan demikian, dalam pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada

ekonomi

nasional. Misalnya teknik LIFO lebih menarik dari pada FIFO pada masa inflansi. Dari pendekatan ini,dapat disimpulkan sebagai berikut.

a) Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi . b) Pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomis. 17

6) Eklektif Merupakan pendekatan dalam perumusan teori akuntansi dimana teori akuntansi dirumusan tidak hanya pada satu pendekatan saja, melainkan kombinasi dari pendekatan-pendekatan yang ada. Dari literature lain kita mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang menganggap akuntansi adalah sebagai suatu system yang terpadu dalam proses komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu dan disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.

18

BAB III PENUTUPAN Teori akuntansi merupakan cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan yang sistematis tentang prinsif dan metode yang membedakannya dengan praktek. Teori akuntansi di kembangkan dan di saring lewat sebuah proses riset akuntansi. Hasil riset pertama dari akuntan pendidik, dan pihak lain dari organisasi pembuatan kebijakan, kantor akuntan public, dan sektor industri swasta yang ikut berperan penting dalam peran proses riset akuntansi. Standar dan pernyataan dan ketetapan

yang di hasilkan oleh organisasi

pembuat kebijakan akan di

interprestasikan dan di terapkan dalam praktek pada tingkat organisasi. Teori akuntansi berfungsi Sebagi pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi, Memberi kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya, Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan, Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan dan Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktek akuntansi.

19

Daftar Pustaka Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE Sofyan Syafri Harahap, 2007, Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Belkoui, dan Riahi, Ahmed. 2001. Teori Akuntansi Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

20

Related Documents


More Documents from "MahmudAlGeza"