TATA CARA MENGURUS JENAZAH DISUSUN OLEH 1. JIMI HARIANTO 0811020021 2. M. WAHID ABDULLAH 0811020003 JURUSAN / SEMESTER : PENDIDIKAN BAHASA ARAB DOSEN : 1. KODERi, S.Ag, M.Ag 2. LENAWATI, S.Ag
FAKULTAS TARBIYAH IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG 2008 / 2009 KATA PENGANTAR 1
Assalamualaikum wr. Wb Dengan rahmat Allah yang maha kuasa kami dapat menyelesaikan
makalah
ini
dengan
judul
“
Tata
cara
mengurus jenazah” sebagai rasa tanggung jawab kami atas tugas yang diberikan oleh bapak dosen. Dengan mengambil beberapa sumber dari buku dan salafi yang kami pelajari Dalam menyusun makalah ini, kami sadari banyaknya kehilafan dari kami, maka dari itu kritik dan saran dari bapak ibu dosen serta kawan-kawan sekalian sangat kami butuhkan. Bersamaan dengan ini kami sampaikan rasa syukur kami kepada Allah yang telah memberikan hidayahnya kepada kami. Maka dari itu kebenaran dari apa yang kami bahas dalam makalah ini semata-mata adlah dariNya. Cukup ini kata pengantar dari kami, kurang dan lebih kami mohon ma’af. Wassalamualaikum wr.wb
Tim penyusun
2
Pendahuluan A. Menengok Orang Sakit Menjenguk Orang Sakit hukumnya adalah sunah. Salah satu tujuan menjenguk orang sakit itu adalah untuk menghibur yang bersangkuta.
Karena
kegembiraan
dapat
menghilangkan
kesedihan dan meringankan perasaan sakit yang dideritanya. Ketentuan menjenguk orang sakit ini berdasarkan hadist Nabi SAW yang berbunyi :
ُسِلم ْ م ُ ال ْ ق ّ َم ح.ي ص ْ النِّب ْ َقال َ َرة َ رْي َ ُي ه ْ ن اَِب ْ ع َ َرْيض ِ م َ ال ْ ة ُ اد َ َعي ِ و َ لم َ س َ دال ْ َس ر َ ْجم َ سلِم ْ م ُ ال ْ َعلى َ ُ ِجَنا ئ ز َ ال ْ ُواتَِباع َ طش } رواه ِ عا َ ال ْ ت ُ مَي ِ ش ْ ة وََت ُ و َ ع َ د َ ْجا بَة ُال َ وِا َ { البخارومسلم Artinya : Abu hurairah berkata : “hak orang islam atas orang lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah,mengabulkan undangan, mendoakan orang yang bersin,” { HR. Bukhari dan Muslim }1 B. Menghadapi Orang Yang Mutadhar Apabila seseorang berada disamping orang sakit yang akan meninggal dunia, hendaklah ia melakukan hal-hal berikut: 1. Menyebutkan kebaikan-kebaikan Allah terhadap hambanya 2. Membaca surat yasin,mendoakan dan memintakan ampun atas dosa-dosanya 3. Hadapkan orang tersebut kearah kiblat,miringkan kekanan dan mukanya menghadap kiblat
1 Bisyri Mustafa, Tarjamah Bulugh Almaram, {semarang : Toha Putra, 2002}, hal. 162
3
4. Mentalkin dengan kalimat tauhid yang diucapkan dengan lembut dan jelas dan tidak terlalu sering atau tepat agar tidak membingungkan
Rasulallah bersabda:
َ ال قَا ل َ ق َ ه ُ ْعن َ ي الله َ ض ِ َي ر ْ ر ِ د ْ ج ُ ال ْ د ُ ْعي ِ َي س ْ ن اَِب ْ ع َ ّ َ سَلم ل َ ص ُ و م ل َإ َِله َ ل الله ِ ْ علي َ ه ُ َر ْ ُ وت َك َ وا َ ل الله ْ م ْ ُ قن ْ س { ال الله } رواه مسلم وابو داود والتر مذى Artinya: dari Abi said Al Khudri R.A yang mengatakan bahwa rasulallah telah bersabda: ajarkanlah Lailahaillallah kepada orang yang akan mati.(HR Muslim,Abu daud dan Turmudzi)2 A. Sesaat yang perlu dilakukan sesaat setelah meninggal 1. Memejamkan matanya bila masih terbuka 2. Mengikat dagu kepalanya dengan kain agar mulutnya tidak menganga 3. Meletakkan sesuatu diatas perutnya agar tidak mengembung 4. Meninggikan tempat jenazah dan mengarahkan kekiblat 5. Menanggalkan pakaianya yang berjahit dan menutupi seluruh badannya 6. Meletakkan kedua tanganya diantara pusar dan dada seperti sedang sholat. 7. Membayar wasiat dan hutangnya jika dia berhutang(bagi yang mampu) 2 Bisyri Mustafa, Tarjamah Bulugh Almaram, {semarang : Toha Putra, 2002}, hal. 177
4
8. Menetapkan
ahli
waris
yang
akan
menanggung
hutang-
hutangnya A. Kewajiban yang berhubungan dengan jenazah.
1. Memandikan jenazah Memandikan jenazah ialah membersihkan dari kotoran,najis,dan hadas agar ketika menghadap Allah ia dalam keadaan bersih dan suci. Untuk memandikan jenazah digunakan air dingin kecuali ada
hal-hal
yang
menmaksa
untuk
menggunakan
air
panas.Jenazah yang tidak dapat dimandikan karena sesuatu sebab harus ditayamumkan. 2. Syarat wajibnya Mandi a. Islam b. Didapati tubuhnya walaupun sedikit c. Mayat itu bukan mati syahid3
Sarana yang diperlukan a) Ranjang dan balai-balai b) Kain kafan c) Air d) Ember e) Sabun f) Gayung 1. Cara memandikan jenazah a) tutup badannya dengan kain dari dada sampai lutut b) mandikan pada yang tertutup c) pakailah sarung tangan dan bersih dari segala kotoran d) tekan perutnya perlahan-lahan untuk mengeluarkan kotorfan yang tersisa e) tinggikan kepalanya agar air tidak mengalir kebagian kepala 3 H .Sulaman Rasjid, Fiqh Islam, { Bandung :Sinar Baru Algensindo, 2008}, hal, 165
5
f) bersihkan mulut, gigi dan hidungnya, kemudian wudhukan seperti akan sholat g) siramkan air keseluruh tubuh sebelah kanan atau kiri sampai
kebagian belakang dan keperut hingga ujung kaki h) mandikan jenazah dengan air sabun. Dan pada air yang terakhir diberi wangi-wangian i) perlakukan
jenazah
dengan
lembut
ketika
menggosok
anggota tubuh, membalikan dan sebagainya4 j) membasahi seluruh tubuhnya minimal satu kali dan sunnah mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil k) jika keluar najis setelah jenazah di mandikan dan mengenai
badannya,najis tersebut harus di buang dan jenazah harus di mandikan kembali lima atau tujuh kali. Kalau keluar najis setelah diletakan diatas kain maka najisnya saja yang dibersihkan. l) Keringkan seluruh tubuh jenazah dengan kain atau handuk agar tidak membasahi kain kafannya m) Sebelunm
dikafani
berilah
wangi-wangian
dikepala
dan
janggutnya bagi mayat laki-laki,dan dengan bahan yang tidak mengandung alcohol. Juga pada anggota tubuh yang dipakai sujud, yaitu kening, hidung dan dua telapak tangan,dua lutut dan kedua kaki. Juga telinga dan dibawah ketiak diberi wangi-wangian seperti kapur barus. A. Yang berhak memandikan jenazah Jika jenazahnya laki-laki maka hendaknya yang memandikanya laki-laki pula. Kecuali istri dan muhrimnya. Begtu begtu juga sebaliknya. Jika suami dan muhrimnya sama-sama ada, maka suami lebih berhak memandikan istrinya, begitu pula istri lebih berhak memandikan suaminya. 4 Ibid, hal., 169
6
Apabila yang meninggal perempuan dan ditempat tidak ada perempuan, ditayamumkan
suami
atau
saja.
Begitu
muhrimnya, pula
maka
sebaliknya
jenazah
aoabila
yang
meninggal seorang laki-laki dan ditempat itu tidak ada lakilaki,istri atau muhrimnya maka maka jenazah ditayamumkan saja. Jika yang meninggal anak laki-laki belum baligh boleh perempuan yang memandikannya, begitu sebaliknya. Jika ada beberapa orang yang berhak memendikannya, yang paling berhak adalah keluarga yang terdekat. Kalau tidak, berpindah hak kepada yang lebih jauh yang berpengetahuan serta dapat di percaya.5
B. Mengkafani jenazah hukumnya adalah wajip kifayah. Uang pembeli kafan itu diambil dari hata jenazah sendiri, jika tida maka diambil dari dari harta harta orang yang wajib memberinya belaja ketika dia masih hidup atau dari ahli warisnya. Apabila mereka tida mampu,
hendaknya
diambil
dari
baitulmal.
Jika
tak
ada
baitulmah, maka dari orang muslimnya mampu. Demikian pula belanja
yang
laim-lainnya
bersangkutan
dengan
keperluan
jenajah. Kain kafan sekurana-kurangnya satu lapis kain yang menutupi badan jenazah. Kain kafan sekurang- kurangnya satu lapis
kain
yang
menutupi
badan
jenajah.
Untuk
laki-laki
sebaiknya tiga lapis kain putih, dan untuk perempuan lima lapis kain putih, dan tiap-tiap-tiap lapis menutupi seluruh badan. a. Cara mengafani jenajah laki-laki
5 .Ibid, hal.166
7
1) Bentangkan kain kafan sehela demi sehelai.masing-masing lembaran di taburi wangi-wangian.lembar yang paling bawah adalah lebih lebar. 2) Angkatlah jenajah dalam keadaan tertutup dengan kain, dan letakan diatas kain kafan, memanjang lalu ditaburi wangi-wangian. 3) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas.
Kemudian
ujung
lembar
sebelah
kiri,
demikianlah
seterusnya selembar demi selembar. 4) Ikatlah
jenazah
dengan
tali
yang
sudah
disediakan
sebelumnya, dibawah kain kafan, tiga atu lima ikatan. Dan lepaskanlah
tali-tali
tersebut
ketika
jenazah
sudah
diletakkan didalam kubur. 5) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh tubuh, maka
bagian kepala dan kaki yang terbuka boleh ditutup dengan bukan kain seperti kertas atau semacamnya. a. Cara mengkafani jenazah perempuan 1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong untuk masingmasing bagian dengan tertib. Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari lima lemba kain putih, yaitu : a. Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh tubuh b. Lembar kedua untuk kerudung kepala c. Lembar ketiga untuk baju kurung d. Lembar ke empat untuk pinggang hinga kaki e. Lembar kelima untuk menutupi pinggul dan paha. 1) Angkatlah mayat dalam keadaantertutup dengan kain,
letakan diatas kain kafan dan taburi wangi-wangian. 2) Ikatlah kain penutup kedua pahanya. 3) Pasangkan kain sarungnya. 4) Pakaikan baju kurungnya. 8
5) Dandani rambutnya tiga kepang dan julurkan kebelakang 6) Pakaikan tutup kepalanya 7) Membungkus dengan kain kafan terahir dengan cara
mempertemukan
kedua
pinggir
kiri
dan
kanan,
lalu
digulung kedalam dan setelah itu diikatkan talinya. A. Menshalatkan jenazah A. Sarat mensalatkan mayat: 1) Sarat-sarat shalat yang juga menjadi salah sah shalat mayit 2) Dilakukan setelah mayat dimandikan dan di kafani 3) Letak
mayat
itu
di
sebelah
qiblat
orang
yang
menshalatkan,kecuali shalat ghaib.
A. Pertama-tama berniat karena Allah. Jika jenazahnya laki-laki
imam berdiri dikepala mayat dan ragi jenajah perempuan imam berdir ditengah-tengah diantarapusar.ma’mum berdiri dibelakang imam bersafh rapat dibuat menjadi safh ganjil. Sarat jenajah boleh beberapa kali baik jenajahnya ada tenpat {hadir} atau ditempat lain {gha’ib}. B. Takrbir empat kli: 1) Takbir pertama membaca al-fatiha 2) Takbir kedua membaca sholawat 3) Takbir ketiga membaca doa untuk mayat 4) Takbir keempat membaca doa lalu salam A. Mengubur jenajah a. Yang perlu diperhatikan : 1) Kedalman kuburan minimal 150 cm {hingga dada}, rapat
dan lebar
9
2) Sunah membuat liang lahat sekiranya cukup meletakan mayat ; jika tida memungkinkan karena tanahnya longsor atau berair, boleh dibuat peti. 3) Jenazah muslim dikuburkan dimakam muslim. Adapun yang mati syahit dimakamkan dimana ia gugur a. Cara mengubur jenazah
1) masukan jenazah dari arah kakinya 2) bagi jenajah wanita, ketika menguburkannya ditirai dengan kain, dan yang
memasukannya kedalam kubur
hendaknya muhrimnya 3) letakanya jenazah dilahat dalam posisi miring kekanan
dan mukanya menghadap kiblat. Rapatkan dan sandarkan gumpalan tanah dibelakangnya agar tidak tergeser-geser. 4) Ketika
meletakan
jenazah
didalam
kubur
bacalah
bismilah waala millati rosullilah. 5) Lepaskan
ikatan kafan dibagian kepala dan kaki.
Dianjurkan
sebelum
memasukan diletakan
tanah
diarah
menimbun tiga
kepala
,terlebih
genggam; sambil
satu
dahulu genggam
membaca
minha
kholaknakum. Satu genggam diletakan sebelah kanan sambil membaca wafiha naidukum. Dan satu genggam lagi diletakan disebelah kiri sambil membaca waminha nukhrijukum tarotan ukhro. 6) Tinggikan sedikit kuburan dari bumi sebagai tanda
boleh juga memberi tanda dengan batu { Nissan }. A. Ta’zyiah Ta’zyiah yaitu mengunjungi keluarga yang ditimpa musibah atas meninggal keluarga tersebut. Tiga hal yang dapat dilakukan didalam ta’zyiah : a. Mendoakan jenazah 10
b. Menghibur keluarga yang ditinggalkan dengan anjuran agar tabah dan sabar. c. Memberi
bantuan
kepada
keluarga
musibah
menurut
kemampuan dan keiklasan masing-masing. A. Ziarah Kubur Ziarah kubur hukumnya sunnah. Rosullullah saw bersabda :
ْ َارِتَها ت ذ َ ي َزَي ْ ِن ف ْ ها فَِإ َ زروُْر ُ ورَف ِ ُقب ُ ال ْ ِارة َ ن ِزَي ْ ع َ م ْ َُنَهيُْتك {رةً } رواه ابو دودل َ ِك Artinya : “ dulu saya melarang kamu berziarah kubur, srkarang zirahlah kamu karena ziarah kubur menjadi suatu peringatan” { HR. Abu Daud } Tujuan ziarah kubur adalah untuk menjadi peringatan bagi orang berziarah bahwa setiap manusia akan mati dengan demikian membuat orang tersebut banyak bertobat, berzikir dan berdoa kepada Allah.
11
Kesimpulan Apabila
seorang
muslim
meninggal,
maka
fardhu
kifayah
hukumnya atas orang yang hidup melakukan empat hal: 1. Memandikan mayat, dengan syarat: a. Mayat orang islam b. Ada tubuhnya walau sedikit c. Bukan mati syahid 2. Mengapani mayat 3. Mensalatkan mayat dengan syarat dan rukun
yang
telah
ditentukan.Sebagian
ulama
memandang bahwa shalat wanita tidak dapat membayar fardhu kifayah kalau masih ada lakilaki. Akan tetapi, ulama yang lain menyatakan bahwa fardhu
shalat
perempuan
kifayah
karena
dapat shalat
membayar mereka
sah.pendapat kedua inilah yang lebih shahih 4. Menguburkan mayat.
12
DAFTAR PUSTAKA Rasyid, H. Sulaiman.2008. Fiqh Islam. Bndung: Sinar Baru Algensindo. Mustafha, Bisri. 2000. Tarjamah fathu alqarib. Semarang : toha putra. ________. 2002. Tarjamah Fathu Almu’in. Semarang : Toha Putra. ________. 2002. Tarjamh Bulgh Mahram. Semarang : Toha Putra. Taqiudin. Muhammad. 1998. Kifayah Al-akhayr. Kudus : Menara Kudus.
13