Tanggap Darurat Bencana (identifikasi Strategi).docx

  • Uploaded by: Nur Misyah Putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tanggap Darurat Bencana (identifikasi Strategi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 683
  • Pages: 3
2. Identifikasi strategi yang sesuai untuk penerapan kewaspadaan universal. Sejak awal respon di setiap situasi bencana sektor kesehatan harus menetapkan satu organisasi sebagai koordinator kesehatan reproduksi. Bisa berupa sebuah LSM internasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau lembaga PBB,h arus segera menugaskan seorang petugas kesehatan reproduksi tetap untuk jangka waktu minimal tiga bulan guna memberi dukungan teknis dan operasional kepada mitra kesehatan dan untuk memastikan bahwa kesehatan reproduksi adalah prioritas serta mencapai cakupan yang baik untuk layanan

1.

Mencegah kekerasan seksual Kekerasan seksual telah dilaporkan dari kebanyakan situasi darurat bencana, termasuk yang disebabkan oleh bencana alam. Semua pelaku dalam situasi kemanusiaan harus menyadari risiko kekerasan seksual dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan multisektoral untuk mencegah dan melindungi penduduk yang terdampak, khususnya perempuan dan anak perempuan. Dalam kolaborasi dengan mekanisme sektor/cluster kesehatan secara keseluruhan, petugas kesehatan reproduksi dan staf program kesehatan reproduksi harus : 1) memastikan perempuan, pria, remaja dan anak-anak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dasar, termasuk layanan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi; 2) mendesain dan menempatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan keamanan fisik, melalui konsultasi dengan masyarakat, khususnya pada perempuan dewasa dan remaja; 3) berkonsultasi dengan penyedia layanan dan pasien tentang keamanan di fasilitas fasilitas kesehatan; 4) menempatkan toilet dan tempat mencuci laki-laki dan perempuan secara terpisah di fasilitas kesehatan di tempat yang aman dengan penerangan jalan yang memadai pada malam hari, dan memastikan bahwa pintu-pintu dapat dikunci dari dalam; 5) mempekerjakan perempuan sebagai penyedia layanan, pekerja kesehatan masyarakat, staf program dan penerjemah

2.

Mengurangi penularan HIV Untuk mengurangi penularan HIV sejak permulaan respon bencana, petugas kesehatan reproduksi harus bekerja dengan para mitra sektor kesehatan untuk: 1) Menetapkan praktik transfusi darah yang aman dan rasional 2) Memastikan penerapan tindakan pencegahan standar menjamin tersedianya kondom gratis. Pentingnya untuk membuat antiretroviral (ARV) tersedia agar dapat melanjutkan pengobatan bagi orang-orang yang masuk dalam program ARV sebelum keadaan darurat, termasuk perempuan yang terdaftar dalam program PMTCT.

3.

Membuat kondom gratis tersedia Kondom merupakan metode perlindungan Penting untuk mencegah penularan HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya. Meskipun tidak semua orang tahu tentang kondom, dalam kebanyakan populasi ada beberapa orang yang akan menggunakan kondom. Pastikan bahwa kondom untuk lakilaki dan perempuan tersedia sejak hari-hari permulaan respon kemanusiaan dan pesan segera persediaan kondom untuk laki-laki dan perempuan yang berkualitas baik dalam jumlah yang cukup .

4.

Rencanakan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan reproduksi komprehensif ke dalam layanan kesehatan dasar Mulailah merencanakan integrasi kegiatan kesehatan reproduksi komprehensif ke dalam pelayanan kesehatan dasar pada fase awal respon darurat. Jika tidak dilakukan, ini dapat menyebabkan penundaan yang tidak perlu dalam penyediaan layanan ini, yang meningkatkan risiko terjadinya kehamilankehamilan yang tidak diinginkan, penularan IMS (infeksi menular seksual), komplikasi dalam kekerasan berbasis gender, serta kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Untuk merancang suatu program layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar. para petugas kesehatan reproduksi

dan manajer program kesehatan reproduksi harus bekerja dalam sektor/cluster kesehatan untuk: 1) Memesan peralatan dan bahan kesehatan reproduksi 2) Mengumpulkan data latar belakang yang ada 3) Mengidentifikasi tempat yang sesuai untuk menyelenggarakan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif di masa depan 4) Menilai kapasitas staf untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan membuat rencana untuk pelatihan/pelatihan kembali. 5. Pemesanan peralatan dan perlengkapan kesehatan reproduksi Setelah pelayanan awal minimum kesehatan reproduksi berjalan, bekerjalah bersama pihakpihak yang berwenang di bidang kesehatan dan melalui sektor/cluster kesehatan untuk menganalisa situasi, membuat estimasi penggunaan obat-obatan dan bahan habis pakai, menilai kebutuhan penduduk dan memesan lagi perlengkapan sesuai kebutuhan. Hindari pemesanan RH kits yang terus menerus. Memesan supply kesehatan reproduksi berdasarkan permintaan akan lebih menjamin keberlanjutan program kesehatan reproduksi dan menghindari kekurangan beberapa perlengkapan maupun kelebihan perlengkapan lain yang tidak digunakan dalam situasi yang ada. Pemesanan lebih lanjut untuk supply kesehatan reproduksi dapat dilakukan melalui jalur supply medis yang biasa di negara bersangkutan. Juga pertimbangkan jalur pengadaan yang digunakan oleh LSM atau melalui Cabang Layanan Pengadaan UNFPA (UNFPA Procurement Services Branch) Pada waktu memesan supply untuk layanan kesehatan reproduksi komprehensif, kesehatan reproduksi dan manajer program kesehatan reproduksi harus mengkoordinasikan pengelolaan komoditas kesehatan reproduksi dengan otoritas kesehatan dan sektor/cluster kesehatan agar dapat menjamin akses yang tidak terputus ke komoditas kesehatan reproduksi dan menghindari pemborosan

Related Documents


More Documents from "Alvia Primarini"