Kelainan kornea Ukuran diameter kornea normal adalah 12 mm. Makrokornea, ukuran kornea lebih besar dari normal. Mikrokornea,ukuran kornea lebih kecil dari normal. Arkus senilis, cincin berwarna putih abu abu di lingkaran luar. Ederma kornea, kornea keruh dan sedikit menebal. Edema kornea terjadi pada glaukoma kongen ital, pascabedah intraokular, dekompensasi endotel kornea, trauma, infeksi kornea. Erosi, lepasnya epitel kornea superfisial yang akan memberikan uji fluoresein positif. Infiltrat, tertimbunnya sel radang pada kornea sehingga warnanya menjadi keruh yang dapat me mberikan uji plasido positif. Pannus, terdapatnya sel radang dengan adanya pembulu darah yang membentuk tabir lada korn ea. Terdapat pada trakoma, kesalahan pemakaian lensa kontak, flikten, keratokonjungtivitis limbik superior, dan luka bakar kornea. Ulkus, hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea pada infeksi ataup un alergi, yang akan memberikan hasil uji fluoresein positif. Xerosis kornea, keringnya permukaan kornea dan terlihat kornea keruh.Refleks kornea tidak terba tas tegas. Keratomalasia, kornea terlihat lembek dan menonjol. Sikatriks, jaringan parut pada kornea yang mengakibatkan permukaan kornea iregular sehingga memberikan uji plasido positif, dan mungkin terdapat dalam beberapa bentuk : Nebula, kabut halus pada kornea yang sukar terlihat Makula, kekeruhan kornea yang terbatas tegas Leukoma, kekeruhan berwarna putih padat. Leukoma adheren, kekeruhan atau sikatriks kornea dengan menempelnya iris di dataran belakang . Stafiloma kornea, merupakan penonjolan setempat kornea akibat tukak kornea perforasi atau kor nea yang menipis dengan terdapat jaringan uvea dibelakang atau didalamnya. Fistel pada kornea akibat adanya perforasi kornea pada trauma atau tukak kornea yang akan m emberikan uji fistel positif.
Keratik prespitat, endapan sel radang di dataran belakang atau endotel kornea.