Tak Halusinasi Menur.docx

  • Uploaded by: EL Larasati
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tak Halusinasi Menur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,315
  • Pages: 26
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Disusun Oleh:

Fransiska Herningtiyas, S.Kep Dwi Retno Anjar Pratiwi, S.Kep Paskalis Jadi, S.Kep Jumilah, S.Kep Aziza Nafi, S.Kep Zainul Abidin, S.Kep Sumirna Serlincinsia Tuen, S.Kep

1830046 1830036 1830076 1830052 1830021 1830109 1830095

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES HANG TUAH SURABAYA 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik. Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan prodi ners STIKES Hang Tuah Surabaya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini kedepan. Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.

Surabaya , 01 November 2018

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan

jiwa.

Selain

itu

dinamika

kelompok

membantu

pasien

meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi bagi anggotanya, dimana setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan ballik terhadap anggota lainnya, mencoba cara baru untuk meningkatkan respons sosial serta harga diri, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan hubungan interpersonal. Pada TAK stimulasi persepsi sensori mengontrol halusinasi, pasien dilatih untuk dapat mengenal halusinasi yang dialaminya dan dilatih cara mengontrol

halusinasi.

Kemampuan

persepsi

pasien

dievaluasi

dan

ditingkatkan pada tiap sesi. Dalam proses ini, respon pasien terhadap stimulus dalam kehidupan diharapkan menjadi adaptif B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi m engont rol halusinasi ? C. Tujuan Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap. Tujuan Khusus: 1) Klien dapat mengenal halusinasi 2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. 3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

4) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal. 5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

BAB II TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi 2.1 Sesi yang digunakan 1. Sesi I

: Klien mengenal halusinasi

2. Sesi II

: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain 4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal 5. Sesi V

: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

2.2 Klien 2.2.1 Kriteria klien 1. Pasien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi 2. Pasien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat berinteraksi dengan orang lain 3. Pasien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas 4. Pasien tidak membahayakan diri dan orang lain 5. Pasien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya. 6. Pasien dapat berkomunikasi verbal dengan baik 2.2.2 Proses seleksi 1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria. 2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria. 3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria. 4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok 2.3

Kriteria Hasil

2.3.1 Evaluasi Struktur 1 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan 2 Posisi tempat dilantai menggunakan tikar 3 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan 4 Alat yang digunakan dalam kondisi baik

5 Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer, Operator berperan sebagaimana mestinya. 2.3.2 Evaluasi Proses 1 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir. 2 Leader mampu memimpin acara. 3 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan. 4 Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan. 5 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah. 6 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok 7 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir 2.3.3 Evaluasi Hasil Diharapkan 75% dari kelompok mampu: 1 Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat 2 Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas 2.3.4 Antisipasi masalah 1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas - Memanggil klien -

Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain

2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin - Panggil nama klien - Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan 3. Bila klien lain ingin ikut - Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih - Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut - Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini

2.4 Pengorganisasian TAK Sesi I : Mengenal halusinasi A. Pelaksanaan a. Hari/Tanggal

: Kamis, 01 November 2018

b.

Waktu

: Pkl. 15.30 – 16.00 WIB s.d selesai (sesi I)

c.

Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

d.

Terapi kelompok (20 menit)

e.

Penutup (10 menit)

f.

Tempat

: Ruang Gelatik RSJ Mneur Surabaya

g.

Jumlah klien

: 6 orang

B. Tim a. Leader Sesi I: Jumilah, S.Kep Peran dan fungsi: 

Memimpin jalannya kegiatan



Menyampaikan tujuan dan waktu permainan



Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan



Memberi respon yang sesuai dengan perilaku pasien



Meminta tanggapan dari pasien atas permainan yang telah dilakukan



Memberi reinforcement positif pada pasien



Menyimpulkan kegiatan

b. Co-Leader Sesi I: Aziza Nafi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Membantu tugas leader



Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader



Mengingatkan leader tentang kegiatan



Bersama leader menjadi contoh kegiatan

c. Observer Sesi I: Dwi Retno Anjar Pratiwi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengobservasi jalannya acara



Mencatat jumlah pasien yang hadir



Mencatat

perilaku

verbal dan

non

verbal selama

kegiatan berlangsung 

Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan pasien



Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas



Membuat laporan hasil kegiatan

d. Fasilitator Sesi I : Sumirna Serlincinsia Tuen, S.Kep Peran dan fungsi : 

Memfasilitasi jalannya kegiatan



Memfasilitasi pasien yang kurang aktif



Mampu memotivasi pasien untuk kesuksesan acara



Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

e. Operator Sesi I: Paskalis Jadi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik)



Timer (mengatur waktu)

C. Alat-alat: a. Tape recorder b. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK. c. Kaset d. Bola pingpong e. Buku catatan dan pulpen D. Proses TAK Sesi I 1. Fase Orientasi a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini c. Kontrak : 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan 2) Terapis menjelaskan peraturan:  Masing-masing pasien memperkenalkan diri nama, nama panggilan  Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada terapis

 Lama kegiatan 45 menit  Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir 2. Fase Kerja a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta pasien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari pasien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam. b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing pasien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan :  Isi halusinasi 

Waktu terjadinya



Frekuensi halusinasi

 Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi. c. Meminta pasien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai dari pasien yang ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam. d. Saat seorang pasien menceritakan pengalaman halusinasi, setelah cerita selesai terapis mempersilakan pasien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan. e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua pasien selesai mendapat giliran. f. Setiap kali pasien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian. g. Berikan edukasi pada pasien tentang halusinasi 3. Fase Terminasi a. Evaluasi 

Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK



Terapis

memberikan

pujian atas

keberhasilan

anggota kelompok b. Rencana tindak lanjut Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain .

c. Kontrak yang akan datang 

Terapis membuat kesepakatan dengan pasien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi.



Terapis membuat kesepakatan dengan pasien waktu dan tempat TAK berikutnya.

d. Evaluasi dan dokumentasi Nama

Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan perasaan

peserta

isi halusinasi

waktu

frekuensi

halusinasi

halusinasi

bila halusinasi timbul

Petunjuk: a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu. E. Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat. F. Setting Tempat

P

P

F

Keterangan Gambar

P

L : Leader

O

L

CL: Co Leader F : Fasilitator

OP

CL

0 : Observer P : Pasien Op : Operator

P

P P

F

Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik A. Pelaksanaan a. Hari/Tanggal

: Jumat, 02 November 2018

b. Waktu

: Pkl. 15.30 – 16.00 WIB s.d selesai (sesi I)

c. Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

d. Terapi kelompok (20 menit) e. Penutup (10 menit) f. Tempat

: Ruang Gelatik RSJ Mneur Surabaya

g. Jumlah klien

: 6 orang

B. Tim a. Leader Sesi II: Fransiska Herningtiyas, S.Kep Peran dan fungsi:

b.



Memimpin jalannya kegiatan



Menyampaikan tujuan dan waktu permainan



Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan



Memberi respon yang sesuai dengan perilaku pasien



Meminta tanggapan dari pasien atas permainan yang telah dilakukan



Memberi reinforcement positif pada pasien



Menyimpulkan kegiatan

Co-Leader Sesi II: Jumilah, S.Kep Peran dan fungsi:

c.



Membantu tugas leader



Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader



Mengingatkan leader tentang kegiatan



Bersama leader menjadi contoh kegiatan

Observer Sesi II: Dwi Retno Anjar Pratiwi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengobservasi jalannya acara



Mencatat jumlah pasien yang hadir



Mencatat

perilaku

verbal dan

non

verbal

kegiatan berlangsung 

Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan pasien

selama

d.



Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas



Membuat laporan hasil kegiatan

Fasilitator Sesi II: Aziza Nafi, S.Kep Peran dan fungsi : 

Memfasilitasi jalannya kegiatan



Memfasilitasi pasien yang kurang aktif



Mampu memotivasi pasien untuk kesuksesan acara



Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

e.

Operator Sesi II: Zainul Abidin, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik)



Timer (mengatur waktu)

C. Metode dan Media : a. Metode  Diskusi dan tanya jawab  Bermain peran/stimulasi b. Media  Whiteboard  Spidol  Jadwal kegiatan klien Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik A. Tujuan 1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi 2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi 3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi B.

Langkah kegiatan 1. Persiapan a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a) Salam terapeutik  Salam terapeutik  Klien dan terapis pakai papan nama b) Orientasi  Leader menanyakan perasaan klien saat ini



Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan

c) Kontrak 

Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik



Menjelaskan aturan main



Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader



Lama kegiata 45 menit



Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap keja a) Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita c) Leader

menjelaskan

cara

mengatasi

halusinasi

dengan

menghardikhalusinasi pada saat halusinasi muncul d) Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi, pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu...” e) Leader

meminta

masing-masing

klien

memperagakan

cara

menghardik halusinasi f)

Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien memperagakan menghardik halusinasi

4. Tahap terminasi a) Evaluasi 

Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK



Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b) Tindak Lanjut 

Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul



Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien

c) Kontrak yang akan datang 

Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakapcakap dengan orang



Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

C. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi) Kemampuan Menghardik Halusinasi Nama Klien

No

Aspek yang dinilai

1

Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi halusinasi

2

Menyebutkan efektivitas cara yang digunakan

3

Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik

4

Memperagakan cara menghardik halusinasi

Petunjuk: a.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi

halusinasi

dengan

menghardik

dan

memperagakan

cara

menghardik halusinasi. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

Sesi III : Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal A. Pelaksanaan a. Hari/Tanggal

: Rabu, 07 November 2018

b. Waktu

: Pkl. 15.30 – 16.00 WIB s.d selesai (sesi I)

c. Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

d. Terapi kelompok (20 menit) e. Penutup (10 menit) f. Tempat

: Ruang Gelatik RSJ Mneur Surabaya

g. Jumlah klien

: 6 orang

B. Tim a. Leader Sesi III: Aziza Nafi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Memimpin jalannya kegiatan



Menyampaikan tujuan dan waktu permainan



Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan



Memberi respon yang sesuai dengan perilaku pasien



Meminta tanggapan dari pasien atas permainan yang telah dilakukan



Memberi reinforcement positif pada pasien



Menyimpulkan kegiatan

b. Co-Leader Sesi III: Jumilah, S.Kep Peran dan fungsi:

c.



Membantu tugas leader



Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader



Mengingatkan leader tentang kegiatan



Bersama leader menjadi contoh kegiatan

Observer Sesi III: Dwi Retno Anjar Pratiwi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengobservasi jalannya acara



Mencatat jumlah pasien yang hadir



Mencatat

perilaku

verbal dan

non

verbal

kegiatan berlangsung 

Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan pasien

selama

d.



Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas



Membuat laporan hasil kegiatan

Fasilitator Sesi III: Sumirna Serlincinsia Tuen, S.Kep Peran dan fungsi : 

Memfasilitasi jalannya kegiatan



Memfasilitasi pasien yang kurang aktif



Mampu memotivasi pasien untuk kesuksesan acara



Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

e.

Operator Sesi III: Zainul Abidin, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengatur alur permainan



Timer (mengatur waktu)

Sesi III: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal A. Tujuan 1) Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi 2) Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi B. Setting 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyaman dan tenang C. Alat 1) Jadwal kegiatan harian 2) Pulpen 3) Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart D. Metode 1) Diskusi dan tanya jawab 2) Bermain peran/ simulasi dan latihan E.

Langkah Kegiatan 1) Persiapan  Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2  Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2) Orientasi Salam terapeutik  Salam dari terapis klien  Klien dan terapis pakai papan nama

Evaluasi/ validasi  Terapis menyakan keadaan klie saat ini  Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di pelajari  Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghadrik halusinasi. 3) Kontrak  Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasidengan melakukan kegiata 

Menjelaskan aturan main berikut Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis Lama kegiatan 30 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

4) Tahap kerja  Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan seharihari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi 

Terapis meminta tiap-tiapklien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard



Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis formulir yang sama di whiteboard



Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis menggunakan whiteboard



Tertapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.



Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.

5) Tahap terminasi Evaluasi  Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan memperagakanya  Tearpis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok Tindak lanjut  Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.

Kontrak yang akan datang  Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. 

F.

Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi. formulir evaluasi sebagai berikut. Sesi III : Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi) Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan NO 1

ASPEK YANG

NAMA KLIEN

DINILAI Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakuakan

2

Mempergakan kegiatan yang biasa dilakukan

3

Menyusun jadwal kegiatan harian

4

Menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi

Petunjuk: 1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien 2) Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi, beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu. \Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi III. Klien mampu memperagakan kegitan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap C. Pelaksanaan h. Hari/Tanggal : Jumat, 09 November 2018 i. Waktu

: Pkl. 15.30 – 16.00 WIB s.d selesai (sesi I)

j. Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

k. Terapi kelompok (20 menit) l. Penutup (10 menit) m. Tempat

: Ruang Gelatik RSJ Mneur Surabaya

n. Jumlah klien

: 6 orang

D. Tim b. Leader Sesi IV: Jumilah, S.Kep Peran dan fungsi: 

Memimpin jalannya kegiatan



Menyampaikan tujuan dan waktu permainan



Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan



Memberi respon yang sesuai dengan perilaku pasien



Meminta tanggapan dari pasien atas permainan yang telah dilakukan



Memberi reinforcement positif pada pasien



Menyimpulkan kegiatan

f. Co-Leader Sesi IV: Aziza Nafi, S.Kep Peran dan fungsi:

g.



Membantu tugas leader



Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader



Mengingatkan leader tentang kegiatan



Bersama leader menjadi contoh kegiatan

Observer Sesi IVI: Dwi Retno Anjar Pratiwi, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengobservasi jalannya acara



Mencatat jumlah pasien yang hadir



Mencatat

perilaku

verbal dan

non

verbal

kegiatan berlangsung 

Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan pasien



Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas

selama

 h.

Membuat laporan hasil kegiatan

Fasilitator Sesi IV: Sumirna Serlincinsia Tuen, S.Kep Peran dan fungsi : 

Memfasilitasi jalannya kegiatan



Memfasilitasi pasien yang kurang aktif



Mampu memotivasi pasien untuk kesuksesan acara



Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

i.

Operator Sesi IVI: Zainul Abidin, S.Kep Peran dan fungsi: 

Mengatur alur permainan



Timer (mengatur waktu)

Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap A. Tujuan 1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi 2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi B.

Setting 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat 1. Spidol dan whiteboard/papan tulis 2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen D. Metode 1. Diskusi kelompok 2. Bermain peran/stimulasi E.

Langkah Kegiatan 1. Persiapan  Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi III  Terapis membuat kontrak dengan klien  Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi  Salam terapeutik 1) Salam dari terapis klien 2) Klien dan terapis pakai papan nama  Evaluasi/ validasi



1) Menayakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah}untuk mencegah halusinasi. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganbercakap-cakap. 2) Terapis menjelaskan aturan main berikut Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis Lama kegiatan 30 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja  Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi 

Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.



Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan



Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul ”suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja”



Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnya



Berikan pujian atas keberhasilan klien



Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.

4. Tahap Terminasi  Evaluasi



1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih 3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok Tindak lanjut



1) Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap. Kontrak yang akan datang 1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat 2) Terapis menyepakati waktu dan tempat

F.

Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khusunya pada tahap kerja.aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Formulir evaluasi sebagai berikut: Sesi IV : TAK Stimulasi persepsi: halusinasi Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi NO Aspek yang dinilai Nama klien 1 Menyebutkan orang yang diajak bicara 2 Memperagakan percakapan 3 Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi Petunjuk: 1)

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2)

Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tanda √ jika klien mampu dan tandaX jika klien tidsak mampu.

Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi IV. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.

Sesi V: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat A. Tujuan 1. Klien memahami pentingnya minum obat 2. Klien memahami akibat tidak minum obat 3. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat B.

Setting 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang. C. Alat 1. Spidol dan whiteboard/papan tulis 2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen 3. Beberapa contoh obat D. Metode 1. Diskusi tanya jawab 2. Melengkapi jadwal harian E. Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV b. Terapis membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis klien 2) Klien dan terapis pakai papan nama b. Evaluasi/ validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap} c. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganbercakap-cakap dan minum obat. 2) Terapis menjelaskan aturan main berikut  Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis  Lama kegiatan 45 menit  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3. Tahap Kerja a.

Terapis

menjelaskan

untungnya

patuh

minum

mencegahkambuh karena obat memberi perasaan tenang

obat,

yaitu

b.

Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.

c.

Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard

d.

Menjelaskan lima benar minum obat

e.

Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat

f.

Berikan pujian pada klien yang benar

g.

Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di whiteboard)

h. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard) i.

Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh

j.

Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuh

k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum atau tidak minum obat. l.

Berikan pujian bila benar.

4. Tahap Terminasi a.

Evaluasi 1)

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2)

Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih

3) b.

Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

Tindak lanjut 1)

Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu, menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakapcakap dan minum obat

c.

Kontrak yang akan datang 1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi 2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi

klien. F.

Evaluasi Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap

kerja.aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Sesi V: TAK Stimulasi persepsi : halusinasi Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No

Nama Klien

Menyebutkan 5

Menyebutkan

Menyebutkan akibat

benar cara minum

keuntungan

tidak patuh minum

obat

minum obat

obat

1 2 3 4 5 6 Petunjuk: 1.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2.

Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri tanda√ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.

Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi V. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

DAFTAR PUSTAKA A.H Yusuf, Rizky Fityasari PK, Hanik E.N, 2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Salemba Medika Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC. Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-14. Wijayaningsih,

K. S.

(2015).

Panduan Lengkap Praktek

Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.

Klinik

Related Documents

Tak-halusinasi-a.doc
May 2020 22
Tak
May 2020 44
Halusinasi Bubun.docx
April 2020 32
Lp Halusinasi
August 2019 49
Halusinasi Arini.docx
December 2019 37

More Documents from "Cahya Kamila"