TUGAS IV ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Analisis Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat
Oleh : Asep Mustopa P23138114014 Kelas B / DIV TEM 2014
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II 2018
1
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation (CTS) yang telah sukses dilakukan di beberapa lokasi proyek air minum dan sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) menjadi buang air besar di jamban yang saniter dan layak. Adapun tujuan penyelenggaraan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah:
Setelah buang air besar 12%
Setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%
Sebelum makan 14%
Sebelum memberi makan bayi 7%, dan
Sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga
menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pad a semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare 2
menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Pemerintah telah memberikan perhatian di bidang higiene dan sanitasi dengan menetapkan Open Defecation Free dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses.
Rumus Masalah 1. “Apa pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)?” 2. “Bagaimana Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat”
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penulisan makalah pelaksanaan pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan makalah pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang pengertian, tujuan, konsep, sejarah, dan lima pilas STBM.
3
BAB III: PEMBAHASAN Berisi tentang pandangan dan analisa pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. BAB IV: SIMPULAN Berisi tentang Simpulan dari pembahasan pada masalah di atas. DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan. Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai PAMRT adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
Mencuci tangan pakai sabun.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
Mengelola sampah dengan benar.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Sanitasi dasar adalah hádala sarana sanitasi rumah tanggayang meliputi sarana Luang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan RT/Dusun/Kampung:
Mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi (gotong royong)
Memonitor pekerjaan di tingkat masyarakat
Menyelesaikan permasalahan/konflik masyarakat
Mendukung/memotivasi masyarakat lainnya,setelah mencapai keberhasilan sanitai total (ODF) di lingkungan tempat tinggalnya 5
Membangun kapasitas kelompok pada lokasi kegiatan STBM
Membangun kesadaran dan meningkatkan kebutuhan
Memperkenalkan opsi-opsi teknologi
Mempunyai strategi pelaksanaan dan exit strategi yang jelas
Pemerintah Desa:
Membentuk tim fasilitator desa yang anggotanya berasal dari kader-kader desa, Para Guru, dsb untuk memfasilitasi gerakan masyarakat. Tim ini mengembangkan rencana desa, mengawasi pekerjaan mereka dan menghubungkan dengan perangkat desa
Memonitor kerja kader pemicu STBM dan memberikan bimbingan yang diperlukan
Mengambil alih pengoperasian dan pemeliharaan (O & M) yang sedang berjalan dan tanggungjawab ke atas
Memastikan keberadilan di semua lapisan masyarakat, khususnya kelompok yang peka
Pemerintah Kecamatan:
Berkoordinasi dengan berbagai lapisan Badan Pemerintah dan memberi dukungan bagi kader pemicu STBM
Mengembangkan
pengusaha
lokal
untuk produksi
dan
suplai
bahan
serta
memonitor kualitas bahan tersebut
Mengevaluasi dan memonitor kerja lingkungan tempat tinggal
Memelihara database status kesehatan yang efektif dan tetap ter-update secara berkala
Kabupaten Pemerintah:
Mempersiapkan rencana kabupaten untuk mempromosikan strategi yang baru
Mengembangkan
dan
mengimplementasikan kampanye
informasi
tingkat
kabupaten mengenai pendekatan yang baru
Mengkoordinasikan pendanaan untuk implementasi strategi STBM
Mengembangkan rantai suplai sanitasi di tingkat kabupaten
Memberikan dukungan capacity building yang diperlukan kepada semua institusi di kabupaten.
Pemerintah Provinsi:
6
Berkoordinasi
dengan
berbagai instansi/lembaga
terkait
tingkat
Provinsi
dan mengembangkan program terpadu untuk semua kegiatan STBM
Mengkoordinasikan semua sumber pembiayaan terkait dengan STBM
Memonitor perkembangan strategi nasional STBM dan memberikan bimbingan yang diperlukan kepada tim Kabupaten
Mengintegerasikan kegiatan higiene dan sanitasi yang telah ada dalam strategi STBM
Mengorganisir pertukaran pengetahuan/pengalaman antar kabupaten
Pemerintah Pusat:
Berkoordinasi
dengan
berbagai instansi/lembaga
terkait
tingkat
Pusat
dan mengembangkan program terpadu untuk semua kegiatan STBM
Mengkoordinasikan semua sumber pembiayaan terkait dengan STBM
Memonitor perkembangan strategi nasional STBM dan memberikan bimbingan yang diperlukan kepada tim Provinsi
Mengintegerasikan kegiatan higiene dan sanitasi yang telah ada dalam strategi STBM
Mengorganisir pertukaran pengetahuan/pengalaman antar kabupatendan/atau provinsi serta antar negara Strategi STBM
A. Penciptaan Lingkungan Yang Kondusif 1.Prinsip Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter. 2. Pokok Kegiatan
Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang
Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah.
Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Swasta.
B. Peningkatan Kebutuhan 1. Prinsip Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk mendukungterciptanya 7
sanitasi total. 2. Pokok kegiatan
Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaandan pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan.
Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi darikebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, materialdan biaya sarana sanitasi yang sehat.
Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untukmenfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat.
Mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untukmeningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total.
C. Peningkatan Penyediaan 1. Prinsip Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Pokok kegiatan
Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi.
Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi,lembaga keuangan dan pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi.
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggiuntuk pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna.
D. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) 1. Prinsip Melestarikan pengetahuan dan pembelajaran dalam sanitasi total. 2. Pokok kegiatan
Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi.
Meningkatkan kemitraan antar program-program pemerintah, nonpemerintah dan swasta dalam peningkatan pengetahuan dan pemberlajaran sanitasi di Indonesia.
Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total dalam kurikulum pendidikan.
8
E. Pembiayaan 1. Prinsip Meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar. 2. Pokok kegiatan
Menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri
Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong).
Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk fasilitas sanitasi komunal.
F. Pemantauan Dan Evaluasi 1. Prinsip Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi 2. Pokok kegiatan
Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh masyarakat
Pemerintah Daerah mengembangkan sistem pemantauan dan pengelolaan data.
Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari kegiatan-kegiatanlain yang sejenis
Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem pemantauanberjenjang.
9
BAB III PEMBAHASAN Analisis Kasus Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat Berikut adalah pandangan dan analisis kasus pelaksanaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM) di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat menurut saya: Artikel Terkait Pelaksanaan STBM di Pekojan Kementerian Kesehatan Tinjau Program Sanitasi Pekojan
Tim dari Kementerian Kesehatan Bersama Lurah Pekojan, Tri Prasetyo Utomo usai peninjauan lapangan. TAMBORA (Pos Kota) – Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meninjau pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Hal ini untuk mengetahui sampai sejauh mana masyarakat melaksanakan program tersebut. Dalam kegiatan tersebut dihadiri Dr. Imran, Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes, Subekti, Direktur Utama PD. Pal Jaya, Mr. Louis O Brian dari USAID, Djaharuddin, Camat Tambora, Jajaran 3 Pilar Pekojan dan pejabat lainnya. Tim dari Kemenkes meninjau pelaksanaan Layanan Lumpur Tinja terjadwal (L2T2) di wilayah RW 06. Di mana warga dapat menyedot tinja dengan pembayaran setor sampah anorganik ke bank sampah. “Peninjauan juga dilakukan di bank sampah, saat pelaksanaan penimbangan dan transaksi jual beli sampah,” Kata Lurah Pekojan, Tri Prasetyo Utomo, kemarin. Selain itu, juga meninjau penanganan pengolahan air minum rumah tangga dengan keramik filter yang digunakan untuk air langsung minum. Keramik filter dikelola Pokja 10
Sanitasi UP2K PKK Kelurahan dengan pembelian menggunakan sampah an organic senilai Rp 275 ribu dapat dicicil selama tiga bulan. Tri berharap dengan adanya peninjauan lapangan dari Kementerian Kesehatan dapat dijadikan motivasi dan inspirasi berkelanjutan dalam pelaksanaan STBM di Pekojan. Pandangan dan Analisis Kasus STBM di Pekojan Menguras atau menyedot septic tank secara berkala merupakan kewajiban bagi seluruh rumah tangga. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk melakukan hal tersebut masih rendah terutama di kalangan masyarakat miskin dan menengah ke bawah yang terkendala biaya. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku sanitasi dan kebersihan melalui pemberdayaan masyarakat. Di Pekojan, pendekatan STBM terlihat sekali dengan adanya sinergi dari seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, sektor swasta dan pemerintah pusat. Pekojan memiliki bank sampah di Jalan Gedong Panjang yang bersebelahan dengan tempat penampungan sampah. Pada konsep bank sampah biasa, masyarakat biasanya mendapat uang agar mau 'menabung' sampah plastik, koran, botol, besi hingga bungkus kopi dan mie instan. Sedangkan Kelurahan Pekojan di Tambora, Jakarta Barat, memiliki konsep yang tidak biasa atau cara unik untuk mengatasi masalah ini. Dengan menabung sampah, warga bisa mendapat fasilitas sedot tinja. Konsep unik hasil terobosan Lurah Pekojan merupakan bentuk sinergi dari Kelurahan Pekojan bersama Kementerian Kesehatan, IUWASH dan PD PAL Jaya demi mewujudkan sanitasi total berbasis masyarakat. Namun sejak pertengahan tahun 2016 lalu, Kelurahan Pekojan bekerjasama dengan PD PAL Jaya dan IUWASH PLUS memberlakukan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2). L2T2 merupakan solusi mengatasi pencemaran tanah dan lingkungan akibat septic tank yang bocor. Penyedotan yang terjadwal dan berkala dapat mencegah terjadinya pengurangan efisiensi dan sedimentasi septic tank di rumah warga.
Ide Lurah Pekojan ini sangat efektif untuk membantu warga megngatasi masalah menguras septic tank namun terkendala karena biaya yang cukup mahal. tetapi sekarang bank sampah sudah berkolaborasi dengan PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya untuk membantu warga menguras septic tank yang ada di rumah dengan catatan meraka harus membayar sebesar Rp 275 ribu namun biaya tersebut diatasi dengan cara warga Warga
11
diberi waktu tiga bulan untuk mengumpulkan sampah rumah tangga yang dikelola bank sampah setiap RW di Kelurahan Pekojan. Jadi begitu mobil sedot tinja itu datang, warga sudah tidak perlu bayar lagi, tetapi warga diberi waktu tiga bulan untuk menyerahkan sampah ke bank sampah. Artinya dalam satu bulan mereka minimal kumpulkan sampah senilai Rp100 ribu di bank sampah. Di bank sampah itu, petugas akan mencatat sampah-sampah yang diserahkan warga untuk dikonversikan dalam nilai uang. Setiap sampah memiliki harga, seperti sampah-sampah plastic dan untuk sampah botol plastik, botol kaca, dan besi harga per kilogramnya jauh lebih tinggi. Nanti sampah-sampah itu akan dijual petugas bank sampah. Setelah itu, hasil penjualannya dibayarkan ke PD PAL Jaya. Pendekatan STBM di Pekojan ini sangat terpadu karena telah mencapai ketiga komponen pokok sanitasi di antaranya, yaitu: 1. Peningkatan kebutuhan sanitasi Upaya yang dilakukan Lurah dan warga Pekojan untuk mendapatkan perubahan perilaku yang higenis dan saniter adalah memicu perubahan perilaku dengan meningkatkan kesadaran warga bahwa menguras septic tank itu wajib dilakukan, mengembangkan komitmen masyarakat dalam perubahan perilaku untuk mewujudkan STBM, memfasilitasi tim kerja masyarakat, dan yang terpenting adalah mengembangkan dan mencari terobosan baru dalam mewujudkan STBM yang yang baik. 2. Peningkatan penyedia akses sanitasi Peningkatan penyedia akses sanitasi di pekojan ini dilakukan dengan cara mengembangkan opsi teknologi sarana sanitasi yang sesuai kebutuhan dan terjangkau. 3. Penciptaan lingkungan yang kondusif Strategi ini mencakup advokasi pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam membangun komitmen Bersama untuk melakukan pendekatan STBM. Selain itu, STBM di Pekojan sudah mengalami kemajuan dengan memenuhi beberapa lima pilar yang ada pada STBM di antaranya yaitu: 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) Masyarakat di Kelurahan Pekojan, tambura, Jakarta Barat sudah tidak lagi melakukan perilaku membuang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 12
Sebagian besar warga di Pekojan sudah menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun untuk menghilangkan bakteri. 3. Pengolahan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT) melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga. 4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga Warga Pekojan sudah melakukan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang. Sampah yang ada di Pekojan dikumpulkan oleh warga untuk didaur ulang menjadi sebuah karya yang dapat dimanfaatkan dan sebagian sampah dikumpulkan untuk diserahkan ke bank sampah agar dapat menyedot atau menguras septic tank. 5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga Warga Pekojan melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memnuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutusa mata rantai penularan penyakit dengan cara menguras rutin septic tank yang ada di rumah warga yang dilakukan oleh PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya.
Selain itu, untuk pelaksanaan program sedot tinja di gang-gang yang sempit, warga Pekojan memiliki solusi untuk permasalahan tersebut dengan menggunakan Kedoteng atau singkatan dari Kereta Dorong Septic Tank. Kedoteng ini bisa masuk ke gang-gang sempit di pemukiman padat penduduk seperti Pekojan, di mana truk septic tank tidak bisa masuk. Kedoteng sejatinya adalah gerobak dorong dengan tangki yang dimodifikasi. Berbekal pipa dengan panjang 15meter dan mesin penyedot portable, kedoteng bisa menjangkau rumah warga di pemukiman padat penduduk yang memiliki gang sempit. Kapasitasnya kurang lebih 300400 liter. Ada juga variasi yang menggunakan motor namanya Kemoteng, kereta motor septic tank, dengan kapasitas yang lebih besar mencapai 500-600 liter. Untuk satu rumah, kedoteng bisa dioperasikan hingga 2 kali. Selain karena terbatasnya kapasitas tangki, tenaga yang dihabiskan untuk mendorong kedoteng dari rumah warga ke tempat penampungan limbah sementara juga tidak sedikit.
13
BAB IV SIMPULAN
Simpulan dari penulisan makalah tentang analisis pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Pekojan adalah sebagai berikut: 1. Prinsip STBM adalah pemberdayaan masyarakat sehingga apa yang dilakukan di Kelurahan Pekojan ini patut ditiru oleh daerah lain karena sanitasi harus diatasi bersama. Harus ada kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan mitra lainnya agar masalah sanitasi di Indonesia bisa segera teratasi. 2. STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Penyelenggara pelaksanaan pendekatan STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri dari individu, rumah tangga maupun kelompok-kelompok masyarakat. 3. Konsep pelaksanaan STBM di Pekojan sangat unik melalui ide terobosan lurah yang berkolaborasi antara bank sampah dan PD PAL Jaya dengan cara warga menabung di bank sampah akan mendapatkan pelayanan untuk menguras septic tank yang ada di rumahnya sehingga tidak perlu lagi membayar dengan biaya yang mahal. 4. Tujuan pendekatan STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat yang meliputi 3 strategi yaitu penciptaan lingkungan yang mendukung, peningkatan kebutuhan sanitasi, serta peningkatan penyediaan akses sanitasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kar, KamaR. 2003. Subsidy or Self-Respect Total Community Sanitation in Bangladesh. Institute for Development Studies. Kemenkes RI. 2009. Film STBM. Jakarta Kemenkes RI. 2012. Materi Advokasi STBM, Sekretariat STBM Nasional. Jakarta. Kemenkes RI. 2012. Modul Higienis Sanitasi Makanan dan Minuman. Jakarta. Kemenkes RI. 2013. Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jakarta PAMSIMAS. 2008. Buku Saku Fasilitator. Jakarta: Sekretariat CPMU PAMSIMAS. PAMSIMAS. 2008. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Dalam Program PASIMAS. Jakarta: Sekretariat CPMU PAMSIMAS. Priyoto. 2014. Teori Perubahan Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
15