SURVEI PERPUSTAKAAN MADRASAH dan PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN :
Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di Madrasah Aliyah Kerja sama Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama Republik Indonesia dan Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Al – Azhar Indonesia. 01. Secara umum koleksi perpustakaan yang tersedia di Madrasah Aliyah Indonesia memiliki tingkat relevansi yang rendah dengan kebutuhan informasi keilmuan siswa. 02. Yang terjadi selama ini adalah pemanfaatan perpustakaan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran belum begitu tampak dari sebagian besar komponen pendidik, khusunya guru, tenaga laboran, dan tentunya kepala sekolah. 03. Tujuan Penelitian yang dilakukan adalah untuk memberikan deskripsi tentang Pemanfaatan Perpustakaan dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah dan Peran Kepala MA, guru dan kepala/pengelola di Madrasah Aliyah dalam pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. 04. Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi Departemen Agama khususnya Dirjen Pendidikan Islam, Kanwil Depag, Pendidikan Tinggi yang meluluskan tenaga perpustakaan dan Madrasah Aliyah. 05. Prasyarat utama perpustakaan sekolah adalah adanya organisasi di tubuh perpustakaan dan didirikan berdasarkan SK pendirian dan di dalamnya dijelaskan tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab dan struktur organisasinya. 06. Pengelolaan Perpustakaan ditangani oleh tenaga pustakawan yang meliputi Kepala Perpustakaan, Tenaga Teknis Perpustakaan dan Tenaga Administrasi. 07. Koleksi pustaka dikatakan berguna bila setiap siswa memiliki akses terhadap beragam informasi terbaru, berkualitas, relevan dan akurat; sumber yang tersedia memenuhi perkembangan individu siswa, baik kebutuhan maupun minatnya: sumber tersebut meningkatkan efektifitas mengajar guru, baik dalam hal akses terhadap kebutuhan kurikulum maupun pengembangan materi. 08. Penelitian dilaksanakan di enam propinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan NTB. 09. Populasi target penelitian adalah tenaga pendidikan dan kependidikan di Madrasah Aliyah negeri dan swasta ( 24 Kepala Sekolah, 240 orang guru dan 600 murid Madrasah dari 24 Madrasah Aliyah ). 10. Penelitian menggunakan pendekatan deskritip kualitatif. 11. Instrumen Penelitian mencakup angket, wawancara, observasi dan porto folio perpustakaan di Madrasah Aliyah. 12. Validitas Instrumen menggunakan rumus korelasi Pearson “ Korelasi Product – Moment”. 13. Reliabilitas Instrumen menggunakan indeks reliabilitas tinggi dengan rumus Alpha Cronbach. 14. Semua MA telah memiliki perpustakaan akan tetapi hanya sebagian kecil perpustakaan (45,8 %) yang sudah menempati gedung sendiri, hampir semua
perpustakaan memiliki ruang penyimpanan koleksi (98,5 %) namun tidak semua perpustakaan memiliki ruang baca (62,5 %) dan dalam kaitannya dengan ruang perpustakaan sebagai fungsi belajar ternyata hanya 41,5 % perpustakaan yang memiliki ruang belajar dan 7 % saja yang memiliki ruang diskusi. 15. Sedikitnya koleksi perpustakaan sesuai standar nasional adalah 1000 eksemplar buku dalam berbagai judul. Berdasarkan hasil survey diperoleh hanya 29,1 % MA yang memiliki koleksi lebih dari 1000 eksemplar yang berarti sebagain besar masih minim dan dibawah standar nasional. 16. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pemahaman bahwa perpustakaan sebagai basis pembelajaran di sekolah belumlah terjadi secara maksimal dan berarti perpustakaan belum menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan. Pemanfaatannya masuk kategori “sedang” dan “rendah”. 17. Meskipun Kepala MA menyadari pentingnya Pembelajaran Berbasis Perpustakaan (PBP) namun pengetahuan itu tidak sejalan dengan kemauan menjadikan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan, hal ini dikarenakan rendahnya kompetensi perpustakaan, kondisi isi perpustakaan, dan dana perpustakaan. 18. Diketahui bahwa Kepala MA sangat kurang perhatiannya terhadap perpustakaan (rata – rata di bawah 50 %). 19. Hasil penelitian mengindikasikan hanya 120 guru dari 240 guru yang menganggap perpustakaan sangat penting sehingga dijadikan sebagai sumber belajar. 20. Diketahui pula bahwa Kepala/Pengelola Perpustakaan belum memiliki pengetahuan yang utuh tentang Pembelajaran Berbasis Perpustakaan. 21. Ketidakjelasan status Kepala/Pengelola Perpustakaan boleh jadi mengakibatkan mereka tidak termotivasi untuk berprestasi dan memberikan pelayanan seadanya. 22. Diketahui bahwa menjadikan perpustakaan sebagai pusat Penelitian bagi siswa masih sangat perlu ditingkatkan.