1
Studi Kelayakan Usaha Kecil Batik Tradisional Etam Kalimantan Timur
PENGANTAR Usaha Kecil dan Menengah yang biasa disingkat UKM memiliki peranan yang baik yaitu dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar UKM tersebut didirikan, sehingga dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Batik merupakan warisan Indonesia yang sangat perlu dilestarikan karena batik merupakan tekstil khas Indonesia yang memiliki motif yang memiliki nilai seni yang tinggi. Perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik Indonesia menunjukan terjadinya peningkatan yang signifikan. Tidak hanya itu, pertumbuhan industri tekstil mengalami tren yang meningkat walaupun pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan tetapi meningkat lagi pada tahun selanjutnya. Hal tersebut menunjukan bahwa peluang Batik Kalimantan Timur Etam untuk mengembangan usahanya cukup besar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Kalimantan Timur bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial. 2. Menganalisis sensitivitas UKM Batik Kalimantan Timur siku terhadap perubahan yang terjadi. 3. Menganalisis perbandingan usaha UKM Batik Kalimantan Timur pada kondisi normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan. Data yang digunakan dalam tulisan ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pemilik usaha Batik Kalimantan Timur dengan teknik wawancara langsung dan pengamatan (observasi) langsung di tempat usaha. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan dan dokumen-dokumen perusahaan serta literatur yang relevan dengan
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
2 peneliti berupa buku-buku, hasil penelitian terdahulu, dan publikasi elektronik (internet). I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang merupakan
Usaha Kecil Menengah yang biasa disingkat dengan UKM
bagian terpenting dalam suatu perekonomian suatu negara, UKM
memiliki peranan yang baik untuk meningkatkan lajunya perekonomian masyarakat. Selain
itu, UKM dapat membantu
pemerintah
dalam mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar UKM tersebut didirikan, sehingga dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Maka dari itu, pengembangan UKM di Indonesia perlu dilakukan dengan baik karena dapat mengatasi salah satu permasalahan negara Indonesia. Terbukti pada masa krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, usaha kecil menengah justru dapat mempertahankan kelangsungan usahanya daripada usaha besar. Sehingga pada saat krisis tersebut dapat menumbuhkan sikap optimism bagi sebagian orang untuk dapat memulihkan ekonomi pada saat itu. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan usaha kecil menengah di Kalimantan Timur semakin kokoh sehingga kita perlu mempertahankan UKM. Wisata Batik di
Kalimantan Timur perlu untuk
dikembangkan karena Batik Kaltim memiliki potensi yang besar. Oleh karena itu, batik Etam perlu dikembangkan dan di publikasikan kepada masyarakat agar dapat melestarikan batik Kaltim, karena ada kecenderungan menurunnya budaya batik. Ber dasarkan data perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik Indonesia pada Tabel 1 menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Batik Etam Kaltim
memiliki peluang
dalam
mengembangkan usaha batik Etam Kaltim menjadi komoditas ekspor. Tabel 1. Perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai ekspor batik Indonesia Tahun
Unit Usaha
Nilai Produksi (Rp)
Nilai Ekspor (USD)
2005
31.077
3.318.716
105
2006
30.107
3.140 679
110
2007
38.155
3.458.615
125
2008
39.728
3.610.530
114
2009
41.124
3.940.625
120
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
3 Selain itu pada sektor industri tekstil berdasarkan data dari kementrian perindustrian dijelaskan bahwa pertumbuhan industri tekstil meng alami tren yang meningkat. Sehingga hal tersebut memberikan gambaran bahwa Batik Etam berpeluang untuk mengembangkan bisnis untuk mengisi pasar nasional. 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Etam Kaltim bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial? 2. Bagaimana sensitivitas UKM Batik Etam Kaltim terhadap perubahan yang terjadi? 3. Bagaimana perbandingan usaha UKM Batik Etam Kaltim pada kondisi normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan? 1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha UKM Batik Etam Kaltim bila dilihat dari aspek finansial dan non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial Menganalisis sensitivitas UKM Batik Etam Kaltim terhadap perubahan yang terjadi. 2. Menganalisis perbandingan usaha UKM Batik Etam Kaltim pada kondisi normal tanpa pengembangan dan dengan pengembangan. 1.4.Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi beberapa pihak yang memerlukannya, diantaranya adalah : 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi perusahaan sebagai dasar dan bahan dalam pengambilan keputusan UKM Batik Etam Kaltim 2. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai studi kelayakan pengembangan usaha dan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
4 1.5.Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada usaha kecil menengah batik Khas Kalimantan Timur yaitu UKM Batik Etam Kaltim. Dalam menganalisis kelayakan pengembangan usaha yang melihat dari aspek finansial dan aspek non-finansial yaitu meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi dan sosial, serta menganalisis sensitivitas UKM Batik Etam Kaltim terhadap perubahan yang terjadi. II- TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah 2.1.1 Pengertian UKM Menurut Undang -Undang No. 20 Tahun 2008 pengertian Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang -Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2.1.2 Kriteria UKM Menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah: 1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut : a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus jutarupiah). _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
5
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). 2.2. Batik 2.2.1 Pengertian Batik Batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu, atau bisa dikenal dengan kain batik (Balai Pustaka dalam Wulandari, 2011). 2.2.2 Sejarah Batik Di Indonesia, batik memiliki sejarah dan riwayat yang panjang.
Di setiap wilayah di
Nusantara, batik memiliki perkembangan dan kisah yang menarik. Keberadaan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan selama beberapa abad
telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah
Nusantara, termasuk diantaranya seni batik. Batik semakin eksis pada masa kerajaan Majapahit dengan wilayah dan kekuasaan yang sangat luas. Namun data yang lebih pasti tentang sejarah dan perkembangan batik di Indonesia mulai terekam jelas sejak masa kerajaan Mataram Islam, yang bersumber dari keraton, seperti motif parang, rusak, semen rama, dan lain-lain. Awalnya batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
6 asing, maka mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khususnya digunakan di kalangan ningrat keratin. Beberapa literatur, sejarah pembatikan di Indonesia sering dikaitkan dengan kerajaan Majapahit dan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (memerintah 1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung. Oleh sebab itu, kesenian batik diyakini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit secara turuntemurun. 2.2.3 Proses Pembuatan Batik Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Adapun peralatan yang digunakan untuk membatik adalah gawangan, bandul, wajan, kompor, taplak, saringan malam, canting, mori, malam (lilin), dhingkik, dan pewarna alami. Berikut adalah proses pembuatan batik dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut: 1. Ngemplong, merupakan tahap paling awal, yaitu kain mori dipalu
untuk
menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik. 2. Nyorek atau Memola, adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada. 3. Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik ke kain mori. 4. Nembok, adalah proses menutupi bagian- bagian yang tidak boleh terkena warna dasar dengan menggunakan malam. 5. Medel, adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang -ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan. 6. Ngerok dan Mbirah, yaitu malam pada kain dikerok secara hati-hatidengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibolas dengan air bersih. 7. Mbironi, adalah menutupi warna biru dan isen-isenpola yang berupa titik dengan menggunakan malam. 8. Menyoga, adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
7 9. Ngelorod, merupakan tahap akhir dalam proses pembutan batik, yaitu melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. 2.3. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang -orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar, 2009). Bisnis didefinisikan setiap kegiatan atau aktifitas yang menggunakan sumber daya modal baik dengan jumlah modal kecil, sedang, maupun dalam jumlah modal yang sangat besar, dengan maksud untuk menghasilkan dan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, dan dari kegiatan tersebut diharapkan akan diperoleh keuntungan (Sinaga, 2009). Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru (Umar, 2009). 2.3.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Sebelum menjalankan sebuah bisnis perlu untuk melakukan studi kelayakan bisnis terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai definisi studi kelayakan bisnis bahwa suatu bisnis perlu dilihat apakah memiliki potensi dan prospek yang baik bila dijalankan. Tujuan mengapa suatu bisnis dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu: 1. Menghindari resiko kerugian. Masa depan penuh dengan
ketidakpastian. Untuk
menimalisir resiko kerugian dimasa depan perlu dilakukannya studi kelayakan bisnis, baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 2. Memudahkan perencanaan. Jika sudah melakukan peramalan untuk masa depan, maka akan mempermudah dalam melakukan
perencanaan. Perencanaan meliputi
jumlah dana yang diperlukan, lokasi usaha, siapa saja yang melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa keuntungan yang didapat, serta bagaimana mengawasi jika terjadinya penyimpangan.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
8 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya perencanaan yang sudah dibuat akan memudahkan pelaksanaan bisnis. Pelaksana bisnis dalam menjalankan bisnis telah memiliki pedoman yang harus
dilakukan. Kemudian pelaksanaan bisnis
dilakukan secara sistematik sesuai dengan rencana sehingga perencanaan yang telah disusun dijadikan acuan dalam melaksanakan bisnis. 4. Memudahkan pengawasan. Pengawasan dilakukan agar kegiatan pelaksana bisnis tidak melenceng dari rencana bisnis yang telah disusun. 5. Memudahkan pengendalian. Setelah dilakukan pengawasan, apabila penyimpangan akan mudah terdeteksi dan segera
terdapat
dilakukannya pengendalian
terhadap penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke tempat yang sesungguhnya. 2.3.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek -aspek tersebut menjadi terintegrasi. Alur informasi antar aspek adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Contoh alur informasi antar aspek Disesuaikan dengan tahapan studi kelayakan diatas, dijelaskan bahwa pada tahap penelitian ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek finansial dan non-finansial meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial, aspek yudiris, dan aspek lingkungan. 1. Aspek Pasar Pasar, menurut salah satu ahli pemasaran, Stanton dalam Umar (2009), merupakan kumpulan orang -orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
9 membelanjakannya. Tiga faktor yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya. Aspek pasar merupakan aspek yang paling perlu untuk dikaji pertama karena jika aspek pasarnya saja tidak jelas maka prospek bisnis ke depan pun tidak jelas. Sehingga resiko kegagalan bisnis menjadi besar bila aspek pasar tidak jelas. Hal-hal pokok dalam aspek pasar, diantaranya adalah: a. Permintaan. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2009). Secara umum factor -faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus (akses). b. Penawaran. Penawaran adalah jumalah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2009). Faktor -faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input (ongkos produksi), tujuan perusahaan, dan faktor khusus (akses). c. Bentuk pasar. Adapun beberapa bentuk pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual secara individu tidak dapat mempengaruhi harga barang di pasar. Produknya relatif homogen. Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Tidak ada barang substitusi dari barang yang yang dijual oleh penjual tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya penjual dari luar. Hal tersebut dikarenakan penguasaan bahan mentah, penguasaan teknik produksi, tindakan yudiris dalam perolehan hak paten, serta karena luas pasar yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen. Pasar oligopoli meru pakan perluasan dari pasar monopoli, sebuah struktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Hambatan untuk masuk industri sedikit sulit hal ini disebabkan modal yang diperlukan relative besar. Perusahaan dalam pasar ini jarang bersaing mengenai harga, tetapi bersaing pada faktor lain seperti kualitas atau desain.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
10 Pasar persaingan monopolistik adalah bentuk campuran antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk -keluar pasar, selain itu barang yang dijual tidak homogeny. Oleh karena barang 2. Aspek Pemasaran Pemasaran menurut Kotler dalam Kasmir dan Jakfar (2009) merupakan suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Aspek pem asaran merupakan aspek yang diteliti untuk mengetahui posisi produk di pasar, layak atau tidak produk bila diluncurkan ke pasar. Hal -hal pokok dalam aspek pemasaran yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut: a. Segmentasi Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yamg berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula. Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,
misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan
praktek-praktek pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek
utama untuk mensegmentasikan pasar adalah
aspek geografis, aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. b. Targeting Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen, dan sasaran dan sumberdaya. c. Positioning Selanjutnya harus diputuskan adalah posisi produk yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut-atributnya. Untuk menentukan posisi pasar , terdapat tiga langkah, yaitu mengidentifikasi keunggulan kompetitif,
memilih
keunggulan
kompetitif,
dan
mewujudkan
dan
mengkomunikasikan posisi. d. Bauran Pemasaran (4P) Bagi pemasaran bentuk barang, manajemen pemasaran perlu menganalisis bauran pemasaran dari produk yang akan dipasarkan tersebut. Bauran _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
11 e. pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix (4P) yang terdiri dari 4 komponen, yaitu product(produk), price (harga), place (distribusi/lokasi), dan (promosi).
Produk
adalah
promotion
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki dan menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Lokasi dan distribusi serta saran dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa serta memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh konsumennya. Strategi jalur distribusi digunakan untuk menentukan bagaimana mencapai target pasar dan bagaimana untuk menyelenggarakan fungsi -fungsi distribusi yang berbed-beda. Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang penting juga karena bila tidak ada promosi maka konsumen tidak akan mengenal produk yang kita tawarkan. Ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan untuk mempromosikan produknya yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi. 3. Aspek Teknis Aspek teknis dilakuakan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah: a. Penentuan lokasi, pemilihan lokasi perlu dilakukan dengan pertimbangan yang sangat matang. Pemilihan lokasi terdiri dari lokasi kantor, lokasi gudang, dan lokasi pabrik. Dalam menganalisis lokasi harus sangat teliti karena dapat berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nanti. b. Luas produksi, penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan jumlah produksi yang akan dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. c. Tata letak (layout), merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Layout dirancang
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
12 d. berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi operasi. e. Pemilihan teknologi, merupakan seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. 4. Aspek Manajemen dan Hukum Aspek hukum digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha berdasarkan peraturan dan perundang -undangan yang berlaku. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau protes masyarakat (Umar, 2009). Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian pada aspek hukum ini sangat penting dilakukan mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang yang berkaitan dengan izin usaha atau berbagai persyaratan harus terpenuhi terlebih dahulu (Kasmir dan Jakfar, 2003) Tujuan dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implimentasi bisnis yang direncanakan,
dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis karena suatu usaha bila sudah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung oleh manajemen yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Adapun fungsi -fungsi manajemen yang harus dianalisis agar bisnis dapat dijalankan dengan baik. Setiap fungsi dapat berjalan sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Fungsi -fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan, adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatankegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan telah ditetapkan. b. Pengorganisasian, adalah proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya agar tertata dengan jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab. c. Pelaksanaan, adalah proses menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam suatu organisasi para pemimpin/manajer harus dapat menggerakan bawahannya untuk melaksanakan tugas sesuai yang telah ditentukan.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
13 d. Pengawasan, adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan. 5. Aspek Ekonomi dan Sosial Dalam aspek ekonomi dampak yang diberikan lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak yang diperoleh dari adanya bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah dapat memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Jika dilihat dari aspek sosial, dampak bagi masyarakat adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampaknya adalah perubahan demografi, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. 6. Aspek Finansial Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti kesediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah bisnis akan dapat berkembang terus (Umar, 2009). Penentuan layaknya suatu bisnis dijalankan dapat dilihat dari beberapa kriteria. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan
masing-masing bisnis dan metode mana yang akan
digunakan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, sebaiknya menggunakan beberapa metode sekaligus. Adapun kriteria yang biasa digunakan
untuk menentukan
kelayakan suatu bisnis adalah sebagai berikut: a. Payback Period (PBP) Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali
pengeluaran
investasi
(initial
cash
investment)
dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow -nya yang hasilnya merupakan suatuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima (Umar, 2009).
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
14 b. Net Present Value (NPV) Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Umar,2009). c. Internal Rate of Return (IRR) Metode Internal Rate of Return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal (Umar, 2009).
2.4. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas yaitu untuk mengetahui altertnatif kemungkinan hasil studi kelayakan yang diperoleh sehubungan dengan dilakukannya berbagai kemungkinan perubahan atas salah satu atau beberapa komponen yang menyangkut pelaksanaan bisnis (Sinaga, 2009). Analisis sensitivitas ini sangat perlu dilakukan dalam studi kelayakan yang didasarkan pada asumsi dan proyeksi atas komponen-komponen yang berkaitan dengan pelaksanaan bisnis dimasa depan, sedangkan asumsi atau proyeksi tersebut mengandung ketidakpastian. 2.5. Studi Terdahulu Chaerunnisa (2007) meneliti Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Es Krim skala kecil di Kabupaten Kutai kartanegara .
III- METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Kerangka Pemikiran Kalimantan Timur merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Salah satunya dengan mengembangkan batik Khas Kaltim sebagai salah satu kekayaan budaya dan pariwisata. UKM Batiki Etam Kalimantan Timur merupakan usaha yang bergerak di bidang batik khas Kalimantan Timur. Pendiri Batik khas Kaltim
yaitu seorang yang memiliki kecintaan
terhadap seni dan budaya Kalimantan Timur, beliau mulai melirik usaha Batik yang memang belum ada di Kalimantan Timur, saat itu .
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
15 2.2.Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang didapat dari hasil penelitian terdiri dari data kualitatif dan
kuantitatif, yang
selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kualitatif dilakukan pada aspek pasar, pemasaran, teknis, manajemen, serta ekonomi dan sosial. Analisis data kuantitatif dilakukan pada aspek finansial. Kemudian hasil dari pengolahan data ini diinterpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan kelayakan usaha dari bisnis tersebut. Analisis kuantitatif dari aspek finansial dengan menghitung Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability index (PI), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), serta analisis sensitivitas dengan bantuan komputer Microsoft Exel 2007. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan UKM Batik Etam Kaltim memiliki tempat produksi di dua tempat yang berbeda, tempat pertama terletak di Kelurahan Klandasan Ilir, Balikpapan, Kalimantan Timur. . Tempat kedua berada di Kota Samarinda, yang juga digunakan untuk produksi, tempat kedua
juga
digunakan sebagai Gallery untuk menjual produk yang diproduksi. Batik Etam, khas Kalimantan Timur telah didaftarkan sebagai perusahaan yang memiliki nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 10.04.5.17.06359, pada tanggal 15 Januari 2009. Penanggung jawab Batik Tradisiku adalah pendirinya yaitu Bapak Rendy Susiswo Ismaeil, dengan nomor NPWP 59.202.841.9-404.000. Batik Etam Kaltim juga telah mengantongi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 517/32/PK/B/DIPERINDAGKOP dan Tanda Daftar Industri (TDI) dengan nomor 534/03.TDI -Diperindagkop pada tanggal 15 Januari 2009. 4.2. Analisis aspek keuangan diteliti untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan (Umar, 2009). Penentuan layaknya suatu bisnis dapat dilihat dari beberapa kriteria . Pada pengembangan kelayakan usaha Batik Etam Khas Kaltim. dilihat dari aspek finansial terdiri dari rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, biaya operasional, modal dan penerimaan, analisis kriteria investasi, dan analisis sensitivitas. Perhitungan kriteria investasi dilakukan dari awal usaha didirikan yaitu tahun 2008. Tahun persiapan (tahun 0) adalah tahun 2008 dan
tahun pengembangan usaha (tahun 4). Hal
tersebut dilakukan karena pengembangan yang dilakukan UKM Batik Tradisiku Bogor _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
16 berupa peningkatan produksi dengan melihat kapasitas optimum yang dapat dipenuhi dari sumber daya yang ada. Sehingga tidak memerlukan investasi berupa mesin atau peralatan lainnya dalam pengembangan yang dilakukan. 4.3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik khas kaltim merupakan seluruh biaya yang diperlukan dalam pengembangan usaha ini. Rencana anggaran ini merupakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang telah direncanakan. Biayabiaya yang termasuk dalam dalam rencana anggaran biaya adalah biaya bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan baku, lain-lain, serta tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Pada pengembangan usaha ini, rencana anggaran biaya yang diperlukan adalah biaya peralatan dan perlengkapan, biaya bahan baku, biaya lain-lain, serta biaya upah tenaga kerja dan bonus. Ringkasan rencana anggaran biaya pada pengembangan usaha Batik Etam Khas Kaltim dapat dilihat pada Tabel 5 . Rencana Anggaran Biaya
Tabel 5. Rencana Anggaran Biaya Batik Etam Item
Kondisi Normal (Rp)
Biaya Peralatan dan Perlengkapan
Pengembangan (Rp)
5.100.000
15.100.000
Biaya Bahan Baku Produksi
490.461.000
612.890.000
Biaya Lain Lain
155.471.000
196.732.000
Biaya Upah tenaga kerja dan Bonus
302.564.000
318.776.000
Total
953.596.000
1.143.497.000
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian 4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian UKM Batik Etam Kaltim memiliki tempat produksi di dua tempat yang berbeda, tempat pertama terletak di Kelurahan Klandasan Ilir, Balikpapan, Kalimantan Timur. . Tempat kedua berada di Kota Samarinda, yang juga digunakan untuk produksi, tempat kedua
juga
digunakan sebagai Gallery untuk menjual produk yang diproduksi.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
17
Tabel 6 . Biaya Operasional Pada Tahun Pertama Pengembangan Usaha Batik Etam Biaya Operasional
Kondisi Normal (Rp)
Kondisi Pengembangan (Rp)
Biaya Tetap
529.361.000
586.096.000
Biaya variabel
571.956.000
695.122.000
1.101.317.000
1.281.218.000
Total
4.5. Modal dan Penerimaan Modal merupakan keseluruhan modal yang diperlukan untuk membangun dan menjalankan usaha. Modal awal yang digunakan oleh Batik Etam Kaltim murni dari uang pemiliknya. Tetapi pada pertengahan Batik Etam Kaltim meminjam pada Bank BRI. Pada pengembangan usaha Batik Etam Kaltim tidak diperlukan modal awal karena pengembangan pada usaha ini hanya penambahan produksi pada kapasitas optimal dari sumber daya yang sudah dimiliki. Penerimaan merupakan komponen pemasukan dalam usaha. Komponen pemasukan pada pengembangan usaha Batik Etam Kaltim terdiri dari hasil penjualan hasil produksi dan nilai sisa. Nilai sisa merupakan nilai barang yang tidak habis dipakai selama umur bisnis. Total penjualan dari kelima produk yang dipasarkan pada kondisi pengembangan usaha adalah sebesar Rp 1.649.412.000,00 dan pada kondisi normal sebesar Rp 1.232.375.000,00. Jumlah penerimaan pada pengembangan usaha ini relatif sama untuk beberapa tahun kedepan, hanya saja dibedakan dari nilai akhir dari barang-barang.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
18 Tabel 9. Tabel 8. Hasil Rekapitulasi Aspek Finansial pada Kondisi Normal dan Pengembangan Usaha Menggunakan Kriteria Investasi Ringkasan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kondisi Normal (Rp) Kondisi Pengembangan (Rp)
No
Item
1
Biaya Peralatan dan 5.100.000 Perlengkapan Biaya Bahan Baku Produksi 490.461.000 Biaya Lain Lain 155.471.000 Biaya Upah tenaga 302.564.000 kerja dan Bonus Total 953.596.000 Ringkasan Biaya Operasional
2 3 4
612.890.000 196.732.000 318.776.000 1.143.497.000
No
Ringkasan Operasional
1 2
Biaya Tetap Biaya Variabe Total
No
Item
1 No
Hasil Penjualan &nilai sisa 1.232.375.000 1.649.412.000 Ringkasan Analisis Kriteria Investasi Item Kondisi Normal Kondisi Pengembangan
1
Net Present Value(NPV)
Rp 222.947.000
Rp 778.901.000
2
23,9%
41,97%
1,804
3,729
1,057
1,174
5
Internal Rate Return (IRR) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Payback Period (PBP)
4 thn 11bl n 22 hari
3 thn 9bln 0 hari
6
Profitability Index (PI)
2,774
6,341
3 4
Biaya Kondisi Normal (Rp)
15.100.000
529.361.000 571.956.000 1.101.317.000 Ringkasan Penerimaan Kondisi Normal (Rp)
Kondisi Pengembangan (Rp)
586.096.000 695.122.000 1.281.218.000
Kondisi Pengembangan (Rp)
4.6. Implikasi Manajerial Implikasi manajerial merupakan rekomendasi dalam pengambilan langkah strategis atau pengambilan keputusan yang dapat dilakukan manajemen dalam menjalankan dan mengelola _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
19 jalannya usaha. Implikasi manajerial ini dituliskan dalam bentuk fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling). Implikasi manajerial dituangkan dalam beberapa aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta aspek finansial. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari beberapa aspek yang perlu dikaji dalam pengembangan kelayakan usaha Batik Bogor Tradisiku, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Hasil analisis kualitatif, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menunjukkan bahwa pengembangan usaha Batik Etam Kaltim layak untuk dikembangkan. Dilihat dari aspek finansial dengan menggunakan tingkat discount rate sebesar 12 persen dan periode usaha selama enam tahun menunjukkan bahwa pengembangan usaha Batik Etam Kaltim layak untuk dikembangkan kan. 2. Hasil analisis
switching value menunjukkan bahwa tingkat sensitivitas usaha
terhadap kenaikan inflasi berada pada batas 23,29 persen. 3. Perbandingan antara kondisi normal tanpa pengembangan dengan adanya pengembangan usaha diperoleh hasil melalui analisis kriteria investasi adalah akan lebih baik jika Batik Etam Kaltim mengembangkan usahanya karena lebih banyak mendapat keuntungan walau tanpa pengembangan usaha tetap layak dijalankan, hanya saja kurang menguntungkan. Saran Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dari beberapa aspek yang perlu dikaji dalam pengembangan kelayakan usaha Batik Etam Kaltim, saran yang dapat dijadikan masukan bagi usaha Batik Etam Kaltim adalah: 1. Aspek Teknis, tata letak lokasi produksi sebaiknya dilakukan pada satu lokasi saja agar lebih efisien biaya dan waktu. 2. Aspek Manajemen, sebaiknya lakukan pembagian tugas yang lebih jelas agar pelaksanaan fungsi manajerial dapat dijalankan secara optimal. 3. Aspek Keuangan, sebaiknya mencatat pengeluaran dengan lebih detail dan segala kegiatan produksi yang dilakukan. _______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
20 4. Aspek Pemasaran, sebaiknya melakukan inovasi terhadap motif-motif batik khas Kalimantan Timur dan memperluas pasar hingga ke level nasional.
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
MAKALAH
STUDI KELAYAKAN BISNIS BATIK KALTIM
UNTUK MATA KULIAH
K E W I R A U S A H A A N
OLEH
MAYA PUSPA ILMU KOMUNIKASI 140202003
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR ISI Pengantar ……………………………………………………………………….. 1 I. Pendahuluan Latar Belakang ………………………………………………………….. 2 Perumusan Masalah …………………………………………………….. 3 Tujuan penelitian ………………………………………………………... 3 Manfaat ………………………………………………………………….. 3 Ruang Lingkup …………………………………………………………... 4 II. Tinjauan Pustaka Pengertian UKM …………………………………………………………. 4 Kriteria UKM …………………………………………………………….. 4 Pengertian Batik ………………………………………………………….. 5 Sejarah Batik ……………………………………………………………... 5 Proses Pembuatan ………………………………………………………… 6 Studi Kelayakan ………………………………………………………….. 7 Tujuan …………………………………………………………………….. 7 Aspek……………………………………………………………………… 8 Aspek Pasar ………………………………………………………. 8 Aspek Pemasaran………………………………………………….. 10 Aspek Teknis……………………………………………………… 11 Aspek Hukum dan Manajemen…………………………………… 12 Aspek Ekonomi dan Sosial……………………………………….. 13 Aspek Finansial……………………………………………………. 13 III. Metodologi Penelitian ………………………………………………………… 14 Hasil dan Pembahasan …………………………………………………….. 15 Kesimpulan dan Saran …………………………………………………………….. 19
_______________________________________________________ STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL BATIK ETAM KALIMANTAN TIMUR