PENERIMAAN BAHAN MAKANAN No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/ 1 RUMAH SAKIT BINA KASIH Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Suatu proses kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan waktu penerimaan bahan makanan, macam dan jumlah serta spesifikasi bahan makanan menurut pesanan. Diterimanya pesanan bahan makanan dalam macam, jumlah serta spesifikasi yang disepakati, sesuai dengan waktu permintaan pesanan.
KEBIJAKAN
SK Direktur No.
PROSEDUR
1. Memeriksa kualitas bahan sesuai spesifikasi bahan makanan yang disepakati. 2. Mengecek macam, jumlah, dan spesifikasi bahan makanan yang diterima sesuai dengan Daftar Pesanan Bahan Makanan. 3. Jika bahan makanan yang diterima tidak sesuai spesifikasi maka bahan makanan akan ditukar. 4. Bahan makanan selanjutnya disalurkan kepada bagian persiapan bahan makanan kemudian dibagi sesuai keperluan pengolahan untuk makan siang, sore dan pagi hari berikutnya: 5. Penerimaan bahan makanan berdasarkan pada : a. Daftar pesanan bahan makanan b. Spesifikasi bahan makanan c. Macam dan jumlah bahan makanan yang diterima d. Jadwal dan waktu penerimaan 6. Pencatatan dan pelaporan.
UNIT TERKAIT
Instalasi Gizi
tentang Penyelenggaraan Makanan.
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN (BASAH DAN KERING) No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/ 2
RUMAH SAKIT BINA KASIH Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Menyimpan dan menerima barang yang telah dibeli atau dipesan. 1. Mempertahankan kondisi bahan makanan yang disimpan. 2. Mencegahkerusakan/gangguan di lingkungannya. 3. Melayani kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dengan kualitas dan waktu yang sesuai . 4. Persediaan bahan makanan dalam jumlah dan kualitas yang cukup. 1. Keputusan Mentri Kesehatan No.715 Tahun 2003 tentang persyaratan hygine dan sanitasi jasa boga. 2. Peraturan pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan. 3. SK Direktur No. tentang penyelenggaraan makanan. 1. Penyimpanan bahan makanan dipisahkan antara bahan makanan basah dan bahan makanan kering. 2. Bahan makanan basah yang tidak digunakan, langsung disimpan dalam tempat penyimpanan bahan makanan basah : a. Merupakan bahan makanan yang masih segar seperti daging, unggas, sayuran dan buah. b. Untuk sayuran segar berkisar antara 10 – 15°C penyimpanan segar/ fresh cooling. c. Untuk ikan atau unggas disimpan dengan suhu antara ( - 5 ) sampai 0°C, menyimpan ikan atau unggas tidak lebih dari tiga hari. d. Untuk penyimpanan daging disimpan dalam suhu sekitar (-10)°C dan langsung diolah.
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN (BASAH DAN KERING) No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
RUMAH SAKIT BINA KASIH
3. Bahan makanan kering yang tidak digunakan, langsung disimpan dalam tempat penyimpanan bahan makanan kering : a.
Merupakan bahan makanan yang sifatnya kering seperti beras, gula, tepung-tepungan, kacang hijau, minyak, kecap dan lain-lain. b. Bahan makanan yang berbau tajam seperti terasi, harus dipisahkan dan tidak berdekatan dengan bahan makanan yang menyerap bau seperti tepung-tepungan. c. Suhu ruangan penyimpanan cukup suhu kamar disebabkan karena penyimpanan tidak dilakukan untuk jangka panjang.
UNIT TERKAIT
Instalasi Gizi
PERSIAPAN BAHAN MAKANAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/2 RUMAH SAKIT BINA KASIH Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain: membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dan sebagainya. 1. Tersedianya racikan yang tepat dari berbagai macam bahan makanan untuk berbagai hidangan dalam jumlah yang sesuai dengan menu yang berlaku, standarporsi, dan jumlah konsumen. 2. Tersedianya racikan bumbu sesuai dengan standar bumbu atau resep yang berlaku, menu, dan jumlah konsumen. SK Direktur No. tentang Penyelenggaraan Makanan. 1. Persiapan makanan pokok Makanan pokok berupa nasi, nasi tim, bubur nasi dan bubur saring. Persiapannya dilakukan dengan cara mencuci beras dengan air bersih dan air mengalir untuk kemudian diolah. 2. Persiapan lauk - Lauk hewani seperti daging, ikan dan ayam dipotong-potong sesuai dengan standar porsi, pemotongan dilakukan secara manual menggunakan pisau khusus pisau daging. - Untuk pengolahan lauk hewani ayam, dari mulai pemesanan sudah dalam keadaan bentuk potongan sesuai dengan standar porsi. - Untuk telur tergantung dari pengolahannya, direbus, dikocok lepas atau diceplok - Untuk lauk nabati seperti tempe dan tahu dipotong-potong sesuai standar porsi dan standar resep. 3. Persiapan sayur - Sayuran di sortir terlebih dahulu. - Dikupas kemudian kemudian dipotong-potong dengan pisau khusus sayur dan buah sesuai menu yang akan dimasak.
PERSIAPAN BAHAN MAKANAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/2 RUMAH SAKIT BINA KASIH -
Kemudian sayuran dicuci dengan air mengalir.
4. Persiapan buah - Persiapan buah misalnya pepaya dan semangka, buah dikupas, dipotong sesuai standar porsi, lalu dibuang isinya. - Untuk buah pisang dipotong ujung-ujungnya dengan menggunakan pisau khusus potong buah dan sayur. 5. Persiapan bumbu - Bumbu dibuat sesuai standar bumbu yang telah ditetapkan. - Pembuatan bumbu dilakukan dengan cara mengiris-iris bumbu menggunakan pisau atau menggunakan mesin penghalus bumbu. - Pembuatan bumbu dilakukan sebelum pengolahan bahan makanan. Penyimpanan bumbu yang akan digunakan untuk hari berikutnya disimpan dalam wadah tertutup dan kemudian disimpan di lemari es. UNIT TERKAIT
Instalasi Gizi
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/2
RUMAH SAKIT BINA KASIH
Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Kegiatan mengubah atau memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. 1. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan. 2. Meningkatkan nilai cerna. 3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, tekstur, dan penampilan makanan ( kualitasmakanan ). 4. Bebas dari bahan potensial dan zat yang berbahaya bagi tubuh. SK Direktur No tentang penyelenggaraan makanan. 1. Pengolahan makanan pokok: - Pada pengolahan nasi, beras yang sudah dicuci kemudian dimasukkan dalam rice cooker. - Pada pengolahan nasi tim, nasi yang telah matang dimasukkan kedalam wadah kecil yang merupakan mangkuk khusus nasi tim kemudian dimasukkan ke dalam panci kukus. - Pada pengolahan bubur, beras dimasukkan dalam panci besar kemudian dimasak hingga matang - Bubur saring dibuat dari bubur. Proses pengolahan bubur saring yaitu terdiri dari bubur yang diolah hingga halus. 2. Pengolahan lauk hewani - Pengolahan lauk hewani disesuaikan dengan menu pada hari tersebut dan standar resep yang ada. - Pemasakan lauk hewani dipisahkan antara lauk untuk pasien tanpa diet dengan pasien dengan diet khusus seperti RG (Rendah Garam).
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN No. Dokumen RUMAH SAKIT BINA KASIH
No. Revisi
Halaman
2/2
3. Pengolahan lauk nabati - Pengolahan lauk nabati disesuaikan dengan menu pada hari tersebut dan standar resep yang ada. - Pemasakan lauk nabati dipisahkan antara lauk untuk pasien tanpa diet dengan pasien dengan diet khusus seperti RG ( Rendah Garam). 4. Pengolahan sayur - Pengolahan sayuran disesuaikan dengan menu. - Pengolahan sayuran dilakukan dengan cara menumis dengan minyak atau merebus dengan banyak air. UNIT TERKAIT
Instalasi gizi
PENARIKAN ALAT MAKAN PASIEN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/ 1 RUMAH SAKIT BINA KASIH Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Suatu kegiatan pengambilan alat makan pasien oleh tenaga pramusaji setelah 1 jam makanan diberikan kepada pasien. 1. Pasien langsung dapat mengkonsumsi makanan dalam keadaan hangat. 2. Menghindari kehilangan alat makan. SK Direktur No. tentang Penyelenggaraan Makanan. 1. Setelah pramusaji mendistribusikan makanan kepasien, pramusaji menunggu sekitar ½ - 1 jam dari pendistribusian makanan. 2. Pramusaji kembali kekamar pasien sambil melihat apakah makanan yang diberikan telah dikonsumsi atau belum. 3. Apabila makanan telah habis dikonsumsi, alat makan pasien di ambil dan di bawa ke dapur. 4. Apabila makanan pasien belum habis, pramusaji meminta ijin kepada pasien untuk memindahkan sisa makanan yang masih ingin dikonsumsi ke wadah makan yang lain. Instalasi Gizi
PENANGANAN PERALATAN MAKAN PASIEN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/ 1 RUMAH SAKIT BINA KASIH Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Kegiatan membersihkan atau mencuci alat makan pasien dari sisa makan pasien. Alat makan yang digunakan pasien bersih dari sisa makanan dan terbebas dari penyakit infeksi. 1. SK Direktur No. Makanan. 1. 2.
PROSEDUR
3. 4. 5.
UNIT TERKAIT
Ditetapkan Direktur
tentang Penyelenggaraan
Peralatan makan pasien dipisahkan dari sisa makanan Pencucian alat dilakukan 3 tahap mulai dari bak I, bak II, dan bak II Peralatan makan pasien dicuci dengan menggunakan sabun cuci piring. Peralatan makan pasien dibilas dengan air bersih dan mengalir. Peralatan makan pasien yang sudah dibilas disusun dirak piring untuk dikeringkan dulu.
Instalasi Gizi
PENYIMPANAN MAKANAN UNTUK TEST BILA TERJADI OUT BREAK No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/ 1
RUMAH SAKIT BINA KASIH
Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN TUJUAN
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi,M.Kes Suatu kegiatan untuk menyimpan makanan satu atau dua macam dalam wadah tertutup dalam waktu maksimal 2 jam. Jika terjadi out break yang diakibatkan oleh makanan dari rumah sakit dapat diperiksa lebih lanjut.
KEBIJAKAN
SK Direktur No.
PROSEDUR
Sampel makanan dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan dikirim ke laboratorium analisis makanan.
UNIT TERKAIT
Instalasi Gizi
tentang penyelenggaraan makanan.
PENDISTRIBUSIAN MAKANAN PASIEN No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
RUMAH SAKIT BINA KASIH
1/ 1
Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN TUJUAN
Ditetapkan Direktur
dr. H. Noorchalis Asnawi, M.Kes Rangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa atau makanan khusus). Agar pasien mendapat makanan sesuai dengan kebutuhan gizi.
KEBIJAKAN
SK Direktur No. Makanan.
PROSEDUR
1. Distribusi makanan pasien a. Makanan yang telah diolah oleh juru masak kemudian diporsikan sesuai dengan jenis diet dan kelas perawatan. b. Pelabelan dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pemberian jenis diet dan kegiatan distribusi kepada pasien dengan melihat buku diit pasien. c. Pengecekan kembali oleh Ahli Gizi agar tidak terjadi kesalahan pemberian makan. d. Pendistribusian makanan menggunakan plastic Wrap. e. Waktu distribusi makanan : - Makan pagi : 07.00 - Makan siang : 12.00 - Makan sore : 17.00 2. Snack karyawan dinas malam didistribusikan setiap jam 8 malam di bagian Admisison untuk ruangan Ranip, Security, UGD, Apotek, Labor, ICU.
UNIT TERKAIT
Instalasi Gizi
tentang Penyelenggaraan