Spm Makalah.docx

  • Uploaded by: fadel
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spm Makalah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,636
  • Pages: 25
MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Ujian Tengah Semester PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN ASSETS Pada Perusahaan Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta

Mahasiswa NAMA : FADEL MUHAMMAD REINALDY NIM : 1610313210015 Dosen Pengampu Nama : Enny Hardi, SE, M.Si, Ak, CA NIP : 19830403 201012 001

Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang di ridhoi Allah SWT. Maksud saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliahr sistem pengendalian manajemen yang diamanatkan oleh dosen kami. kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola.

Banjarmasin, 18 Maret 2019

Penyusun,

BAB 1 PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Di beberapa unit usaha, fokus adalah laba yang diukur dari selisih antara pendapatan dan beban. Di unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas masalah-masalah yang terjadi dalam pusat tanggungjawab, ada banyak permasalahan yang terlibat dalam mengukur aktiva yang digunakan oleh suatu pusat laba. Makalah ini akan membahas mengenai masing-masing jenis aktiva yang digunakan oleh suatu pusat Investasi. Kemudian akan dibahas dua metode yang menghubungkan laba dengan dasar investasi : (1) Persentase tingkat pengembalian atas investasi ( return on investment – ROI), dan (2) nilai tambah ekonomi (economic value added – EVA ). Akan dijelaskan keuntungan dan persyaratan-persyaratan dari penggunaan dari masing-masing metode untuk mengukur kinerja. Yang terakhir akan dibahas masalah perbedaan dalam mengukur nilai ekonomi dari suatu pusat investasi, sebagaimana dibandingkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas suatu pusat investasi. Sampai akhir-akhir ini, penulis menggunakan istilah laba residual (residual in come) dan bukannya EVA. Kedua konsep tersebut secara efektif adalah sama. EVA sebenarnya merupakan merek dagang dari Stern Stewart & Co.

BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur Analisis Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu : 1.Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang baik mengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan. 2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi. Tingkat pemgembalian atas investasi ( ROI ) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah Laba yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator) adalah Aktiva yang digunakan. B. Mengukur Aktiva yang Digunakan Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan 2 hal : (1) Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan cara ini. Manajemen senior ingin agar tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Yang ke (2) Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi? Kas Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara kas masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan “selisih” antara penerimaan dan pengeluaran harian . Satu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dari unit internal akan terlihat sangat tinggi dan dapat menyesatkan manajemen senior. Beberapa perusahaan mengabaikan unsure kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bawa karena jumlah kas untuk mendekati kewajiban lancar ( current liabilities). Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja ( working capital). Piutang Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan dan secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang jatuh tempo. Demi kemudahan, unsure piutang sering dimasukkan pada saldo actual di akhir periode, meskipun rata-rata antarpriode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitan dengan laba.

Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdepatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Di lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat diinvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dank arena itu, piutang harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adlah mengambil alternative yang lebih sederhana- yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih. Jika unit tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung berdasarkan suatu rumus. Rumus ini harus konsisten dengan periode pembayaran normal-misalnya, penjualan 30 hari dimana Pembayaran biasanya dilakukan 30 hari setelah barang dikirim. Persediaan Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang- yaitu dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep.Metode yang dapat digunakan adalah FIFO, Average, atau LIFO costing. Contoh: dengan waktu peroduksi setahun atau lebih, boeing menerima pembayaran cicilan untuk pesawat-pesawat yang diproduksi dan mencatatnya sebagai kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persedian oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang, jika unit usaha tersebut dapat mempengaruhi periode oembayaran yang diperbolehkan oleh pemasok, maka memasukkan unsure utang dalam perhitungan itu mendorong manajer untuk mencari persyaratan pembayaran yang terbaik. Pada saat suku bunga tinggi atau kredit yang diperketat, para manajer mungkin terdorong untuk mempertimbangkan guna mengorbankan diskon tunai yang ditawarkan, supaya tambah pendanaan di sediakan oleh pemasok, dilain pihak, menunda pembayaran akan mengurangi aktiva lancar bersih( net current asset) yang mungkin bukan merupakan kepentingan perusahaan, karena hal tersbeut akan membahayakan peringkat kredit( credit rating) Modal kerja secara umum Perlakuan modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi atau overstate jumlah modal corporate yang di perlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, sering kali dengan biaya bunga sama dengan nol. Properti, Pabrik, dan Peralatan / Aktiva Tetap Dalam akuntasi keuangan aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem

tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalah tersebut akan dianalisis pada bagianbagian berikut : Akuisisi Peralatan Baru Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada niali buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih dan para manjer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat. Contoh: Quaker Qats mengetahui bahwa dirinya melakukan investasi terlalu rendah karena nilai buku yang rendah atas pabriknya yang berusia 100 tahun. Seperti yang dinyatakan oleh salah seorang eksekutifnya. “kami terjun dalam bidang ini selama lebih dari 100 tahun. Sebagian hasilnya, kami memiliki banyak pabrik dan peralatan yang nilai bukunya kecil, relative dibandingkan dengan baru. Dan hanya karena kami cukup beruntung untuk mewarisi usaha berusia 100 tahun, tidak berarti bahwa kami bebas dari kewajiban untuk meningkatkan laba yang dapat dikendalikan dari bisnis tersebut dari tahun ke tahun.” Nilai Buku Kotor ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya. Disposisi Aktiva Jika aktiva dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aktiva tersebut meskipun aktiva itu memiliki suatu kegunaan karena dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut. Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian( kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. Penyusutan Anuitas Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dam ROI yang tepat, hal ini disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian invetsasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat dimana jumlah penyusutan tahunan adalaha rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkatkan setiap tahunnya seiring dengan menurunkan nilai investasi , tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan. Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam ekonomis. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang dipercepat, merupakan metode yang paling menggambarkan kondisi dilapangan. Akibatnya, sangat sulit

untuk meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk mengukur laba unit usaha. Metode Penilaian yang Lain Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yamg tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva – aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaanperusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil alih), dengan menyesuikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi. Permasalahan utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut cenderung subjektif,dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi,yang tampak lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalan system internal adalah bahwa profitablitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profibilitas perusahaan yang akan dilaporkan kepada para pemegang saham. Meskiputn system pengendalian manajemen tidak harus dikonsisten denga pelaporan keuangan eksternal, namun sebenarnya beberapa manajer memandang bersih (net income) dalam laporan keuangan sebagai “nama dari permainan”. Akibatnya, mereka tidak menyukai system internal yang menggunakan metode berbeda untuk menghitungkan nilai tanpa mempedulikan manfaat teoretisnya. Persolan lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang (current market value) adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis. Aset-aset yang Disewagunausahakan Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan usaha perjanjian pendanaan yaitu, perjanjian tersebut memberikan cara alternative untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna financial ( yaitu sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang yang dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasanya di berlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva. Aktiva yang menganggur Jika suatu unit memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit etrsebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya. Aktiva Tidak Berwujud Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang intensif ( misalnya,perusahaan farmasi seperti Novartis menghabiskan dana yang besar untuk mengembangkan produk baru);sedang lainnya cenderung fokus pada pemasaran (

misalnya,perusahaan barang konsumen seperti unilever yang menghabiskan banyak dana untuk iklannya). Kewajiban Tidak Lancar Kadang-kadang suatu unit usaha menerima modal permaneneya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tesebut dari pemberian pinjaman, investor modal,dan laba ditahan. Bagi unit usaha jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Beban Modal Kantor posat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol. Survei-survei Praktik Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keruangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keruangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut. Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA Return on Investment Apabila ROI digunakan dalam mengukur kinerja pusat investasi, maka Laba pusat investasi dibagi dengan Investasi akan mendapatkan tingkat pengembalian investasi. C. EVA vs. ROI Hampir semua perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluiasi unit-unit usahanya berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan dari ROI: 1. ROI merupakan pengukuran yang kompherensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini. 2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami,dan sangat berarti dalam pengertian absolute. 3. ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya/ EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekataan EVA juga memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI: o o o

Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula.

o

EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi perusahaan: 

Mengurangi resiko pengambilalihan (takeover)  Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akusisi  Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan masa depan. Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA. EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut: EVA = Laba operasional – Beban modal Dengan: Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1) Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah : EVA = Modal yang digunakan X (ROI- biaya modal) (2) Tindakan-tindakan berikut akan meningkatkan EVA sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan (2): (i) peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa menaikkan dasar investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan atau bisnis yang ROInya kurang dari biaya modal; (iii) investasi agresif yang baru dalam aktiva,produk, dan atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal dan (iv) peningkatan penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap modal yang digunakan), atau penurunan persentase biaya modal tanpa mempengaruhi variable lain dalam persamaan (2). Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit juga perhitungan EVA-nya.

D. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Diketahui dalam pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi. E. Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strtegi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan Dan jika

tidak, keputusan apa yang haruds diambil untuk unit usaha tersebut memperbesarnya, memperkecil, mengubah arah, atau menjualnya. Laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usah dijual. Breakup value berguna bagi organisasi luar yang sedang akan membuat penawaran pengambilalihan perusahaan, dan tentu saja, laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai suatu tawaran. Perbedaan yang paling nyata antara ke dua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih berfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu. Nilai buku dari aktiva dan penyusutan berdasarkan biaya historis dari aktiva tersebut digunakan dalam laporan yang memperkirakan masa depan dalam laporsn tersebut, penekanannya adalah pada biaya penggatian (replacement cost). Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk 5, atau mungkin 10 tahun yang akan datang. Aktiva yang ada ditangan pada akhir periode diasumsikan memiliki nilai tertentu disebut nilai akhir (terminal value) yang didiskontokan dan ditambahkan ke nilai arus kas tahunan. Secara konsep nilai suatu usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimsi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima,atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang. .

BAB III PENUTUP kesimpulan Pusat investasi memiliki semua masalah pengukuran yang terlibat dalam mentukan beban dan pendapatan . pusat investai menimbulkan permasalahan baru mengenai bagaimana cara mengukur aktiva yang digunakan, khususnya aktiva mana yang akan dimasukkan, bagaimana menilai aktiva tetap dan aktiva lancar, metode penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva tetap, aktiva perusahaan mana yang harus dialokasikan dan kewajiban mana yang harus dikurangi. Suatu tujuan penting dari suatu organisasi bisni adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham ( yaitu, nilai sekarang bersih dari arus kas di masa depan) sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacam ini guna mengevaluasi kinerja para manajer unit usaha perbulanan atau kuartal. Menghitung tingkat pengembalian adalah pengukuran yang paling baik atas kinerja para manajer unit usaha. Nilai tambah ekonomis( economic value added –EVA) secara konsep lebih unggul daripada tingkat pengembalian investasi ( return on investment- ROI) dalam mengevaluasi kinerja dari para manajer unit usaha. Selain pos-pos laporan laba rugi, ketika menentukan tujuan laba tahunan, harus ada tariff bunga yang eksplisit terhadap saldo yang diproyeksikan atas pos modal kerja yang dapat dikendalikan, khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatan yang cukup alot mengenai pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengendalikan aktiva tetap. Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melaporkan kinerja manajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.

Daftar pustaka Anthony . Robert N dan Vijay govindarajan . 2005 . Management Control System. Jakarta : Salemba Empat Anthony . Robert N dan Vijay govindarajan . 2012 . Management Control System. Jakarta : Salemba Empat

KASUS ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS ( Studi Kasus di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta ) A. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Sistem Penerimaan Kas Menurut Romney (2015: 440), oleh karena kas dapat dicuri dengan mudah, maka penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko pencurian. Adapun ancaman yang mungkin muncul dan cara pengendaliannya dalam penerimaan kas:

Tabel 2.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Penerimaan Kas ANCAMAN Pencurian kas

PENGENDALIAN Pemisahaan tugas – orang yang menangani (setoran) pembayaran dari para pelanggan seharusnya tidak: a. Mem-posting pengiriman uang ke rekening pelanggan b. Membuat atau mengotorisasi memo kredit c. Merekonsiliasi rekening bank Penggunaan Electronic Funds Transfer (EFT), Financial Electronic Data Interchange (FEDI), dan peti uang (lockbox) untuk meminimalkan penanganan pembayaran pelanggan oleh pegawai. Mendapatkan dan menggunakan sebuah Universal Payment Identification Code (UPIC) untuk menerima pembayaran EFT dan FEDI dari pelanggan Segera setelah membuka surat, membuat daftar seluruh pembayaran pelanggan yang diterima Memiliki dua orang yang membuka seluruh surat yang mungkin berisi pembayaran pelanggan Penggunaan mesin kasir

Masalah arus kas

Pengaturan peti uang, Electronic Funds Transfer (EFT), atau kartu kredit Diskon atas pembayaran segera dari pelanggan Anggaran arus kas

Sumber: Romney (2015: 419)

2. Sistem Pengeluaran Kas Tentang ancaman yang mungkin muncul dan cara pengendaliannya dalam pengeluaran kas, Romney (2015: 470) menyatakan sebagai berikut: ANCAMAN Pembayaran duplikat

PENGENDALIAN Mensyaratkan sebuah paket voucher yang lengkap untuk semua pembayaran Kebijakan untuk membayar hanya dari salinan asli slip uang masuk (SUM) Membatalkan seluruh pembayaran dibuat

Pencurian kas

Keamanan fisik atas penandatanganan cek

dokumen cek

pendukung

kosong

dan

ketika mesin

Akuntansi periodik atas seluruh cek yang dinomori secara urut oleh kasir Pengendalian akses terhadap terminal Electronic Funds Transfer (EFT) Pemisahan fungsi penulisan cek dari utang Mensyaratkan tanda tangan rangkap pada cek yang lebih besar dari jumlah tertentu Rekonsiliasi rutin pada rekening bank dengan jumlah yang dicatat oleh seseorang yang independen atas prosedur pengeluaran kas Menjalankan kas kecil sebagai dana imprest Audit kejutan atas dana kas kecil Mengecek perubahan Masalah kas

Mesin perlindungan cek Penggunaan tinta dan kertas khusus arus

Anggaran arus kas

Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Lingkungan Pengendalian Elemen Komponen Lingkungan Pengendalian Struktrur Organisasi

Teori

Penjelasan

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini harus disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis agar jelas siapa bertanggung jawab atas apa. Komitmen terhadap Manajemen harus menciptakan budaya organisasi yang menekankan integritas dan nilai- pada integritas dan nilai-nilai etika. Perilaku etis dan tidak etis ini akan nilai etika menciptakan suasana yang dapat mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan.

Credit Union mempunyai struktur organisasi yang jelas

Komitmen terhadap Perusahaan harus merekruit karyawan yang yang kompeten dan dapat kompetensi dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi kondisi yang dinamis. Oleh karena itu, penting bagi bagian personalia untuk mengisi lowongan kerja dengan personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan. Peraturan dan kode Manajemen harus mempunyai peraturan dan kode etik secara tertulis etik karyawan agar karyawan mengetahui aktivitas yang boleh dan aktivitas tidak boleh dilakukan.

Credit Union merekrut karyawan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan

Karyawan dituntut untuk memberitahu bila ada pelanggaran Adanya bimbingan moral kepada karyawan (misalnya retret atau misa bersama)

Credit Union mempunyai peraturan dan kode etik secara tertulis untuk karyawan

Tabel 3.1

Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Lingkungan Pengendalian (lanjutan)

Elemen Komponen Teori Lingkungan Pengendalian Metode penetapan Otoritas adalah hak yang dimiliki karena posisi formal tanggung jawab dan seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. wewenang Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta pertanggungjawabannya atas hasil yang dicapai. Penetapan otoritas dan tanggung jawab ini nampak dalam deskripsi pekerjaan (jobdesk). Oleh karena itu, penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas. Kebijakan dan Kegiatan sumber daya manusia meliputi: praktik untuk 1. pelatihan karyawan mengelola sumber 2. evaluasi karyawan daya manusia 3. kompensasi karyawan 4. konseling karyawan 5. memberikan hukuman bagi karyawan yang melakukan kecurangan. Kebijakan sumber daya manusia yang baik akan membantu perusahaan untuk mencapai operasi yang efisien dan memelihara integritas data.

(Sumber: COSO Framework, 2013 dan James Hall, 2007)

Penjelasan

Credit Union mempunyai deskripsi pekerjaan atau jobdesk yang jelas

1. Credit Union melaksanakan pelatihan bagi karyawan 2. Credit Union melaksanakan evaluasi bagi karyawan 3. Credit Union memberikan kompensasi bagi karyawan dengan sesuai 4. Credit Union memberikan layanan konseling bagi karyawan yang menemui kesulitan 5. Adanya hukuman atau punishment untuk karyawan yang melakukan fraud

Tabel 3.2

Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Penilaian Risiko

Elemen Komponen Penilaian Risiko Personel baru

Teori

Penjelasan

Personel baru yang memiliki pemahaman berbeda atau tidak Credit Union melaksanakan memadahi atas pengendalian internal pelatihan dan orientasi bagi karyawan baru

Sistem Informasi (SI) dan teknologi Sistem Informasi (SI) dan teknologi yang baru atau yang Credit Union melaksanakan baru diperbarui mempengaruhi pemrosesan transaksi pelatihan kepada karyawan jika ada SI dan teknologi yang baru Produk dan aktivitas baru Produk dan aktivitas baru yang tidak dimengerti oleh Credit Union melakukan karyawan akan menimbulkan risiko terganggunya proses sosialisasi kepada karyawan bisnis perusahaan. jika ada produk atau aktivitas baru Bencana alam atau kerusuhan politik

Bencana alam atau kerusuhan politik, seperti kebakaran, Credit Union rutin membuat banjir, gempa bumi, tsunami, angin ribut, perang, atau back-up data kerusuhan masa. (Sumber: COSO Framework, 2013 dan Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011)

Tabel 3.3

Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Aktivitas Pengendalian

Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak

Pemisahan tugas

Teori

Penjelasan

Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan mengisi. Dokumen juga harus memuat tempat untuk tanda tangan bagi mereka yang berwenang untuk mengotorisasi transaksi. Jika dokumen digunakan sebagai bukti peralihan harta, maka perlu ada kolom untuk tanda tangan dan nama terang penerima. Dokumen perlu bernomor urut tercetak sebagai wujud pertanggungjawaban penggunakan dokumen.

Dokumen Slip Uang Masuk (SUM), Slip Uang Keluar (SUK), dan Slip Memo sederhana dan mudah digunakan

Terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan agar karyawan tidak memiliki peluang untuk mencuri harta perusahaan dan memalsukan catatan akuntansi. Ketiga pekerjaan tersebut adalah fungsi penyimpan harta, fungsi pencatat, dan fungsi otorisasi.

Adanya pemisahan tugas antara pemegang kas dengan bagian pencatatan

Dokumen Slip Uang Masuk (SUM), Slip Uang Keluar (SUK), dan Slip Memo menyediakan tempat untuk tanda tangan Dokumen Slip Uang Masuk (SUM), Slip Uang Keluar (SUK), dan Slip Memo bernomor urut tercetak

Adanya pemisahan tugas antara pemegang kas dan bagian otorisasi transaksi Adanya pemisahan tugas antara pencatatan dengan bagian otorisasi

bagian

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Aktivitas Pengendalian (lanjutan) Elemen Teori Komponen Aktivitas Pengendalian Mengamankan Ketika orang berpikir tentang aset, mereka sering kali berpikir tentang kas dan aset harta dan catatan fisik seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi di masa sekarang ini, perusahaan informasi atau catatan perusahaan juga merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan. Yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengamankan harta dan informasi tersebut, antara lain meliputi: 1. Membatasi akses fisik terhadap harta (seperti penggunaan register kas, kotak brangkas, dan lain sebagainya) 2. Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen dalam lemari yang terkunci, serta dengan membuat back-up yang memadai. 3. Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan

Penjelasan

Hanya pihak tertentu saja yang bisa mengakses kas Adanya kotak brangkas yang terkunci untuk menyimpan kas kecil Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpannya dalam lemari yang terkunci Catatan perusahaan disimpan di Deposit Box Adanya pembatasan akses terhadap komputer dan file Credit Union Adanya firewall di setiap komputer di Credit Union

40

Tabel 3.3

Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Aktivitas Pengendalian (lanjutan)

Elemen Teori Penjelasan Komponen Aktivitas Pengendalian Menciptakan Beragam aktivitas untuk pengecekan independen antara lain meliputi: 1. Credit Union melakukan adanya 1. Membandingkan catatan dengan aktual fisik. Misalnya, perusahaan dapat rekap dan membandingkan pengecekan membandingkan antara catatan persediaan dengan saldo persediaan yang antara kas dalam catatan dan independen atas benar-benar ada. kas yang sebenarnya pekerjaan 2. Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama dimiliki karyawan lain dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan. 2. Credit Union menggunakan 3. Menciptakan adanya review atau pengecekan independen. Contohnya prinsip double entry adalah laporan keuangan perusahaan diaudit oleh auditor independen. bookkeeping 3. Laporan Credit diaudit oleh independen

Union auditor

Otorisasi yang Otorisasi adalah pemberian wewenang dari manajer kepada bawahannya untuk Adanya tanda tangan pihak memadai atas melakukan aktivitas atau untuk mengambil keputusan tertentu. Otorisasi ini yang berwenang di Dokumen transaksi bisnis diwujudkan dalam bentuk tanda tangan atau paraf dalam dokumen transaksi. Slip Uang Masuk (SUM), Slip Uang Keluar (SUK), dan Slip Memo (Sumber: COSO Famework, 2013 dan Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011

Tabel 3.4

Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Informasi dan Komunikasi

Elemen Komponen Teori Informasi dan Komunikasi Mengidentifikasi dan Perusahaan harus mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi mencatat semua transaksi yang valid. Misalnya yang valid perusahaan harus mencatat semua pengeluaran dan penerimaan kas dalam suatu periode. Jika ada pengeluaran dan penerimaan kas yang tidak tercatat akan mengakibatkan ketidaksesuaian antara kas dalam catatan perusahaan dengan kas yang sebenarnya dimiliki perusahaan. Mengklasifikasi transaksi Perusahaan harus mengklasifikasi transaksi sebagaimana seharusnya sebagaimana seharusnya agar pencatatan transaksi menjadi tepat. Misalnya apabila pengeluaran kas diklasifikasikan secara tidak tepat sebagai aset, maka aset dan pemasukan bersih dinyatakan terlalu berlebih Mencatat transaksi pada Perusahaan harus mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat periode akuntansi yang tepat agar keterangan tanggal di catatan tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan Menyajikan transaksi dan Perusahaan harus menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam pengungkapan terkait dalam laporan keuangan laporan keuangan secara tepat secara tepat agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diandalkan. (Sumber: COSO Framework, 2013

Penjelasan Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat pada dokumen-dokumen yang mendukung, misalnya Slip Uang Masuk (SUM), Slip Uang Keluar (SUK), Daftar Uang Masuk (DUM), Daftar Uang Keluar (DUK), Ringkasan Daftar Uang Masuk (RDUM), Ringkasan Daftar Uang Keluar (RDUK), Buku Harian Kas (BHK) Buku Jurnal Kas (BJK) Penerimaan kas akan diklasifikasikan sebagai aktiva Pengeluaran kas akan diklasifikasikan sebagai pengurang aktiva

Keterangan tanggal transaksi di dokumen SUM, SUK, DUM, DUK, RDUM, RDUK, BHK, dan BJK dicatat hanya sesuai dengan waktu transaksi. Semua penerimaan kas dikurangi pengeluaran kas disajikan dalam akun kas dalam laporan keuangan Credit Union dan

James

Hall,

20

Tabel 3.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Pemantauan Elemen Komponen Pemantauan Supervisi yang efektif

Teori

Supervisi yang efektif meliputi monitor kinerja karyawan serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadahi. Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi: 1. Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku. 2. Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen (Sumber: COSO Framework, 2013 dan James Hall,2007)

Penjelasan Adanya pengawasan kinerja karyawan dan mengkoreksi jika ada kesalahan Mengawasi karyawan yang mempunyai akses terhadap kas Credit Union

Secara periodik dilakukan evaluasi kinerja bagian penerimaan, pengeluaran dan pengelolaan kas. Secara periodik Credit Union melakukan evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen

ANALISIS KASUS Berdasarkan data diatas dengan subjek perushaan Credit Union Sandya Swadaya yang dikaitan dengan teori dalam mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Bab pembahasan Pengukuran dan Pengendalian Assets maka dapat kita analysis beberapa hal tersebut bahwa ; 1) Dalam struktur orgnaisasi , Perushaan telah melaksanakan birokrasi struktural dengan semestinya, dimana perusahaan membagi ranah-ranah pekerjaan sesuai dengan struktur yang jelas . 2) Komitmen terhadap integritas, kompetensi dan nilai- nilai etika , Dalam hal ini perusahaan telah melalukan budaya pertanggungajwaban terhadap kesahalan sesuai dengan jobdesc yang diberikan dan perusahaan juga telah melakukan bimbingan moral kepada karyawanya agar dapat menjunjung nilai etika dalam pekerjaan sesuai dengan kode etik dan peraturan yang di buat . selain itu dalam menjaga kompetensi karyawan , perusahaan sangat selektif dalam perekrutan karyawan , tujuanya agar SDM yang ada sesuai dengan standar dan sesuai dengan yang dibutuhkan . 3) Kebijakan dan praktik untuk mengelola sumber daya manusia Dalam pengelolaan SDM perusahaan telah meakukan berbagai kebijakan seperti pelatihan , evaluasi, kompensasi dan bimbingan konseling untuk meningkatkan kinerja karyawan , serta memberikan punishment atau sanksi kepada mereka yang melakukan fraud untuk memberikan efek jera . 4) Pengarsipan Dokumen dan Bakc up data Perusahaan telah melakukan banyak hal dalam melakukan pengamanan data , mulai dari dessain dokumen yang baik hingga no urut bercetak , hal ini di lakukan untuk memastikan data yang di arsip dapat tersimpan dengan baik . 5) Pemisahan Tugas Dalam Pengelolaan dan pengendalian kas perushaan telah membagi fungsi-fungsi tugas , hal ini bertujuan untuk membandingkan catatan kas dengan bukti kas secara fisik . selain itu dapat meminimalisirkan terjadinya tindakan kecurangan atau fraud 6) Mengamankan harta dan catatan perusahaan Dalam pengamanan harta dan catatan perusahaan , Credit Union telah melakukan beberapa hal; a) Hanya pihak tertentu saja yang bisa mengakses kas b) Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpannya dalam lemari yang terkunci c) Adanya firewall di setiap komputer di Credit Union d) Adanya kotak brangkas yang terkunci untuk menyimpan kas kecil 7) Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan karyawan lain Dalam hal ini karyawan harus melakukan compare hasil pekerjaan atau hasil catatan dengan bukti

fisik , agar dapat mengetahui kesesuaian catatan dengan fisik. Untuk menujang pencatatan yang sesuai standar , maka perusahaan disini menggunakan metode double entry bookkeeping Dan untuk memastikan keselarasan perusahaan juga memakai audiotr yang independen . 8) Pencatatan Transaksi Perusaahaan telah melakukan pencatatan sesuai dengan kaidah akuntansi dan Menerapkan sistem Informasi Akuntansi dlam pengendalian Kas mereka 9) Supervisi yang efektif Adanya pengawasan kinerja karyawan dan mengkoreksi jika ada kesalahan, serta Mengawasi karyawan yang mempunyai akses terhadap kas Credit Union 10) Pengauditan internal Secara periodik dilakukan evaluasi kinerja bagian penerimaan, pengeluaran dan pengelolaan kas , serta secara periodik Credit Union melakukan evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen Dapat di lihat bahwa perusahaan Credit Union Sandya Swadya Yogyakarta telah melakukan atau mengimplementasikan teori-teori Sistem Pengendalian Manajemen dalam pratik di lapangannya . karena dara itu menurut saya Pengukuran dan Pengendalian assets khususnya kas pada Perusahaan ini sudah sangat baik .

Related Documents

Spm
August 2019 40
Spm
April 2020 31
Spm Makalah.docx
May 2020 17
Spm Ukm.docx
April 2020 19
Pelancongan Spm
May 2020 24
Spm Fix.docx
June 2020 24

More Documents from "septi"

F.docx
June 2020 17
Pajak.docx
May 2020 9
Spm Makalah.docx
May 2020 17
4454-11819-1-pb.docx
June 2020 10