Spiii Yg Sudah Di Edit.doc

  • Uploaded by: Ilyamaisarah72
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spiii Yg Sudah Di Edit.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,547
  • Pages: 14
A.PENDAHULUAN 1.Latar belakang Sejarah pendidikan Islam, pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah Islam. Oleh karena itu periodesasi sejarah peradaban Islam bisa dikatakan berada dalam periode-periode sejarah Islam. Yaitu masa dimana dalam proses pembudayaannya berlangsung. Masa itu berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasul. Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad berfungsi untuk meluruskan perkembangan budaya ummat manusia. Jadi,dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam dapat diketahui kemajuan dan kemunduran Islam baik dari cara didiknya maupun ajarannya. Dan dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Sistem Pelaksaan Pendidikan Islam Periode Makkah dan Madinah”. 2.Rumusan Masalah a) Bagaimana sistem pelaksanan pendidikan periode Makkah ? b) Bagaimana sistem pelaksanaan pendidikan periode Madinah ? 3.Tujuan Penulisan Agar mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan pada masa nabi muhammad SAW

B.PEMBAHASAN 1.Sistem Pendidikan Periode Makkah Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta peran serta dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan

1

2

budayanya. Dengan potensi fitrahnya yang luar biasa, ia mampu mengadakan penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya yang telah menyimpang dari ajaran-ajaran sebenarnya. Menjelang usia ke-40 Allah memberikan kepercayaan kepada Muhammad sebagai rasul/utusan untuk menjadi pendidik bagi umatnya. Untuk meluruskan kembali warisan nabi Ibrahim, serta memperbaiki keadaan dan situasi budaya masyarakatnya. a.Tahapan Pendidikan Islam pada Fase Makkah Pola pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah sejalan dengan tahapantahapan dakwah yang disampaikannya kepada kaum Quraisy. Diantaranya adalah: 1.Tahap Pendidikan Islam Secara Rahasia dan Perorangan Pada awal turunnya wahyu pertama Al Qur’an surat al-Alaq ayat 5: ‫لعلللم المنلساَلن لماَ للمم يلمعللمم‬ “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq: 05) pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial politik yang belum stabil. Pada tanggal 17 Ramadhan turunlah wahyu Alloh yang pertama, surat Al-alaq ayat 1-5: ‫( لعللككلم‬4) ‫( اللككذذيِ لعللككلم بذككاَملقلللذم‬3) ‫ك امللمكككلرمم‬ ‫( امقلرمأ لولربَبكك ل‬2) ‫ق‬ ‫( لخلل ل‬1) ‫ق‬ ‫ك اللذذيِ لخلل ل‬ ‫امقلرمأ ذباَمسذم لربب ل‬ ‫ق ا م ذلمنلساَلن ذممن لعلل ق‬ ‫ا م ذلمنلساَلن لماَ للمم يلمعللمم‬ (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. sebagai fase Pendidikan Islam Makkah. Setelah wahyu pertama datang, kemudian selang beberapa lama, wahyu yang kedua datang yaitu surat al-mudatsir 1-7:

3

(4) ‫ك فلطلهبمر‬ ‫( لوذثيِاَبل ل‬3) ‫ك فللكببمر‬ ‫( لولربل ل‬2) ‫( قممم فلأ لمنذذمر‬1) ‫ياَ ألبَيلهاَ املمملدثبمر‬ ‫ك لفاَ م‬ (7) ‫صبذمر‬ ‫( لولذلربب ل‬6) ‫( لولَ تلممنممن تلمستلمكثذمر‬5) ‫لوالبَرمجلز لفاَمهمجمر‬ 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan Tuhanmu agungkanlah! 4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. Setelah mendapat wahyu yang kedua ini Rasulullah diwajibkan untuk memanggil satu umat yang telah begitu rusak kepercayaannya dan akhlaknya, yang begitu fanatik atas adat dan istiadat dan agama berhala nenek moyangnya. Dengan dikalangan keluarga dan sahabat dekatnya. Dilanjutkan berdakwah secara berangsur-angsur kepada masyarakat arab pada masa itu. Dalam dakwah tersebut orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah istrinya, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Tholib yang baru berumur sepuluh tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaed, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh nabi sejak ibunya masih hidup, juga termasuk orang yang pertama masuk islam. 2.Tahap Terang-terangan Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun, sampai turun wahyu berikutnya, yang memerintah dakwah secara terangterangan .Ketika wahyu tersebut turun beliau mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul dibukit shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di hari kiamat, bagi orang yang tidak mengakui Alloh sebagai Tuhan yang maha esa dan Muhammad adalah utusanNya.seruan tersebut dijawab abu lahab “Celakalah kamu Muhammad!Untuk inikah kamu mengumpulkan kami ?saat itu diturunkan yang menjelaskan perihal Abu Lahab dan istrinya.

4

Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut, banyak kaum Quraisy yang masuk islam. Disamping itu, keberadaan rumah Arqam Ibn Arqam sebagai pusat lembaga pendidikan islam, sudah diketahui oleh Kuffar Quraisy. 3.Tahap untuk umum Hasil seruan dakwah secara terang-terangan kelihatannya belum maksimal sesuai yang diharapkan. Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum,umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam sekala “Internasional” tersebut didasarkan kepada perintah Allah Surat Al-Hijr ayat 94-95: ‫صلدمع بذلماَ تممؤلممر لوألمعذر م‬ ‫لفاَ م‬ ‫ض لعذن املمممشذرذكيِلن‬ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan

(kepadamu)

dan

berpalinglah

dari

orang-orang

yang

musyrik. (QS. Al-hijr: 94). ‫ك املمممستلمهذزذئيِلن‬ ‫إذلناَ لكفلميِلناَ ل‬ Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu). (QS. Al-hijr: 95). Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terang-terangan baik golongan Bangsawan maupun golongan Sahaya. Setelah dakwah dengan terang-terangan ini, pemimpin Quraisy mulai menghalangi dakwah Rasul. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan itu: a.Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Mutholib.

5

b.Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy. c.Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran kebangkitan kembali dan pembalasan diakhirat. d.Taklit kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang sangat berakar kepada bangsa Arab. e.Pemahat dan penjual patung memandang Islam adalah penghalang rizki. b.Materi Pendidikan Islam Materi pendidikan pada fase Makkah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Pertama, Materi pendidikan tauhid, difokuskan untuk memurnikan ajaran ilmu tauhid yang dibawa nabi Ibrahim yang diselewengkan masyarakat Jahiliyah. Penyembahan terhadap berhala-berhala dan perbuatan syirik lainnya menyelimuti ajaran tauhid. Nama Allah, sebagai pencipta memang masih ada dalam kepercayaan mereka, tetapi larut dalam nama-nama berhala dan sesembahan lainnya. Inilah tugas Muhammad, yaitu untuk memancarkan kembali sifat tauhid dalam kehidupan umat manusia umumnya, dan yang pertama-tama dihadapinya adalah kehidupan bangsa Arab pada masanya. Secara teori intisari ajaran tauhid terdapat dalam kandungan surat Al-Fatihah ayat 1-7 ‫بذمسذم ل‬ ‫ك‬ ‫(امللحمممد ذللذ لر ب‬1) ‫اذ اللرمحملمذن اللرذحيِذم‬ ‫ك نلمعبممد لوإذلياَ ل‬ ‫(إذلياَ ل‬4) ‫ك يلموذم البديذن‬ ‫(لماَلذ ذ‬3)‫(اللرمحملمذن اللرذحيِذم‬2) ‫ب امللعاَللذميِلن‬ ‫صلرا ل‬ ‫صلرا ل‬ ‫ط اللذذيلن ألمنلعمم ل‬ ‫ضاَبليِلن‬ ‫ب لعللميِذهمم لوللَ ال ل‬ ‫(لغميِذر امللممغ م‬7) ‫ت لعللميِذهمم‬ ‫(امهذدلناَ ال ب‬5) ‫نلمستلذعيِمن‬ ‫ضو ذ‬ ‫( ذ‬6) ‫ط املمممستلذقيِلم‬ 1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. 2. Se-gala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, 3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, 4. Pemilik hari pembalasan. 5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mo-hon pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada

6

mereka,

bukan

(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. dan Al-Ikhlas ayat 1-4: ‫( ل‬١) ‫ام أللحدد‬ ‫ قممل هملو ل‬٤) ‫أللحدد‬ ‫(لوللمم يلمكمن للهم مكفمووا‬٣) ‫(للمم يللذمد لوللمم ميوللمد‬٢) ‫صلممد‬ ‫ام ال ل‬ 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, (4) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." Pertama-tama nabi dalam rangka memberikan pendidikan tauhid ini, mengajak umatnya untuk membaca, memperhatikan dan memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah dan diri manusia sendiri. Kemudian beliau mengajarkan cara bagaimana mengaplikasikan pengertian tauhid tersebut dalam kehidupan seharihari. Hasilnya kebiasaan masyarakat Arab yang memulai dengan ucapan atas nama berhala, diganti dengan ucapan bismillahirrahmanirrohim. Kebiasaan menyembah berhala, diganti dengan mengagungkan dan menyembah Allah. Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan Islam masa Makkah ini meliputi: 1.Pendidikan keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah sematamata, jangan dipersekutukan dengan nama berhala, karena tuhan itu maha besar dan maha pemurah. 2.Pendidikan akliyah dan ilmiyah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta. 3.Pendidikan akhlaq dan budi pekerti, nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlaq baik sesuai dengan ajaran tauhid. 4.Pendidikan jasmani, yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman. Kedua, materi pengajaran Al-Qur’an. Materi ini dapat diperinci kepada:

7

1.Materi

baca

tulis

Al-qur’an,

untuk

sekarang

ini

disebut

dengan

materi imla’ daniqra’. Dengan materi ini diharapkan agar kebiasaan orang Arab yang sering membaca syair-syair indah, dengan membaca Al-Qur’an sebagai bacaan yang lebih tinggi nilai satranya. 2.Materi menghafal ayat-ayat al-Qur’an, yang kemudian hari disebut dengan menghafalkan ayat-ayat suci al-Qur’an. 3.Materi pemahaman al-Qur’an, saat ini disebut dengan materi fahmi al-Qur’an atau tafsir al-Qur’an. Tujuan materi ini adalah meluruskan pola pikir umat islam yang dipengaruhi pola pikir jahiliyah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “aku tinggalkan dua perkara, apabila kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat, yaitu alQur’an dan as-Sunnah”. Semua yang disampaikan oleh Rasullulah kepada umatnya adalah berdasarkan al-Qur’an. Apa yang dicontohkan oleh rasul adalah cermin isi al-Qur’an. c.Metode Pendidikan Islam Metode pendidikan yang dilakukan rasulullah dalam membidik sahabatsahabatnya diantaranya: 1.Metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diterimya serta keterangannya. 2.Dialog, misalnya dialog antar Rasulullah dengan Mu’az Ibn Jabal ketika Mu’az akan diutus ke negeri Yaman, dialog antara Rasulullah dengan para sahabat untuk mengatur strategi perang. 3.Diskusi atau tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang suatu hukum kemudian Rasulullah menjawab. 4.Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lain akan turut merasakannya.

8

5.Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ mi’raj dan kisah tentang pertemuan antara nabi Musa dan nabi Khidzir. 6.Metode pembiasaan, membiasakan kaum muslimin sholat berjamaah. 7.Metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an dengan menghafalnya. d.Lembaga Pendidikan Islam Lembaga pendidikan Islam pada fase Makkah ada dua macam tempat, yaitu: 1.Rumah Arqam Ibn Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta rasullulah untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau madrasah yang pertama kali, dan adapun yang mengajara lembaga tersebut adalah Rasullullah sendiri. 2.Kuttab. Pendidikan di Kuttab tidak sama dengan pendidikan yang diadakan di Rumah Arqam Ibn Arqam yang kandungan materintya tentang hukum Islam dan dasar-dasar agama Islam. Sedangkan pendidikan di Kuttab pada awalnya lebih terfokus pada materi baca tulis sastra, syair Arab dan pembelajaran berhitung. Namun setelah datang Islam ditambah dengan materi baca tulis al-Qur’an dan memahami hukum-hukum Islam. Adapun guru yang mengajar di Kuttab pada era awal Islam adalah orang-orang non muslim. e.Sasaran (peserta didik) Sasaran atau peserta didik di Makkah bermula dari keluarga terdekat yang selanjutnya diikuti oleh keluarga agak jauh dan masyarakat pada umumnya. Mereka itu adalah: Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid, dan Ummu Aiman. Setelah itu Abu Bakar mampu mengislamkan beberapa teman dekatnya,

9

seperti Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Selain itu, yang menjadi sasaran atau peserta didik adalah sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Makkah. Mereka yang terdiri dari kaum ‘Aus dan Khazraj. Pada saat itu, jumlah peserta didik di Makkah masih sangat sedikit, karena berbagai fasilitas dan sarana pendidikan yang masih terbatas dan juga keadaan yang belum kondusif. Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya sering mendapat gangguan, teror, kekerasan, dan bahkan ancaman pembunuhan. Namun, Nabi Muhammad dan para sahabatnya tetap semangat dalam berdakwah. 2.Sistem Pendidikan Periode Madinah Madinah adalah sebuah kota dalam wilayah kekuasaan pemerintah Kerajaan Arab Saudi sekarang. Kota ini dikenal sebagai tanah suci kedua umat Islam. Pada zaman Nabi Muhammad SAW dan al-Khulafa al-Rasyidin, kota ini menjadi pusat dakwah, pusat pengajaran, dan pemerintahan Islam. Dari kota inilah Islam memancar ke seluruh penjuru semenanjung Arab dan kemudian keseluruh dunia. Kedatangan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh penduduk madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Kemudian wahyu secara beruntun selama periode Madinah kebijaksanaan Nabi Muhammad

SAW

dalam

mengajarkan

al-Qur’an

adalah

menganjurkan

pengikutnya untuk menghafal dan menuliskan ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana diajarkannya. Beliau sering mengadakan ulangan-ulangan dalam pembacaan alQur’an dalam sholat, dalam pidato, dalam pelajaran-pelajaran dan lain-lain kesempatan. a.Lembaga Pendidikan Islam Fase Madinah Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah salah satu program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan sebuah masjid. Setelah itu,

10

Nabi Muhammad SAW pindah menempati sebagian ruangan yang memang khusus disediakan untuk beliau. Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin untuk secara bersama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau memulai kembali berdakwah. b.Materi Pendidikan Islam di Madinah 1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju kesatuan sosial dan politik. 2. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antar kaum musimin. 3. Pendidikan anak dalam islam. c.Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Visi pendidikan di Madinah adalah “unggul dalam bidang keagamaan, moral, sosial ekonomi, dan kemasyarakatan, serta penerapannya dalam kehidupan.” Visi ini sejalan dengan ayat al-Qur’an yang menggunakan kata-kata yang membangkitkan semangat untuk menerapkan nilai ajaran agama dalam kehidupan. Misalnya, QS. At-Taubah: 13-14. Pendidikan yang berlangsung di Madinah memiliki misi: 1. Memberikan bimbingan kepada kaum Muslimin menuju jalan yang diridhai Tuhan. 2. Mendorong kaum Muslimin untuk berjihad dijalan Allah. 3. Memberikan didikan akhlak yang sesuai dengan keadaan mereka dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, takut, dsb). 4. Mengajak kelompok diluar Islam (Yahudi dan Nasrani) agar mematuhi dan menjalankan agamanya dengan saleh. 5. Menyesuaikan didikan dan dakwah dengan keadaan masyarakat saat itu. Tujuan pendidikan yang diselenggarakan di Madinah adalah membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang besar dalam

11

mewujudkan Islam, yakni mewujudkan masyarakat yang diridhai Allah SWT dengan cara menjalankan syariat Islam seutuhnya. d.Sasaran (peserta didik) Peserta didik di Madinah lebih banyak dibandingkan peserta didik yang ada di Makkah. Hal ini terjadi karena ketika di Madinah, Nabi Muhammad SAW sudah memiliki otoritas yang lebih luas, baik sebagai kepal agama, maupun sebagai kepala negara. Syaikh Ahmad Farid dalam bukunya Min A’lam al-Salaf, menyebutkan adanya sejumlah sahabat sebanyak 60 orang. e.Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan di Madinah diantaranya yaitu: 1.Masjid Setelah hijrah ke Madinah, pendidikan kaum Muslimin berpusat dimasjidmasjid. Masjid Quba merupakan masjid pertama yaang dijadikan Nabi SAW sebagai institut pendidikan. Di dalam masjid Rasullulah mengajar dengan cara memberi khotbah dalam bentuk halaqah, dimana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari-hari. 2.Al-Suffah Al-Suffah merupakan ruang atau bangunan yang bersambung dengan masjid. Suffah dapat dilihat sebagai sebuah sekolah karena kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik. 3.Kuttab Kuttab didirikan oleh bangsa Arab sebelum kedatangan Islam dan bertujuan memberikan pendidikan kepada anak-anak. Namun demikian, lembaga pendidikan tersebut tidak mendapat perhatian dari masyarakat Arab, terbukti karena sebelum kedatangan Islam, hanya 17 orang Quraisy yang tahu membaca

12

dan menulis. Mengajar keterampilan membaca dan menulis dilakukan oleh guruguru yang mengajar secara sukarela. Rasullulah SAW pernah memerintahkan tawanan perang Badar yang mampu membaca dan menulis mengajar 10 orang anak-anak Muslim sebagai syarat membebaskan diri dari tawaran. C.PENUTUP 1.Kesimpulan 

Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik

dan

mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta peran serta dalam kehidupan 

masyarakat dan lingkungan budayanya. Kedatangan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh penduduk madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Kemudian wahyu secara beruntun selama periode Madinah kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan al-Qur’an adalah menganjurkan pengikutnya untuk menghafal dan menuliskan ayatayat al-Qur’an sebagaimana diajarkannya. Beliau sering mengadakan ulangan-ulangan dalam pembacaan al-Qur’an dalam sholat, dalam pidato, dalam pelajaran-pelajaran dan lain-lain kesempatan.

DAFTAR PUSTAKA Abuddin nata.2011.sejarah pendidikan islam.jakarta:kencana Falah syukur.2012. sejarah pendidikan islam.semarang:pustaka rizki putra Samsul nizar.2011. sejarah pendidikan islam.jakarta:kharisma putra utama

13

Related Documents

Spiii Yg Sudah Di Edit.doc
December 2019 28
Sudah Di Edit.docx
November 2019 25
Yg Di Print.docx
June 2020 4
Spiii Fixx.docx
August 2019 28

More Documents from "aliyyil adzim"

Spiii Yg Sudah Di Edit.doc
December 2019 28