Spesifikasi Alat.pdf

  • Uploaded by: falya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spesifikasi Alat.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 12,782
  • Pages: 71
BAB I PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH PERUSAHAAN PT. Indo Acidatama Tbk pada awalnya bernama PT. Indo Alkohol Utama dengan status PMDN didirikan pada tahun 1983 didirikan diarea seluas  16 hektar di desa Kemiri Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Pembangunan pabrik dimulai pada bulan juni 1985, dan seluruh konstruksinya selesai pada bulan Juni tahun 1989. Tahun 1986 berubah nama menjadi PT. Indo Acidatama Chemical Industry. Pabrik ini melakukan pengembangan produksi sekaligus perubahan nama pabrik menjadi PT. Indo Acidatama Tbk pada tahun 1989 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Juli 1989 dengan status perseroan terbatas. Pada tanggal 24 Oktober 2005, PT. Indo Acidatama Tbk berubah nama menjadi PT. Sarasa Nugraha Tbk. Dan industri ini kembali berubah nama PT. Indo Acidatama Tbk pada tanggal 30 Juni 2006 sampai sekarang. Perancang mesin dan peralatan pabrik ini adalah KRUPP Industri Technic GMBH, werk Buckauwolf, Jerman Barat. Sedangkan teknologinya dari Hull AG Jerman Barat. Peralatan pendukung yang modern mampu mengolah tetes tebu yang merupakan hasil samping gula menjadi produkproduk kimia yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Pabrik ini merupakan pabrik ethanol integrate pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang terletak dalam satu kompleks dengan merk dagang Indo Acidatama Chemical Industry (IACI). Unit-unit proses yang ada di PT. Indo Acidatama Tbk adalah unit alkohol, asetaldehid, asam asetat dan etil asetat.Unit alkohol mulai beroperasi pada bulan November 1988 dengan kapasitas terbesar di Indonesia dan telah mencapai kualitas standar Internasional. Unit-unit yang lain yaitu unit aldehid, unit asam asetat dan unit etil asetat secara bergantian mulai beroperasi. Unit asam asetat dan etil asetat mulai berproduksi pada bulan Juni 1989 dan merupakan yang pertama di Indonesia, perluasannya mulai 1

berfungsi sejak bulan Maret 1995. PT. Indo Acidatama Tbk telah mendirikan unit fertilizer plant (pabrik pupuk) dengan produk pupuk POMI dan Alfinase yang diresmikan 8 agustus 2007. Karena ketidak stabilan pasar dunia dan banyaknya industri asam asetat dari bahan baku gas alam yang harga produknya lebih murah, maka untuk menghindari kerugian PT. Indo Acidatama Tbk menghentikan produksi asam asetat dan asetaldehid sebagai produk samping pada tahun 2010. Sehingga saat ini PT. Indo Acidatama Tbk hanya memproduksi etanol, etil asetat, dan produk-produk dari unit fertilizer. Latar belakang didirikanya pabrik adalah : a. Penghematan Sumber Devisa Negara Melalui produk asam asetat dan etil asetat yang dihasilkan, kebutuhan dalam negeri diharapkan bisa terpenuhi sehingga impornya dapat berkurang. Dengan demikian hal ini dapat membantu menghemat devisa negara. b. Proses Alih Teknologi Produk yang dihasilkan melalui teknologi modern, membuktikan bahwa para sarjana Indonesia mampu menyerap ilmu dan teknologi modern. Inilah menjadi arah dan tujuan proses alih teknologi sehingga tidak lagi bergantung pada tenaga asing. c. Terbukanya Lapangan Kerja Baru PT. Indo Acidatama Tbk juga turut menyumbangkan lapangan tenaga kerja baru serta memberikan kesempatan dan pemerataan tenaga kerja. d. Menunjang Ekspor non Migas Selaras dengan sedang digalakkannya program non migas dari pemerintah tentang eskpor non migas, PT. Indo Acidatama Tbk telah mampu mengekspor etanol. Hal ini membuktikan kualitas produk dalam negeri mampu bersaing dengan industri internasional.

2

1.2 LOKASI PERUSAHAAN PT. Indo Acidatama Tbk. berlokasi di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, ± 15 km di sebelah timur laut Kota Surakarta atau 2 km dari jalan raya Palur – Sragen. Lokasi pabrik dibatasi oleh:  Sebelah utara

: Jalan Desa Kemiri

 Sebelah selatan

: Sungai Bengawan Solo

 Sebelah barat

: Pabrik PT. Sari Warna Asli

 Sebelah timur

: Persawahan penduduk

Peta lokasi PT. Indo Acidatama Tbk Dapat dilihat pada Gambar I.1

Gambar I.1 Lokasi PT. Indo Acidatma Tbk

3

Pemilihan lokasi PT. INDO ACIDATAMA Tbk tentunya telah memperhitungkan beberapa pertimbangan, antara lain : a.

Lokasi pabrik berdekatan dengan sumber bahan baku industri etanol, yaitu tetes tebu (molasses), suatu bahan produk samping dari pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

b. Lokasi pabrik ini juga sangat strategis, yaitu terletak dalam jaringan pengangkutan ke seluruh daerah pemasaran. c.

Transportasi untuk pengangkutan bahan baku dan pemasaran produk mudah karena lokasinya tidak jauh dari jalan raya.

Tata letak (Lay Out) merupakan pengaturan tempat kedudukan dalam area pabrik. Denah tata letak (lay out) pabrik dapat di lihat pada gambar 1.2 (terlampir). Secara garis besar tata letak PT. Indo Acidatama Tbk terbagi menjadi lima bagian utama, yaitu : 1. Bagian Tangki Penyimpanan Bahan Baku 2. Bagian Kantor 3. Bagian Proses, terdiri dari : a) Unit Fermentasi (A-200) b) Unit Etanol (A-300) c) Unit Aldehide (A-400) d) Unit Asam Asetat (A-450) e) Unit Etil Asetat (A-500) 4. Bagian Utilitas, Bengkel dan Gudang 5. Bagian Pengolahan Limbah Tata letak PT. INDO ACIDATAMA Tbk dapat dilihat pada gambar I.2.

4

DENAH LAY OUT PT. INDO ACIDATAMA Tbk. Skala 1 : 750

8

4

5

1A

1B 3 10

6

2

9

7

15

30 12

13 29 18

16

17

11

14 20

19

25 24 26

22

21

23

27 35

34

U

33 28

32

31

Gambar I.2. Tata Letak PT. Indo Acidatama Tbk

5

Keterangan gambar : 1A. Mess

19. Fermentasi area 200

1B. Mess

20. Blower house

2. Keamanan

21. Menara pendingin

3. Jembatan timbang

22. Tangki penyimpanan air proses

4. Kantor

23. Raw water pit dan raw tower

5. Gudang

24. Tempat kerja

6. Penerimaan molasses

25. Voltage distribution transformer

7. Garasi

26. Steam boiling house

8. Kantor laboratorium

27. Penyimpanan nitrogen

9. Stasiun pengapalan

28. Tangki bahan bakar

10. Kantin

29. Unit moulding

11. Penyimpanan tetes tebu area 100

30. Analysis shelter

12. Asam asetat area 400 dan 500

31. Bak anaerob I

13. Etil asetat area 500

32. Bak anaerob II

14. Penyimpanan produk area 500

33. Bak anaerob III

15. Drum produk

34. Bak maturasi

16. Tangki produksi area 400

35. Gudang kapur dan pemroses

17. Control Room

naturalisasi pH

18. Area distilasi etanol area 300

6

1.3

BAHAN BAKU DAN PRODUK YANG DIHASILKAN

1.3.1. Bahan Baku a. Molasses PT. Indo Acidatama Tbk menggunakan bahan baku tetes tebu (molasses) yang merupakan hasil samping pabrik gula. Sumber dari tetes tebu di bagi menjadi dua, yaitu: 1.

Dalam negeri (Lokal) yaitu dari Lampung, PG. Tasik Madu, PG. Trangkil, PG. Madukismo dan pabrik gula lainnya yang berada di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur .

2.

Luar negeri (impor) yaitu berasal dari Pakistan dan Australia Kapasitas produksi PT. Indo Acidatama Tbk mengolah sampai

892.740 ton tetes tebu pertahunnya. Tetes tebu digunakan sebagai media fermentasi yang menghasilkan alkohol. Tetes tebu itu memiliki persyaratan minimum: 

Kekentalan 85 οBrix



Kadar Gula 56% Tetes diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tangki dan

akan ditimbang terlebih dahulu di atas jembatan timbang yang terletak di bagian depan pabrik. Kemudian tetes tersebut diumpankan ke dalam tangki penyimpanan tetes melalui hopper dan penyaringan dengan bantuan screw pump. Tangki penyimpanan yang tersedia ada 4 buah dan masing-masing mempunyai kapasitas 6.000 m3. Selanjutnya tetes tersebut dikirim ke unit fermentasi sebagai bahan baku pembuatan Mash dengan bantuan screw pump. Komposisi molasess dapat di tabel 1.1 lihat Tabel 1.1 Kandungan dalam Molasses Komponen Sukrosa Air Selulosa Padatan Tersuspensi (Cu, Phosfor) Kadar Abu

7

%bv/v 50 20 6 11 13

b. Asam Asetat PT. Indo Acidatama Tbk menggunakan bahan baku asam asetat untuk pembuatan etil asetat. Dahulu PT. Indo Acidatam Tbk memproduksi asam asetat sendiri. Karena ketidak stabilan pasar dunia dan banyaknya industri asam asetat dari bahan baku gas alam yang harga produknya lebih murah, maka untuk menghindari kerugian PT. Indo Acidatama Tbk menghentikan produksi asam asetat dan memilih untuk mengimpor asam asetat dari luar sebagai bahan baku pembuatan etil asetat. 1.3.2. Produk yang Dihasilkan Produk-produk yang dihasilkan PT. Indo Acidatama Tbk Pada awalnya adalah sebagai berikut : a. Etanol

: ±150.000 liter/hari

Pemasaran produk diantaranya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian lagi di ekspor. Ekspor perdana dapat direalisasikan pada tanggal 5 Desember 1988 ke Jepang sejumlah 1.500 kiloliter etanol. Hingga saat ini kapasitas produksi PT. Indo Acidatama Tbk telah mengalami peningkatan sebagai berikut : a. Produk Utama 1. Etanol  Kapasitas

: 150.000 liter/hari

 Spesifikasi o Kenampakan

: bening

o Bau dan Rasa

: spesifik

o Kadar

: min 96,5% volume

o Waktu Test Permanganat

: min 30 menit

o Minyak Fussel

: max 0,2 mg/100 ml

o Asetaldehid

: max 0,2 mg/100 ml

o Asam Asetat

: max 0,4 mg/100 ml

o Asam Asetat dan metil ester

: max 2,0 mg/100 ml

o Basa dan furfural

: tak terdekteksi 8

o Abu

: max 0,5 mg/100 ml

2. Etil Asetat  Kapasitas

: 15.000 kg/hari

 Spesifikasi o Kenampakan

: tidak berwarna, tak bersuspensi

o Kadar

: 100% berat

o Titik Didih (1 atm)

: 76-77,80C

o Warna

: max w APHA

o Berat Jenis (200C)

: 0,85 g/cc

o Titik Nyata

: -40C

o Kelarutan dalam air

: 7,7% berat

o Kandungan Air (200C)

: 3,35 berat

o Keasaman

: max 0,03 ml/100g

b. Produk Antara Mash Mash merupakan hasil fermentasi tetes (molasses). Kadar etanol dalam tetes kira-kira 11-12% volume. Untuk pemasaran saat ini terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, denga perincian sebagai berikut : o Etanol

: 60% untuk ekspor dan 40% untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri. o Etil Asetat : 100% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

9

1.4

ORGANISASI PERUSAHAAN

1.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. Indo Acidatama Tbk mengikuti sistem line and staff organization. Struktur organisasi PT. Indo Acidatama Tbk secara garis besar dapat dilihat pada gambar I.3. Chieft Exc.Off

Vice Exc. Off. To Corporate

Plant Exc. Off

Commercial Exc. Off

Vice Exc. Off. To Plant

Vice Exc. Off. To Commercial

Electric Maint. Dept

Mechanic Maint Dept.

Sales Dept.

Logistic Dept.

Environment Dept.

Finance & Adm. Exc. Off.

Vice Exc. Off. To IR

Accounting Dept.

Finance

Production Dept.

Human Res. Dept.

Utility Dept.

General Dept.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT INDO ACIDATAMA Tbk.

10

Comp & Data Proc

PT. Indo Acidatama Tbk dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang membawahi 3 bidang yaitu : A. Bidang Produksi (Plant Executive officer) B. Bidang Keuangan dan Adminiistrasi (Finance and Administrative Executive Officer) C. Bidang Komersial (Commercial Executive officer) 1.4.1.1 Bidang Produksi (Plant executive Officer) Plant executive Officer dibantu oleh Vice Executive Officer to Plant, Plant Maintenance Engineering dan Safety Inspector, membawahi 5 bagian: 1. Departemen Produksi Bagian ini terdiri dari : a. Staf Produksi b. Shift Head Department, membawahi : 1. Fermentation Supervisor 2. Production 1 Supervisor 3. Production II Supervisor 4. Production III Supervicor c. Proses Control and Micro Lab Section, membawahi : 1. Prosess Control Shift Supervisor 2. Micro Lab Supervisor 2. Departemen Utilitas Bagian ini terdiri dari : 1) Power Station Section Dibantu oleh bagian Maintenance Diessel Supervisor 2) Shift Leader 3. Electrical Maintenancee Departement Bagian ini terdiri dari : a. Plant Electric and instrument Section, membawahi : 1) Plant Electric Supervisor

11

2) Plant Instrumen Supervisor b. General Electric and Instrument Section dibantu oleh bagian General and Utility Technician. 4. Mechanic Mantenance Departement Bagian ini terdiri dari : 5. Environment Departement a. Mechanic Maintenance Section, membawahi : o Mechanic Production Supervisior o Mechanic Utility Supervisor b. Workshop Section, membawahi : o Plant Painting Staff o Workshop Mechanic Supervisor bagian ini terdiri dari : a.

Enverionmenal Control Section Dibantu oleh WWT Supervisor

b.

Waste Utilization Section Dibantu oleh Fertilizer Supervisor

1.4.1.2 Bidang Keuangan dan Administrasi (Finance and Administrative Executive Officer) Finance and Administrative executive Officer dibantu oleh Vice Executive Officer to Industrial Relation, secretary dan Security Assurance. Membawahi 5 bagian : 1. Accounting Department Bagian ini terdiri dari : a. Financial Accounting Supervisor b. Cost Accounting Supervisor c. Tax Staff d. Marketing Staff 2. Finance Dibantu oleh Cashir 12

3. Computer and Data Producing Staff 4. Human Resources Department Bagian ini terdiri dari : a. Personal Section, membawahi : o Compensation Staff o Personal Administration and Traning Staff o Conseling and Labor Relation Staff b. Security Section dibantu oleh Security Staff Supervisor 5. General Affair Department Bagian ini terdiri dari : a.

Transport and Housing Section, membawahi : o Transport Supervisor o General Maintenance Supervisor

b.

General Affair Section, membawahi : o Office and Service Supervisor o Conteen Supervisor

c.

Policlinic

1.4.1.3 Bidang Komersial (Commercial Executive Officer) Commercial Executive Officer dibantu oleh Vice Executive Officer to Commercial, Scretary dan CommercialStaff, membawahi 4 bagian : 1.

Marketing Research and Administration Department Dibantu oleh Sales Adminstration Staff

2.

Sales Department Dibantu oleh Sales Staff

3.

Logostic Department Bagian ini terdiri : a. Purchasing Section b. Inventory Control Section, membawahi : o Raw Material Supervisor 13

o Chemical and Raw Supervisor o Finished Product Supervisor 4.

Quality Assurance Section Dibantu oleh Quality Assurance Staff

1.4.2

Manajemen Perusahaan Manajemen perusahaan di PT Indo Acidatama Tbk dibagi menjadi empat departemen/division yaitu :

1.

Chief Executive Officer (CEO) Merupakan Presiden Direktur yang bertanggung jawab pada seluruh kegiatan usaha perusahaan yang dibantu oleh Vice Executive Officer to Corporate. CEO membawahi:

2.



Corporate Secretary



Internal Audit

Plant Division Dipimpin oleh seorang Plant Executive Officer yang dibantu oleh Vice Executive Officer Plant, yang membawahi lima bagian, yaitu:

3.



Production Departement



Utilities Departement



Electric Maintenance Depatement



Mechanic Maintenance Depatement



Environment Departement

Comercial Division Dipimpin oleh seorang Commercial Executive Oficer dibantu oleh Vice Executive Oficer to Commercial, membawahi tiga bagian, yaitu: 

Marketing Research & Administrasi Departement



Logistic Departement



Sales Departement

14

4.

Finance & Administration Division Dipimpin oleh seorang Finance and Administration Executive Oficer yang dibantu oleh Vice Executive Oficer to Industrial Relation, membawahi lima bagian yaitu:

1.4.3



Finance Departement



Computer & Data Processing Departement



Accounting Departement



Human Resourses Departement



General Affairs Departement

Tenaga Kerja dan Jaminan kesejahteraan Perkembangan PT. Indo Acidatama Tbk selain dalam kapasitas

produksi, terjadi pula dalam hal Sumber Daya Manusia. Hingga tahun 2015 jumlah karyawan PT. Indo Acidatama Tbk sebanyak 356 orang. Perincian tenaga kerja di PT. Indo Acidatama Tbk adalah sebagai berikut : a.

Tenaga kerja Pasca Sarjana

: 6 orang

b.

Tenaga kerja Sarjana

: 46 orang

c.

Tenaga kerja Sarjana Muda

: 39 orang

d.

Tenaga kerja SMU/ Sederajat

: 188 orang

e.

Tenaga kerja SLTP/Sederajat

: 32 orang

f.

Tenaga kerja Lain

: 45 orang

Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya, pembagian jam kerja berdasarkan status karyawan, yaitu karyawan Day Shift dan Shift. a.

Karyawan Day Shift Karyawan ini tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Yang termasuk karyawan Day Shift adalah karyawan administrasi, sekretariat, perbekalan, gudang, dan lain-lain. Jam kerja karyawan diatur sebagai berikut : Senin – Jumat

: jam 08.00 – 17.00

Istirahat

: jam 12.00 – 13.00

Untuk hari Sabtu, Minggu dan hari besar merupakan hari libur. 15

b.

Karyawan Shift Karyawan shift berhubungan langsung dengan proses produksi. Yang termasuk karyawan shift adalah bagian proses, utilitas dan laboratorium. Karyawan shift ini dibagi menjadi 4 group, yaitu A, B, C, dan D. Jam kerja karyawan diatur sebagai berikut : Shift I (pagi)

: jam 07.00 – 15.00

Shift II (siang)

: jam 15.00 – 23.00

Shift III (malam)

: jam 23.00 – 07.00

Jadwal pekerja di PT. Indo Acidatama Tbk dapat dilihat pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Jadwal Pekerja GROUP A B C D

16 3 1 2

1 3 1 2

2 3 2 1

3 3 2 1

4 2 1 3

17 3 1 2

18 3 2 1

19 3 2 1

TANGGAL 6 7 8 9 1 1 3 3 2 2 1 1 3 3 - - - 2 2

5 2 1 3

20 2 1 3

21 2 1 3

22 1 2 3 -

23 1 2 3 -

10 3 2 1

24 3 1 2

11 3 2 1

25 3 1 2

26 3 2 1

12 2 1 3

27 3 2 1

13 2 1 3

28 2 1 3

14 1 2 3 -

15 1 2 3 -

29 2 1 3

30 1 2 3 -

1.4.3.2. Jaminan Kesejahteraan Keharmonisan

antara

karyawan dengan

perusahaan, perlindungan

karyawan dan peningkatan kesejahteraan karyawan PT. Indo Acidatama Tbk lebih mungkin terwujud berkat wadah-wadah organisasi yang ada, yaitu : 1) SPKEP (Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan) 2) P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 3) KOKARINDO (Koperasi Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk)

16

Perusahaan juga memberikan jaminan sosial yang cukup baik bagi tenaga kerja. Ketentuan jaminan sosial yang berlaku di PT. Indo Acidatama Tbk adalah : 1) Sarana Kesehatan yaitu Poliklinik 2) Sarana K3 yang meliputi perlengkapan sarana kerja 3) Transportasi karyawan dengan sistem pool 4) Menyelenggarakan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5) Rekreasi dan Olahraga 6) Pakaian kerja dua stel 1.4.4

Fasilitas

1.4.4.1 Fasilitas Karyawan Fasilitas yang disediakan untuk kesejahteraan karyawan PT. Indo Acidatama Tbk yaitu : a)

Fasilitas Kesehatan (poliklinik) Poliklinik ini merupakan tempat pelayanan kesehatan bagi karyawan di bawah pengawas dokter perusahaan.Poliklinik ini juga memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi di lingkungan perusahaan sebelum korban dibawa ke rumah sakit.

b) Sarana Olah Raga PT. Indo Acidatama Tbk menyediakan sarana olah raga antara lain bulutangkis, bola voli, tenis lapangan dan sepak bola c)

Kesenian PT. Indo Acidatama Tbk menyediakan wadah penyalur bakat dan aspirasi seni bagi karyawan melalui seni karawitan.

d) Sarana Ibadah (Masjid) Disediakan bagi karyawan yang beragama Islam untuk melaksankan ibadah dan pada hari-hari tertentu dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar lokasi pabrik e)

Tunjungan Istimewa Tahunan Pada Hari Raya Idul Fitri setiap karyawan mendapatkan tunjangan yang besarnya diatur oleh perusahaan.

17

f)

Tunjangan Hari Tua Setiap karyawan berhak mendapat tunjangan atau pensiunan hari tua sesuai posisi terakhir bekerja di pabrik.

g) Asuransi Tenaga Kerja Karyawan tetap telah diasuransikan oleh pihak pabrik. h) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Karyawan berhak menjadi anggota SPSI yang berguna bagi karyawan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dengan pihak pabrik. i)

Kantin Setiap

karyawan

mendapatkan

fasilitas

makan

dari

pabrik

dalam

kesehariannya di pabrik. j)

Transportasi Disediakan bus karyawan untuk mengantar dan menjemput para karyawan bagi karyawan senior mendapatkan fasilitas mobil.

1.4.4.2 Fasilitas Penunjang a) Perkantoran Perkantoran yang terdapat dalam pabrik digunakan untuk mengurus administrasi karyawan, serta pemasaran produk (marketing) b) Bea Cukai Mengawasi pengeluaran produk etanol dari pabrik. Etanol yang akan dijual ke pasar nasional maupun internasional merupakan bahan kimia yang terkena cukai pemerintah c) Armada Angkut Truk Container Untuk distribusi etanol, asam asetat, dan etil asetat dari pabrik ke seluruh konsumen dipulau Jawa. d) Jembatan Timbang Untuk menimbang bahan baku, bahan pembantu, dan produk jadi yang terdapat didalam truk container yang akan masuk dan keluar pabrik. e) Hydrant Untuk mengatasi kebakaran. Siap dipergunakan sewaktu-waktu.

18

f) Shipping station Sebagai tempat pengisian produk berupa etanol ke tangki-tangki dalam truk container sebelum dipasarkan. g) Gudang (warehouse) Sebagai tempat untuk menyimpan jerigen (kemasan asam asetat). h) Bengkel (workshop) Untuk memperbaiki alat-alat yang rusak dan tempat penyimpanan suku cadang peralatan dan mesin-mesin proses produksi. i) Pos penjagaan Untuk menjaga keamanan diseluruh lingkungan pabrik dan memeriksa semua kendaraan yang keluar dan masuk area pabrik termasuk truk-truk container. j) Area parkir Untuk menempatkan kendaraan karyawan dan truk-truk container yang mengangkut bahan. 1.4.5. Logo Perusahaan Awalnya logo PT. Indo Acidatama Tbk berupa tiga buah labu Erlenmeyer dengan warna biru tua. Pada tanggal 8 Agustus 2007 PT. Indo Acidatama Tbk, mengganti logo mereka menjadi paramida yang berwarna hijau, orange, dan hitam.

Gambar 1.4. Logo PT. Indo Acidatama Tbk Logo PT. Indo Acidatama Tbk dirancang sebagai simbol perusahaan sekaligus sebagai gambaran singkat tentang industri kimia ini. Dimana simbol ini memiliki arti sebagai berikut :

19

a. Warna Hitam Melambangkan kegigihan, kesabaran dan perjuangan dari PT. Indo Acidatama Tbk, yang sampai sekarang masih tetap berdiri kokoh dalam dunia industri di Indonesia. b. Warna Hijau Mebangkan bahwa produk yang dihasilkan oleh PT. Indo Acidatama Tbk ramah terhadap lingkungan. c. Warna Orange Melambangkan kesejahteraan karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. 1.5.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap pekerja yang

mengandung pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang tadinya tidak aman menjadi lebih aman. Keselamatan dan kesehatan kerja ini ditangani oleh bagian Fire and Safety atau Perlindungan Lingkungan Kerja. Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja, dalam hal ini di PT. Indo Acidatama Tbk berdasar atas :  PP No. 11 Tahun 1979 pasal 36  UU No. 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3 dan 4 Tujuan keselamatan kerja : 

Menjamin tiap pekerja atas keselamatannya dalam melaksanakan tugas untuk kesejahteraan hidupnya, meningktakan hasil produksi.



Menjamin keselamatan orang yang ada di lokasi kerja.



Menjamin agar sumber produksi dapat terpelihara dengan baik dan dapat digunakan secara efisien.



Menjamin agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

PT. Indo Acidatama Tbk memusatkan keselamatan kerja pada: a.

Melakukan pengecekan terhadap peralatan yang sifatnya berbahaya setiap saat.

20

b.

Imussing Safety Rule, yaitu menentukan langkah-langkah dalam pengoprasian unit atau peralatan yang mana diperhitungkan pada faktor-faktor keselamatan kerja maupun peralatannya.

c.

Good House Keeping, yaitu menciptakan tenaga kerja dengan lingkungan yang bersih serta aman, sehingga dapat terhindar dari terjadinya kecelakaan dan kebakaran. Sedangkan materi peningkatan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

 Perencanaan yang baik oleh pemimpin.  Penerapan yang aman oleh tenaga kerja.  Pemasangan pagar pengaman dan alat lindung terhadap mesin yang berbahaya. 1.6.

PENANGANAN LIMBAH Sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, PT. Indo Acidatama

Tbk telah membuat analisa mengenai dampak lingkungan dalam bentuk PEL (Penyajian Evaluasi Lingkungan), RKL (Rencana Kelola Lingkungan dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan). Dokumen-dokumen telah disahkan oleh Komisi Daerah Amdal Pemda Dati I Jawa Tengah. Saat ini semua limbah yang dihasilkan dari proses destilasi etanol di olah secara mikrobiologis di instalasi pengolahan Limbah (IPAL) milik pabrik yang dioperasikan sejak pabrik mulai produksi. Sistem pengolahan limbah yang ada saat ini dapat menurunkan kurang lebih 80% beban pencemaran yang terkandung dalam limbah cair. Guna lebih meningkatkan kinerja pengelola limbah yang ada pihak pabrik telah membuat reaktor biogas yang menghasilkan gas metana yang sekarang telah dipakai sebagai bahan bakar. PT. Indo Acidatama Tbk menghasilkan limbah cair terutama berasal dari unit alkohol yang berupa stillage (produk bawah dari distilasi fermentasi bioetanol), jumlah stillage yang dihasilkan sekitar 510.000 kg/hari. Spesifikasi limbah stillage sebagai berikut : Debit

: ± 1000 m3/hari

Temperatur

: ± 50 0C

21

pH

: 4,5-5

BOD

: 50.000 – 70.000 ppm

COD

: 100.000 – 120.000 ppm

TSS

: 7.000 – 10.000 ppm

TDS

: 90.000 – 120.000 ppm

Sulfat

: ± 2.500 ppm

Pengolahan limbah pada pabrik dilakukan dengan dua cara yaitu diolah sampai baku mutu dan dipakai sebagai bahan pembuat pupuk. 1.6.1. Pengolahan Sampai Baku Mutu Pengolahan limbah dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : 1.

Proses Anaerob Limbah masuk ke lagoon anaerob yang ditutup dengan HDPE (High Density Poly Ethylen) dengan waktu tinggal 100 hari (3 lagoon masing-masing 33 hari). Lagoon tersebut berukuran 48 x 149 x 7 meter. Proses yang terjadi adalah pendegradasian oleh lumpur aktif. Pada proses ini limbah diberi nutrisi berupa N (urea) dan P (TSP). Penambahan nutrisi ini dibuat sedemikian rupa sehingga COD : N : P = 100:5:1. Perlakuan yang lain adalah sirkulasi yang merata dengan menggunakan pompa (masing-masing lagoon memiliki 6 pompa) dan diharapkan tidak dead zone dari mikroba. Dari pengolahan ini diperoleh kadar CCH4 ± 55%, CO2 42% komponen Organik 2%, H2S 1%. Saat ini gas tersebut dipakai sebagai bahan bakar boiler, adapun jumlah gas yang dihasilkan dari masing-masing lagoon adalah 28.800 m/hari. Dari anaerobic lagoon COD tinggal 25.000 ppm dan BOD 5000 ppm. Selanjutnya dimasukkan ke aerob lagoon.

2. Proses Aerob Proses ini limbah memiliki waktu tinggal 20 jam. Aerobic lagoon dilengkapi dengan 5 buah aerator yang dibuat sedemikian rupa sehingga DO di dalam lagoon min 1,5 ppm. Lumpur aktif pada proses ini membutuhkan oksigen untuk aktivasinya. Pada proses ini ditambahkan nutrisi urea dan TSP. perbandingan COD : N : P = 25:3:1. Dari aerobic 22

lagoon limbah dimasukkan ke 2 buah clarifier. Clarifier I merupakan biological clarifier yang berfungsi untuk menghasilkan sludge (lumpur) dari cairan, sludge (lumpur) dikembalikan ke lagoon. Cairannya masuk ke clarifier II yang sebelumnya ditambahkan bahan kimia yang berfungsi sebagai koagulan (pengikat partikel penyebab keruh) dan flokulan (penggumpalan). 3. Proses Kimia – fisika Proses ini dilakukan di clarifier II dimana dilakukan pemisahan antara sludge (lumpur) dan cairannya. Sludge (lumpur) diambil sebagai subtitusi pembuatan pupuk dan cairannya dibuang ke perairan bebas melalui 2 buah filter yaitu sand filter dan carbon filter. Limbah keluar dari filter pada umumnya memiliki COD 180 -200 ppm dan BOD 80-100 ppm. Baku mutu limbah PT. Indo Acidatama Tbk sudah sesuai dengan Ketetapan Pemerintah tentang baku mutu limbah cair, dapat dilihat pada tabel 1.3. berikut ini : Tabel 1.3. Baku Mutu Limbah Cair No

Parameter

Satuan

Baku Mutu Limbah Cair

1

pH

-

7

2

Temperature

0

C

30

3

Zat Padat Terlarut

Ppm

20

4

Barium (Ba)

Ppm

-

5

Cuprum (Cu)

Ppm

-

6

Besi (Fe)

Ppm

0,005

7

Seng (zn)

Ppm

0,025

8

Chromium (Cr)

Ppm

-

9

Chadmium (Cd)

Ppm

-

10

Merkuri (Hg)

Ppm

-

11

Plumbun (Pb)

Ppm

-

12

Arsen (As)

Ppm

-

13

Nikel (Ni)

Ppm

-

23

No

Parameter

Satuan

Baku Mutu Limbah Cair

14

Sianida (Si)

Ppm

-

15

Sulfida (S)

Ppm

0,01

16

Fluorida (F)

Ppm

-

17 18 19 20 21 22

Chlorine bebas (Cl2) Amoniak Bebas Nitrit (NO2) Phospat (PO4) BOD COD

Ppm Ppm Ppm Ppm Ppm Ppm

0,005 0,9 0,005 100 300

Beberapa unsur dalam limbah yang direduksi agar sesuai dengan baku mutu limbah cair PT. Indo Acidatama Tbk adalah : 1) pH limbah harus dinetralkan dari 4,85 menjadi 7 dengan injeksi larutan basa yaitu larutan kapur jenuh. 2) Temperatur limbah harus direduksi dari 37 0C menjadi 30 0C. 3) Zat padat terlarut dari limbah direduksi dari 25 ppm menjadi 20 ppm dengan cara pengendapan kemudian diteruskan dengan proses filtrsi dengan menggunakan sand filter. 4) Kandungan besi limbah harus direduksi dari 0,035 ppm menjadi 0,005 ppm, dengan proses adsorbsi dengan menggunakan karbon sand filter. 5) Kandungan Chromium dari limbah harus direduksi dari 0,5 ppm menjadi 0 ppm, dengan proses adsorbs menggunakan karbon sand filter. 6) Kandungan Chadmium dari limbah harus direduksi dari 0,1 ppm menjadi 0,025 ppm dengan proses adsorbs dengan mnggunakan karbon sand filter 7) Kandungan sulfide pada limbah harus direduksi dari1,08 ppm menjadi 0,01 ppm dengan proses adsorbsi menggunakan karbon sand filter. 8) Kandungan Chlorin bebas dari limbah harus direduksi dari 0,75 ppm menjadi 0,005 ppm dengan proses adsorbs menggunakan karbon sand filter. 9) Kandungan amoniak bebas limbah harus direduksi dari 1,85 ppm menjadi 0,9 ppm dengan proses adsorbsi menggunakan karbon sand filter. 10) Kandungan nitrit limbah harus direduksi dari 0,5 ppm menjadi 0,005 ppm dengan proses adsorbsi mengunakan karbon sand filter. 24

11) BOD limbah harus direduksi dari 35.000 ppm menjad 100 ppm dengan proses anaerob dengan bantuan bakteri jenis methane, yaitu Methana bacterium. 12) COD limbah harus direduksi dari 120.000 ppm menjadi 300 ppm dengan proses pengendapan kemudian dilanjutkan dengan proses filtrasi kemudian proses adsorbsi dengan menggunakan sand filter dan karbon sand filter. Tabel 1.4.Karakteristik Air Limbah sesuai Diolah No

Parameter

Satuan

1 pH 0 2 Temperature C 3 Zat Padat Terlarut ppm 4 Barium (Ba) ppm 5 Cuprum (Cu) ppm 6 Besi (Fe) ppm 7 Seng (zn) ppm 8 Chromium (Cr) ppm 9 Chadmium (Cd) ppm 10 Merkuri (Hg) ppm 11 Plumbun (Pb) ppm 12 Arsen (As) ppm 13 Nikel (Ni) ppm 14 Sianida (Si) ppm 15 Sulfida (S) ppm 16 Fluorida (F) ppm 17 Chlorine bebas (Cl2) ppm 18 Amoniak Bebas ppm 19 Nitrit (NO2) ppm 20 Phospat (PO4) ppm 21 BOD Ppm 22 COD Ppm 1.6.2. Pengolahan Sebagai Bahan Baku Pupuk

Baku Cair 7 30 19,5 0,005 0,025 0,012 0,05 0,84 0,005 155 300

Mutu

Limbah

Pembuatan pupuk organik di PT. Indo Acidatama Tbk menggunakan bahan organik padat (biasanya berupa serbuk gergaji) yang disiram dengan stillage (sebelumnya telah ditanamkan mikroba sehingga bisa hidup pada kondisi anaereob, aerob, fotosintetik, fakultatif anaerob). Penyiraman dilakukan setiap hari dan diaduk dengan escavator. Proses ini berlangsung selama 26 hari, dan dihentikan pada saat rasio C : N dibawah 20 telah menjadi kompos.

25

Selanjutnya kompos diperkaya dengan penambahan unsur (kotoran ayam), P (rock pospat), K (arang kayu). Prosesnya disebut proses pembokasian (selama 4 hari) dengan menambahkan mikroba tertentu dan berlangsung ssecara anaerob. Setelah 4 hari pupuk organik tersebut di pack dengan merk Alfinase. Sedangkan stillage sisa yang berwujud cairan ini dikentalkan dalam fertilizer plant Area 1200 untuk membuat produk pupuk organik cair dengan merk POMI.

26

BAB II DISKRIPSI PROSES

2.1

KONSEP PROSES

2.1.1

Konsep Dasar Pembuatan Etanol Pada proses fermentasi etanol terjadi proses perubahan bahanbahan yang mengandung gula seperti tetes, sari buah, dll menjadi alkohol (C2H5OH) yang dilakukan oleh mikroba. Adapun reaksi yang terjadi pada proses fermentasi adalah sebagai berikut: C12H22O11 + H2O Sukrosa C6H12O6 Glukosa

C6H12O6 + C6H12O6 glukosa fruktosa 2 C2H5OH + 2CO2 + 2ATP alkohol energy

………… (1)

………… (2)

Proses pembuatan Ethanol, bahan bakunya adalah tetes tebu (molasses) yang berasal dari tangki Molasses dan merupakan produk samping (limbah) pabrik gula melalui proses fermentasi (tangki Seed Fermenter, Pre Fermenter dan tangki Main Fermenter) dengan media pemanas yang digunakan adalah steam. Dari proses tersebut dihasilkan mash. Setelah itu mash didestilasi vakum menjadi etanol. Berikut ini adalah bagan pembuatan etanol. Tangki Molasses

Tangki Seed Fermenter

Etanol

Kolom Distilasi Vakum

Tangki Pre Fermenter Tangki Main Fermenter

Gambar 2.1 proses pembuatan Etanol Hasil dari fermentasi yang berupa mash dengan konsentrasi alkohol ± 10% akan dimurnikan untuk mendapatkan etanol dengan konsentrasi yang tinggi yaitu ± 96 % dengan cara distilasi secara vakum.

27

2.1.2 Diskripsi Proses Proses fermentasi di PT. INDO ACIDATAMA Tbk melalui tiga tahapan,

yaitu

tahap

pembibitan

pengembangbiakan yeast di

di

seed

fermenter,

tahap

pre fermenter, dan tahap terakhir

pembentukan mash di main fermenter. Produk yang dihasilkan dari unit fermentasi berupa mash dengan kadar alkohol 8-9%. Proses fermentasi diawali dengan mencampur molasses dengan air proses, kemudian dialirkan menuju seed fermenter, pre fermenter, dan main fermenter. Proses fermentasi di seed fermenter dan pre fermenter terjadi secara aerob sedangkan proses di main fermenter terjadi secara anaerob. Masing-masing tahapan akan mengalami inkubasi, sehingga keluaran dari tiap tahapan akan dihasilkan mash dengan kadar alkohol yang berbedabeda. Seed fermenter menghasilkan mash dengan kadar alkohol 3-3,5%, pre fermenter menghasilkan mash dengan kadar alkohol 6-7% dan main fermenter menghasilkan mash dengan kadar alkohol 8-9%. Mash yang di hasilkan dari tangki main fermenter akan dikirim ke unit etanol untuk didistilasi sehingga menghasilkan alkohol dengan kadar ± 96% sebagai produk utama.

2.2

DIAGRAM ALIR PROSES Ditampilkan pada Gambar 2.2 (terlampir)

2.3

LANGKAH-LANGKAH PROSES

2.3.1 Unit Penyimpanan Tetes PT. INDO ACIDATAMA Tbk memakai bahan baku tetes tebu yang merupakan hasil samping dari pabrik gula. Syarat minimum tetes yang digunakan memiliki kekentalan 85oBrix ( sekitar 1,4335 kg/lt) dan kadar gula sekitar 56%. Tetes tebu diangkut dengan truk kontainer dan ditimbang terlebih dahulu di atas jembatan timbang (truck scale) yang terletak di bagian depan pabrik. Tetes diumpakan ke dalam tangki penyimpanan (molasses storage tank) melalui screen dan hopper dengan pompa ulir. 28

PT. INDO ACIDATAMA Tbk memiliki 4 tangki penyimpanan tetes dengan kapasitas masing-masing 64.000 ton. Tetes tebu ini dikirim ke unit fermentasi (area 200) sebagai bahan baku pembuatan etanol. Tetes tersebut masih mengandung sukrosa sebanyak 50% v/v, air 20% v/v, padatan tersuspensi 11% v/v, kadar abu 13% v/v, dan gula lain yang tidak dapat difermentasi (selulosa) 6% v/v. 2.3.2 Unit Fermentasi Unit fermentasi bertujuan untuk melakukan proses fermentasi molasses menjadi mash dengan kadar alkohol 8-9%, yang nantinya akan diproses menjadi etanol. Molasses difermentasi dengan bantuan yeast Saccharomyces cereviceae jenis strain “kyowa”. Yeast ini didatangkan dari Jepang. Alat utama pada unit fermentasi terdiri atas fermenter bibit (seed fermenter), fermenter pertama (pre fermenter), dan fermenter utama (main fermenter). Proses fermentasi memerlukan kondisi khusus dimana semua alat harus dalam kondisi bersih dan steril. Proses pembersihan

fermentasi

dimulai

dari

proses

persiapan

media,

dan sterilisasi tangki, pembuatan media sampai proses

inkubasinya. Proses fermentasi ini melewati tiga tahapan, yaitu tahap pembibitan di seed fermenter, tahap pengambangbiakan yeast di pre fermenter, dan tahap pembentukan mash terakhir di main fermenter. 

Fermenter Bibit ( Seed fermenter/FB 209) Seed fermenter merupakan tempat yang digunakan untuk proses pembibitan dari yeast. Sebelum digunakan, tangki ini harus dicuci dan disterilisasi terlebih dahulu menggunakan steam selam ± 1 jam pada suhu 98-100oC. Bahan utama yang masuk ke dalam seed fermenter yaitu molasses (± 0,5 m3), dan air ( ± 1,7 m3). Bahan pendukung yang digunakan yaitu udara ( ± 20 m3/jam), urea ( 2 kg), asam phospat ( ± 3 kg) sebagai nutrisi dan antifoam 1 liter. 29

Molasses dan air proses dari tangki penyimpanan di area 100 (FC 206 dan FC 207) dipompa ke tangki seed fermenter dengan bantuan pompa ulir (P 202). Bahan nutrisi berupa asam phospat dan urea juga dimasukkan ke dalam tangki seed fermenter. Media yang berupa tetes, air proses, dan nutrisi disterilisasi menggunakan steam pada suhu 100oC. Media tersebut didinginkan dengan pendingin jaket sampai suhu 32 oC. Setelah media tersebut dingin, yeast diinokulasikan dimana pada tahap ini proses berlangsung secara aerob. Media yang diinokulasikan dengan yeast culture diaerasi dengan kecepatan 20 m3/jam dengan menggunakan

blower. Blower yang

digunakan adalah BA 226. Temperature dijaga tetap pada suhu ± 32 oC selama waktu inkubasi media ± 16 jam. Pengambilan sampel dilakukan setiap 4 jam sekali untuk analisa sehingga diperoleh kekentalan awal ± 20oBrix, kekentalan akhir adalah ± 9-10o Brix. Jumlah sel awal ± 0,35x107/cc, jumlah sel akhir ± 4,2x108/cc, kadar alkohol sebesar ± 33,5%. Hasil akhir dari seed fermenter diambil sebanyak 16 liter sebagai yeast culture untuk inokulum batch selanjutnya, sedangkan sisanya dialirkan ke tangki pre fermenter secara gravitasi. 

Fermenter Pertama (Pre fermenter/FB 210,211,212) Pre fermenter merupakan tempat yang digunakan untuk proses pembiakan lebih lanjut dari yeast. Sebelum digunakan, tangki ini harus dicuci dan disterilisasi terlebih dahulu menggunakan steam selama ± 1 jam pada suhu 98-100oC. Bahan utama yang masuk ke dalam pre fermenter yaitu molasses (± 8 m3), air ( ± 36 m3). Bahan pendukung yang digunakan yaitu udara ( ± 200 m3/jam), urea (50 kg), asam phospat ( ± 67 kg) sebagai nutrisi dan antifoam 5 liter serta formalin 0,1 liter untuk sterilisasi tangki. Molasses dan air proses dari tangki penyimpanan di area 100 (FC 206 dan FC 207) dipompa ke tangki pre fermenter dengan bantuan pompa ulir (P202). Bahan nutrisi berupa asam phospat dan urea juga dimasukkan 30

ke dalam tangki pre fermenter. Media yang berupa tetes, air proses, dan nutrisi dipasteurisasi menggunakan steam pada suhu 78oC. Media tersebut didinginkan dengan pendingin sistem surface area sampai suhu ± 32oC. selanjutnya yeast culture dari seed fermenter (FB 209) dipindahkan kedalam pre fermenter secara gravitasi. Setelah media tersebut dingin, yeast diinokulasikan dan diaerasi dengan kecepatan 200m3/jam dan temperature dijaga tetap ± 32oC. Media diinkubasi selama ± 16 jam. Pengambilan sampel dilakukan setiap 2 jam sekali untuk analisa kekentalan awal sekitar ± 20oBrix, dan kekentalan akhir sekitar ± 8-10oBrix. Jumlah sel awal ± 0,20x108/cc, jumlah sel akhir ± 4,20x108/cc. dan kadar alkohol sebesar ± 5-7%. Hasil akhir dari pre fermenter dialirkan ke tangki main fermenter. 

Fermenter Utama (Main fermenter/FB 213,214,215,216,217,218) Main fermenter berfungsi sebagai tempat proses fermentasi utama untuk menghasilkan mash dengan kadar alkohol 8-9%. Proses fermentasi ini berlangsung secara anaerob. Sebelum digunakan, fermenter harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air pembersih dan kemudian disterilisasi dengan steam. Proses pengisian tangki main fermenter diawali dengan Molasses dan air proses dari tangki penyimpanan di area 100 (FC 206 dan FC 207) dipompa ke tangki main fermenter melalui pompa ulir, air proses ( ± 695 m3 ) dan molasses ( ± 184 m3 ). Setelah ± 20 menit dari proses pengisian awal, mengalirkan yeast culture dari pre fermenter secara gravitasi. Nutrisi berupa urea ( 350 kg ) juga dimasukkan ke dalam tangki. Proses fermentasi di dalam tangki main fermenter terjadi secara anaerob. 5 jam dari start filling dilakukan transfer CO2 yang dihasilkan ke PT. Sama Mandiri. Selama

proses

fermentasi

suhu

dijaga

±

32oC

dengan

menggunakan HE tipe plate. Waktu inkubasi fermentasi pada tahap ini adalah selama ± 45 jam. Pengambilan sampel dilakukan setiap 4 jam 31

sekali untuk analisa kekentalannya, analisa kadar gula, analisa pH, analisa jumlah sel, dan analisa kadar alkohol yang dihasilkan. Biasanya kekentalan awal ±20oBrix, kisaran pH 4,8-5,2, dan kadar alkohol dalam mash 8-9%. Hasil akhir dari main fermenter dialirkan dengan pompa (P 301) menuju ke unit etanol (area 300) untuk dimurnikan menjadi etanol. 2.3.3 Unit Etanol Unit Etanol merupakan area distilasi Etanol, dimana mash dari unit fermentasi yang mengandung 8-9%. Etanol didistilasi di unit ini dan dikondensasikan hingga menghasilkan Etanol 96,0 % atau lebih (produk utama yang dijual), head alkohol (94,9%), feint alkohol (89,3%), serta fussel oil (non commercial by product). Alat-alat utama pada unit Etanol adalah :





Mash Distilling column

(DA 301)



Rectifying column

(DA 302)



Hydroselection column

(DA 303)



Recovery column

(DA 304)

Mash Distilling column (DA 301) Mash Distilling Column (DA 301) merupakan menara distilasi vakum dengan 39 tray yang berfungsi untuk memisahkan alkohol dengan stillage dengan sumber energinya berupa steam (open steam). Mash dari unit fermentasi dipompa dengan P 301 untuk dipanaskan pada HE 301 dengan pemanas stillage hasil bawah menara DA 301 sebelum dibuang ke kanal. Kemudian diumpankan ke dalam menara DA 301. Umpan dipanaskan sampai temperatur kolom atas menara DA 301 mencapai 80-85oC. Hasil atasnya yang berupa uap alkohol dikondensasikan pada main condenser HC 301 dan final condenser HC 302, uap yang masih belum terkondensasikan dialirkan ke menara scrubber WC 301 dengan bahan penyerap air. Larutan alkohol air akan turun ke bawah dialirkan ke DA 32

303 dengan P 303 kadar alkohol ini 50%, sedangkan gas-gas lainnya akan naik ke atas lewat pompa vakum P 311. Hasil bawah berupa stillage panas dengan suhu 75oC setelah stillage dimanfaatkan panasnya pada HE 301 lalu dibuang ke kanal sebagai limbah. 

Rectifying column (DA 302) Rectifying column (DA 302) adalah menara rectifying dengan tray yang berfungsi untuk memisahkan lutter water dari alkohol dan untuk pengambilan heads, feints serta fussel oil. Umpan menara DA 302 berupa crude alkohol yang berasal dari hasil bawah menara DA 303 dengan kadar alkohol kurang dari 20%. Alkohol encer yang sudah bebas dari impuritis diumpankan pada bottom DA 302. Temperatur kolom atas 131oC sedangkan temperatur kolom bawah 96oC. Hasil atas menara DA 302 berupa uap alkohol yang masih mengandung metanol di kondensasikan pada AE 301 (diflasing) menggunakan lutter water dari DA 302. Alkohol keluar dari AE 301 berupa cairan dan uap, cairannya direfluks ke menara DA 302 sedang uapnya yang mengandung metanol diumpankan ke dalam menara DA 304. Lutter water yang keluar dari AE 301 dialirkan ke separator F 301 untuk memisahkan uap dan cairannya, uap yang terbentuk dialirkan ke menara DA 301 sebagai penambah energi, sedangkan cairannya (lutter water) direfluks ke dalam AE 301 dan sebagian dipakai sebagai pemanas HE 302. Netral alkohol (95,9%) diambil dari tray atas (59 dan 63) langsung diambil sebagai hasil setelah didinginkan pada HE 304. Hasil bawah menara DA 302 selain dialirkan ke AE 301, sebagian dialirkan ke menara DA 303 sebagai pengencer dan penambah energi. Dan tray 20 diambil head alkohol, feints dan fussel oil yang selanjutnya diumpankan ke kolom DA 304.

33



Hydroselection column (DA 303) Hydroselection column (DA 303) merupakan menara kolom dengan sieve tray yang menggunakan steam langsung sebagai sumber energi berfungsi untuk pemurnian alkohol yang berasal dari hasil atas kolom DA 301 sebagai pengencer dan penambah energi, dimana sebelum masuk ke kolom DA 303 dipanaskan dahulu pada pre heater HE 302 pada suhu 60-70oC dengan pemanas refluks dari F 301. Temperatur kolom atas 99,4oC dan temperatur kolom bawah 105oC. Hasil atas kolom DA 303 berupa uap alkohol (14%) dan uap air digunakan sebagai umpan DA 304, sedangkan hasil bawah kolom DA 303 kadar alkohol 17% dialirkan ke DA 302.



Recovery Column (DA 304) Recovery column (DA 304) adalah menara recovery dengan tray yang berfungsi untuk memperbesar konsentrasi alkohol serta memisahkan alkohol dari impuritas. Energi yang digunakan berasal dari uap hasil atas menara DA 304 ini. Cairan yang berasal dari tray 20 menara DA 302 yang mengandung fussel oil, Fient dan head alkohol juga dimasukkan ke dalam menara DA 304. Hasil atas menara DA 304 dengan temperatur 99,6oC berupa campuran uap alkohol dan uap zat lainnya dikondensasikan pada main condenser HC 303 dan final condenser HC 304. Kondensat yang terbentuk sebagian diambil sebagai produk heads alkohol (94 %) dan sebagian lagi direfluks ke dalam menara DA 304. Hasil bawah menara DA 304 dengan suhu 105oC berupa lutter water dibuang ke kanal. Pada tray tertentu diambil fussel oil (70%) yang masih bercampur dengan air, fussel ini dipisahkan dari air dengan menggunakan vertical decanter yang selanjutnya ditampung. Dan dari tray yang lebih rendah lagi dapat diambil feints alkohol (89,3%).

34

BAB III SPESIFIKASI ALAT 3.1 ALAT UTAMA Unit Fermentasi 1. Seed Fermenter Tank (FB 209 A/B/C) Tugas

: Merupakan tempat pembiakan awal yeast

Bentuk

:

Silinder

tegak

tertutup

dilengkapi

dengan

pendingin Jacket Cooler Tinggi

:2m

Diameter

: 1,3 m

Bahan

: Stainless steel

Volume

: 2,65 m3

Kondisi

: Sterilisasi tangki sampai suhu 100oC

Waktu fermentasi

: 16 jam

Kekentalan tetes

: 18o brix menjadi 12 o brix

Bahan pembantu

: Urea, antifoam, yeast, TSP

Produk

: mash dengan kadar alkohol 3-4 %

2. Pre Fermenter Tank (FB 210, FB 211, FB 212) Tugas

: Merupakan tempat pembiakan lebih lanjut dari yeast

Bentuk

:

Silinder

tegak

tertutup

dilengkapi

pendinginan surface area Tinggi

: 3,8 m

Diameter

: 6,5 m

Bahan

: Stainless steel

Volume

: 68 m3

Kondisi

: Sterilisasi tangki sampai suhu 100oC

Waktu fermentasi

: 16 jam

Kekentalan tetes

: 12 o brix menjadi 8-9 o brix

Bahan pembantu

: Urea, antifoam, yeast, TSP

Produk

: mash dengan kadar alkohol 5-7 %. 35

sistem

3. Main Fermenter Tank (FB 213, 214, 215, 216, 217, 218) Tugas

: Merupakan tempat fermentasi utama yang menghasilkan alcohol dengan kadar 8-9 %.

Bentuk

: Silinder tegak tertutup dilengkapi dengan Heat Exchanger

Tinggi

: 9,8 m

Diameter

: 10,35 m

Tinggi atap

: 1,6 m

Bahan

: Carbon steel

Volume

: 824 m3

Kondisi

: Sterilisasi tangki sampai suhu 100oC

Waktu fermentasi

: 36-40 jam

Kondisi fermentasi : Anaerob dengan suhu 32oC Bahan pembantu

: Urea, antifoam, yeast, TSP

Produk

: mash dengan kadar alkohol 9-10 %.

Unit Destilasi 1. Mash Distilling column (DA 301) Tugas

: Memisahkan alkohol dengan stillage

Tinggi

: 15.970 mm

Diameter

: 900 mm

Bahan

: Stainless steel

Jenis

: Sieve tray column

Jumlah tray

: 39

Tray spacing

: 400 mm

Bahan isolasi

: Rock wool

Penutup isolasi

: Stainless steel

Kondisi operasi

: Suhu kolom

: atas : 80-85oC ; bawah : 75oC

Tekanan kolom : atas : 0,3 bar ; bawah : 0,5 bar

36

2. Rectifying column (DA 302) Tugas

: Untuk memisahkan lutter water dari alkohol dan untuk pengambilan heads, feints serta fussel oil.

Tinggi

: 22.500 mm

Diameter

: 950 mm

Bahan

: Stainless steel

Jenis

: Sieve tray column

Jumlah tray

: 63

Bahan isolasi

: Rock wool

Penutup isolasi

: Stainless steel

Kondisi operasi

: Suhu kolom

: atas : 131oC ; bawah : 96oC

Tekanan kolom : atas : 2,35 bar ; bawah : 2,8 bar 3. Hydroselection column (DA 303) Tugas

: Memurnian alkohol yang berasal dari hasil atas kolom DA 303 sebagai pengencer dan penambah energi

Tinggi

: 21.320 mm

Diameter

: 900 mm

Bahan

: Stainless steel

Jenis

: Sieve tray column

Jumlah tray

: 40

Bahan isolasi

: Rock wool

Penutup isolasi

: Stainless steel

Kondisi operasi

: Suhu kolom

: atas : 99,4oC ; bawah : 105oC

Tekanan kolom : atas : 2,65 bar ; bawah : 1,7 bar 4. Recovery column (DA 304) Tugas

: Untuk memperbesar konsentrasi alkohol serta memisahkan alkohol dari impuritas

Tinggi

: 21.320 mm

Diameter

: 900 mm 37

Bahan

: Stainless steel

Jenis

: Sieve tray column

Jumlah tray

: 40

Bahan isolasi

: Rock wool

Penutup isolasi

: Stainless steel

Kondisi operasi

: Suhu kolom

: atas : 99,6oC ; bawah : 105oC

Tekanan kolom : atas : 2,5 bar ; bawah : 1,35 bar 3.2 ALAT PENDUKUNG Unit Fermentasi 1. Blower (BA 226) Tugas

: menyuplai udara ke seed fermenter, pre fermenter dan main fermenter.

Jenis

: Rotary

Kondisi

: flow : 1.100 m3/jam

Tekanan

: 1,6 bar

Motor

: 30 Kw, 4.000 rpm

2. Hopper ( FC 206 dan 207) Tugas

: menampung molasses dan air proses dan mendistribusikan ke tangki seed fermenter, pre fermenter, dan main fermenter.

Jenis

: silinder tegak terbuka

Kapasitas

: 8,5 m3

Bahan

: Carbon steel

Tinggi

: 1,88 m

Diameter

: 2,4 m

3. Heat Exchanger (HE 213, 214, 215, 216, 217 dan 218) Tugas

: mendinginkan mash dari main fermenter.

Jenis

: plate

Jumlah plate

: 109 buah

Kondisi operasi

: Tekanan maksimum : 13 bar 38

Suhu maksimum

: 55 oC

Luas transfer panas : 53,5 m2 Panjang

: 1,05 m

Ketebalan plate

: 0,4 m

4. Pompa 201 ( P 201) Tugas

: mengalirkan molasses dari hopper (FC 206) ke fermenter

Jenis

: screw pump

Jumlah

: 2 buah

Kondisi operasi

: Kecepatan

: 55-319 rpm : 25-35 oC

Suhu

Viskositas : 5.000 cp Kapasitas

: 7-30 m3/jam

Tekanan

: 3 bar

Motor

: 7,5 Kw

5. Pompa 202 ( P 202) Tugas

: memompa air proses dari hopper (FC 207) ke fermenter

Jenis

: screw pump

Jumlah

: 2 buah

Kondisi operasi

: Kecepatan

: 68-414 rpm

Suhu

: 25-35 oC

Viskositas

: 5.000 cp

Kapasitas

: 22-90 m3/jam

Tekanan

: 2 bar

Motor

: 15 Kw

6. Pompa 203 ( P 203) Tugas

: mengalirkan cleaning water dari FC 207 ke fermenter

Jenis

: centrifugal pump

Jumlah

: 2 buah 39

Kondisi operasi

: Kecepatan

: 2.900 rpm

Kapasitas

: 60-80 m3/jam

Tekanan

: 10 bar

Motor

: 18,5 Kw

7. Pompa 204 (P 204) Tugas

: mengalirkan process water dari hopper unit utilitas (FC 207) ke hopper (FC 207)

Jenis

: centrifugal pump

Jumlah

: 2 buah

Kondisi operasi

: Kecepatan

: 2.900 rpm

Kapasitas

: 60-80 m3/jam

Tekanan

: 10 bar

Motor

: 18,5 Kw

Unit Destilasi 1.

Falling Film Heat Exchanger (AE 301) Tugas

: Mengembunkan uap etanol dari DA 302 dan sebagai pemanas DA 301

2.

Tinggi

: 7.070 mm

Diameter

: 600 mm

Bahan

: Stainless steel

Jumlah pipa

: 173

Heat Condensor (HC 301) Tugas

: mengkondensasikan uap ethanol yang keluar dari bagian atas mash distilling column (DA 301). Sebagai pendingin adalah air.

Jenis Shell side;

: Shell & Tube, Panjang

: 3960 mm

Diameter -ID : 464 mm Tube side;

Panjang

: 2.300 mm

Diameter-ID : 38, 4 mm 40

3.

Jumlah pass

: 1- 4

Jumlah tube

: 124

OD

: 21,3 mm

Heat Condensor (HC 302) Tugas

: mengkondensasikan uap etanol yang keluar dari bagian atas mash distilling column (DA 301). Sebagai pendingin adalah air.

4.

Diameter

: 338 mm

Panjang

: 3.575 mm

Jenis

: Shell & Tube

Jumlah pass

:1-1

Jumlah tube

: 22

OD

: 45,6 mm

Heat Condenser (HC 303) Tugas

: Mengkondensasikan uap etanol yang keluar dari bagian atas recovery column (DA 304). Sebagai pendingin adalah air.

5.

Diameter

: 940 mm

Panjang

: 5.960 mm

Jenis

: Shell & Tube

Jumlah pass

: 1-6

Jumlah tube

: 198

OD

: 42,4 mm

Heat Condensor (HC 304) Tugas

: Mengkondensasikan uap etanol yang keluar dari bagian atas recovery column (DA 304). Sebagai pendingin adalah air.

Diameter

: 406 mm

Panjang

: 3.575 mm 41

6.

Jenis

: Shell & Tube

Jumlah pass

: 1-1

Jumlah tube

: 38

ID

: 42,4 mm

Scrubber (WC 301) Tugas

: mengkondensasikan uap etanol yang belum terkondensasikan pada HC 302. Sebagai penyerap adalah air.

7.

Diameter

: 940 mm

Panjang

: 5.960 mm

Jenis

: Shell & Tube

Jumlah pass

: 1-6

Jumlah tube

: 198

OD

: 42,4 mm

Heat Exchanger (HE 301) Tugas

: memanaskan mash yang berasal dari Unit fermentasi sebagai pemanas adalah stillage dari hasil bawah Mash Distilling Column (DA 301).

8.

Luas perpindahan panas

: 1,16 m2

Jenis

: plate

Jumlah plate

: 48

Heat Exchanger (HE 302) Tugas

: memanaskan etanol hasil dari condenser, dengan pemanas hasil bawah AE 301 Luas perpindahan panas

9.

Jenis

: Plate

Jumlah plate

: 49

Heat Exchanger (HE 303)

42

: 4,9 m2

Tugas

:

Memanaskan

alokohol

hasil

atas

hydroselection column (DA 303), dengan pemanas refluks dari F 301 Luas perpindahan panas

: 0,8 m2

Jenis

: plate

Jumlah plate

: 10

10. Heat Exchanger (HE 304) Tugas

: mendinginkan alkohol dengan pendingin berupa air

Luas perpindahan panas

: 0,8 m2

Jenis

: plate

Jumlah plate

: 10

11. Pompa (P 301) Tugas

: mengalirkan mash dari unit fermentasi

Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 1,5 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 1 m3/h

TDH

: 28,1 m

12. Pompa (P 302) Tugas

: mengalirkan stillage hasil bawah mash distilling

column (DA 301) Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 1,5 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 1 m3/h

TDH

: 21,9 m 43

13. Pompa (P 303) Tugas

: mengalirkan alkohol hasil atas DA 301 menuju Hydroselection column (DA 303)

Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 2,2 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 3,5 m3/h

TDH

: 27,6 m

14. Pompa (P 304) Tugas

: mengalirkan lutter water ke AE 301 dan sebagian di alirkan ke HE 302 sebagai pemanas.

Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 1,5 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 3 m3/h

TDH

: 13,7 m

15. Pompa (P 305) Tugas

: mengalirkan hasil bawah Rectifying column (DA 302) ke AE 301

Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 2,2 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 5 m3/h

TDH

: 30,9 m

16. Pompa (P 306) Tugas

: mengalirkan cairan yang mengandung alkohol ke dalam Rectifying column (DA 302) 44

Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 2,2 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 1,2 m3/h

TDH

: 36 m

17. Pompa (P 307) Tugas

: mengalirkan hasil bawah Hydroselection column (DA 303) ke Rectifying column (DA 302)

Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 2,2 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 4 m3/h

TDH

: 35,8 m

18. Pompa (P 308) Tugas

: mengalirkan hasil bawah dan hasil atas Recovery column (DA 304) ke Hydroselection column (DA

303) Jenis

: pompa sentrifugal

Power

: 3 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 15 m3/h

TDH

: 24,8 m

19. Pompa (P 309) Tugas

: mengalirkan refluks dari HC 303 ke Recovery column (DA 304)

Jenis

: pompa sentrifugal 45

Power

: 2,2 kW

Frekuensi

: 50 Hz, 220 – 380 V

Kapasitas

: 5 m3/h

TDH

: 30,9 m

46

BAB IV UTILITAS

Departemen utilitas adalah departemen yang bertanggung jawab didalam mendukung proses produksi. Departemen utilitas bertugas menyediakan air, steam, bahan bakar, biogas, power station, dan udara tekan. Adapun Departemen utilitas di PT. INDO ACIDATAMA Tbk terdiri dari beberapa unit, antara lain : 4.1. UNIT PENYEDIAAN AIR Unit ini bertugas menunjang proses produksi dalam hal penyediaan cooling water, process water, soft water dan service water. Sumber air utama berasal dari air bawah tanah (ABT) dengan kedalaman sumur 150-200 meter. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan dan debit yang besar. Selain itu juga untuk menjaga agar tidak mengganggu siklus air permukaan (sumur, sungai, kolam, dsb) yang berada di sekitar lingkungan perusahaan. Air yang dihasilkan pada umumnya tidak murni karena terdapat kotoran atau impuritas yang tidak diinginkan. Untuk mengalirkan air dari kedalaman 200 meter digunakan pompa air (Deep Well atau Well pump) berkekuatan 11 kW dan akan menghasilkan debit antara 20-30 m3/jam. Air tersebut kemudian dialirkan ke Sand Filter untuk mengalami proses filterisasi atau penyaringan dengan menggunakan media pasir silika. Sistem yang digunakan di PT. Indo Acidatama Tbk adalah :  Pre Treatment bisa dilakukan dalam waktu singkat,  Dapat menghilangkan bakteri dan turbidity semaksimal mungkin,  Waktu penyaringan cepat,  Pemakaian air pencuci (wash water) sedikit,  Sebagai langkah awal proses air yang berlanjut ke proses pelunakan air (soft water).

47

Di PT. INDO ACIDATAMA Tbk terdapat 3 unit sand filter, yaitu FB 721, FB 722, dan FB 723 dengan kapasitas ± 3.000 L. Sand filter dioperasikan secara Batch. Tekanan dalam sand filter dijaga 1,5 bar. Jika manometer menunjukan tekanan di atas 1,5 bar, maka endapan yang tertahan dalam filter makin banyak dan kecepatan filtrasi akan menurun. Hal ini dapat menggangu atau menghambat proses penyaringan itu sendiri. Sehingga tangki sand filter perlu dibersihkan dengan cara di backwash dan aerasi dengan maksud membuang endapan dari dalam tangki sand filter. Setelah melewati sand filter, air akan ditampung di dalam water pit dengan kapasitas 500 m3. Dari water pit ini, air kemudian dibagi-bagi fungsinya untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan pabrik. Fungsi air tersebt antara lain: 4.1.1 Cooling water. Cooling water adalah air yang digunakan sebagai alat penukaran atau penyerap panas media alat-alat yang berada di plant (HE, column, dsb) dan kemudian didinginkan kembali di unit cooling tower. Adapun skema pendinginan kembali cooling water di cooling tower dapat dilihat pada gambar 4.1.

48

Water return from plant Water to plant Penguapan oleh udara

Hot basin

Cold basin

Pompa sirkulasi

Cold basin filter area

Pompa distribusi

Gambar 4.1 Skema Pendingan Air di Cooling Tower PT. INDO ACIDATAMA Tbk memiliki 2 cooling tower dengan sistem open cooling system. Cooling tower 1 dilengkapi dengan 4 unit fan dan cooling tower 2 dilengkapi dengan 3 unit fan. Cooling tower dilengkapi dengan 2 bak (bassin) yaitu cold basin yang menampung cooling water dan hot basin yang menampung water return dari plant. Pompa distribusi yang digunakan minimal berkekuatan 37,5 kW dan yang paling besar berkekuatan 90 kW. Cara kerja cooling tower ini sebagai berikut, cooling water dari plant dialirkan ke hot basin. Air dalam hot basin akan dialirkan ke atas menggunakan pompa sirkulasi berkekuatan 30 kW menuju dack atas cooling tower dan dijatuhkan. Hal ini bertujuan agar terbentuk titik-titik air karena bertumbukan dengan kisi-kisi kayu. Udara luar akan dihisap oleh fan berkekuatan 55 kW melewati kisi-kisi. Maka akan terjadi proses perpindahan panas antara air panas dengan udara luar yang lebih dingin. Sehingga air menjadi dingin dan ditampung dalam cold basin untuk didistribusikan ke plant lagi.

49

Karena pendinginan cooling water yang bersifat open cooling system, kualitas cooling water sangat dijaga untuk menjaga agar tidak terjadi masalah seperti : a.

Inorganic fouling (scale/bentuk Kristal CaCO3, CaSO4, CaSiO3, MgSiO3)

b.

Sedimentasi fouling (pasir/lumpur)

c.

Organic fouling (minyak/waxes)

d.

Microbial fouling (algae, fungi, bakteri) Pengaruh Biofouling di Cooling System di gambarkan dalam tabel

berikut : Tabel 4.1 Standart Parameter Cooling Water No 1

2

3 4 5

6 7

Fouling yang terjadi Pengaruh pada Cooling Sistem Pertumbuhan Algae Distribusi tidak rata Cooling Tower Tidak enak dilihat Potensia menambah nutrisi air Biofilm di pipa dan pompa Menurunkan Flow Rate Meningkatkan Turbulensi Meningkatkan kebutuhan energy untuk pompa Biofilm di Distribution Distribusi aliran tidak rata Deck Biofilm yang terkelupas Menyumbat pipa/ pompa/ filter Biofilm di Heat Exchanger Sebagai bahan isolasi panas Menurunkan efesiensi HE Mencegah aksi Corrosion inhibitor Microba pembentuk korosi Korosi logam Pertumbuhan Fungi Menyumbat pipa/ filter Merusak kayu cooling tower Karena dengan berbagai permasalahan tersebut maka kwalitas Cooling

Water harus dijaga untuk memenuhi standart parameter yang ditentukan, adapun standart parameter Cooling Water sebagai berikut :

50

Tabel 4.2 Pengaruh Biofouling di Cooling System Parameter pH Conductivity M. Alkalinity Ca Hardness Total Hardness Total Iron Chloride Silica Ortho Phosphate O-PO4 (unfiltered-filterd) Zinc Free Residual Halogen COD Cycle of Conc-Silica Total Aerobic Bacteria Slime Former Bacteria

Unit mS/cm ppm CaCO3 ppm CaCO3 ppm CaCO3 ppm Fe ppm Cl ppm SiO2 ppm PO4 ppm Zn ppm Cl2 ppm cfu/ml cfu/ml

Recommended Value 7,5-8,5 Max 1.500 150-400 100-300 Max 350 Max 2 Max 350 Max 180 4-9 Max 2 0,1-2,5 0,2-0,5 Max 100 2,5 1 x 106 5 x 105

4.1.2. Process water. Process water adalah air yang dibutuhkan di plant untuk kepentingan proses. Process water langsung diambil dari water pit tanpa mengalami pengolahan lagi. Air dari water pit dialirkan dengan pompa P 708.1, P 708.2, dan P 708.3 ke dalam bak penampung W1 di area 300 dan bak penampung W3 di area 450 tanpa di kembalikan lagi ke unit pengolahan air.

51

FC 701

To Feed Water Boiler

From Well Pump

Service Water To All Area

FC 702 SAND FILTER SOFTENER

WATER PIT

PROCESS WATER

W1 W2-3

Gambar 4.2 Skema Pengolahan Water Pit 4.1.3. Soft water. Soft water digunakan khusus untuk umpan boiler. Selain itu soft water juga digunakan untuk proses di area 500, ekspansion tank diesel, compressor, cooling tower dari Micro Lab, Cooling Tower Mini Compressor. Proses treatmentnya dimulai dari air yang berasal dari Water Pit di alirkan kedalam tangki softener. Di dalam softener tank terdapat Resin Na+ yang bertujuan mengikat Ca (kalsium) dan Mg (magnesium) yang merupakan komponen pembentuk kerak nineral CaCO3 yang akan menempel pada dinding boier sehingga menghambat terbentuknya panas. Bila konsentrasi Ca dan Mg sudah terlalu banyak yang diikat oleh Resin Na+ maka sakan terjadi kejenuhan atau tidak trace atau air menjadi sadah (Total Hardness CaCO3) di atas 4 ppm. Maka harus dilakukan proses Regenerasi dengan garam dapur NaCl (larutan garam) ± 700 kg/ regenerasi. Setelah melalui proses kimia didalam tangki softener, air sudah disebut dengan Soft Water dan ditampung di tangki FC 701. Reaksi Kimia Pertukaran Ion CaSO4

+ 2R-Na

R2Ca + Na2SO4

MgSO4

+ 2R-Na

R2Mg + Na2SO4

52

Regenerasi R2Ca

+ 2NaCl

2R-Na + CaCl2

R2Mg

+ 2NaCl

2R-Na + MgCl2

Penggunaan Soft Water lain adalah A 500, Expantion Tank Diesel, Compressor, Cooling Micro Lab, Cooling Tower Mini Compressor. 4.1.4. Service water. Service water merupakan air untuk cleaning, MCK, masak, dan lainlain. Service water tidak mengalami pengolahan lagi tetapi langsung dialirkan dengan pompa P 709.1 dan P 709.2 ke tangki FC 702 kemudian didistribusikan secara gravitasi ke seluruh area plant. 4.2. Unit Penyediaan Uap (Boiler) Unit boiler di P.T. Indo Acidatama Tbk. bertugas sebagai penyedia steam pada area 200, 300, dan 500, dengan cara memanaskan soft water agar menjadi uap/ steam. Adapun bagian-bagian penting dari Boiler sebagai berikut : 1. Dapur Pembakaran Tempa bertemunya udara/ oksigen yang dihembuskan oleh blower, bahan bakar (solar, batubara, gas methane) dan api sehingga terjadi pembakaran, bagian ini juga disebut Lorong Api. 2. Pipa Api Didalam Boiler, pipa-pipa tersusun sejajar dan terendam Feed Water. Berfungsi sebagai jalannya gas panas yang dihasilkan dari pembakaran di lorong api, sehingga temperature Feed Water menjadi naik/ panas dan menjadi uap. 3. Heat Exchanger (HE) Sebagai pemanas awal Soft Water dengan menggunaan system Cell and Tube, sumber panas dari air Blowdown. 4. Dearator Alat yang berfungsi membuang sisa Oksigen yang ikut terbawa bersama Feed Water Boiler agar tidak terjadi korosif dalam boiler.

53

5. Feed Water Tank Tempat lanjutan pemanas Feed Water dimana Feed Water mnedapat perlakuan panas dari Steam Header dan tempat untuk menampung Feed Water Boiler 6. Economizer Bagian terakhir system pemanas awal Feed Water sebelum masuk keruang boiler dengan memanfaatkan panas dari gas bekas pembakaran sebelum masuk cerobong/ chimney 7. Blower Kipas/ fan yang berputar untuk menghembuskan udara tekan kedalam ruang bakar. Air boiler harus dijaga parameter controlnya dengan cmenggunakan Chemical yang di injeksikan secara Countinue dan dosis tertentu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi gangguan dalam peralatan system pemanas Air Boiler. Parameter kontrol pada air boiler dapat dilihat di tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Parameter Control Air Boiler No

Parameter

Unit

Recommended Value 10,0 – 12,00

1

pH

2

Alkalinity

Ppm CaCO3

Max 2,5 x SiO2

3

Hardness

Ppm CaCO3

Trace

4

Clhoride

Ppm Cl

Max 200

5

Silica

Ppm SiO2

Max 450

6

Iron

Ppm Fe

Max 1,0

7

Conductivity/ TDS

Uscm-1

/

Max 5000

ppm 8

Sulfite

9

Appearance

Ppm SO3

20 – 40 Jernih

54

Di PT. INDO ACIDATAMA Tbk mempunyai 3 unit boiler dengan spesifikasi sebagai berikut :  Boiler no 1 Spesifikasi : Merk

: OMNICAL - Jerman

Type

: DDH 14,0

Kapasitas

: 14 ton steam/jam

Tekanan uap max.

: 13 bar

Temperatur uap

: 350 οC

Luas bidang panas

: 106,158 m2

Efisiensi

: 88,5 %

Bahan bakar

: Residu atau gas metana

Konsumsi bahan bakar max. : 916 kg/jam  Boiler no 2 Spesifikasi : Merk

: ALSTOM

Buatan

: South Africa (RSA)

Kapasitas

: 14 ton steam/jam

Tekanan uap max.

: 1400 kPa

Temperatur operasi

: 195 oC

Bahan bakar

: batu bara

Konsumsi bahan bakar

: 30 ton/hari

 Boiler no 3 Spesifikasi : Merk

: BASUKI

Buatan

: Indonesia

Kapasitas

: 16 ton steam/jam

Tekanan uap max.

: 13 bar

55

Temperatur operasi

: 195 oC

Bahan bakar

: batu bara

Konsumsi bahan bakar

: 30 ton/hari

Semua boiler yang ada di PT. INDO ACIDATAMA Tbk merupakan jenis boiler pipa api. Secara umum prinsip kerja boiler pipa api merupakan pengembangan dari boiler lorong api dengan penambahan pipapipa api di dalamnya. Gas panas hasil pembakaran di ruang bakar mengalir di dalam lorong api dan pipa api sehingga memanaskan air yang berada di sekeliling lorong api dan pipa api.

Gambar 4.3 Boiler Pipa Api Bagian-bagian utama dari boiler : 1. Dapur pembakaran Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran di mana udara yang ditiupkan blower bercampur dengan api dan bahan bakar yang sudah dikabutkan oleh burner. Bagian ini juga disebut lorong api. 2. Pipa api Bagian ini merupakan pipa-pipa yang tersusun sejajar di mana gas hasil pembakaran akan langsung memanaskan air dalam boiler dan berubah menjadi uap. 3. Deaerator Alat ini berfungsi untuk membuang sisa-sisa oksigen yang ikut terbawa dari air umpan boiler untuk mencegah korosif dalam boiler. Pemanas dalam deaerator diambil dari steam header.

56

4. Feed water tank Alat ini merupakan perlakuan pemanasan lanjutan dari deaerator dan juga untuk menampung air isian boiler (feed water boiler). 5. Heat exchanger Alat ini sebagai pemanas awal air umpan boiler yang menggunakan sistem cell and tube, sumber panas dari air blow down. 6. Economizer Alat ini merupakan bagian akhir dari pemanasan awal sebelum air masuk ke ruang boiler dengan memanfaatkan panas dari gas sisa pembakaran sebelum masuk cerobong. 7. Blower Kipas/fan yang berputar untuk menghembuskan udara tekan ke dalam ruang bakar. Untuk menjaga kualitas air boiler maka diperlukan injeksi chemical secara kontinyu dengan dosis sebagai berikut :  Katalis Sulfit : 4 kg/hari  Ametroll

: 7 kg/hari

 Durec 211

: 5 kg/hari

 Drew Plex

: 3 kg/hari

4.3. Unit Penyediaan Bahan Bakar Area ini bertugas menyediakan bahan bakar yang antara lain digunakan oleh Boiler dan alat berat transportasi. PT. INDO ACIDATAMA Tbk. menggunakan beberapa jenis bahan bakar, antara lain :  Batu bara Batu bara yang dibutuhkan boiler no 2 dan boiler no 3 masing-masing adalah 30 ton/hari.  Gas metana Gas metana yang dibutuhkan boiler no 1 untuk beroperasi sekitar 916 Kg/Jam.

57

 Solar Solar digunakan untuk bahan bakar alat-alat transportasi. Biogas Plant Biogas adalah hasil samping pengolahan limbah dari area 300 yang ditampung dalam bak anaerob yang telah ditutup dengan membran polimer HDPE. Gas yang dihasilkan oleh bak anaerob berupa gas metana yang bermanfaat untuk pengganti BBM dari boiler no 1. Gas metana yang dihasilkan memiliki tekanan 1,54 bar pada suhu 34oC. Hasil gas metana yang dipakai ± 48.000 m3/hari. Cara operasional dari Biogas plant :  Gas dihasilkan oleh bak anaerob dihisap dan dimampatkan meggunakan blower 1 kemudian dialirkan melalui pipa PVC menuju biogas plant.  Gas di masukkan ke scrubber 1 yang berisi air yang disemprotkan untuk memisahkan partikel-partikel kotoran yang terbawa dalam aliran gas. Air yang digunakan berasal dari well pump. Sedangkan air dari scrubber tersebut dialirkan ke bak anaerob pada bagian WWT sebagai pengencer.  Setelah melewati scrubber 1, maka gas metana dimasukkan ke dalam scrubber 2 yang berisi larutan NaOH untuk mengikat sulfur dalam gas metana yang akan mengakibatkan korosi pada boiler dan bau menyengat pada cerobong boiler. Di dalam kolom scrubber 2 juga dilengkapi plat besi dengan posisi diagonal yang berfungsi menangkap/ menjebak kandungan air yang ikut lolos dari kolom scrubber 1 agar pembakaran di dalam Boiler menjadi sempurna.  Gas metana yang keluar dari scrubber 2 kemudian dihisap dan dimamatkan oleh blower 2 sehingga tekanan gas akan naik menjadi 0,280,7 bar sesuai dengan kebutuhan boiler agar terjadi pembakaran sempurna.

58

1 2 5

3

6 8 4

7

9

Keterangan : 1-2-3

: bak anaerob

4

: blower 1

5

: scrubber 1

6

: scrubber 2

7

: blower 2

8

: boiler no 3

9

: pompa scrubber Gambar 4.4 Skema Pengolahan Gas Metana

4.4 Unit Power Station Unit ini bertugas menyediakan tenaga listrik yang dibutuhkan oleh plant. Tenaga listrik yang ada di power station antara lain : 3.2.1

Tenaga listrik dari PLN

: 2 x 1.090 kW= 2.180 kW

3.2.2

Tenaga listrik dari Genset

: 3 x 900 kW = 2.700 kW

Total tenaga listrik di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. adalah 4.880 kW yang kemudian didistribusikan ke masing-masing COS (Change Over Switch). Untuk pendistribusian power listrik ke unit pengguna diatur dengan kode COS (Change Over Switch) yang dibagi menjadi 8 Panel COS di ruang Central Power. Peralatan yang ada diruang ini adalah 2 buah transformator, Cubicle, beberapa pael power COS yang berisi ACB (Air Circuit Breaker) yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus power listrik. 59

Tabel 4.4 Pembagian Power COS No

COS

Pembagian Power

1

COS I

Evaporator Biogas Plant

2

COS II

Cooling Tower I Penerangan Kantor Produksi

3

COS III

BBM Plant Penerangan Ruang : Comp, Boiler, Workshop, Listrik, MaK, Main Office

4

COS IV

Fermentasi Penerangan CR

5

COS V

Compressor Turbo 5 dan 6

6

COS VI

Power Plant Compressor 1 dan 2 Process Water

7

COS VII

Cooling Tower II Compressor 3 Boiler Basuki Air Dryer

8

COS VIII

WWT Compressor 4 Hydrant Penerangan All Area

4.5 Unit Penyediaan Udara Tekan Unit ini bertugas menyediakan udara tekan untuk proses produksi di area A 400, A 450 dan udara tekan / instrument untuk penggerak pneumatic peralatan di semua area di mana pengguna terbesar adalah plant. Ada dua jenis Compressor, yaitu :

60

1. Compressor Turbo Ada 2 unit masing-masing dengan kapasitas udara terpasang 4.800 kg/jam, digerakkan oleh motor yang berkekuatan 500 kW/ unit., udara di Compressor ini mengalami perlakuan pemampatan sampai 3 kali oleh turbo dimana setiap selesai di mampatkan udara akan menjadi panas dan didinginkan di Inter Cooler sedangkan pendingin udara yang paling akhir adalag after cooler. Hal ini dilakukan agar didapatkan udara tekan dengan pressure, temperature dan flow yang sesuai dengan kebutuhan plant. 2. Compressor Piston Ada 4 unit dengan kapasitas udara terpasang per unit 1.250 kg/ jam, compressor ini dilengkapi motor berkekuatan 160 kW yang menggerakkan 2 buah piston secara horizontal, yaitu Piston Low Pressure (LP) dan Piston High Pressure (HP). Di PT. INDO ACIDATAMA Tbk mempunyai 6 kompresor dengan spesifikasi sebagai berikut: a. 4 buah kompresor piston dengan kapasitas udara @ 1.250 kg/jam b. 2 buah kompresor turbo dengan kapasitas udara @ 5.250 kg/jam Namun dari keenam kompresor tersebut, PT. Indo Acidatama Tbk hanya menggunakan 1 buah kompresor piston dengan kapasitas udara 1.250 kg/jam untuk mencukupi kebutuhan proses. Bahan baku udara yang berasal dari udara bebas dengan tekanan 1 atm, dihisap oleh Suction Valve dan dimampatkan oleh Dilevery Valve Cylender Low Pressure sehingga tekanan udara naik dari 1 atm menjadi 2,5 bar yang ditampung dalam tangki LP, kenaikan tekanan udara diikuti oleh kenaikan temperature udara dari suhu kamar 30oC menjadi 64oC. Karena tekanan udara masih rendah maka udara dihisap dan dimampatkan lagi di High Pressure Cylinder mejadi 5,5 – 7,2 bar dan temperaturnya 64 – 72 oC. Seperti pada compressor turbo demikian juga pada compressor piston dimana setiap kali udara mengalami pemampatan dan temperatur panas maka di

61

dinginkan di inter cooler dan paling akhir after cooler agar terccapai temperature max 60oC sesuai persyaratan sebagai udara proses. Udara dari 2 jenis compressor ini kemudian di tampung di tangki stabilizer FA 550 A, B, D yang akan didistribusikan ke plant A dan plant B, sedang tangki FA 550 C untuk menampung udara instrument. Udara instrument adalah udara proses dari tangki FA 550 D yang dialirkan ke Air Dryer, yaitu suatu alat dimana udara mengalami proses pengeringan dan pendinginan dari temperature 60oC menjadi 10oC agar kandungan air didalam udara terkondensasi, sehingga tidak mengakibatkan peralatan di plant maupun di Control Room tidak cepat korosif. Tahap akhir perjalanan udara instrument ini adalah melalui Hyper Filter S dan Q sebagai alat untuk memastikan bahwa kandungan air dalam udara instrument ini sudah sangat minimal.

62

BAB V LABORATOTRIUM

5.1. Program Kerja Laboratorium Laboraturium di PT. Indo Acidatama Tbk, bertugas untuk menganalisa mutu bahan baku dan produk jadi atau siap jual (Quality Control) serta bahan-bahan selama diproses (plant analysis). Hasil analisa bahan baku digunakan untuk menentukan kelayakan molasses untuk diproses atau tidak. Gula sisa dalam mash dianalisa untuk mengetahui sejauh mana proses pembentukan alkohol dalam mash. Makin tinggi konsentrasi gula sisa dalam mash, makin rendah efisiensi fermentasi. Unfermented sugar yang ada juga mempengaruhi makin tingginya kadar gula sisa dalam mash. Hasil analisa produk digunakan untuk menjelaskan kepada konsumen tentang kandungan dan komposisi produk sesuai spesifikasi konsumen, hasil analisa bahan-bahan yang diproses digunakan sebagai informasi ke control room setiap 4 jam, sehingga pengendalian proses produksi berjalan dengan baik. Adapun yang dianalisa dalam laboratorium adalah : 1. Analisa Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku dilakukan secara : -

Harian Dilakukan setiap hari, meliputi : berat jenis dan derajat brix

-

Periode Dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan cara mengumpulkan sebagian sampel dari analisa harian kemudian dilakukan analisa yang meliputi berat jenis, derajat brix, dan kadar gula.

2. Pemeriksaan terhadap bahan setengah jadi Pemeriksaan bahan setengah jadi meliputi : -

Analisa masakan tetes Pada proses ini yang dianalisa adalah derajat brixnya dengan pengambilan sampel 4 jam sekali

-

Analisa hasil fermentasi 63

Pada proses ini, hasil fermentasi sebelum masuk dalam kolom distilasi dilakukan analisa terhadap kadar alkohol 3. Pengontrolan kualitas etanol Pengontrolan kualitas dilakukan secara : -

Harian Mengambil sampel etanol dari tiap menara distilasi setiap hari untuk dianalisa berat jenisnya

-

Periode Sebagian sampel dari analisa harian dikumpulkan dan setiap 15 hari dilakukan analisa total yang meliputi indeks bias, berat jenis, kadar etanol, dan uji logam berbahaya.

4. Pemeliharaan yeast Yeast dipelihara dalam media agar-agar dan setiap 2 minggu sekali dipindahkan ke media agar-agar baru. 5.2. Alat-alat Laboraturium b. Alat Uji PH 1. pH meter 2. Beaker glass 3. Tissue c. Alat Uji oBrix pada molasses 1. Neraca analytic 2. Gelas ukur 500 ml atau tabung panjang 50 cm, d = 4 in 3. Gelas beaker 600 ml 4. Pengaduk 5. Magnetic stirrer 6. Brix meter d. Alat Uji oBrix pada mash 1. Gelas ukur 250 ml 2. Spindle saccharometer skala 5-25 oBrix 3. Pengaduk

64

d. Alat Uji Alkohol Yield 

Alat yang digunakan - Beaker glass volume 250 ml dan 600 ml - Labu takar 100 ml, 250 ml dan 500 ml - Spindel alkohol range 0 – 7 % - Labu destilasi 100 ml - Labu fermentasi 100 ml - Gelas ukur 250 ml - Muffle leher angsa - Aluminium foil - Silicone plug - Neraca analitik - Autoclave - Jarum ose - Inkubator - Spatel - Test tube - Lampu Bunsen



Menyiapkan reagen sebagai berikut : -

Molasses / tetes

-

Urea

-

Diamonium hydrogen phosphate

-

Slant dari shaccaromices cereviceae sebanyak 10 ml

-

Pepton from neat

-

Extract of yeast powder

5.3. Prosedur Analisa a. Uji PH Reagen : larutan buffer PH 7, larutan buffer PH 4 1. Melakukan proses kalibrasi, dengan :

65

-

Menghidupkan pH meter, kemudian menekan kalibrasi dengan mencelupkan elektroda ke buffer 7

-

Menekan kalibrasi sampai keluar angka 7, kemudian menekan kalibrasi dengan mencelupkan elektroda ke buffer 4.

-

Menekan kalibrasi 2 sampai angka 4, kemudian mencuci elektroda dengan aquadest sampai bersih.

2. Melakukan proses menganalisa, dengan : -

Mencelupkan elektroda pH meter kedalam sampel air.

-

Membaca pH sampel, membaca pada display yang tertera pada pH meter.

b. Uji oBrix pada molasses 1. Menimbang tetes sebanyak 500 gr dengan menggunakan gelas beaker 100 ml. 2. Menimbang air sampai 2000 gr, kemudian mencampur dan mengaduknya dengan stirrer. 3. Memasukan larutan ketabung panjang 50 cm dan d = 4in, setelah larutan tersebut homogen. 4. Masukan brix meter, kemudian membaca skala yang tertera, dan baca koreksi suhunya. c. Uji oBrix pada mash 1. Mengaduk sampel dengan pengaduk sampel yang akan diukur. 2. Membilas gelas ukur yang ada dengan sampel 1 sampai 2 kali. 3. Memasukan sampel kedalam gelas ukur sampai volume 250 ml 4. Masukan pelan-pelan spindle saccharometer, dan tunggu sampai stabil. 5. Membaca angka yang tertera, dan hasil pembacaan digunakan sebagai nilai oBrix sampel.

66

d. Uji Alkohol Yield Cara kerja - Menimbang 10 % total sugar untuk volume 60 ml - Menimbang nutrisi meliputi urea 0,5 gr, Diamonium Hydrogen Phosphate 0,25 gr, yeast extract 2,5 gr, peptone 2,5 gr - Nutrisi tersebut bersamaan dengan tetes yang ditimbang dilarutkan dengan aquadest sampai volume 500 ml dan memasukkannya kedalam labu fermentasi volume 1000 ml - Membilas labu takar yang digunakan untuk membuat media dengan 100 ml aquadest, mengaduk hingga homogeny - Menutup labu fermentasi dengan kapas yang dibungkus kain kasa atau dengan silicone plug lalu ditutup aluminium foil kemudian mensterilkan dengan autoclave suhu 1200C / 1 atm selama 20 menit, lalu mendinginkannya. - Menginokulasikan dengan TT seed yang telah diinkubasi selama 1 hari. - Menggagnti tutup dengan muffle leher angsa kemudian memberi aquadest dan menginkubasinya selama 3 hari pada suhu kamar. - Menganalisa alkohol content pada yield dengan cara sebagai berikut : a. Mengambil 250 ml mash dengan labu takar, lalu masukan kedalam labu destilasi volume 1000 ml dan membilas labu takar dengan aquadest sebanyak 250 ml b. Mendestilasi dan menampung destilat dengan erlenmeyer

sampai

volume 300 ml dan memindahkan kedalam labu takar 500 ml dan menjadikan volumenya 500 ml dengan aquadest. Mengocok hingga homogeny lalu menyimpan dalam freezer sampai suhu dibawah 200C lalu mengocok lagi. c. Memasukkan kedalam gelas ukur volume 250 ml atau 500 ml dan memasukkan spindle alcohol meter range 0 – 7 % dan membaca tepat pada suhu 200C. Perhitungan :

67

Hasil alkohol yield akhir :

x % terbaca pada

volume 500 ml. e. Pertumbuhan Yeast Untuk pertumbuhan yeast yang secara langsung didatangkan dari Jepang. Yaitu saccharomyces cereviceae Kyowa. Cara Kerja : -

Yeas dar YMA (Yeast Media Agar)t ditempatkan dalam media tumbuh 10 ml YMP ( Yeast Malt Pepton).

- Selanjutnya yeast diinkubasi selama 24 jam, disebut inkubasi awal. - Yeast ditransfer ke media yang lebih besar yaitu 500 ml molasses pada suhu 30 oC dan diinkubasi kedua selama 24 jam - Proses pembibitan dilanjutkan pada media yang lebih besar, yaitu molasses sebanyak 4000 ml dengan kondisi operasi yang sama -

Yeast yang terbentuk pada tahap ini disebut fresh yeast culture

- Setiap satu kali proses batch memerlukan 16 L ( 4 x 4000 ml) fresh yeast culture 5.4. Instrumentasi Instrumentasi

berfungsi untuk mengetahui kondisi operasi dan

mengendaan kondisi tersebut terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi sehingga menjamin proses produksi dan utilitas dapat beroprasi sesuai yang diharapkan. Instrumentasi ini dipasang sesuai dengan kebutuhan dan bekerja secara manual (digerakan oleh manusia) atau otomatis (dapat diamati dari ruang kendali dan digerakan dengan sistem pneumatic atau sistem elektris). Instrument yang penting di PT. Indo Acidatama Tbk, yaitu : 1. Control valve, fungsinya untuk menentukan besar kecilnya aliran 2. Transmitter, berfungsi untuk menunjukan level yang tampil di plant 3. Thermocouple, fungsinya untuk menunjukan temperature alat 4. Manometer, fungsinya untuk menunjukan tekanan alat

68

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan dan Pengamatan 6.1.1. PT. INDO ACIDATAMA Tbk adalah pabrik integrated Etanol pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1983, terletak di Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar. Bahan baku utama yang digunakan adalah molasses (tetes tebu) yang berasal dari pabrik gula di wilayah Jawa maupun luar Jawa dengan kapasitas 892.740 ton per tahun dan menggunakan katalis yeast saccharomyces cereviceae strain kyowa. Produk yang dihasilkan adalah ethanol dengan kapasitas 34.400.000 kg etanol/tahun dan etil asetat dengan kapasitas 4.450.000 Kg etil asetat/tahun. 6.1.2. Proses produksi di unit etanol melalui 2 tahapan yaitu tahap fermentasi dan tahap pemurnian. Tahap fermentasi melalui 3 proses yaitu proses pembibitan yeast

terjadi di tangki seed fermenter,

pengembangbiakan yeast terjadi di tangki pre fermenter, dan proses fermentasi terjadi di tangki main fermenter. Mash yang dihasilkan dari unit fermentasi kemudian dimurnikan di unit etanol sehingga menghasilkan alkohol dengan kadar yang lebih tinggi yaitu ± 96%. 6.1.3. Utility plant bertugas untuk menunjang proses produksi yaitu menyediakan air, uap, tenaga listrik, dan udara tekan. 6.1.4. Pengawasan terhadap mutu produk dilakukan di process control laboratory, quality laboratory, dan microbiology laboratory dengan analisa kadar brix pada molasses, mash, kadar etanol, indeks bias, berat jenis, dan perkembangbiakan yeast. 6.1.5. Limbah diolah dengan baik sehingga memenuhi tata baku dari pemerintah. Produk yang dihasilkan dari limbah diantaranya biogas, pupuk cair dan pupuk kompos.

69

6.2 Saran 6.2.1. Perlu adanya peningkatan efisiensi kerja saat instrument dan analisa laboratorium sehingga akan memberikan informasi yang lebih akurat. 6.2.2. Perlunya ditingkatkan kesadaran para pekerja dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) sehingga K3 di lingkungan pabrik lebih baik.

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Farah et all, 2011, Study Of Growth Kinetic And Modeling Of Ethanol Production By Saccharomyces Cerevisiae, Departemen Of Biotechnology Engineering, Kuala Lumpur Faith W.L., & Keys, D.B., 1957, Industrial Chemicals, John Wiley & Sons, Inc. New York Himmelblau, David, 1989, Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering, Prentice Hall, New Jersey Perry, R.H., and Green, D., 2000, Perry’s Chemical Engineers Hand’s book, 8th Edition, Mc Graw Hill Book Co, New York Prescott, S.C., Dunn, C.G., 1959, Industrial Microbiology, Mc Graw Hill Book Company, New York Ruslina, Maya.,2012, Laporan Kerja Praktek PT Indo Acidatama Tbk Departemen Produksi Unit Fermentasi, Universitas Indonesia, Depok

71

Related Documents

Spesifikasi
May 2020 49
Spesifikasi
October 2019 44
Spesifikasi Pemisahan.docx
November 2019 31
Spesifikasi Fokker.docx
April 2020 28
Spesifikasi Obat.docx
November 2019 27
Spesifikasi Hipertensi.docx
December 2019 38

More Documents from "fathya azanina"