Laporan_kunjungan_perusahaan_program_ker.docx

  • Uploaded by: falya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_kunjungan_perusahaan_program_ker.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,987
  • Pages: 19
LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN PROGRAM KERJA K3 DI PT INDO ACIDATAMA Tbk.

Disusun Oleh: Devi Risdianti J410140107

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kemajuan sektor industri dan perkembangannya di era globalisasi ini yang diikuti dengan meningkatnya teknologi dan juga seiring dengan peradaban manusia yang semakin maju, tidak selalu membawa dampak positif tapi juga menimbulkan masalah baru yang membawa dampak terhadapa perubahan di sektor kehidupan. Beragam jenis industri dengan hasil produksi yang bersaing bebas di kelas dunia menimbulkan berbagai masalah yang beragam pula, seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan dampak terhadap lingkungan. Salah satu yang ikut berkembang dan bersaiang dalam produksi adalah industri kimia. Industri kimia merupakan industri yang menggunakan, mengelola serta memproses bahan kimia dengan suhu tinggi, di dalam proses ini banyak digunakan mesin dan peralatan-peralatan modern. Penggunaan bahan kimia dan mesin di dalam setiap proses produksi tentu memiliki potensi bahaya yang cukup besar, dan menimbulkan gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini menyebabkan adanya kerugian, kecelakaan yang dapat ditinjau dari aspek ekonomis maupun aspek kemanusiaan.

Aspek

ekonomis

misalnya

biaya

pengobataan,

biaya

kompensasi, biaya kerusakan gedung atau sarana produksi, biaya latihan tenaga kerja baru dan upah tenaga kerja tidak mampu kerja. Sedangkan aspek kemanusiaan misalnya cidera, cacat atau bahkan kematian. PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan-bahan kimia berbahaya. Proses produksinya juga begitu komplek, menggunakan peralatan/mesin yang canggih. Maka PT. Indo Acidatama Tbk. memiliki potensi bahaya yang cukup komplek, antara lain : kebakaran, peledakan dan potensi bahaya yang berasal dari mesin-mesin serta tempat kerja yang tidak

aman. Sedangkan faktor-faktor bahaya yang ada yaitu kebisingan, penerangan, iklim kerja, debu, dan pemaparan B3.

B. Tujuan 1. Untuk mengetahui potensi dan faktor bahaya yang ada di PT. Indo Acidatama Tbk. 2. Untuk mengetahui program kerja K3 di PT. Indo Acidatama Tbk. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan program kerja K3 di PT. Indo Acidatama Tbk.

C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Setelah melakukan kunjungan industri mahasiswa menjadi lebih paham mengenai potensi bahaya, program kerja K3, teknis penerapan dan pelaksanaan K3 di dunia industri terutama di PT Indo Acidatama Tbk. Selain itu mahasiwa tidak hanya memahami secara teori tapi praktik nyata mengenai pelaksanaan K3 di dunia industri. 2. Bagi Perusahaan Adanya kunjungan industri ke perusahaan tersebut akan menambah orang yang mengetahui tentang hal positif yang dimiliki perusahaan, dalam hal ini program K3 yang dijalankan. Selain itu peruhasaan dapat meyakinkan mahasiswa mengenai komitmennya terhadap K3 sehingga menambah kepercayaan mengenai perusahaan yang aman, nyaman, dan menjaga keselamatan dan kesehatan pekerjannya.

BAB II HASIL

I.

Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah Perusahaan Perusahaan

didirikan

di

desa

Kemiri,

Kebakkramat,

Karanganyar, Kotamadya Surakarta, Jawa Tengah dengan luas lahan ± 11 Ha. Pada mulanya perusahaan ini bernama PT. Alkohol Utama (1983) kemudian pada tahun 1986 nama tersebut berubah menjadi nama menjadi PT. Indo Acidatama Chemical Industry. Setelah itu pada tanggal 4 Oktober 2005 berubah namanya menjadi PT. Sarana Nugraha Tbk. Dan pada tanggal 30 juli 2006 telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Pembangunan pabrik tersebut selesai pada akhir tahun 1988, sementara produksi komersial dimulai pada tahun 1989. Mesin dan peralatan pabrik dirancang oleh Krupp Industric Teknic GMBH Jerman Barat. Sedangkan teknologi diperoleh dari Hull AG Jerman Barat. Pembangunan konstruksi gedung dan peralatan proses produksi seluruhnya dikerjakan oleh tenaga kerja Indonesai dibawah supervisi dari Krupp Industric Teknic GMBH Jerman Barat. PT. Indo Acidatama Tbk. termasuk dalam jenis industri agro kimia dan merupakan pabrik Ethanol terbesar di Indonesia dan juga pabrik

Ethanol

Integrated

(selain

memproduksi

Ethanol

juga

memproduksi Acetic Acid dan Ethyl Acetate) pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang terletak dalam satu komplek dengan merk dagang PT. Indo Acidatama Tbk. B. Lokasi Perusahaan PT. Indo Acidatama Tbk. terletak ± 15 km ke arah timur laut dari Surakarta dan 2 km dari jalan raya Solo - Sragen ke arah barat. Dari segi ekonomi, lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan dekatnya pabrik dengan sumber bahan baku industri Ethanol, yakni tetes tebu (molasses) yang diperoleh dari pabrik gula sekitarnya. Molasses adalah

suatu bahan produk samping dari pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Transportasinya juga mudah karena dekat dengan Jl. Raya SoloSragen dan berada dalam jaringan pengangkutan ke seluruh daerah pemasaran. Sedangakan dari segi sosial, PT. Indo Acidatama Tbk. juga sudah banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya dengan tingkat pendidikan antara lain SLTP/Sederajat, SMU Sederajat, Sarjana Muda, Sarjana dan tenaga kerja lainnya. C. Struktur Organisasi Plant Division Plant Division PT. Indo Acidatama dipimpin oleh seorang Plant Exc.Officer, dalam tugasnya dibantu oleh Vice Exc.Officer to Plant yang terdiri dari: a. Plant Administration b. Plant Staff (PPC, Enginnering, MPC, Safety Inspector) c. Production Departement Head d. Utility Departement Head e. Mechanic Main. Departement Head f. Electric Main. Departement Head g. Environmental Departement Head D. Produksi Utama PT. Indo Acidatama Tbk. beroperasi dengan peralatan yang modern dan canggih sehingga mampu mengolah tetes tebu yang merupakan hasil samping pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produk utama yang dihasilkan di PT. Indo Acidatama Tbk. antara lain Ethanol 96,0%, Acetal dehide 99,9%, Acetid Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%. Selain didalam negeri Ethanol juga telah diekspor ke negara tetangga yaitu Jepang, Pakistan, dan Thailand. Sedangkan Acetid Acid dan Ethyl Acetate dibutuhkan di industri makanan, tekstil, rokok, dan cat di dalam negeri.

II.

Hasil Kunjungan Mengenai Program K3 PT. Indo Acidatama Tbk. merupakan salah satu pabrik kimia yang tentunya memiliki risiko bahaya yang besar yang kapan saja bisa mengancam

keselamatan dan kesehata pekerja maupun lingkungan

sekitarnya. Risiko bahaya yang mungkin terjadi di pabrik ini adalah kebakaran dan tumpahan bahan kimia. Untuk itu PT. Indo Acidatama sangat mengutamakan dan berkomitmen kuat mengenai program keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan kunjungan yang dilakukan dan penjelasan yang diberikan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut. A. Program Keselamatan Kerja 1. K3 Kebakaran PT. Indo Acidatama Tbk. memang sangat besar kemungkinan terjadinya kebakaran. Untuk itu dibentuk tim tanggap darurat yang dikoordinatori oleh bapak Eko dan sebagai komandan lapangan adalah bapak Setia Budi. Adapun alat-alat pendukung K3 kebakaran yang tersedia di PT. Indo Acidatama Tbk. adalah: a. Alat pelindung diri (APD). b. Fire alarm, yang berjumlah 9 dan dilakukan pengecekan setiap 1 bulan sekali. c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pengecekan dilakukan setiap 1 bulan sekali, dan penempatannya disesuaikan dengan kegunaan ruangan dan tempat tersebut (sesuai tingkat risiko bahaya). d. Alat Pemadam Api (APA), merupakan pemadam api yang besar dengan berat minimum 16 kg biasanya menggunakan alat dorong. Ada 3 APA dengan jenis dry chemical, alat ini untuk memadamkan api kapasitas besar. e. Fire Hydrant berjenis halaman (berada di halaman) yang dilengkapi dengan nozzle dan selang, serta dilakukan pengecekan minimal 1 bulan sekali. Tekanan air minimal adalah 3 bar dan maksimal 5-6 bar. Hydrant ini disediakan di 19 titik di area PT. Indo Acidatama Tbk.

Sirine juga disediakan di PT. Indo Acidatama Tbk. guna membantu dalam proses pemberi peringatan dan langkah yang harus dilakukan bila terjadi kejadian darurat, misalnya sirine pertama berarti pekerja diharapkan waspada, sirine kedua pekerja segera dievakuasi. Jalur evakuasi sudah ditempel di beberapa tempat sehingga memudahkan untuk evakuasi. Untuk titik evakuasi sendiri ada 2 yaitu di dekat pos satpam dan di bagian timur PT. Indo Acidatama Tbk. PT. Indo Acidatama Tbk. juga melakukan training pada karyawan/pekerja dalam pelatihan tangap darurat serta simulasi keadaan darurat yang dilakukan rutin setiap tahun yang bekerjasama dengan safety unit. Kebakaran pernah terjadi di PT. Indo Acidatama Tbk. ini pada tahun 2015. Tim tanggap darurat juga dibentuk di PT. Indo Acidatama Tbk. ini. Tim ini bertugas untuk mengatasi dan bergerak ketika ada kondisi darurat di perusahaan, seperti kebakaran, tumpahan kimia (B3). Selain itu juga ada tim pemadam kebakaran, dimana akan membantu dalam pemadaman kebakaran. Dalam tim kebakaran ini dibagi menjadi beberapa group sesuai dengan shift yang ada di perusahaan. 2. K3 Kimia Proses produksi di PT. Indo Acidatama Tbk. dimulai dari tetes yang masuk/datang ke pabrik, tetes ini disimpan terlebih dahulu. Tetes dari pabrik tebu disimpan di dalam tangki-tangki guna menjaga ketersedian bahan baku, karena pabrik tebu tidak setiap hari melakukan produksi (musiman). Truk-truk pembawa tetes masuk ke PT.

Indo

Acidatama

Tbk.

kemudian

dibongkar

di

tempat

pembongkaran tetes dan dimasukkan ke tangki penyimpanan tetes, dalam sehari ada sekitar 30-50 truk pembawa tetes. Kemudia tetes yang sudah disimpan barulah diolah dengan cara fermentasi. Melalui proses fermentasi tersebut diolah menjadi ethanol. Fermentasi adalah proses pembentukan ethanol dari bahan baku gula dan penambahan yeast serta air, dari proses fermentasi tersebut diperoleh alkohol

dengan konsentrasi sebesar 9 – 10 %. Setelah fermentasi, diolah kembali dengan cara destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan untuk memperoleh ethanol dengan kemurnian sebesar 96,5%. Ethanol ini kemudian dibuat menjadi beberapa produk, yaitu acetal dehide, acetic acid, ethyl acetate. Dalam proses produksi, dilakukan quality assurance yakni pengecekan produksi yang dilakukan selama 2 jam (dalam sehari 2x pemeriksaan yaitu jam 5 pagi dan 1 siang). Tangki Molasses

Tangki PreFermenter

Ethanol

Tangki Main Fermenter

Kolam Destilasi Vakum

Bagan 1. Diagram Alur Produksi Ethanol

Produk yang dihasilkan di PT. Indo Acidatama Tbk. memiliki standar untuk pangan sehingga dapat di aplikasikan untuk industri pangan, seperti ethanol dapat diaplikasikan bagi produk minuman, kosmetik, parfum, rokok, farmasi; acetic acid juga dapat diaplikasikan pada pembuatan cuka makan, industri farmasi, dll; dan ethyl acetate dapat diaplikasikan pada industri pembuatan cat atau pewarna. Selain produk chemical, juga menghasilkan pupuk organik (pomi) yang merupakan hasil samping dari limbah (namun sekarang disebut coproduct karena masih dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat). Salah satu pengolahannya adalah dengan cara aerob (dengan bantuan udara), anaerob dimana dalam proses ini mengubah limbah cair menjadi biogas yang dapat digunakan untuk bahan bakar boiller sehingga mengurangi penggunaan batu bara dan pencemaran lingkungan. Para pekerja yang berada di laboratorium yang mengurus mengenai bahan-bahan kimia dan proses produks seperti pemeriksaan,

analisis tetes (yang dilakukan ± 1 jam), quality assurance (QA), dll. Untuk proses kontrol dan QA pekerjanya mengikuti jam produksi (sesuai shift). Dan untuk APD yang digunakan pekerja laboratorium hanya jas laboratorium. Untuk laboratorium kimia ini safety unitnya berasal dari tim P2K3 dan dilakukan briefing setiap pagi. Laboratorium juga dilengkapi jalur pejalan kaki karena ada truk dan kendaraan yang berlalu lalang, serta smoking area. Audit lingkungan dilakukan sesuai dengan jenisnya, misalnya zat cair atau limbah cair dilakukan setiap bulan, emisi gas dilakukan 2 kali setahun (bulan mei dan november) yang dilakukan oleh balai hiperkes dari Semarang. Untuk tumpahan B3, ada tim khusus yang menangani masalah ini bila terjadi. 3. K3 Listrik Pada bagian listrik disini meliputi kabel-kabel atau jaringan listrik yang digunakan. Pada bagian listrik ini tentu sangat komplek dan harus dilakukan dengan hati-hati dan selalu dilakukan pemeriksaan pada sambungan-sambungan guna mencegah terjadinya konsleting pada panel, misalnya saja bila terjadi hujan dan air merambat melalui kabel-kabel kemudian air merambat menuju panel dan terjadilah konsleting untuk itu listrik ini sangat riskan dan harus dilakukan penanganan dengan tepat. PT. Indo Acidatama Tbk. juga mempunyai sistem penangkal petir, dimana bila ada petir akan ditangkap dan di groundingkan ke tanah agar tidak menyebabkan kebakaran maupun masalah bagi peruhasaan dan karyawan. B. Program SMK3 Sistem Manajemen K3 dibangun dari 3 pondasi pilar utama yaitu: 1. Komitmen manajemen Dimana manajemen berkomitmen terhadap SMK3, dengan ikut andil dan terlibat dalam rapat yang dilakukan 1 tahun sekali (RTM), yang bertujuan untuk menyampaikan masalah-masalah yang ada di setiap sistem manajemen. Hal itu merupakan salah satu program SMK3 yang

ada di PT. Indo Acidatama Tbk. Selain itu ada kebijakan K3 yang didalamnya menyampaikan bahwa manajemen berkomitmen terhadap K3, sehingga membentuk kebijakan K3 ini yang ditandatangani oleh top manajemen (pimpinan puncak). 2. Partisipasi karyawan Karyawan diajak bersama-sama untuk melakukan semua yang berhubungan dengan K3 dan melaksanakan segala sesuatu yang menjadi program dan peraturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan karyawan. 3. Kepatuhan terhadap peraturan hukum Sebagai salah satu wujud kepatuhan terhadao peraturan hukum yaitu setiap alat mempunyai sertifikasi alat, misalnya forklip, hydrant. Serta adanya pengukuran lingkungan, karena perusahaan ini merupakan perusahaan kimia yang memiliki kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan seperti pengukuran limbah, emisi gas (udara ambient) dan semua hasilnya masih tapah aman dan ramah lingkungan. Antara 3 pilar tersebut harus saling bersinergi untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan yang baik, namun bila ketiga pilar tersebut tidak saling sinkron/bersinergi maka tidak mungkin keselamatan dan kesehatan serta program yang ada dapat berjalan sebagaimana mestinya dan terwujudnya SMK3. P2K3 merupakan salah satu yang wajib dibentuk dalam SMK3, sebagai wujud perwakilan perusahaan. P2K3 merupakan pengendali penuh dalam SMK3 di perusahaan. P2K3 ini bersifat memberikan masukan atau saran pada perusahaan. Dalam P2K3 ada beberapa divisi yaitu divisi publikasi dan komunikasi (sebagai humas P2K3), divisi diklat (memberikan pelatihan, dan divisi kesehatan kerja. Selain itu ada Safety Unit yang bertugas mengambil kebijakan serta mengawasi teknis di lapangan, guna menjaga pekerja agar tetap aman. Dimana safety unit ini dependent langsung dibawah direksi (non departement). Semua saran yang diberikan oleh safety unit harus dipatuhi

dan dilaksanakan selama itu berhubungan dengan keselamatan pekerja. Dalam safety unit ada yang namanya safety permitte untuk pekerjaan yang akan dilakukan, dan terdiri dari beberapa macam warna. Safety unit juga akan memberikan sangsi pada karyawan yang sengaja tidak menggunakan APD atau merusak. Selain itu dalam program SMK3 yaitu melakukan sosialisasi pada karyawan secara kontinu, meeting di setiap unit untuk menyampaikan mengenai K3 serta menyampaikan masalah K3 yang ada di perusahaan dari atasan ke bawahan serta dari karyawan ke atasan, training pada karyawan dalam penanggulangan kondisi darurat, kemudian simulasi rutin setiap tahun. Dalam SMK3 ini juga dilakukan audit untuk mengetahui sejauh mana implementasi SMK3 yang telah dilaksanakan. C. Program Kesehatan Kerja Program pelayanan kesehatan kerja yang dilakukan di PT. Indo Acidatama Tbk. sesuai dengan peraturan perundang-undangan No. 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan menjadi dasar. Program tersebut meliputi: 1. Promotif Salah satunya adalah penyuluhan kesehatan, pendidikan, bimbingan yang dilakukan pada karyawan seperti pelatihan penanganan kecelakaan kerja pada karyawan (seperti shock, pingsan). Kemudian ada juga mengenai gizi kerja terutama yang berada di kantin. 2. Preventif Program preventif disini yang dilakukan diantaranya menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan kerja bakti dan sweeping; melakukan olahraga sesuai bidang masing-masing (seperti bersepeda, sepakbola, tennis, badminton); cek-up yang dilakukan sebelum masuk (saat screening karyawan baru), cek-up tahunan yaitu general cek-up (pemeriksaan ECG, pemeriksaan darah, dan rotgen) dan cek-up spesifik sesuai dengan risiko pekerjaannya; memperhatikan keergonomisan tempat kerja.

3. Kuratif Pelayan kuratif disini salah satunya melakukan pemeriksaan tekanan darah pada masing-masing karyawan. 4. Rehabilitatif Pada karyawan yang sedang melakukan rehabilitatif masuk kerjanya bertahan serta pekerjaannya disesuaikan dengan kondisinya, sampai kondisinya kembali seperti semula. Poliklinik tersedia di PT. Indo Acidatama Tbk. dengan 1 dokter dan 1 perawat, selain itu tersedia juga kotak P3K di poliklinik, pos depan security, kantor Utility/Leader Shift dan Control Room yang petugasnya sudah di training, di poliklinik juga tersedia obat yang dibutuhkan. Poliklinik terdiri dari ruang konsultasi dan 2 ruang istirahat, untuk jam buka mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore dengan istirahat 1 jam. Untuk para karyawan juga mendapatkan BPJS ketenagakerjaan

untuk

kecelakaan kerja dan BPJS kesehatan diamana keluarga masuk disini. PT. Indo Acidatama Tbk. juga bekerjasama dengan rumah sakit terdekat yaitu trauma center. D. Gizi dan Kantin Mengenai gizi kerja ini adalah gizi yang diberlakukan pada pekerja saat melakukan pekerjaan. Dalam gizi kerja ini juga memperhatikan pemberian kalori, karbohidrat dan protein pada pekerja yang diseuaikan dengan jenis pekerjaannya. Salah satunya adalah pemberian susu bagi pekerja (susu segar ataupun susu kaleng). Makanan yang disediakan di kantin juga dijaga kebersihan dan pengolahannya. Selain itu makanan yang disediakan juga bervariasi dan sudah ada daftarnya. Kantin juga melalui proses sertifikasi sehingga aman dan terjamin baik itu ruang makan, memasak, dan penyajiannya. Untuk waktu makan sendiri dibagi menjadi 3 sesuai dengan shift kerja yaitu: 1. Shift malam (23.00 - 07.00) waktu makannya adalah pada jam 3 pagi. 2. Shift pagi (07.00 – 15.00) waktu makannya adalah pada jam 12 siang. 3. Shift sore ( 15.00 – 23.00) waktu makannya adalah pada jam 6 sore.

BAB III PEMBAHASAN

A. Keselamatan Kerja Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas secara optimal. Hal ini berarti setiap perusahaan wajib untuk memperhatikan keselamatan pekerja dari risiko bahaya pekerjaan yang dilakukannya. PT. Indo Acidatama Tbk. sendiri sudah menerapkan K3 dan penyediaan APD di perusahaannya sesuai dengan peraturan tersebut. PT. Indo Acidatama Tbk. merupakan perusahaan yang berhubungan erat dengan kimia, untuk itu memiliki beberapa risiko bahaya seperti: 1. Kebakaran a. Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 yang merupakan salah satu syarat keselamatan kerja adalah mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Dalam hal ini PT. Indo Acidatama Tbk. memiliki

K3

kebakaran

dan

tim

tanggap

darurat

yang

bertanggungjawab bila terjadi kebakaran, serta melengkapi pabrik dengan beberapa fasilitas yang berguna untuk memadamkan api seperti APA, APAR, Fire Hydrant, Fire Alarm, jalur evakuasi dan titik evakusi. b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per04/MEN/ 1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan, pada pasal 11 menyatakan bahwa setiap APAR

harus diperiksa 2 kali dalam setahun (pemeriksaan dalam

jangka 6 bulan dan 12 bulan). PT. Indo Acidatama Tbk. melakukan pengecekan APAR setiap bulan, hal ini berarti sudah sesuai dan memenuhi peraturan mengenai APAR tersebut.

c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186/MEN/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja pada pasal 2 menyatakan bahwa pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja. Berdasarkan peraturan tersebut bila dilihat di PT. Indo Acidatama Tbk. telah memenuhi dan melakukan sesuai dengan peraturan tersebut dimana ada tim tanggap darurat dan tim pemadam kebakaran serta dilakukannya pelatihan/simulasi penanggulangan kebakaran dan falisitas pemadam api serta jalur evakuasi dan titik evakuasi. 2. Tumpahan B3 Pada Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pasal 4 menyatakan setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup. PT. Indo Acidatama Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang mematuhi aturan ini hal ini terbukti dari limbah yang dihasilkan dari produksi utama diolah kembali dan dimanfaatkan kembali seperti dengan mengubah limbah cair berupa metan menjadi biogas untuk dijadikan bahan bakar pengganti batu bara, kemudia air sisa produksi diolah dan dilakukan pengecekan guna mengetahui kadarnya dan memastikan bahwa air tersebut aman dan masih masuk dalam standar baku mutu limbah yang diperbolehkan untuk di buang ke sungai (lingkungan). Pengecekan ini dilakukan setiap bulan bahkan setiap hari. 3. Listrik Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, menyatakan bahwa syarat pelaksanaan keselamatan kerja salah satunya adalah mencegah pekerja terkena aliran listrik yang berbahaya, di PT. Indo Acidatama Tbk. juga ada yang bekerja di bagian K3 listrik yang bertugas mengurusi mengenai jarigan-jaringan listrik atau masalah kelistrikan yang ada di perusahaan termasuk merekayasa sedemikian rupa

agar kabel-kabel atau listrik yang ada tetap aman dan tidak menimbulkan bahaya bagi pekerja maupun perusahaan. B. Program SMK3 a. Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pasal 5 menyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya, hal ini berlaku bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja paling sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya yang tinggi. PT. Indo Acidatama Tbk. merupakan perusahaan yang mempekerjakan pekerja lebih dari 100 orang dan memiliki tingkat potensi bahaya yang tinggi, hal ini berarti perusahaan ini memiliki kewajiban untuk menerapkan SMK3 dan sudah diterapkan sebagaimana yang diatur dalam PP tersebut. Serta mempunyai kebijakan mengenai K3, penerapan, serta evaluasinya dan adanya komitmen dari pengusaha yang ditunjukkan melalui ikut andilnya pimpinan dalam SMK3 ini, juga dilakukannya audit SMK3 baik audit internal maupun eksternal guna mengetahui pelaksanaan K3 dan hasil apa saja yang telah di capai dari program K3 yang telah ditetapkan. b. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, PT. Indo Acidatama Tbk. telah melakukan dan melaksanakan pembentukan P2K3 sesuai yang tercantum dalam peraturan tersebut seperti fungsi P2K3 ini, sekertaris P2K3 haruslah ahli K3, anggota P2K3 yang terdiri dari pengusaha dan pekerja serta ahli K3, dsb. C. Program Kesehatan Kerja a. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, PT. Indo Acidatama Tbk. melakukan pemeriksaan atau cek-up yang dilakukan sebelum masuk (saat screening karyawan baru), cek-up tahunan yaitu general cek-up dan cekup spesifik sesuai dengan risiko pekerjaannya. Hal ini berarti sudah sesuai dengan peraturan tersebut.

b. Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

No:

PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja pasal 2 salah satunya menyatakan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja. Di PT. Indo Acidatama Tbk. dilakukan kegiatan kerja bakti dan sweeping guna menjaga kebersihan lingkungan perusahaan dan menjegah timbulnya penyakit yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan (hygiene). Kemudian juga menyediakan kotak P3K dan pelatihan pertolongan pertama pada pekerja. Sehingga sesuai dengan syarat pelayanan kesehatan kerja yang ada pada ayat tersebut. c. PT. Indo Acidatama Tbk. memberikan jaminan kecelakanan dan kesehatan bagi pekerja berupa BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bahwa setiap tenaga kerja berhak memperoleh jaminan atas kecelakaan kerja, serta pada UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) pada pasal 6 ayat 1 yang menyatakan bahwa ruang lingkup program jamsostek meliputi; Jaminan Kecelakaan Kerja; Kematian; Hari Tua; dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. d. PT. Indo Acidatama Tbk. juga melakukan pembagian shift kerja dimana masing-masing adalah 8 jam kerja kecuali pekerja tertentu yang harus selalu siap siaga. Hal ini sesuai dengan UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 23 yang menyatakan upaya kesehatan kerja pada hakekatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. 7) Pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian Program Kembali Kerja Serta Kegiatan Promotif dan Kegiatan Preventif Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja pasal 1 menyatakan bahwa Program kembali kerja (Return to Work Program) yang selanjutnya disebut Program Kembali Kerja adalah rangkaian tata

laksana penanganan kasus Kecelakaan Kerja maupun Penyakit Akibat Kerja melalui pelayanan kesehatan, rehabilitasi, dan pelatihan agar pekerja dapar kembali bekerja. Serta, Trauma Center

BPJS

Ketenagakerjaan

adalah

fasilitas

pelayanan

kesehatan berupa klinik, puskesmas, balai pengobatan, praktek dokter bersama dan rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada Kecelakaan Kerja dan/atau Penyakit Akibat Kerja. Sesuai dengan peraturan tersebut PT. Indo Acidatama Tbk. akan merujuk korban kecelakaan kerja di perusahaan ke trauma center dan melakukan program rehabiliasi serta program kembali kerja, juga untuk pembiayaan pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh BPJS ketenagakerjaan. D. Gizi dan Kantin Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan dan Permenaker No. PER-04/MEN/1987 salah satu yang harus dilakukan adalah pemantauan terhadap gizi kerja dan, menyelenggarakan makanan di tempat kerja. PT. Indo Acidatama Tbk, juga melakukan pemantauan gizi melalui penyediaan makanan ditempat kerja terutama di kantin yang kalorinya disesuaika dengan kebutuhan pekerja (pekerjaan yang dilakukan) serta pengadaaan makan ini berlaku untuk semua shift baik shift malam, pagi, maupun sore. Selain itu higiene kantin dan pengolahan makanan juga sudah tersertifikasi jadi aman bila dikonsumsi.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kunjungan dan pengamatan yang dilakukan di PT. Indo Acidatama Tbk. dapat ditarik kesimpulan bahwan perusahaan ini telah memenuhi persayaratan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku baik itu mengenai keselamatan kerja, program SMK3, program kesehatan kerja, pemberian jaminan kesehatan bagi pekerja, serta masalah gizi dan kantin yang ada di perusahaan tersebut. Serta PT. Indo Acidatama Tbk. ini juga merupakan perusahaan yang ramah lingkungan, karena selain bahan baku utamanya menggunakan limbah dari pabrik gula, hasil akhir atau limbah yang dihasilkan perusahaan ini juga diolah kembali sehingga menjadi produk yang dapat dimanfaatkan kembali, dan hanya sedikit limbah yang dikeluarkan yaitu berupa air yang sudah diolah dan diuji agar tidak mencemari lingkungan bila dibuang ke sungai. B. Saran 1. Denah jalur evakuasi sebaiknya diperjelas atau sedikit diperbesar lagi serta dibuat lebih menarik agar orang yang melihat lebih paham dan mau memperhatikan. 2. Untuk bagian laboratorium sebaiknya ditingkatkan kembali mengenai penggunaan APD, tidak hanya menggunakan jas lab saja karena bukan tidak mungkin dapat terjadi percikan ataupun adanya bau yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.

LAMPIRAN

Fire Hydrant

Alat Pemadam Api (APA)

Praktik menggunakan hydrant

More Documents from "falya"