Sosiologi Komunikasi Massa-sem 6.docx

  • Uploaded by: Sasa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sosiologi Komunikasi Massa-sem 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,882
  • Pages: 17
A. Pengertian Sosiologi Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau bertaman, kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa latin yang berarti teman, kawan. Berkembang lagi menjadi kata social, artinya berteman, bersama, berserikat. Secara khusus kata social maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehhidupan bersama.1 Dengan kata lain menurut Hassan shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya. Menurut Selo Soermardjan dan soeleman soemardi mengatakan bahwa, sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses-proses social, termasuk perubahan-perubahan social. Struktur social adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur social yang pokok, yaitu kaidahkaidah social (norma-norma social), lembaga-lembaga social, kelompokkelompok, serta lapisan-lapisan social. Proses social adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama umpamanya pengaruh timbal balik antara

1

Burhan bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta : Kencana, 2008) h. 27

segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya.

B. Pengertian sosiologi komunikasi Menurut Soerjono Soekanto sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi social yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok.2 Menurut Soekanto, sosiologi komunikasi juga ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada public. Secara komprehensif sosiologi komunikasi mempelajari tentang interaksi social dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan social di masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi social macam apa yang di tanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media. Komunikasi di dalam masyarakat dibagi dalam 5 jenis : 1. Komunikasi individu dengan individu 2. Komunikasi kelompok

2

Sosiologi komunikasi.., h. 31

3. Komunikasi organisasi 4. Komunikasi social 5. Komunikasi massa

Komunikasi

massa menurut

McQuail

adalah komunikasi

yang

berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa. Selanjutnya McQuail mengatakan ciri-ciri utama komunikasi massa, sumbernya adalah organisasi formal dan pengirimnya adalah professional, pesannya beragam dan dapat diperkirakan, pesan diproses dan distandarisasikan, pesan sebagai produk yang memiliki nilai jual dan makna simbolik, hubungan antara komunikan dan komunikator berlangsung satu arah, bersifat interpersonal, non-moral, dan kalkulatif. Dengan demikian, lingkup komunikasi massa menyangkut sumber pemberitaan, pesan komunikasi, hubungan komunikan dan komunikator, dan dampak pemberitaan terhadap masyarakat. C. Ruang lingkup sosiologi komunikasi 1. Sosiologi Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau bertaman, kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa latin yang berarti teman, kawan. Berkembang lagi menjadi kata social, artinya berteman, bersama, berserikat. Secara khusus kata social maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu

persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehhidupan bersama. Dengan kata lain menurut Hassan shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya. Pitirin Sorokin mengemukakan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari : a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala social (misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya) b. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala nonsosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya) c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala social. Menurut Selo Soermardjan dan soeleman soemardi mengatakan bahwa, sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses-proses social, termasuk perubahan-perubahan social. Struktur social adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur social yang pokok, yaitu kaidah-kaidah social (norma-norma social), lembaga-lembaga social, kelompok-kelompok, serta lapisan-lapisan social. Proses social adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama umpamanya

pengaruh timbal balik antara segi kehidupan hokum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya. 2. Community Masyarakat sebagai objek sosiologi, beberapa pengertian dibuat oleh ralph linton masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan social dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu social tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relative lama, dan akhirnya dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudia mewujudkan adanya system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungat antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya. 3. Teknologi telematika Istilah teknologi telematika (telekomunikasi, media, dan informatika) bermula dari istilah teknologi informasi (information technologu atau IT). Istilah ini mulai popular di akhir decade 70-an. Pada masa sebelumnya, teknologi infomasi masih disebut denga istilah teknologi computer atau pengolahan data elektronik atau PDE (Electronic data processing atau EDP)

Istilah telematika lebih kea rah penyebutan kelompok teknologi yang disebutkan secara bersama-sama, namun sebenarnya yang dimaksudkan adalah teknologi informasi yang digunakan di media massa serta teknologi telekomunikasi yang umumnya digunakan dalam bidang komunikasi lainnya. Secara garis besar, teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat keras menyangkut pada peralatan-peralatan yang bersifat fisik, seperti memori, printer dan keyboard. Adapun perangkat lunak terkait dengan instruksi-intruksi untuk mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan instruksi-instruksi tersebut. 4. Communication Theodornoson

and

theodornoson

(1969)

memberi

batasan

lingkup

communication berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seorang atau kkelompok kepada yang lain terutama melauli symbol-simblo. Garbner mengatakan communication dapat didefinisikan sebagai social interaction melalui pesanpesan. Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi social orang0orang dalam masyarakat termasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi.

5. Sosiologi komunikasi Menurut Soerjono Soekanto sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi social yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Menurut Soekanto, sosiologi komunikasi juga ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada public. Secara komprehensif sosiologi komunikasi mempelajari tentang interaksi social dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan social di masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi social macam apa yang di tanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media. Komunikasi di dalam masyarakat dibagi dalam 5 jenis : 1. Komunikasi individu dengan individu 2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi organisasi 4. Komunikasi social 5. Komunikasi massa

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar-perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung(melalui medium). Komunikasi kelompok adalah memfokuskan pembahasannya kepada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan. Komunikasi organisasi menunujuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi. Komunikasi social adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif di mana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi social. Melalui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas. Komunikasi massa menurut McQuail adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa. Selanjutnya McQuail mengatakan ciri-ciri utama komunikasi massa, sumbernya adalah organisasi formal dan pengirimnya adalah professional, pesannya

beragam dan dapat diperkirakan, pesan diproses dan distandarisasikan, pesan sebagai produk yang memiliki nilai jual dan makna simbolik, hubungan antara komunikan dan komunikator berlangsung satu arah, bersifat interpersonal, non-moral, dan kalkulatif. Dengan demikian, lingkup komunikasi massa menyangkut sumber pemberitaan, pesan komunikasi, hubungan komunikan dan komunikator, dan dampak pemberitaan terhadap masyarakat. d. Ranah, Kompleksitas, dan Obyek Sosiologi Komunikasi

1.

Ranah

Ranah sama dengan domain, atau bisa juga dikatakan sebagai wilayah kerja. Sebagai sebuah disiplin ilmu, sosiologi komunikasi memiliki ranah/domain. Menurut Bungin (2007:36), domain atau ranah sosiologi adalah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Selanjutnya, ranah-ranah ini juga bersentuhan langsung dengan wilayah lainnya seperti komunikasi, efek media massa, budaya kosmopolitan, proses dan interaksi sosial, dan teknologi informasi dan komunikasi.

Ranah dari sosiologi komunikasi seolah-olah, sama dengan ranah dari sosiologi. Namun, tidaklah demikian. Sosiologi komunikasi tidak mengambil utuh ranah dari sosiologi. Begitu pula dengan komunikasi. Ranah sosiologi komunikasi juga tidak mengambil ranah komunikasi secara keseluruhan. Lalu, bagaimana hubungan antara ranah sosiologi komunikasi dengan ranah dari sosiologi dan komunikasi? Ternyata, sosiologi komunikasi menjembatani kajian-kajian yang dibicarakan baik

dalam bidang ilmu komunikasi maupun sosiologi. Sebagaimana dibahas sebelumnya dalam pengertian sosiologi komunikasi bahwa sosiologi komunikasi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri. Ia merupakan salah satu cabang dari sosiologi yang secara khusus membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan proses komunikasi dalam masyarakat.

Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa sosiologi komunikasi memperbincangkan berbagai isu berkenaan dengan komunikasi berdasarkan perspektif sosiologis. Misalnya saja, dampak media massa bagi masyarakat, dan sebagainya.

2.

Kompleksitas Sosiologi Komunikasi

Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, sosiologi tidak saja membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.3 Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka dapatlah dikatakan bahwa studi sosiologi komunikasi sedikit rumit atau kompleks. Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi adalah teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi komunikasi cenderung membawa

3

Sosiologi komunikasi.., h. 36

dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya, ekonomi, dan seterusnya.

3.

Obyek Sosiologi Komunikasi

Anda tentu masih ingat, bukan bahwa objek materiil dari semua ilmu sosial adalah manusia. Sebagai salah satu disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai objek kajian materiilnya. Mari kita bahas satu per satu. Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan aktifitas sosial manusia. Kita tahu, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Setiap kita butuh orang lain. Anda masih ingat bukan bahwa salah satu aksioma dalam komunikasi yakni manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Sehingga dalam konteks sosiologi komunikasi, persoalan manusia difokuskan pada interaksi sosialnya dengan manusia lainnya dalam masyarakat.

Selanjutnya, objek formal dari sosiologi komunikasi adalah proses sosial dan komunikasi dalam masyarakat atau interaksi sosial. teknologi telekomunikasi, media dan informatika. Kita tahu, kemajuan teknologi sangat membawa dampak dan perubahan yang besar dalam hampir seluruh aspek masyarakat. Salah satunya media massa. Pengaruh media massa bagi masyarakat tidak bisa terlepas dari kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi. Efek media massa ikut membentuk berbagai perubahan dalam masyarakat. Sebut saja, ada perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, menciptakan perubahan sosial dan pola komunikasi dalam masyarakat,

hingga terciptanya komunitas atau masyarakat maya. Selain itu, pengaruh teknologi komunikasi pun dapat merambah ke dunia ekonomi dan hukum.

e. Pengertian komunikasi massa Defenisi komunikasi massa dirumuskan Bittner yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Menurut Gerbner komunikasi massa adalah produksi dan distrbusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.4 Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, keterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. f. Karakteristik komunikasi massa a. Komunikasi bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televise apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.5 Meskipun pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka, sama sekali terbuka jarang diperoleh, disebabkan factor yang bersifat paksaan yang timbul karena

4

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi komunikasi, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2008) h. 188

5

Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003) h. 81

struktur social. Pengawasan terhadap factor tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh yang bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum, terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri. b. Komunikan bersifat heterogen Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan,

standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka nagi pengaktifan tujuab yang sama, meskipun demikian orang-orang yang tersangkut tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisasikan komposisi komunikan tersebut tergeser-geser terus-menerus, serta tidak mempunyai kepemimpinan atau perasaan identitas. c. Media massa menimbulkan keserempakan Yang dimaksud dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televise dalam hal ini melebihi media tercetak, karena yang terakhir dibaca pada waktu yang berbeda dan lebih selektif

d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi Dalam komunikasi massa, hubungann antar komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syaratsyarat bagi peranan komuniktor yang bersifat umum. Yang terakhir ini, umpanya, mencakup keharusan untuk objektif dan tanpa prasangka dalam memilih dan menanggapi pesan komunikasi yang mempunyai norma-norma penting. Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah (one way communication), dan ratio output-input komunikan sangat besar. Tetapi dalam hubungan komunikator-komunikan itu terdapat mekanisme resmi yang dapat mengurangi ketidakpastian, terutama penelitian terhadap komunikan, korespondensi, dan bukti keuntungan dari penjualan (siaran komersial) g. Model komunikasi massa Komunikasi dengan menggunakan media massa dalam tahun terakhir ini banyak mendapat penelitian dari para ahli disebabkan semakin majunya teknologi di bidang media massa. Kemajuan teknologi di bidang pers seperti kepastian percetakan yang mampu menghasilkan ratusan ribu bahkan jutaan eksemplar surat kabar dalam waktu yang relative cepat, kemajuan teknologi di bidang film yang berhasil menyempurnakan segi audio dan visual, kemajuan teknologi di bidang radio yang mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan suara yang lebih baik, kemajuan teknologi di bidang televise yang

dengan satelitnya mampu menghubungkan satu bangsa dengan bangsa lain secara visual auditif,hidup dan pada saat suatu peristiwa terjadi, itu semua berpengaruh besar pada kehidupan politik, social ekonomi dan budaya. Beberapa model komunikasi massa yaitu : a. Model jarum hipodermik Secara harfiah “hypodermic” berarti “dibawah kulit”. Dalam hubungannya dengan komunikasi massa , istilah hypodermic needle model mengandung anggapan dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang kuat, terarah, segera dan langsung itu adalah sejalan dengan pengertian “perangsang tanggapan (stimulus-respons)” yang mulai dikenal sejak penelitian ilmu jiwa pada tahun 1930-an.6 Elihu katz mengatakan bahwa model tersebut terdiri dari : 1. Media yang sangat ampuh yang mampu memasukkan idea pada benak yang tidak berdaya 2. Massa komunikan yang terpecah-pecah, yang terhubungkan dengan media massa, tetapi sebaliknya komunikan tidak terhubungkan satu sama lain

6

Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi.., h. 83

b. Model komunikasi satu tahap (one step flow model) Model komunikasi satu tahap menyatakan bahwa saluran media massa berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya suatu pesan melalui orang lain, tetapi pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan. Model komunikasi satu tahap adalah model jarum hipodermik yang dimurnikan, model mana telah kita bicarakan di muka. Tetapi model satu tahap mengakui bahwa : 1. Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat 2. Aspek pilihan dari penampilan, penerimaan, dan penahanan dalam ingatan yang selektif mempengaruhi suatu pesan 3. Untuk setiap komunikan terjadi efek yang berbeda

c. Model komunikasi dua tahap (two step flow model) Model dua tahapp ini menyebabkan kita menaruh perhatian kepada peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Berlainan dengan model jarum hipodermik yang beranggapan, bahwa massa merupakan tubuh besar yang terdiri dari orang-orang yang tak berhubungan tetapi berkaitan kepada media, maka model dua tahap ini, melihat massa sebagai perorangan yang berinteraksi. Ada dua keuntungan dari dua tahap yaitu : 1. Suatu pemusatan kegiatan terhadap kepemimpinan komunikasi massa

opini dalam

2. Beberapa perbaikan dari komunikasi dua tahap, seperti komunikasi satu tahap dan komunikasi tahap ganda.

d. Model komunikasi tahap ganda (multi step flow model) Model ini menggabungkan semua model yang telah dibicarakan terlebih dahulu. Model banyak tahap ini didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan yang terjpada kebnyakan situasi komunikasi. Ini tidak mencakup jumlah tahap secara khusus, juga tidak khusus bahwa sesuatu pesan harus berlangsung dari komunikator melalui siaran media massa. Model ini mengatakan bahwa lajunya komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat jumlah “relay” yang berganti-ganti. Beberapa komunikanmenerima pesan langsung melalui saluran dari komunikator, yang lainnya terpindahkan dari sumbernya beberapa kali. Jumlah tahap yang pasti dalam proses yang ini bergantung pada maksud tujuan komunikator, tersedianya media massaa dengan kemampuan untuk menyebarkannya, sifat dari pesan, dan nilai pentingnya pesan bagi komunikan.

Related Documents

Sosiologi
November 2019 52
Sosiologi
June 2020 35
Sosiologi
October 2019 56
Sosiologi
December 2019 66
Sosiologi
December 2019 41
Sosiologi
November 2019 43

More Documents from ""