Sistem umum sistem medis dapat dibagi dalam dua golongan besar: 1. Sistem medis ilmiah yang merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan (terutama yang berasal dari dunia barat) 2. Sistem media tradisional, yang hidup dalam aneka warna kebudayaan manusia. Dalam tingkat-tingkat yang berbeda-beda unsur-unsur medisin ilmiah telah menyebar di banyak masyarakat, bercampur bersama dengan medisin tradisional. Contoh: penggunaan alat-alat medis dalam praktik dukun bayi. Dalam setiap masyarakat kondisi badan dan rohani yang sehat, pencegahan dan penyembuhan penyakit adalah merupakan kompleks kebutuhan dari anggota-anggotanya, olehnya medisin adalah pranata sosial. Medisin kecuali menyangkut pengetahuan kepercayaan dan praktik juga konsepkonsep seperti nilai, norma peranan sikap dan kebiasaan, ide-ide dan upacara, yang semuanya saling terkait membentuk suatu sistem yang mantap. Peranan/sumbangan atropologi yang dapat diharapkan dalam hubungannya dengan masalah-masalah kesehatan masyarakat.
Unsur-unsur sosial budaya yang menyangkut masalah kesehatan dan penyakit dibagi menjadi 3 aspek : 1. .Adat istiadat merupakan suatu jaringan dari sikap, norma, kepercayaan, ide-ide nilai yang berhubungan dengan konsepsi antara lain : sehat, sakit,bersih,kotor 2. Proses-prose dan aktivitas bersama, kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dalam memelihara kesehatan. Contoh :hubungan pasien dengan kerabatnya, kerabat dengan dokter. 3. Aspek hasil harga, yang berupa makanan dan minuman,obat tradisional, alat dukun dll
PERANAN ANTROPOLOGI MASYARAKAT
DALAM
KESEHATAN
Akhir-akhir ini perhatian kalangan ahli-ahli antropologi mengamati masalah-masalah kesehatan dan penyakit dalam konteks kebudayaan makin bertambah. Perkembangan perhatian mengenai masalah-masalah ini sejak waktunyang lalu telah melahirkan suatu ilmu bagian baru dalam antropologi yang disebut antropologi medis, yang bagi kita Indonesia baru akan dikembangkan. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Antropologi kesehatan adalah disiplin ilmu yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkahlaku manusia, terutama tenyang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3) . Menurut Foster (1978) ada tiga tipe kajian antropologi budaya yang menjadi akar antropologi kesehatan, yaitu : 1) Kajian tentang obat “primitif”, tukang sihir dan majik 2) Kajian tentang kepribadian dan kesehatan diberbagai setting budaya 3) Keterlibatan ahli-ahli antropologi dalam program-program kesehatan internasional dan perubahan komunitas yang terencana Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kinidengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Di negara-negara yang sedang berkembang penelitian mengenai masalah-masalah kebudayaan yang berkaitan dengan kesehatan dan penyakit sangat bermanfaat. 1. Dalam usaha memecahkan berbagai persoalan yang bersangkutan – paut dengan perbaikan, kesehatan dalam segala aspek, memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya 2. Untuk menghadapi usaha-usaha pemerintah mengenai maslah-masalah kesehatan dan penyakit, KB, posyandu sebagai beberapa masalah pokok dalam pembangunan nasional kesehtan. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan. 3. Membuka jalan bagi usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan kebudayaan / kemasyarakatan dalam menyebarluaskan penerimaan sistem kedokteran ilmiah. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat. Peran ilmu antropologi terapan sebagai salah satu ilmu social, dalam rangka usaha pengembangan nasioanal adalah penelitian terhadap sejumlah masalah sosial budaya tertentu dan memerlukan metodologi
pendekatan khusus sebagai berikut :
1. Pendekatan masalah secara holistic, meneliti masalah sosial budaya kepada masyarakat secara kesatuan dan menyeluruh. Metodologi ini di kembangkan untuk meneliti masyarakat pedesaan kecil yang dapat di cakup seluruhnya dalam suatu penelitian lapangan dalam waktu yang relative lama. 2. Pendekatan secara mikro, konsekuensi lebih lanjut dari penelitian terhadap komuniti desa atau masyarakat kecil dalam jangka waktu yang lama.
3. Metode compataratif, berbagai metode comparatif telah dikembangkan salah satunya cross cultural method. Dalam hal ini dipergunakan satu atau beberapa gejala sosial budaya yang berkaitan erat dibandingkan dengan gejala-gejala yang serupa dalam suatu sampel yang cukup besar dari kebudayaan suku bangsa yang tersebar.