SOP SUPOSITORIA
1. Latar Belakang
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antiaranya: oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip lima tepat yakni tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara pemberian dan tepat waktu pemberian.Namun yang kita bahas adalah pemberian obat melalui rektal (dengan supositoria)
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.Suppositoria adalah sediaan padat berbentuk torpedo yang digunakan melalui anus dan dapat larut pada suhu tubuh. Bahan dasar untuk pembuatan suppositoria adalah lemak cokelat, P.E.G., serta gelatin. Macam basis supositoria yaitu basis yang berupa lemak, basis yang larut dalam air, dan basis yang dapat membentuk emulsi. Penggunaan suppositoria biasanya digunakan pada penderita wasir (ambeien) maupun pada penderita dalam kondisi tidak sadar (non-kooperatif) yang membutuhkan pertolongan segera.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Supositoria Rectal
Pengertian
Tujuan
Suppository adalah sediaan padat yang digunakan malalui dubur, berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. 1. Untuk tujuan local sepertipada pengobatan wasir atau hemoroid. Supositoria juga dapat juga digunakan untuk system sistemik karenadapat diserap oleh membrane mukosa dalam rectum. 2. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat. Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap oleh mukosa rectal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah. 3. Untuk manghindari perusakan obat oleh enzim da dalam saluran gastrovaskuler dan perubahan obat secara biokimia dalam hati.
Prosedur
I.
Tahap persiapan A. Persiapan alat 1. Supositoria rectal 2. Jeli pelumas yang larut air 3. Handscoon 4. Kain penutup 5. Tisu 6. MAR B. Persiapan pasien 1. Menjelaskan tujuan 2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
II.
Tahap pelaksanaan 1. Cocokkan akurasi dan kelengkapan tiap mar dengan resep obat asli dari dokter.periksa kembali
nama
klien
dan
nama
obat,dosis,jalur dan waktu pemberian obat 2. Lihat kembali rekam medis apakah terdapat riwayat pembedahan rectal atau perdarahan 3. Siapkan obat . bandingkan label obat dengan MAR
setidaknya
dua
kali
sebelum
memberikan obat 4. Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu cuci tangan 5. Kenali
klien
setidaknya
dengan
dua
menggunakan
tanda
identifikasi
klien.bandingkan nama klien dan tanda identifikasi lain ( contoh : nomor registras RS)
pada
gelang
identifikasi
dengan
MAR .mintalah klien untuk menyebutkan namanya sebagai identifikasi terakhir 6. Bandingkan label obat dengan MAR sekali lgi disamping tempat tidur klien 7. Ajari klien mengenali obatnya. Jelaskan prosedur mengenai posisi dan sensasi yang mungkin terjadi seperti seperti rasa seperti ingin buang air . pastikan klien mengerti prosedur tersebut jika ia ingin menggunakan obatnya sendiri 8. Tutup pintu ruangan atau tarik gorden agar didapatkan privasi 9. Gunakan sarung tangan bersih 10. Bantu klien mencapai posisi sims’. Tutup bagian bawah klien sehingga hanya area anus yang terlihat 11. Pastikan pencahayaan cukup untuk melihat anus dengan jelas periksa kondidi anus
eksternal.
Dan
palpasi
dinding
rectum
seperlunya.lepas sarung tangan jika kotor dan buang ditempat yang disediakan 12. Gunakanlah sarung tangan baru 13. Ambil suporitoria dari bungkusnya,berikan pelumas pada ujung yang bukan dengan jeli pelumas larut air. Licinkan jari telunjuk tangan dominan dengan pelumas yang sama 14. Minta klien untuk mengambil napas pelan melalui mulut dan lemaskan sfingter anii 15. Tarik bokong dengan tangan non-dominan. Masukkan perlahan supositoria menyusuri dinding anus
melewati
sfingter bagian
dalam,10 cm (4 inci ) pada orang dewasa dan 5 cm (2 inci ) pada anak dan bayi.tekan dengan lembut untuk menahan bokong sesaat sehingga obat tidak keluar lagi 16. Keluarkan jari,dan usap area anus dengan tisu 17. Bereskan alat-alat ,lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 18. Mintalah klien untuk tetap berbaring atau miring selama kurang lebih 5 menit untuk mencegah obat keluar 19. Jika supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses,letakkan lampu pemanggil didekat klien 20. Catat pemberian obat pada MAR 21. Perhatikan efek supositoria (conto :gerakan otot,obat mual ) sesuai dengan onset dan durasi obat
III.
Tahap terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien 2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
Standar Operasional Prosedur (SOP) Supositoria Vagina
Pengertian
Tujuan
Suppository adalah sediaan padat yang digunakan malalui dubur, berbentuk torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. 4. Untuk tujuan local sepertipada pengobatan wasir atau hemoroid. Supositoria juga dapat juga digunakan untuk system sistemik karenadapat diserap oleh membrane mukosa dalam rectum. 5. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat. Kerja awal akan lebih cepat karena obat diserap oleh mukosa rectal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah. 6. Untuk manghindari perusakan obat oleh enzim da dalam saluran gastrovaskuler dan perubahan obat secara biokimia dalam hati.
Prosedur
I.
Tahap persiapan C. Persiapan alat 1. Krim vagina 2. Supositoria rectal 3. Jeli pelumas yang larut air 4. Handscoon
5. Kain penutup,waslap 6. Tisu 7. MAR D. Persiapan pasien 1. Menjelaskan tujuan 2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan II.
Tahap pelaksanaan 1. Cocokkan akurasi dan kelengkapan tiap mar dengan resep obat asli dari dokter.periksa kembali nama klien dan nama obat,dosis,jalur dan waktu pemberian obat 2. Siapkan obat . bandingkan label obat dengan MAR
setidaknya
dua
kali
sebelum
memberikan obat 3. Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu cuci tangan 4. Kenali klien dengan menggunakan setidaknya dua tanda identifikasi klien.bandingkan nama klien dan tanda identifikasi lain ( contoh : nomor registras RS) pada gelang identifikasi dengan
MAR
.mintalah
klien
untuk
menyebutkan namanya sebagai identifikasi terakhir 5. Bandingkan label obat dengan MAR sekali lgi disamping tempat tidur klien 6. Ajari klien mengenali obatnya. Jelaskan prosedur mengenai posisi dan sensasi yang mungkin terjadi seperti seperti rasa seperti ingin buang air . pastikan klien mengerti prosedur tersebut jika ia ingin menggunakan obatnya sendiri
7. Tutup pintu ruangan atau tarik gorden agar didapatkan privasi 8. Gunakan sarung tangan bersih 9. Pastikan pencahayaan cukup untuk melihat lubang vagina. Periksa kondisi genetalia eksterna dan lubang vagina,perhatikan jika ada secret . bersihkan area tersebut dengan handuk atau waslap jika perlu 10. Bantu klien agar tidur dalam posisi berbaring 11. Jaga agar bagian abdomen dan ekstremitas bawah tetap tertutup kain 12. Berikan supositoria vagina : a. Lepaskan supositoria dari bungkus aluminium dan oleskan jeli pelican yang larut dalam air pada bagian yang halus dan bulat b. Dengan tangan
non-dominan ,liat
lubang vagina dengan cara membuka dengan lembut lipatan labia mayora c. Dengan
tangan
dominan,masukkan
dengan lembut bagian ujung bulat supositoria sepanjang dinding posterior vagina. Panjang keseluruhan jari (7,5 – 10
cm
atau
3-4
inci
)
untuk
memastikan distribusi obat,sepanjang dinding vagina telah merata 13. Rapikan semua peralatan,lepaskan sarung tangan dan cucilah tangan 14. Perintahkan
klien
untuk
tetap
telentang
minimal 10 menit untuk membiarkan obat didistribusikan dan diserap dengan merata
diseluruh dinding vagina dan tidak keluar dari pintu lubang vagina 15. Catat pemberian obat pada MAR
III.
Tahap terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien 2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
DAFTAR PUSTAKA Perry potter,2010,Fundamental Keperawatan buku 2 edisi 7.Jakarta : Salemba Medika Syamsuni ,2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi.Jakarta : Buku kedokteran EGC