Sop-dokter-umum-puskesmas.docx

  • Uploaded by: Meutia Putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop-dokter-umum-puskesmas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,180
  • Pages: 4
DOKTER POLI UMUM KLINIK Nomor : KESEHATAN Terbit ke : S UNIVERSITAS No Revisi : MALIKUSSALEH O Tgl diberlaku : P Halaman :

1. Pengertian

2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi

: Dokter yang bertugas di poli umum dan membantu Kepala Klinik dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Klinik Kesehatan Malikussaleh : Sebagai acuan untuk mengatur tugas dan fungsi dokter di poli umum guna memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan lancar

: Permenkes no. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang penyelenggaraan komplementer 5. Prosedur : Peralatan dan Bahan: a. Stetoskop b. Tensimeter c. Pen light d. Refleks hammer e. Tongue spatel f. Timbangan 6. Unit Terkait : 1. Loket 2. Poli umum 3. Laboratorium 4. Apotek 7. Langkah: 1. Pasien dari loket pendaftaran menuju Ruang Pengobatan untuk langkah menyerahkan kartu rawat jalan yang diterimanya di loket, kemudian menunggu di ruang tunggu sesuai antrean. 2. Petugas di ruang pengobatan memanggil pasien untuk masuk ke Ruang periksa sesuai nomor urut. 3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat jalan. 4. Dokter melakukan anamnesis yaitu wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai: - Keluhan Utama - Keluhan tambahan - Riwayat penyakit terdahulu - Riwayat penyakit keluarga 5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien yaitu: - Inspeksi : Keadaan umum pasien. - Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan, konsistensi hepar / lien. - Perkusi : Untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar,dan organ lainnya - Auskultasi : Untuk mengetahui suara jantung, paru dan peristaltik usus. 6. Jika diperlukan konsul ke unit lain atau diperlukan pemeriksaan penunjang maka petugas poli umum mengantarkan pasien ke unit yang diperlukan tersebut dan dilakukan pemeriksaan penunjang 7. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam penegakan diagnosis pada pelayanan pasien

8. Tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku rawat jalan 9. Dokter melakukan penegakan diagonosa, menentukan tindakan terapi sesuai Buku Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas 10. Dokter memberikan resep obat kepada pasien untuk pengambilan obat di apotek Puskesmas. 11. Apabila pasien memenuhi indikasi untuk rawat inap maka petugas poli umum memberikan konseling pasien untuk rawat inap 12. Untuk pasien yang tidak mampu ditangani di puskesmas maka petugas poli umum memberikan rujukan ke RSUD 13. Untuk pasien Jamkesmas/KIS/Askes di klaim BPJS dan untuk pasien KTP/KK di klaim askesda Langkah-langkah pengukuran tekanan darah: 1. Mempersilahkan pasien dalam posisi pemeriksaan 2. Lengan yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian. 3. Cuci tangansebelummealkukanpemeriksaan 4. Lakukan palpasi pada arteri brakhialis untuk memastikanterabanya denyut. 5. Posisikan lengan pasien sedemikian rupa sehingga arteribrakhialis sejajar dengan jantung. 6. Pasang manset dengan membalutkannya dengan kencang danlembut pada lengan atas. Batas bawah manset berada pada 2.5cm di atas fossa antecubiti, dan balon manset harus berada ditengah arteri brakialis. 7. Raba arteri radialis dengansatu tangan, kembangkan manset secara cepat sampai denganpulsasi arteri radialis menghilang. Baca tekanan yang terbaca pada manometer, lalu tambahkan 30 mmHg. Gunakan jumlah ini sebagai target untuk mengembangkan manset sehingga mengurangi ketidaknyamanan karena manset yang terlalu kencang. 8. Kempiskan manset dan tunggu 15-30 detik. 9. Tempatkan membran stetoskop pada arteri brachialis. 10. Kembangkan manset secara cepat sampai dengan tekanan yang 11. telah ditentukan sebelumnya. 12. Kempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg perdetik. Dua bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik pasien. 13. Kemudian kempiskan manset. Titik dimana bunyi terdengar menghilang merupakan tekanan diastolik pasien. Langkah-langkah pengukuran denyut nadi: 1. Pasien dalam posisi terlentang 2. Cuci tangansebelummelakukanpemeriksaan 3. Dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah, tekan arteri radialis sampai dengan terdeteksi denyut maksimal. Yang perlu dinilai adalah frekuensi, irama dan kuat angkat. 4. Apabila didapatkan frekuensi denyut dan irama normal, maka hitung frekuensi selama 30 detik lalu kalikan 2. Jika frekuensi denyut nadi sangat cepat atau sangat lambat, hitung selama 60 detik. 5. Untuk menilai irama, rasakan denyut radialis. Apabila didapatkan irama ireguler, cek kembali irama dengan menempelkan stetoskop pada apeks jantung. Langkah-langkah pemeriksaan pernafasan: 1. Pasien dalam posisi berbaring. Posisi pemeriksa paling baik berada di ujung kaki pasien. 2. Hitung frekuensi pernafasan dalam 1 menit 3. Nilai juga adanya postur tubuh tertentu dan penggunaan otot bantu napas. 4. Nilai adanya sianosis sentral dan/atau perifer

Langkah-langkah pemeriksaan suhu di aksila: 1. Siapkan termometer (air raksa, digital, dll).Cuci tangan terlebih dahulu. 2. Bersihkan termometer dengan kapas alcohol. 3. Pastikan ketiak tidak basah agar tidak terjadi kesalahan dalam hasil pemeriksaan suhu. 4. Selipkan di ketiak dan tunggu selama 10 menit (pada termometer digital sampai bunyi). Langkah-langkah melakukan pemeriksaan refleks: 1. Pasien dalam posisi duduk maupun berbaring 2. Menggunakan refleks hammer sebagai alat pemeriksaan refleks 3. Cuci tangansebelummealkukanpemeriksaan 4. Lakukan pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis dengan memukulkan refleks hammer pada tendon yang akan diperiksa 5. Nilai hasil pemeriksaan pasien Langkah-langkah melakukan pemeriksaan fisik auskultasi: 1. Pasien dalam posisi berbaring 2. Minta pasien untuk membuka pakaiannya 3. Pemeriksaan auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop 4. Cuci tangansebelummealkuaknpemeriksaan 5. Pasang stetoskop di telinga, kemudian taruh bagian membran pada lokasi yang akan diperiksa 6. Pada pemeriksaan suara nafas, taruh stetoskop di seluruh lapangan dada, kemudian dengarkan suara nafas. Jika dijumpai suara yang bukan vesikuler makan dicurigai ada kelainan pada saluran nafas pasien 7. Pada pemeriksaan suara jantung, taruh stetoskop pada empat katup jantung dan dengarkan suara S1 dan S2. Bila terdapat desah, curigai adanya kelainan pada jantung pasien 8. Pada pemeriksaan abdomen, taruh stetoskop pada seluruh lapangan abdomen dan dengarkan peristatiknya. Peristaltik yang meningkat menandakan adanya kelainan pada saluran cerna 9. Tetapkan hipotesis sementara berdasarkan apa yang didapatkan dari pemerksaan auskultasi 10. Minta pasien kembali mengenakan pakaiannya dan kembali ke meja

Langkah-Langkah Pemeriksaan BMI dan lingkar perut 1. Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien 2. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan 3. Alat-alat yang digunakan adalah timbangan 4. Minta pasien melepaskan aksesoris yang sedang dikenakan seperri jam tangan, perhiasan, kacamata, topi, sepatu, kaus kaki, dan sebagainya. Minta pasien mengosongkan kantungnya. 5. Minta pasien untuk naik ke atas timbangan dengan posisi tegak lurus menghadap ke depan. Kedua tangan pasien berada di sisi tubuh pasien. 6. Lihat angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan kemudian dokumentasikan berat badan pasien pada rekam medik 7. Setelah melakukan pemeriksaan berat Badan, minta pasien untuk berbalik tetap dengan posisi tegak lurus menghadap ke depan. Tarik pengukur tinggi Badan yang berada di belakang pasien, kemudian letakkan ujung pengukur tinggi badan pada puncak kepala pasien. Nilai tinggi Badan pasien dan dokumentasikan pada rekam medik. 8. Lakukan perhitungan BMI pasien dengan rumus BB/ (TB dalam m)2

kemudian masukkan hasil perhitungan pada kategori BMI pasien yang sesuai. 9. Minta pasien turun dari timbangan, kemudian ukur lingkar pinggang pasien dengan menggunakan metline yang dilingkarkan pada perut pasien. Masukkan dalam tabel interpretasi 10. Lakukan pemeriksaan persentasi lemak tubuh dengan menggunakan skinfold caliper dengan cara tarik lipatan kulit misalnya perut ataupun lengan dengan tangan dominan, kemudian jepit dengan jangka caliper. Nilai angka yang tertera pada jangka caliper, kemudian interpretasikan. 11. Tentukan penanganan yang sesuai pada pasien, dan edukasi pasien sesuai hasil pengukuran.

8. Bagan Alur Pasien mendaftar ke ruang loket

Rujuk

Poli Umum

Tidak

Bisa ditangani

Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Penegakan Diagnosa

RSUD Ya Pasien dirawat inap

Tidak

Indikasi Rawat Inap Ya Pemberian terapi/resep

Pasien pulang 9. Dokumen terkait 10. Rekaman Historis Perubahan

1. Kartu rawat jalan 2. Buku registrasi rawat jalan 3. Buku register pemeriksaan laboratorium klinik No Yang di ubah Isi perubahan

Tanggal Mulai Diberlakukan

More Documents from "Meutia Putri"