SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 1 of 1
62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR
386$7'2.80(17$6, *UL\D
7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW
Edisi : 2/23/2009, Ha
.DUDQJDQ\DU
Puluhan rumah di Matesih retak Tanah ambles masih ancam warga Matesih (Espos) Bencana tanah ambles mulai menerjang wilayah Kecamatan Matesih. Di Desa Koripan, tepatnya d wilayah Dusun Dukuh dan Gugur, belasan rumah warga mulai retak-retak dan mengancam keselamatan jiwa penghuninya. Pantauan Espos di lokasi, Minggu (22/2), kondisi rumah warga sangat mengerikan. Terutama yan berada di dekat aliran Sungai Ungkal, rumah-rumah warga banyak yang rusak. Lantainya retak dan membengkah, dinding rumah retak dan hampir jebol. Jalan kampung setempat juga sebagian ambles, terseret tanah ke arah aliran sungai. Di rumah Sutarso, 30, warga Dukuh RT 01/RW IX, lantai dan dinding rumahnya sudah putus semu Padahal baru setahun yang lalu dibangun. Sedangkan di rumah Narto Sakiyo, 45, di wilayah Duku RT 02/RW X, bangunan rumahnya mulai retak, lantainya ambles dan dindingnya juga patah. Bahk pada lantai rumahnya terjadi pergeseran tanah antara 15-20 cm. Tidak kalah mengkhawatirkannya, rumah milik Tarmi, 45, di wilayah Semiri RT 02/RW IX. Saat ini tembok rumahnya banyak yang retak hingga membuat celah baru pada dinding rumah. Dari dalam rumah, penghuninya bisa melihat ke luar dengan jelas, hanya dari retakan dinding itu. Retakan itu sebenarnya sudah ditambal belum lama ini. Tapi sekarang ini, muncul retakan-retakan baru hingga ke arah pintu rumah dan jendela. Langit-langit rumah juga mulai rusak akibat tertarik retakan. Sedangkan lantai rumahnya juga sudah tidak rata lagi. ”Kalau hujan turun, saya dan keluarga tidak berani berada di dalam rumah. Takut kalau rumahnya ambruk,” kata Tarmi, saat ditemui di rumahnya. Relokasi Seperti rumah milik Wiryono di Semiri RT 02/RW IX. Sebelumnya, rumahnya juga sudah rusak terkena dampak tanah ambles. Demi keamanan, dia memindahkan rumahnya jauh mundur ke belakang dari lokasi semula. Tapi belum genap satu tahun ini, dinding rumahnya sudah patah dan bengkok. ”Tanah di sini terus bergerak ke arah sungai, yang memang berada di bawah permukim penduduk ini,” terang Kasi Trantib Desa Koripan, Sukino. Menurut Sukino, selama 2006-2007 sebenarnya pergerakan tanah sudah mulai terasa. Puncakny pada tahun ini di mana tingkat kerusakan akibat bencana tanah ambles itu kian terasa. Data yang dihimpunnya, paling tidak ada sebanyak 15 kepala keluarga (KK) di Semiri, Dukuh, yang rumahny retak-retak dan membahayakan. ”Dari 15 KK itu, satu KK sudah relokasi sendiri karena rumahnya memang sudah tidak bisa dipakai lagi. Sedangkan di Dukuh dan Duwet, Dukuh Gugur, sejumlah rumah warga juga dalam kondisi serupa.” - Damar Sri Prakoso
&RS\ULJKW62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG
6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND
0LVL
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=261968
2/24/2009