FARMAKOTERAPI
A. SUBJEK
Nama: Ny. T
Umur: 77 tahun 6 Bulan
Manifestasi Klinik: Badan lemas, sesak ± 4 hari, kaki bengkak sejak 2 hari yang lalu
Riwayat penyakit: Diabetes Melitus, PJK (penyakit jantung koroner), Hipertensi
Diagnosa: Hypertensive Heart Failure
B. OBJEK
Data Klinik Data Klinik Suhu TD Nadi RR Edema tungkai Sesak Nyeri lambung Data Klinik Suhu TD Nadi RR
Tanggal 4/3 36 192/104 115 34 + +
5/3 36 160/70 100 32 +
6/3 36 120 /80 98 22 +
berkurang berkurang
7/3 37 130 / 80 109 33 + berkurang +
Tanggal 8/3 36,7 150/90 109 28
9/3 36 140/90 84 28
10/3 36 130/70 80 22
11/3 36 110/60 80 20
Data Laboratorium Parameter Lab. WBC Hb PLT GDA GDP
Nilai Normal (4,510,5)x103/uL (11-18) g/dl (150-450) K/ul (40-121) mg/dl (60-120) mg/dl
4/3 11.800
Tanggal 5/3
10/3
9,9 395.000 368 300
211
GD 2 PP BUN Kreatinin SGOT SGPT Albumin Globulin LDL Kolesterol total TG Asam urat Na+ K+ ClpCO2 pO2 pH HCO3BE
(80 – 125) mg /dL (5-23 mg/dL) (0,5-1,2) mg/dl ( 5-38)1 U/L (11-60) 1U/L (4-5,9 )g/dL
238 19,5 1,5 144 56 4 4 146 228
65-175 150-250 50-200 < 7 g/dl (136-145 ) mEq/L (3,8-5,0 )mEq/L (97-103) mEq/L (36- 44) mmHg (80-100) mmHg (7,35-7,45) (24-30) mEq/L
120 11,8 145 3,9 109 14,3 40 7,189 13,2 -15,4
C. ASESMEN a. Diagnosa Pasien terdiagnosa hypertensive heart failure (gagal jantung karena hypertensi). Gagal jantung adalah sebuah sindrom klinik yang kompleks akibat kelainan structural dan fungsional jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel untuk diisi dengan darah atau untuk mengeluarkan darah. Gagal jantung merupakan ketidak mampuan jantung untuk memompakan cukup darah ke seluruh tubuh dimana otot jantung berusaha lebih untuk memompakan darah sehingga otot jantung menjadi lemah. Kebanyakan pasien dengan gagal jantung disfungsi sistolik dan disfungsi diastolic. Pada disfungsi sistolik kekuatan kontraksi ventrikel kiri terganggu sehingga ejeksi darah berkurang menyebabkan curah jantung berkurang. Pada disfungsi diastolic relaksasi dinding ventrikel terganggu sehingga pengisian darah berkurang dan menyebabkan curah jantung berkurang. Disfungsi sistolik biasanya terjadi akibat infark miokard yang menyebabkan kematian sebagian otot jantung, sedangkan disfungsi diastolic biasanya
terjadi akibat hipertensi yang menyebabkan konpensasi miokard berupa hipertrofi dan kekakuan dinding ventrikel. Gagal jantung menurut lokasinya dibagi menjadi 2 yaitu gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan. -
Gagal jantung kiri Kongesti paru yang menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan darah dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinik yang terjadi yaitu dispenia, batuk dan muda lelah, takikardi, kecemasan, kegelisahan, anoreksia, keringat dingin dan parpxysmal nocturnal dyspnea, ronki basa paru dibagian basal.
-
Gagal jantung kanan Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah konesti visera dan jaringan perifer yang terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinik yang tampak meliputi edema akstermitas bawah yang biasa merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegalik (perbesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum), anoreksia, mual dan lemas.
b. Manifestasi Klinik Manifestasi gagal jantung yang utama (1) sesak nafas dan rasa lelah, (2) retensi cairan, yang menyebabkan konesti paru dan edema perifer. Pasien Ny.T juga mengalami hal tersebut. Pasien Ny.T memiliki riwayat penyakit diabetes, PJK (penyakit jantung koroner) dan hypertensi. Hyperglikemia menyebabkan peningkatan resiko terhadap penyakit jantung koroner, kadar glukosa yang meningkat dalam waktu yang cukup lama menyebabkan terjadinya penumpukan glikoprotein. Penumpukan yang tidak normal dari glikoprotein yang terletak pada dinding pembulu darah koroner dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri tersebut menyebabkan aliran darah ke otot jantung mengalami penurunan. (Smeltzr and Bare, 2013). Jantung koroner diakibatkan oleh gangguan aliran darah menuju otot jantung akibatnya kurangnya pasokan darah yang semestinya untuk
dinutrisikan ke otot jantung sehingga otot jantung tidak mampu memompakan darah ke seluruh tubuh. Pada pasien Ny.T mengalami kelainan pada jantung sebagai pengaruh akibat hipertensi yaitu hypertrofi ventrikel kiri. Hal ini merupakan adaptasi otot jantung terhadap peningkatan terhadap beban kerja jantung. Pada keadaan hypertensi yang terus menerus tanpa terjadi penurunan, pekerjaan otot jantung dalam berkontrasi menjadi lebih berat. Hal ini menyebabkan terjadinya hypertrofi miokardium ventrikel kiri karena ventrikel kiri menyangga beban paling berat dalam kerjanya memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk mengatasi tahanan perifer yang meningkat, ventrikel kiri mengalami hypertrofi. Dengan bertambanya masa otot jantung, sedangkan pasokan oksigen tetap maka terjadilah keadaan iskhemik yang relative pada otot jantung. Sebagai akibat dari keadaan ini, daya kekuatan otot jantung menjadi berkurang dimana pada pasien nanti akan terjadi dilatasi ventrikel kiri sebagai usaha dari jantung untuk berkompensasi terhadap keadaan tersebut. Sebagai akibat selanjutnya pada pasien terjadilah keadaan yang disebut dekompensasi jantung kiri dan bila hal itu berlanjut akan diikuti oleh hypertrofi dan dilatasi ventrikel kanan yang akhirnya jantung kanan pun mengalami dekompensasi dimana hypertensi ini yang membuat pasien juga mengalami penyakit jantung koroner. c. Data Klinik Perolehan data klinik dari hasil pemeriksaan Ny. T dari tanggal 4-11 adalah: 1. Suhu: suhu badan Normal 2. TD (tekanan darah): hanya pada tanggal 6 tekanan darahnuya normal 120/80 dan pada tangggal 11 mengalami penurunan yaitu 110/60, sedangkan pada hari lainnya pasien mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Peningkatan tekanan darah terjadi karena pasien mengalami riayat hypertensi. 3. Nadi: pada tanggal 4,7,8 denyut nadinya meningkat sedangkan tanggal 5,6,9,10,11, denyut nadinya normal. Denyut nadi yang tidak normal terjadi karena otot jantung bekerja lebih berat karena terjadinya gagal jantung. 4. RR (Respirasi Rate): laju pernapasan pasien Ny.T pada tanggal 4,5,7,8, dan 9 tidak normal, sedangkan tanggal 6,10, dan 11 pernapasannya normal. Pernapasan yang tidak normal terjadi karena pertukaran CO2 dan O2 tidak berjalan dengan baik akibat dari gagal jantung.
5. Edema tungkai: dari tanggal 4s sampai 8 terjadi edema yang disebabkan oleh kematian pada otot jantung bagian kanan karena jantung tidak mampu memompakan darah kembali ke paru-paru maka terjadi akumulasi cairan pada bagian bawah tubuh termaksud tungkai. Selanjutnya normal. 6. Sesak: sesak hanya terjadi pada hari pertama karena otot jantung bagian kiri yang bertugas menerima darah dari paru-paru dan memompa darah keseluruh tubuh menjadi lemah dan lama kelamaan darah yang berisi O2 menumpuk di jantung atau berakumulasi sehingga menumpuknya cairan di jantung dan terjadilah sesak napas. 7. Nyeri lambung: nyeri lambung terjadi pada tanggal 7 dan 8 yang terjadi akibat
d. Data Laboratorium Perolehan data laboratorium pasien Ny. T yaitu: 1. WBC (Leukosit): pemeriksaan hanya dilakukan pada hari pertama dan hasilnya tidak normal karena jumlah WBC yang tinggi berkaitan dengan luas infark yang terjadi, gangguan fungsi ventrikel kiri dan kematian setelah infark miokart akut. Proses peradangan yang terjadi infark miokart sering ditandai dengan leukositosit perifer dan relative paling sering adalah neutrofil. Inflamasi tersebut terjadi ketika terbentuknya plak arterosklerosis pada dinding pembulu darah dan sangat mempengaruhi stabilitas plak. Semakin tinggi proses inflamasi yang terjadi maka semakin tinggi terjadi resiko rupture plak yang akan mengakibatkan trombos dan emboli yang berakir dengan nekrosis miokard. 2. Hb: pemeriksaan hanya dilakukan pada hari pertama dan hasilnya tidak normal yaitu 9,9. Hb yang rendah akan mempengaruhi kerja dari otot jantung dimana Hb yang membawa O2 dalam darah dan jika jumlah Hb sedekit maka O2 yang dibawah bersama darah jumlahnya juga sedikti. 3. PLT (Platelet): Normal 4. GDA (gula darah sewaktu), GDP (gula darah puasa), GD2PP (gula darah 2 jam setelah makan): pemeriksaan hanya terjadi pada hari pertama dan hasilnya tidak normal yaitu terjadi peningkatan karena pasien memiliki penyakti diabetes. 5. BUN (kadar urea darah): Normal
6. Kreatinin: pemeriksaan hanya terjadi pada hari pertama dan kadar kreatininya tinggi. Kreatinin adalah molekul limbah kimia hasil metabolisme otot dimana kreatinin akan mengalir melalui pembulu darah dan disaring oleh ginjal kemudian dibuang bersama uri. karena jantung tidak mampu memompa darah dengan normal dengan normal maka aliran darah ke ginjal yang membawa kreatinin ke ginjal untuk dikeluarkan lewat urin berkurang. 7. SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase): 8. SGPT: Normal 9. Albumin, globulin: Normal 10. LDL, Kolesterol total: Normal 11. Asam Urat: pemeriksaan hanya terjadi pada hari kedua dan hasilnya tidak normal yaitu 11.8. Karena jantung tidak mampu memompa darah dengan normal dengan normal maka aliran darah ke ginjal yang membawa asam urat berlebih untuk dikeluarkan lewat urin berkurang dan kemudian mengendap dalam darah. Endapan tersebut akan menumpuk serta membentuk Kristal pada sendi dan menyebabkan peradangan. Tingginya asam urat dalam darah dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah. 12. Na dan K+ : Normal 13. Cl- : pemeriksaan terjadi dihari pertama dan hasilnya tidak normal. 14. pCO2 dan pO2: pemeriksaan terjadi dihari pertama dan hasilnya tidak normal yaitu mengalami penurunun 14,3 dan 40. Tekanan persial oksigen (pO2) merupakan ukuran tekanan oksigen terlarut dalam darah. Hal ini menentukan seberapa baik oksigem bisa mengalir dari paru-paru kedalam darah. Tekanan persial karbon dioksida (pCO2) merupakan ukuran tekanan karbon dioksida terlarut di dalam darah. Hal ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat mengalir keluar dari tubuh. Hasil pemeriksaan Ny.T menunjukan tidak normal akibat penyakit gagal jantung. 15. pH: pemeriksaan dilakukan hari pertama dan hasilnya 7,189 yang berarti pH asam. pH asam terjpH darah menunjukan lebih asam terjadi akibat kadar karbon dioksida lebih tinggi.
16. HCO-3: pemeriksaan dilakukan dihari pertama dan hasilnya tidak normal. Bikarbonat adalah bahan kimia yang membantu mencegah pH darah menjadi terlalu asam atau basa. Kadar bikarbonat rendah akibat pH darah arteri asam.
D. PLANNING
Infus NS:
Ventolin nebul:
Spironolakton:
Valsartan: Golongan ARB (menghabat reseptor angiotensin II sedangkan ACE inhibitor menghambat enzim pembentuk angiotensin II) dengan efek vasodilatasi.
ISDN (isosorbide dinitrate): Golongan obat nitrat
Dobutamin Obat ionotropik yg paing sering digunakan untuk menunjang sirkuasi pada jangka pendek.
Insulin actrapid 4 : Merupakan insulin kerja cepat yang biasanya diberikan untuk DM akut dan stres hiperglikemia yang memiliki kerja cepat.
Novomix 30:
Glucobay (akarbosa):
Meylon (Na bikarbona):
SF:
Sohobion:
Ranitidin:
Metamizole Na: