Soal Program.docx

  • Uploaded by: Satya Wangsa
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Soal Program.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,257
  • Pages: 18
PROGRAM PUSKESMAS 1. Sebutkan apa saja program wajib puskesmas Jawab :  Pelayanan Promosi Kesehatan: Penyuluhan, Pemberdayaan Masyarakat,  Pelatihan, Advokasi: HEALTH PROMOTION  Pelayanan Kesehatan Lingkungan:ENVIROMENTAL HEALTH  Pelayanan KIA dan KB:MATERNAL AND CHILD HEALTH  Pelayanan Gizi : Deteksi dini, Pelayanan:COMMUNITY NUTRITION  Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit: Penyakit tidak menular, Penyakit menular:DISEASE PREVENTION AND CONTROL (INFECTIOUS AND NON-INFECTIOUS) 2. Program, apa saja yang menjadi unggulan di tempat KKM Jawab : Pada tahun 2010 program unggulan di Puskesmas Gianyar I adalah Puskesmas Santun Lansia tapi mulai dari tahun 2015 ditetapkan bahwa semua puskesmas adalah puskesmas santun lansia. Santun lansia ini contohnya adalah loket pasien lansia dipisah dari pasien kunjungan umum, adanya poli khusus lansia, sarana untuk lansia (toilet dengan pegangan). Di puskesmas adanya inovasi inovasi di beberapa program seperti: a. Mobile VCT untuk meningkatkan kunjungan ODHA dengan datang ke lapas dan ke kafe remangremang pada malam hari b. Konseling gizi untuk ibu hamil yang anemia (<14mg/dL) untuk menurunkan angka kematian ibu c. Kunjungan pada anak dengan kebutuhan khusus dari pihak puskesmas, door to door, dikarenakan anak kebutuhan khusus aksesibilitas ke puskesmas kurang dibandingkan yang normal d. Pembuatan poli anak pada tahun 2017 pada rangka Puskesmas Ramah Anak. Disertai juga dengan program anak. Puskesmas ramah anak dilakukan dnegan dibuatnya permainan edukatif untuk anak, ruang laktasi,dan gambaran dinding yang didesain untuk anak. 3. Penyakit gigi dan mulut seringkali muncul sebagai salah satu dalam 10 besar penyakit terbanyak di puskesmas namun mengapa program kesehatan gigi tidak masuk ke program wajib puskesmas? Jawab : Pemerintah telah mengadopsi pendekatan Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health Care/PHC) di Puskesmas dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. PHC dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan kuratif dan preventif mendasar dengan biaya yang terjangkau bagi negara dan masyarakat. Penyakit gigi dan mulut terutama karies gigi dengan onsetnya di usia dini, ada diantaranya penyakit-penyakit yang paling sering ditemukan. Karenanya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus menjadi bagian dari sistem PHC. Sayangnya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut tidak terintegrasi secara adekuat dalam sistem PHC. Dua halangan utama dalam menggabungkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam sistem PHC adalah orientasi kedokteran gigi konvensional yang masih diarahkan pada pelayanan individual, bukan pendekatan komunitas dan karakter teknisnya dibandingkan dengan sosial dan perilaku sertara filosofi kedokteran gigi konvensional yang harus diubah menjadi perawatan yang tidak terlalu membutuhkan teknologi, kontrol dan pencegahan untuk mengatasi kebutuhan perawatan kesehatan gigi dan mulut komunitas. 4. Posyandu : terdapat pelayanan 5 meja. Sebutkan pelayanan 5 meja tersebut dan ceritakan apakah kegiatan posyandu di puskesmas KKM sudah menerapkan prinsip 5 meja tersebut? Jawab :  Meja 1: pendaftaran  Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita  Meja 3: pengisian KMS (kartu menuju sehat)  Meja 4: peyuluhan perorangan - Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi. - Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi. - Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.  Meja 5: Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. 5. Imunisasi apa saja yang dilayani di posyandu dan puskesmas sebagai imunisasi wajib untuk balita? Sebutkan dan jelaskan mengapa imunisasi tersebut wajib diberikan pada balita?

Jawab:

Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan menjadi Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan. Imunisasi Program terdiri atas: Imunisasi rutin( Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan) ; Imunisasi tambahan; dan Imunisasi khusus. Imunisasi lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada: a. anak usia bawah dua tahun (Baduta); b. anak usia sekolah dasar; dan c. wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan yang diberikan pada Baduta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak. Imunisasi dasar dilakukan untuk memberikan kekebalan penyakit menular mematikan pada anak. Imunisasi lanjutan merupakan ulangan Imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar. 6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan transisi epidemiologi penyakit, jalaskan fenomena transisi yang a. Terjadi di Indonesia dan berikan contoh contohnya sesuai dengan hasil survey riskesdas 2007 dan 2013 b. Apa makna terjadinya transisi tersebut terhadap program program kesehatan di puskesmas? 7. Soal : a. Pilih salah satu program penunjang (bukan program wajib) lalu jelaskan kegiatan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan konsep pencegahan Jawab: Keselamatan Kerja: Kegiatan yang dilaksanakan pertama adalah pendataan sasaran/usaha kerja selama 3 bulan. Pada kegiatan ini dilakukan pencarian nama usaha, jumlah tenaga kerja, gender tenaga kerja, proses kerja dari awal hingga akhir, faktor resiko yang berkaitan dengan keselamtan, shift kerja pegawai, dan penggunaan BPJS Kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah sosialisasi, orientasi, kesehatan kerja yang dilakukan tiap bulan dengan capaian perusahaan yang sudah dikunjungi adalah sebanyak 30 perusahaan dari tahun 2017. Materi yang diberikan mengenai keselamatan kerja secara umum agar pekerja dapat mengenal keselamatan dalamn bekerja. Kegiatan pemeriksaan kerja dan pekerja dapat dilakukan bersamaan atau tidak dengan pemberian sosialisasi, orientasi, kesehatan kerja. Pemeriksaan dilakukan langsung di tempat bekerja. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, dan mendata keluhan – keluhan yang dirasakan selama bekerja. Pada pekerja yang didapatkan hasil pemeriksaannya tidak normal atau memiliki keluhan, maka akan disarankan untuk datang ke Puskesmas agar mendapat penanganan lebih lanjut. Apabila terdapat pekerja yang berobat ke puskesmas, kartu berobat/register pekerja diberikan kode untuk memisahkan dengan pengunjung lain untuk memudahkan pencatatan jumlah kunjungan pekera ke puskesmas dan untuk penekanan pelayanan kesehatan pekerja. b. Mengapa ada program wajib dan program penunjang di puskesmas? Bisa diberikan contoh? Jawab: Kalo dari lecture dr Citra : Program wajib ada karena permsalahan-permasalahan yang ingin diselesaikan dari masing-masing daerah meliputi hal-hal yang ada di program wajib (Mis.promkes,

kesling, KIA dan KB,Gizi,Pencegahan dan Pengendalian Penyakit). Kalau program pengembangan atau penunjang tdk seluruh wilayah punya masalah tsbt (Mis. Kesehatan jiwa; kesehatan gigi masyarakat; pengobatan tradisional, komplementer, dan alternatif; UKS; Kesehatan Indera; Kesehatan Lansia; Kesehatan Kerja dan Olahraga) 8. Soal : a. Jelaskan penerapan konsep surveilans dalam program puskesmas dan jelaskan manfaat pelaksanaan kegiatan tersebut (cek lagi di permenkes) Jawab : Surveilans : kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalahmasalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. b. Jelaskan peranan surveilans dlm investigasi KLB Surveilans didaerah wabah dan daerah berisiko terjadi wabah dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit menurut waktu dan tempat dan dimanfaatkan untuk mendukung upaya penanggulangan yang sedang dilaksanakan, meliputi kegiatan – kegiatan seperti:  Menghimpun data kasus baru pada kunjungan berobat di pos pos kesehatandan unit unit kesehatan lainnya, membuat tabel, grafik dan pemetaan dan melakukan analisis kecenderunagn wabah dari waktu ke waktu dan analisis data menurut tempat, RT,RW, desa dan kelompok kelompok masyarakat tertentu lainnya  Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan dengan kepala desa, kader, dan masyarakat untuk membahas perkembangan penyakit dan hasil upaya penanggulangan wabah yang telah dilaksanakan  Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dalam upaya penanggulangan wabah 9. Bagaimana merencanakan pengadaan obat baru di puskesmas? Bagaimana sistem pelaporan penggunaan obat? Jelaskan Jawab : Permenkes No. 74 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas tahun 2016 Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan: 1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan; 2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan 3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat. 2. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih. Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah: 1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan; 2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan 3. Sumber data untuk pembuatan laporan. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk: 1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan; 2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan 3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO

tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Contoh standar prosedur operasional sebagaimana terlampir. Kalo di puskesmas kita : Proses pengadaan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan meliputi perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan. Pengelola obat mulanya melakukan perencanaan obat menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi serta asumsi lainnya. Metode konsumsi tersebut berdasarkan pemakaian tahun lalu dan kemudian dicari rata – rata perbulannya berapajumlah obat yang terpakai. Perhitungan yang digunakan adalah selama 18 bulan dikarenakan selama 6 bulan terdapat proses menunggu obat tersedia. Pengelola obat kemudian melakukan pemilihan dan pengadaan didasarkan pada formularium nasional dan Daftar Obat Puskesmas. Pengelola obat melakukan penerimaan dan penyimpanan didasarkan pada keabsahan dan kelengkapan dokumen, jumlah dan jenis obat serta kualitas dan mutu barang. Penyimpanan dilakukan dengan menggunakan sistem FIFO, FEFO, serta penyusunan berdasarkan alfabetis dan bentuk sediaan obat. Pengelola kemudian melakukan evaluasi, pencatatan dan pelaporan pada Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) serta Sistem Manajemen Informasi Puskesmas. Pemantauan pengeluaran obat dilakukan setiap hari dengan cara mencatat pengeluaran obat sesuai resep di kartu stok obat dan dicatat secara digital. Kemudian setiap 1 bulan akan dilakukan evaluasi pengeluaran obat dengan mencocokkan antara pencatatan penggunaan obat dengan stok obat yang masih ada. Obat kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan resep dokter/petugas yang berkompeten. Amprah obat dilakukan tiap bulan berdasarkan dokumen LPLPO namun apabila terdapat kejadian yang tidak terduga, maka keperluan obat dapat langsung diminta ke gudang farmasi. Obat yang tersedia tidak hanya dari gudang farmasi namun juga dari pengadaan sendiri. 10. Jelaskan tentang apa itu surveilans? Apa saja 2 jenis surveilans? Jelaskan bagaimana sistem surveilans penyakit menular di puskesmas KKM 11. Jelaskan mengapa di kecamatan denpasar barat terdapat beberapa puskesmas? Jelaskan dasarnya! Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas.Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas. 12. Termasuk program apakah posbindu PTM dan apa saja kegiatan yang dilakukan di posbindu PTM tujuannya? wajib (pos pembinaan penyakit tidak menular) ada 10 kegiatan: Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telahterlatih. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya). Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan(dokter, perawat/ bidan/ analis laboratorium dan lainnya). Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.

13. Pilih salah 1 program wajib di puskesmas KKM : Program KIA/KB a. Jelaskan siapa yang menjadi sasaran program Penduduk sasaran dari program untuk mencegah kematian ibu adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu hamil risti, ibu nifas, bayi dan bayi risti. b. Pilih salah 1 kelompok sasaran lalu jelaskan kegiatan kegiatan yang dilakukan pada program tersebut berdasarkan konsep pencegahan primer sekunder tersier. Kelompok sasarannya adalah ibu hamil Pencegahan primer  Health promotion Memberi penyuluhan & nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat mengenai segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk kesehatan umum, gizi, KB, ASI dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan (penyuluhan dilakukan saat kunjungan posyandu, kelompok ibu, dan tempat kegiatan masyarakat). Penyuluhan secara individu dan kelompok mengenai tumbuh kembang anak dan ASI.  Specific protection - Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil. - Memberi tablet atau sirop zat besi pada semua bumil minimal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian vit A sebanyak 2x dalam setahun. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Pencegahan Sekunder.  Early Detection - Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan ibu hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, dan evaluasi penyakit yang diderita ibu. - Melakukan pemantauan secara intensif selama proses persalinan untuk mendeteksi jika ada penyulit dalam persalinan (salah satunya dengan partograf).  Prompt Treatment Memberikan perawatan antenatal (ANC) terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 10T untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. - Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan sebanyak 3x - Penanganan komplikasi kebidanan melalui PONED (Program Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar). Pencegahan Tertier -

 

Disability Limitation Rehabilitation - Melakukan rujukan sesuai indikasi

c. Sebutkan contoh angka insiden, prevalen dan proporssi dalam program tersebut 14. Pilih 1 program wajib lalu jelaskan : GIZI a. Siapa saja sasaran program tersebut? Penduduk pada wilayah kerja UPT Kesmas Gianayar I mencakup bayi (0-11 bulan), balita (1-4 tahun), anak usia sekolah, remaja, wanita usia subur (15-45 tahun), ibu hamil dan ibu menyusui. b. Apa saja kegiatan dalam program tsbt dan kaitan dengan konsep level of prevention. Berikan contoh kegiatan mana saja yang termasuk pencegahan primer, sekunder, tersier Pencegahan Primer :  Penyuluhan perbaikan gizi masyarakat.  Peningkatan dan penggunaan ASI pada semua bayi segera setelah lahir sampai berumur 6 bulan. Kegiatan ini memantau pemberian ASI dengan menggunakan alat bantu pengisian di KMS pada kolom periode pemberian ASI ekslusif.  Pemantauan pola konsumsi masyarakat.  Pemberian tablet Fe, asam folat, dan kalsium (calex) pada ibu hamil.  Pemberian vitamin A pada bayi dan balita.  Pemantauan partisipasi masyarakat pada posyandu. Pencegahan Sekunder :  Pemantauan bumil KEK, bekerjasama dengan program KIA.  Pemantauan BBLR bekerjasama dengan program KIA.  Penanggulangan gizi mikro (yodium dan anemia pada bumil).  Pemberian makanan tambahan untuk pemulihan gizi buruk pada keluarga miskin. c. Jelaskan indicator keberhasilan program tersebut dilihat dari input, proses, outpt, outcome Input : a. Man : Pemegang program gizi, pemegang program KIA-KB, pemegang program PHBS, Bidan Desa, Kader Posyandu. b. Money : Sumber dana berasal dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II Kabupaten Gianyar (DPA SKD) sejumlah Rp. 24.300.000,00 dan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejumlah Rp. 60.930.000,00.

c.

Minute : Kegiatan penyuluhan, pemantauan ASI ekslusif, pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita, pemantauan gizi buruk, pemantauan bumil KEK, konsumsi garam beryodium, pemberian PMT dilakukan setiap setahun sekali di posyandu. Pemberian tablet vitamin A dan TTD dilakukan 2x/tahun. d. Material : Timbangan SKDN, timbangan bayi, meteran, formulir laporan, kapsul vitamin A, suplemen gizi mikro (TTD), PMT, Iodine Test. e. Method :  Melakukan penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan balita, pemberian vitamin A secara langsung pada balita di posyandu, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita, pengambilan sampel garam yang dilaksanakan di sekolah dan rumah tangga, pengukuran LILA ibu hamil, kunjungan rumah dan konseling gizi.  Pemberian vitamin A dosis tinggi dan pemantauan BBLR, ASI ekslusif, anemia pada ibu hamil dan bumil KEK bekerjasama dengan program KIA-KB.  Pemantauan dan penanggulangan garam beryodium bekerjasama dengan program PHBS.  Penyuluhan gizi masyarakat bekerjasama dengan program PHBS dan Posyandu.  Pemantauan pola konsumsi masyarakat dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk memantau sampel KK yang digunakan. f. Market :  Seluruh bayi dan balita di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I.  Seluruh ibu hamil dan menyusui di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I.  Seluruh siswa Sekolah Dasar dan remaja di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I Proses : 1. Planning : perencanaan target cakupan dan metode pemberian penyuluhan gizi dan gizi tambahan dilakukan lintas program dan sektoral. Perancangan pemantauan kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG). 2. Organizing : koordinasi dengan kepala desa, pemegang wilayah, dan para pemegang program lain yang berkaitan. Pertemuan lintas program dilaksanakan setiap bulannya 3. Actuating : pelaksanaan program dilakukan sesuai perencanaan dengan melibatkan kepala desa, kader dan lintas program. 4. Controlling : evaluasi dilakukan oleh pemegang program setiap bulan setelah dilaksanakan kegiatan melalui buku monev kegiatan ukm dan monitoring evaluasi indicator kinerja dan ada yang 6 bulan sekali disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan setiap tahunnya. Output :  Cakupan pencapaian pemberian vitamin A pada balita, balita yang ditimbang berat badannya, pemantauan ASI eksklusif, penanganan balita gizi buruk dan balita gizi kurang yang mendapatkan PMT, pemberian MPASI pada anak usia 6-24 bulan sudah memenuhi target.  Cakupan pencapaian pemberian tablet besi pada ibu hamil tidak memenuhi target.  Cakupan pencapaian RT yang mengonsumsi garam beryodium, persentase desa yang melaksanakan surveilans gizi, bumil KEK yang mendapatkan PMT, remaja yang mendapat tablet tambah darah sudah memenuhi target.  Cakupan pencapaian bayi baru lahir mendapatkan IMD tidak memenuhi target.  Prevalens bayi BBLR, balita gizi lebih, gizi buruk dan bumil KEK masih di bawah ambang batas. Outcome :  Meningkatnya partisipasi masyarakat yang datang ke Posyandu.  Meningkatnya status gizi pada bayi, balita, bufas, dan masyarakat. Dampak : Meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

d. Jelaskan apa saja yang masih menjadi masalah di program tersebut, jika dilihat dari capaiannya dibandingkan target. Elaskan apa saja penyebab jika ada capauan yang kurang atau melebihi target Variablel Kegiatan Target Pencapaian Pemberian Vitamin A pada balita 98,5% 100% Pemberian tablet besi pada ibu hamil 98% 88,03% Balita yang ditimbang berat badannya 84% 89,70% Cakupan pemantauan ASI Eksklusif 44% 71,64% Cakupan penanganan balita gizi buruk 100% 100% Cakupan RT yang mengonsumsi garam 85% 85,38% beryodium Persentase Desa/kelurahan yang 100% 100% melaksanakan surveilans gizi Persentase Bumil KEK yang mendapatkan 65% 100% PMT Persentase bayi baru lahir mendapatkan IMD 44% 34,97% Persentase balita kurus yang mendapat PMT 80% 100% Persentase remaja yang mendapat tablet 20% 100% tambah darah Persentase balita gizi lebih 11,2% 0,32% Persentase Bumil KEK 9,6% 5,58%

14 15

Persentase balita gizi buruk (BB/U) <1% 0,06% Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 100% 100% 6-24 bulan 16 Prevalens BBLR <5% 4,68 Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil Pencapaian kegiatan pemberian tablet besi pada ibu hamil masih belum mencapai target oleh karena belum terpenuhinya target kunjungan ibu hamil sesuai laporan program KIA-KB. Hal ini disebabkan oleh karena masih adanya ibu hamil yang hanya memeriksakan kehamilannya di Praktek Dokter Swasta dan datanya tidak dilaporkan ke Puskesmas. Bayi Baru Lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Kegiatan ini belum mencapai target disebabkan karena kegiatan IMD baru dilakukan sejak tahun 2016 sehingga belum semua tenaga kesehatan melakukan pelayanan IMD. e. Jelaskan program KIA-KB, apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya? Mulailah dengan indicator ibu dan anak, tujuan program , jenis/nama program, sasaran, indicator kesehatan maupun indicator program dan apakah program tersebut sudah menjawab tujuan, baik malsah kesehatan maupun masalah program Sudah sesuai aja:3 Tujuan Program:  Meningkatkan program pelayanan KIA-KB sesuai dengan standar operasional yang bermutu dan terjangkau  Meningkatkan mutu pelayanan KIA-KB sesuai dengan protap yang berlaku  Meningkatkan status kesehatan reproduksi bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS)  Meningkatkan cakupan persalinan tenaga kesehatan  Meningkatkan jumlah akseptor KB  Meningkatkan cakupan KIA-KB sesuai target  Menurunkan prevalensi BBLR Sasaran: Penduduk sasaran dari program untuk mencegah kematian ibu adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu hamil risti, ibu nifas, bayi dan bayi risti. Ukuran (Indikator) untuk Masalah Kematian Ibu Adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu per 1000 atau 100.000 kelahiran hidup (Maternal Mortality Ratio/Rate). AKI juga dapat digunakan untuk pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Rumus: 𝐴𝐾𝐼 =

𝑥 x𝐾 𝑦

Keterangan: AKI = Angka Kematian Ibu X = Jumlah kematian ibu karena komplikasi kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah tertentu. Y = Jumlah lahir hidup dalam wilayah dan waktu yang sama/Jumlah ibu at risk (usia produktif) K = Konstanta 100.000 (UPT Kesmas Gianyar I menggunakan konstanta 100.000) Pada tahun 2016 AKI di UPT Kesmas Gianyar I adalah 229,88 per 100.000 kelahiran hidup. Indikator untuk masalah kematian anak Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Rumus AKB: AKB =

𝑥 xK 𝑦

Keterangan : - x = jumlah bayi umur kurang dari 13 bulan yang meninggal dalam 1 tahun - y = jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama. - K = konstanta (1.000). Rumus AKABA

AKABA =

𝑥 xK 𝑦

Keterangan :  x = jumlah bayi umur 1-4 tahun yang meninggal dalam 1 tahun.  y = jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.  K = konstanta (1.000). Pada tahun 2016 AKB di UPT Kesmas Gianyar I sebesar 1,15 per 1000 kelahiran hidup: 1 AKB = X 1000 = 1.15 870 Pada tahun 2016 AKABA di UPT Kesmas Gianyar I sebesar 1.62 per 1000 kelahiran hidup: 6 AKABA = x 1000 = 1,62 3704 Program Program Pencegahan primer: Health promotion Program Pencegahan Seharusnya Memberi penyuluhan & nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat mengenai segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk kesehatan umum, gizi, KB, ASI dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan (penyuluhan dilakukan saat kunjungan posyandu, kelompok ibu, dan tempat kegiatan masyarakat). Penyuluhan secara individu dan kelompok mengenai tumbuh kembang anak dan ASI. Pada puskesmas KKM : Penyuluhan diberikan saat ibu memeriksakan diri ke puskesmas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan. Penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif dan tumbuh kembang anak diberikan di puskesmas atau saat posyandu atau imunisasi. Specific protection Program Pencegahan Seharusnya - Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil. - Memberi tablet atau sirop zat besi pada semua bumil minimal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian vit A sebanyak 2x dalam setahun. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. - Pelayanan imunisasi yaitu BCG, hepatitis B, DPT, Polio dan Campak bagi bayi. - Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak usia sekolah Pada puskesmas KKM: -

-

-

Imunisasi TT pada bumil sudah dilakukan integrasi dengan program imunisasi puskesmas Pemberian tablet zat besi pada semua bumil sudah dilakukan, dimana ada 2 jenis pemberian zat besi: Fe1 dan Fe3. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan kerjasama lintas program gizi diberikan 90 tablet selama 3 bulan. Pemberian vit A sudah dilakukan Pelayanan imunisasi bagi bayi sudah dilakukan dengan bekerja sama dengan pemegang program imunisasi. Pencegahan Sekunder. Early Detection Program Pencegahan Seharusnya Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan ibu hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, dan evaluasi penyakit yang diderita ibu. Melakukan pemantauan secara intensif selama proses persalinan untuk mendeteksi jika ada penyulit dalam persalinan (salah satunya dengan partograf). Deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak. Di Puskesmas KKM: Deteksi bumil resiko tinggi sudah dilakukan. Melakukan pemantauan persalinan menggunakan partograf Deteksi dini tumbuh kembang anak hanya dilakukan pada balita yang datang ke posyandu dan puskesmas. Prompt Treatment Program Pencegahan Seharusnya Memberikan perawatan antenatal (ANC) terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 10T untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan sebanyak 3x Penimbangan bayi secara teratur di posyandu. Penanganan komplikasi kebidanan melalui PONED (Program Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar). Melaksanakan MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit) di puskesmas dan posyandu. Di Puskesmas KKM: -

-

ANC termasuk pelayanan 10T sudah dilakukan di puskesmas. Penimbangan bayi secara teratur di posyandu sudah dilakukan

Pelayanan kesehatan neonatus sudah dilakukan sebanyak 3x Penanganan komplikasi kebidanan melalui PONED sudah dilakukan. MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit) pada bayi sakit umur 2 bulan-5 tahun yang datang ke puskesmas dilayani oleh poli umum Pencegahan Tertier  Disability Limitation  Rehabilitation Program Pencegahan Seharusnya - Melakukan rujukan sesuai indikasi Program Pencegahan Kenyataan

-

f.

o o o o o o o

Sudah dilakukan Jelaskan langkah langkah penanggulangan KLB di puskesmas ex :DHF, diare dll. Mulai dari bagaimana menentukan kejadian tersebut, Janis luar biasanya lalu langkah2nya Menentukan Kejadian: Pasal 6 Suatu daerah ditetapkan dalamkeadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam jam, hari, atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menuut jenis penyakitnya Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angkarata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality rate) dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan50% atau lebih dibandingkan degan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama Angka poporsi penyakit (propotional rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Penetapan ini dilakukan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/koya, kepala dinas kesehatan provinsi , atau menteri. Apabila kepala dinas kesehatan kabupaten/kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, kepala dinas kesehatan provinsi dapat menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB. Kalo kep. dinas prov/kab kota tidak menetapkan, menteri yang menetapkan. Kalo tidak sesuai KLB maka keterangan KLB harus dicabut. Penetapan Daerah Wabah (pasal 10) Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah dilakukan apabila situasi KLB berkembang atau meningkat dan berpotensi menimbulkan malapetaka dengan pertimbangan: a. Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan peningkatan angkakesakitan dan atau angka kematian b. Terganggunya keadaan masy. berdasarkan aspek sosiak budaya, ekonomi, dan pertimbangan keamanan. Penanggulangan KLB/Wabah (pasal 13) 1. Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. 2. Penanggulangan ini meliputi: a. Penyelidikan epidemiologisnya b. penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina c. pencegahan dan pengebalan d. pemusnahan penyebab penyakit e. penanganan jenazah akibat wabah f. penyuluhan kepada masyarakat g. upaya penanggulangan lainnya 3. Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud diatas antara lain berupa meliburkan sekolah untuk sementara waktu, menutup fasilitas umum untuk sementara waktu, melakukan pengamatan secara intensif/surveillans selama terjadi KLB serta melakukan evaluasi terhadap upaya penanggulangan secara keseluruhan. 4. Upaya penanggulangan lainnya sebagai mana disebut pada ayat 3 dilakukan sesuai dengan jenis penyakit penyebab KLB/Wabah

Pasal 14 1. Dinas kesehatan kabupaten/kota harus melakukan upaya penanggulangan secara dini apabila di daerahnya memenuhi salah satu kriteria KLB baik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 baik sebelummaupun setelah daerah ditetapkan dalam keadaan KLB 2. Upaya penanggulangan secara dini dilakukan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak daerahnya memenuhi salah satu kriteria KLB sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 15. Apa yang dimaksud dengan puskesmas? Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 16. Apa yang dimaksud dengan pelayanan komperhensif (menyeluruh) dan berikan contoh sesuai lokasi KKM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Pasal 3 (2) Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan pelayanan kesehatan darurat medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib membangun jejaring dengan sarana penunjang. 17. Apa yang dimaksud dengan pekayanan yang bersifat terpadu (integrated) dan berikan contoh sesuai dengan lokasi KKM 18. Jelaskan bagaimana melakukan penilaian keberhasilan program puskesmas Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmasn. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas kedalam kelompoknya sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Ruang lingkup dan tahap pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas sebagai berikut: B.1. Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas a. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi: 1) UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. 2) UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu melaksanakan UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas masalah kesehatan. 3) UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. b. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi: 1) Proses penyusunan perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan pelaksanaan penilaian kinerja; 2) Manajemen sumber daya termasuk manajemen sarana, prasarana, alat, obat, sumber daya manusia dan lain-lain; 3) Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah 4) Manajemen pemberdayaan masyarakat; 5) Manajemen data dan informasi; dan 6) Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. 7) Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi: Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan, dimana masingmasing program/kegiatan mempunyai indikator mutu sendiri yang disebut Standar Mutu Pelayanan (SMP). Sebagai contoh: Angka Drop Out Pengobatan pada pengobatan TB Paru. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas dan pencapaian target indikator outcome pelayanan. Selanjutnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas wajib diakreditasi oleh lembaga B.2. Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas a. Di tingkat Puskesmas: 1) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian. 2) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (output) kegiatan dan mutu bila hal tersebut memungkinkan. 3) Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu tertentu. Penetapan periode waktu penilaian ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama Puskesmas. Sebagai contoh periode waktu penilaian adalah bulan Januari sampai dengan bulan Desember. 4) Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas, yang mencakup pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya; survei lapangan; laporan lintas sektor terkait; dan laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. 5) Penanggung jawab kegiatan melakukan analisis terhadap hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan target yang ditetapkan, identifikasi kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali faktor-faktor pendukung dan penghambat. 6) Bersama-sama tim kecil Puskesmas, menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang). 7) Dari hasil analisa dan tindak lanjut rencana pemecahannya, dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan untuk tahun (n+2). n adalah tahun berjalan. 8) Hasil perhitungan, analisis data dan usulan rencana pemecahannya disampaikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota yang selanjutnya akan diberi umpan balik oleh dinas kesehatan. b. Di tingkat kabupaten/kota: 1) Menerima rujukan/konsultasi dari Puskesmas dalam melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisis data dan membuat pemecahan masalah. 2) Memantau dan melakukan pembinaan secara integrasi lintas program sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah. 3) Melakukan verifikasi hasil penilaian kinerja Puskesmas dan menetapkan kelompok peringkat kinerja Puskesmas. 4) Melakukan verifikasi analisis data dan pemecahan masalah yang telah dibuat Puskesmas dan mendampingi Puskesmas dalam pembuatan rencana usulan kegiatan. 5) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok tingkat kinerja Puskesmas.

19. 20. 21. 22. 23. 24.

25.

26. 27. 28.

6) Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing Puskesmas berdasarkan evaluasi hasil kinerja Puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun depan. Tujuan program Buatlah secara teoritis, indicator yang dapat dipakai untuk mengukur tujuan program Masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas sehingga program tersebut harus dilakukan Sebutkan sub program dan kegiatan yang dikerjakan untuk mencapai keberhasilan program Apakah program dan kegiatan tersebut sudah menjawab masalah kesehatan yang harus diselekasiakn di lokasi wilayah anda Hasil survey riskesdas 2007-2013 maslaah serius gizi nasional bergerak dari masalah kurang gizi ke masalah gizi ganda a. Bagaimana anda menelaskan penyebab fenomena tersebut secara alamiah? b. Menuruht anda bagaimana puskesamas harus memanfaatkan dara riskesdas sebelum melaksanakan program program di puskesmas? Berikan cintih untuk beberapa program Mengapa program KIA merupakan program esensial karena jumlah kematian ibu dan anak masih tinggi dan angka kematian ibu dan anak meruupakan indikator derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Jelaskan beda maternal mortality rate dengan maternal mortality ratio Jelaskan pentingnya program surveilans dan termasuk dalam pencegahan apakah program surveilan stersebut? Jenis jenis rekam medis? Siapakah yang boleh mengakses RM? Jelaskan prinsipnya

Rekam medis harus dibuat dalam bentuk tulisan atau elektronik (1)Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat a. identitas pasien; b.tanggal dan waktu; c.hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; d.hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic ; e. diagnosis; f. rencana penatalaksanaan; g.pengobatan dan/atau tindakan; h.pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien; i.untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan j.persetujuan tindakan bila diperlukan. (2)Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang kurangnya memuat: a.identitas pasien; b.tanggal dan waktu; c.hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; d.hasil pemerisaan fisik dan penunjang medic.; e.diagnosis; f.rencana penatalaksanaan; g.pengobatan dan/atau tindakan; h.persetujuan tindakan bila diperlukan; i.catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.; j.ringkasan pulang (discharge summary); k.nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehalan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; l.pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan m.untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik. (3)Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat: a.identitas pasien; b.kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan; c.identitas pengantar pasien; d.tanggal dan waktu; e.hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; f.hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; g.diagnosis; h.pengobatan dan/atau tindakan; i.ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut; j.nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; k.sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan l.pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (4)Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah denqan: a.jenis bencana dan lokasi di mana pasien ditemukan; b.kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan c.identitas yang menemukan pasien; (5)Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. (6)Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya. Pasal 10 (1)Informasi tentang identitas diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. (2)Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal: a.untuk kepentingan kesehatan pasien; b.memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan; c.permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri; d.permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; e.untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien; (3)Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Pasal 11 (1)Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2)Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan. 29. Program apa saja yang menjadi unggulan di tempat KKM Pada tahun 2010 program unggulan di Puskesmas Gianyar I adalah Puskesmas Santun Lansia tapi mulai dari tahun 2015 ditetapkan bahwa semua puskesmas adalah puskesmas santun lansia. Santun lansia ini contohnya adalah loket pasien lansia dipisah dari pasien kunjungan umum, adanya poli khusus lansia, sarana untuk lansia (toilet dengan pegangan). Di puskesmas adanya inovasi inovasi di beberapa program seperti: a. Mobile VCT untuk meningkatkan kunjungan ODHA dengan datang ke lapas dan ke kafe remangremang pada malam hari b. Konseling gizi untuk ibu hamil yang anemia (<14mg/dL) untuk menurunkan angka kematian ibu c. Kunjungan pada anak dengan kebutuhan khusus dari pihak puskesmas, door to door, dikarenakan anak kebutuhan khusus aksesibilitas ke puskesmas kurang dibandingkan yang normal d. Pembuatan poli anak pada tahun 2017 pada rangka Puskesmas Ramah Anak. Disertai juga dengan program anak. Puskesmas ramah anak dilakukan dnegan dibuatnya permainan edukatif untuk anak, ruang laktasi,dan gambaran dinding yang didesain untuk anak.

30. Jelaskan bagaimana kerjasama lintas program dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dan siapa saja yang terlibat? 31. Penyakit pada lansia merupakan penyakit yang seringkali muncul dalam 1- penyakit terbanyak di puskesmas, namun mengapa program lansia tidak termasuk dalam program wajib? tidak ada urgensi; SDM masih belum cukup dan masih bisa dicover oleh UKM esensial yang lain (mis. tentang penyakit-penyakit non communicable dan kronis ditangani di program P2m dan promkes) 32. Siapakah penggerak utama posyandu dan apa saja kegiatan di posyandu? Penggerak utamanya adalah kader posyandu. Kegiatan psoyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembagan atau pilihan. Kegiatan Utama:  Kesehatan Ibu dan Anak Pada Ibu Hamil : penimbangan BB dan pemberian tablet besi oleh kader kesehatan, TD, imunisasi TT (Tetanus Toksoid). Kalo ada ruang pemeriksaan, cek tinggi fundus uteri/usia kehamilan  kelainan, dirujuk puskesmas. Ada juga dilakukan Kelompok Ibu Hamil Pada Ibu Nifas dan Menyusui : penyuluhan kesehatan,KB,ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir; pemberian vit a dan tablet besi; perawatan payudara;senam ibu nifas;jika ada tenaga kesehatan puskesmas dan tersedua ruangan, lakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan fundus uteri,lochia. Pada Bayi dan Anak Balita: penimbangan BB; penentuan status pertumbuhan ; penyuluhan; jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan pemeriksan kesehatan, imunisasi, deteksi dini tumbuh kembang.  Keluarga Berencana Diselenggarakan oleh kader dengan pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Kalo ada orang puskesmas, suntik KB dan konseling KB. Kalo ada ruangan dan alat menunjang, pasang IUD  Imunisasi  Gizi Dilakukan oleh kader dengan sasaran bayi, balita, ibu hamil, WUS. Dilakukan penimbangan BB, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vit A, pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik.  Pencegahan dan penanggulangan diare pencegahan dengan penyuluhan PHBS dan penanggulangan dengan penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau oralit. Kegiatan Pengembangan/tambahan: Penambahan kegiatan dilakukan apabila kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya diatas 50% serta SD mendukung. Beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:  Bina Keluarga Balita (BKB)  Kelompok peminat kesehatan ibu dan anak (KP-KIA)  Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial KLB  Pengembangan anak usia dini (PAUD)  Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD)  Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)  Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui TOGA  Desa siaga  pos malaria desa (pomaldes)  Kegiatan ekonomi produktif  tabungan ibu bersalin (tabulin) , tabungan masyarakat (tabumas) 33. Jelaskan program p2m di puskesmas KKM, diskusikan aspek input, output outcome Penyakit menular perlu ditanggulangi karena dapat menular kepada orang lain dan berpotensi terjadi KLB bila tidak mendapat penanganan secara komprehansif. Mengenai angka mortalitas masing masing penyakit yang ditanggulangi adalah nol karena belum pernah dilaporkan terdapat kematian akibat penyakit penyakit menular yang ditanggulangi di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I. Tujuan Program:  Menemukan kasus penyakit menular secara dini,  Meminimalisir faktor-faktor resiko yang mampu menyebarkan penyakit menular,  Mencegah penularan penyakit,  Menurunkan angka kesakitan dan mencegah kematian, Target Semua penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I Salah satu progaramnya adalah P2m TB Paru INDIKATOR KEBERHASILAN Input a).Man: Ni Putu Ayu Lestarina sebagai pemegang program, 3 orang dokter yang aktif, 1 orang programmer dan 2 orang petugas laboratorium. b), Money: Dana yang bersumber dari pusat, APBD Tk I, APBD Tk II dan BOK

-

-

c). Minute: Penyuluhan TBC dilakukan rutin setiap bulan (pada saat pemantauan) d). Material : Alat-alat laboratorium untuk pemeriksaan sputum, obat-obatan, kartu register penderita TB (pencatatan, pengobatan, lab, rujukan, laporan). e). Method : Penyuluhan dilakukan dengan metode langsung perorangan kepada keluarga penderita dan pada kelompok masyarakat dan melalui media massa. Pencarian dan penemuan kasus TB baru secara aktif di masyarakat. Klasifikasi penderita TB ditentukan sebagai TB paru atau ekstraparu sedangkan pada suspek TB ditentukan sebagai BTA + atau non BTA +. Pengobatan penderita TB dilakukan selama 6 bulan dengan pemberian obat secara bertahap oleh puskesmas setiap minggunya. Sedangkan pengawas minum obat dipilih sendiri oleh penderita dan pada waktu penderita berobat ke puskesmas, PMO harus ikut serta. e). Market: Kegiatan mencakup semua pasien yang menderita TBC, anggota keluarga, masyarakat yang tinggal di sekitar rumah pasien, dan semua siswa sekolah dari desa yang ada penderitanya di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I Proses a). Planning: Perencanaan mencakup analisis situasi, identifikasi dan penetapan masalah prioritas, penetapan alternatif pemecahan masalah, penyusunan rencana kegiatan dan anggaran dan perencanaan pemantauan serta evaluasi. b). Organizing: Bekerjasama lintas program terutama dengan UKM dan PKM c). Actuating: Penderita yang didiagnosa sebagai kasus TB langsung dilaporkan kepada pemegang program agar dapat ditangani secara tuntas. d). Controling : Supervisi dari dinas kesehatan tingkat Kabupaten dan Propinsi. Monitoring dilakukan pemegang program terus-menerus secara berkala untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan. Evaluasi dilakukan dalam interval waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk menilai sejauh mana tujuan dan target telah dicapai. Output 1. Target penemuan BTA + adalah 5 orang dan suspek TB sebanyak 11 orang. 2. Angka kesembuhan 40% dari semua penderita BTA + 3. Terdapat perubahan perilaku pasien TB, yaitu tidak membuang dahak di sembarang tempat.

34. Anda seorag kepala puskesmas, bagaiman acara melakukan identifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitas? PMK no 44 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas Analisis Situasi : Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas. Tahap ini dilakukan dengan cara: a. Mengumpulkan data kinerja Puskesmas: Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dalam 4 tahun yang dimulai dari tahun N-5 sampai dengan tahun N-2 untuk setiap desa/kelurahan. N menunjukan tahun yang akan disusun, sehingga untuk menyusun perencanaan lima tahunan (sebagai contoh perencanaan lima tahunan periode tahun 2017-2021), maka data kinerja akhir tahun yang dikumpulkan dan dipelajari adalah tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015. Data yang dikumpulkan ditambah hasil evaluasi tengah periode (midterm evaluation) dari dokumen laporan tahun berjalan (N-1). Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas. Data yang dikumpulkan adalah: (1) Data dasar, yang mencakup: a) Identitas Puskesmas; b) Wilayah kerja Puskesmas c) Sumber daya Puskesmas, meliputi: Manajemen Puskesmas; Gedung dan sarana Puskesmas; Jejaring Puskesmas, lintas sektor serta potensi sumber daya lainnya; Sumber daya manusia kesehatan; dan Ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas. (2) Data UKM Esensial

(3) Data UKM Pengembangan, (4) Data UKP, a) Kunjungan Puskesmas; b) Pelayanan Umum; c) Kesehatan Gigi dan Mulut; dan d) Rawat Inap, UGD, Kematian, dll. (5) Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium, dan data kefarmasian. (6) Kondisi keluarga di wilayah kerjanya yang diperoleh dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Setiap keluarga pada wilayah kerja Puskesmas akan terpantau kondisi status kesehatan sebuah keluarga terkait 12 indikator utama sebagai berikut: o

keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);

o

Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;

o

bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;

o

bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;

o

balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;

o

penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;

o

penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;

o

penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;

o

anggota keluarga tidak ada yang merokok;

o

keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

o

keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan

o

keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

Data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada tingkat keluarga, tingkat desa atau kelurahan, dan tingkat Puskesmas. Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut: 1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat 2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat 3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat HAL 20 SISANYA 35. Soal : a. Perbedaan konsep UKM dan UKP Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. b. Peranan puskesmas dalam pelaksanaan JKN Puskesmas dalam pelaksanaan JKN berperan dalam pemberian fasilitas kesehatan / sebagai FKTP (fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, promotif, preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.) 36. Ada KLB contoh diare atau DHF : a. Bagaimana menentukan KLB di daerah tersebut Permenkes no 1501

Suatu daerah ditetapkan dalamkeadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah o Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam jam, hari, atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya o Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menuut jenis penyakitnya o Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angkarata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya o rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya o angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality rate) dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan50% atau lebih dibandingkan degan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama o Angka poporsi penyakit (propotional rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. b. Sebagai seorang dari puskesmas, tindakan pokok yang harus dilakukan dalam 24 jam sejak terjadinya KLB Permenkes 1501 Bab IV Pelaporan Pasal 16 Pimpinan puskesmas yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (tenaga kesehatan atau masy. wajib memberikan laporan kepada kepala desa/lurah dan puskesmas terdekatatau jejaringnya selambat-lambatnya 24 jam sejak mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit tertentu sebagaimana dalam pasal 4) harus segera melaporkan kepada kepala ddinas keseharan kabupaten/kota selambat-lambatnya 24 jam sejak menerima informasi c. Setelah terindikasi KLB, jelaskan urutan langkah sampai dengan menemukan penyebab dari KLB tersesbut  Penemuan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dapat dilakukan secara pasif dan aktif  Penemuan secara pasif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui penerimaan laporan atau informasi kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi diagnosis klinis dan konfirmasi laboratorium  Penemuan secara aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui kunjungan lapangan untuk melakukan penegakan diagnosis secara epidemiologi berdasarkan gambaran umum penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah yang selanjutnya diikuti dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium  Selain pemeiksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya  HALAMAN 18-19 d. Hubungan antara surveilans dan KLB Surveilans didaerah wabah dan daerah berisiko terjadi wabah dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit menurut waktu dan tempat dan dimanfaatkan untuk mendukung upaya penanggulangan yang sedang dilaksanakan, meliputi kegiatan – kegiatan seperti:  Menghimpun data kasus baru pada kunjungan berobat di pos pos kesehatandan unit unit kesehatan lainnya, membuat tabel, grafik dan pemetaan dan melakukan analisis kecenderunagn wabah dari waktu ke waktu dan analisis data menurut tempat, RT,RW, desa dan kelompok kelompok masyarakat tertentu lainnya  Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan dengan kepala desa, kader, dan masyarakat untuk membahas perkembangan penyakit dan hasil upaya penanggulangan wabah yang telah dilaksanakan  Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dalam upaya penanggulangan wabah 37. Apakah di puskesmas KKM terdapat program kesehatan jiwa? Mengapa program tersebut tidak termasuk dalam 6 program wajib puskesmas? Tidak. Program kesehatan jiwa tidak masuk ke dalam program wajib puskesmas dikarenakan belum tersedianya sumberdaya yang memadai baik itu SDM, , ketersediaan regulasi , psikotropka, anggaran serta sarana prasarana yang mendukung. 38. Program vaksinasi rabies tidak diberikan secara massal pada manusia, tapi hanya diberikan pada anjing, knp demikian? Permenkes no 12 tntang penyelenggaraan imunisasi Dikarenakan VAR (Vaksin Anti Rabies) hanya diberikan pada seluruh kasus gigitan hewan (HPR) yang berindikasi sehingga kemungkinan kematian akibat rabies bisa diatasi 39. Salah satu data yang tersedia di puskesmas adalah data 10 penyakit terbanyak a. Dapatkah data tersebut digunakan untuk mengetahui permasalahan kesehatan di wilayah anda? Jika ya jelaskan strategi pemanfaatannya. Jika tidak jelaskan mengapa b. Dari 10 penyakit terbanyak, bagaimana anda menhelaskan perbedaan kejadian penyakti tidak menular dan angka penyakit menular? Bagaiman anda membuat strategi penanggulangan dan pencegahannya. Jelaskan jawaban anda dengan contoh o

40. Kenapa program p3 (pencegahan dan penanggulangan penyakit) termasuk program esensial? Jelaskan beserta evidence yang anda ketahui 41. Jelaskan Analisa kegiatan kegiatan dari salah satu prohra puskesmas menurut prinsip pencegahan 42. Jelaskan apa itu tujuan yang SMART? Buatlah tujuan dan output (indicator keberhasilan) yang SMART dan berikan analisanya 43. Kenapa anda perlu tahu profil puskesmas tempat KKM? Apa manfaatnya? Jelaskan jawaban anda dengan contoh Untuk dapat mengenal masalah kesehatan yang ada di wilayah puskesmas. Seringkali ditemukan lebih dari satu masalah sehingga perlu dibuatkan prioritas masalah. contohnya 10 besar penyakit 44. Data 10 besar penyakit a. Apa manfaatnya? b. Dari 10 besar penyakit terbanyak, kenapa penyakit tidak menular selalu berada di bawah angka penyakit menular? Jelaskan alasan jawaban anda dengan contoh 45. Jika bertugas sebagi kepala puskesmas dan meemukan ada capaian program yang slealui melebihi 100% selama 5 tahun berturut turut. Ada juga capaian yang Selma 5 tahun berturut turut selalu di bawah 80%. Jelaskan hasil Analisa anda mengenai kemungkinan penyebab kasus tersebut 46. Apa beda puskesmas dengan RS? Bedakan fungsi dan tugas mereka ber2! DEFINISI: Puskesmas: fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. RS: Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,dan rehabilitatif. FUNGSI DAN TUGAS: Puskesmas: Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Selain itu puskesmas berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan. RS: Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugasnya, Rumah Sakit mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. 47. Apa itu posyandu, bagaimana kedudukan psoyandu, jelaskan fungsi posyandu balita dan progam yang diimplementasikan pada posyandu balita. Bagaimana pelaksanaan posyandu balita di wilayah kerja puskesmas anda. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain: gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun, atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah : a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah desa atau kelurahan. b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administrasi, keuangan dan program Pokja. c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra. d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan. e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas. Fungsinya secara umum: (gadapet fungsi khusus utk yg balita) 1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB 2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan asar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB Program yang diimplementasikan pada posyandu balita:

a. b. c. d.

Penimbangan BB Penentuan status pertumbuhan Penyuluhan Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas Selain itu tedapat pula program imunisasi pada balita dan pelayanan gizi berupa penimbangan berat badan, deteksi dini gangguanpertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, vitamin A. 48. Apabila dari evaluasi tahun sebelumnya ditemukan cakupan imunisasi campak di wiayah kerja tidak teracpai, apa yang anda akan lakukan untuk program di tahun ini, jalaskan sesuai dengan prinsip perencanaan dan evaluasi program puskesmas

Related Documents

Soal Soal
December 2019 91
Soal
November 2019 72
Soal
July 2020 40
Soal
July 2020 41
Soal
June 2020 40
Soal
May 2020 55

More Documents from "Ali Hamidi"

Resume Pbl.docx
June 2020 14
Soal Program.docx
November 2019 7
Absen Jaga.docx
June 2020 21
Paper Ppn Impor.docx
December 2019 34
Vasavi
April 2020 27