PELAJARAN 2 SAYA MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TUJUAN PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran siswa dapat: • Menyebutkan kelebihan dan kekurangannya dari segi jasmaniah, kemampuan dan sifat-sifatnya. • Menganalisa kelebihan dan kekurangannya. • Menerima diri apa adanya. • Memberi alasan perlunya mengembangkan talenta yang dimiliki (Mat 25: 1430) sehingga berguna bagi sesama. • Menjelaskan cara-cara mengembangkan talenta yang dimiliki. • Melakukan usaha-usaha untuk mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimiliki. BAHAN KAJIAN • Kelebihan (potensi) dan kekurangan manusiawi. • Sikap menerima diri seadanya. • Cara-cara mengembangkan talenta yang dimiliki. • Usaha untuk mengembangkan talenta. • Mat 25: 14-30. SUMBER BAHAN • Pengalaman siswa. • Team Retret Civita, Siapakah Aku, Penerbit Obor, Jakarta, 1986. • Propinsi Gerejani Ende, Katekismus Gereja Katolik, Percetakan Arnoldus, Ende, 1995. • Komisi Kateketik KWI, Yesus Teladanku, Buku Guru I, Penerbit Obor Jakarta 1986. • Kitab Suci Mat 25: 14-30. METODE : Berdiskusi – dialog – berceritera - informasi SARANA : Buku Siswa Pelajaran 2 WAKTU : 2 x 45 menit PEMIKIRAN DASAR Para remaja kadangkala tidak menyadari potensi-potensi yang berada di dalam dirinya, tetapi di pihak lain mereka pun sulit menerima keterbatasanketerbatasannya. Dalam pelajaran ini bersama peserta didik kita mau menyadari bahwa kita sebagai ciptaan yang unik, baik pria maupun wanita, mempunyai potensi-potensi yang besar atau talenta-talenta yang berharga, selain keterbatasan-keterbatasan, yang memang sudah merupakan bagian dari kodrat manusiawi kita.
Pendidikan Agama Katolik SLTA Kelas I
9
Pertama: Mengenai potensi-potensi dan keunggulan yang berada dalam diri peserta didik. Menyangkut potensi-potensi, bisa saja mereka kurang menyadarinya. Ini mungkin disebabkan antara lain karena pengaruh didikan di rumah atau di luar rumah dimana para remaja masih tetap dilihat dan diperlakukan sebagai anakanak. Jadi, kepercayaan diri para remaja seolah-olah dibantut sehingga mereka tidak menyadari lagi kemampuan-kemampuannya. Slogan-slogan seperti: “Kaum muda adalah harapan atau masa depan Gereja dan Tanah Air” memberi kesan seolah-olah peranan para remaja adalah dimasa yang akan datang, bukan sekarang. Ini juga bisa menyebabkan kaum remaja secara tidak sadar memendamkan bakat-bakat dan kemampuannya untuk masa depan itu. Belum lagi larangan-larangan yang bertubi-tubi dari segala pihak untuk kegiatan dan kreativitas para remaja yang dinilai tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia atau moral tradisional. Semua itu bisa membuat para remaja mati kutu atau berdiam diri, kalau tidak acuh tak acuh atau frustasi. Tetapi bisa juga terjadi yang sebaliknya, yaitu bahwa peserta didik sangat menyadari keunggulan-keunggulannya sehingga mereka bisa bersikap arogan dan angkuh. Sok super. Sikap super atau sikap “sok” bisa menjadikan hidup seseorang sangat tidak enak. Karena mereka merasa “lebih”, maka sering mereka sangat lancang mulut, suka bertengkar, suka mendahului, dan sebagainya, tetapi yang bisa membuat mereka lekas kecewa, dihina, disingkirkan dari pergaulan, dan sebagainya. Kedua :Mengenai kekurangan-kekurangan dan pelbagai cacat yang dimiliki peserta didik. Menyadari pelbagai kekurangan yang mereka miliki, peserta didik bisa jatuh ke dalam sikap minder, sikap rendah diri. Sikap minder atau rendah diri ini bisa menjadikan hidup seseorang sangat berat. Dalam benak siswa, mereka berpikir bahwa hanya orang-orang lain saja yang beruntung. Mereka selalu sial, akibat cacat tubuh, mental atau hubungan sosialnya dengan orang lain. Manusia, sebagai apa pun, mempunyai bakat dan kemampuan, walaupun dalam ukuran dan lingkungan tertentu. Dan kemampuan itu hendaknya dipergunakan. Paling kurang Tuhan, Pemberi talenta-talenta itu, menghendakinya demikian. Injil Mt. 25: 14-30, berkisah tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi kepada mereka sejumlah talenta untuk “dipergunakan”, untuk dibungakan. Ternyata ia bertindak tegas terhadap hamba yang tidak mempergunakan talenta itu, yang hanya memendamnya di dalam tanah. Para remaja pun diberikan talenta-talenta itu. Mereka harus mempergunakannya. Ini suatu panggilan dan tuntutan Kristiani. Para remaja (dan kita semua) hendaknya bisa menerima diri seadanya. Allah menghendaki demikian. Ia sudah menciptakan kita seadanya dan baiklah adanya. Tidak menerima kehendak Allah dalam keadaan konkrit ini merupakan penghalang bagi kemajuan diri kita dan rintangan dalam jalan menuju kepada Allah. Kita hendaknya menerima kehendak Allah yang nyata ini dan Ia akan mengatur supaya segala sesuatu memberikan sumbangan bagi kesejahteraan yang sejati kepada kita. (Rom 8.28). Menerima kehendak Allah berarti menerima bimbingan-Nya, karena Dia akan menghantar kita setapak demi setapak melalui keadaan konkrit diri kita dan
Pendidikan Agama Katolik SLTA Kelas I
10
lingkungan, menuju ke keselamatan dan itu terjadi sejauh kehendak-Nya diterima dan dilaksanakan. Pembukaan : Doa yang sesuai PENGALAMAN BELAJAR 1. Siswa saling mengamati keunggulan dan kekurangan mereka. =
Ajaklah siswa untuk menyiapkan beberapa lembar kertas, lalu mintalah supaya mereka menyerahkan selembar kertas kepada teman yang duduk di sampingnya. Ajaklah mereka untuk menuliskan; • Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh teman disampingnya itu. • Beberapa sifatnya yang baik • Hanya satu sifatnya yang kurang baik.
=
Sesudah ditulis, kertasnya dikembalikan kepada teman yang duduk di sampingnya dan dibaca sendiri-sendiri
=
Selanjutnya ajaklah peserta didik untuk menyerahkan lagi selembar kertas kepada teman yang duduk di depannya atau di belakang, dan ajaklah mereka untuk melakukan tugas yang sama. Diharapkan setiap siswa akan mendapat beberapa lembar kertas, yang ditulis oleh teman-temannya menyangkut kemampuan, bakat-bakat dan sifat-sifatnya!!
=
Sesudah itu adakan dialog dengan siswa, misalnya: • Bagaimana perasaanmu ketika membaca tulisan teman-teman tentang kemampuan dan sifatmu? • Bagaimana pikiranmu tentang tulisan teman-temanmu itu? • Apakah benar yang ditulis teman-temanmu itu? • Sifat baik yang mana yang paling banyak ditulis teman-temanmu? • Bagaimana sikapmu terhadap tulisan teman-temanmu itu!! 2. Menganalisa keberadaan segi fisik, kemampuan dan sifat-sifat yang dimiliki peserta didik dan sikap menerima keadaan itu.
=
Ajaklah peserta didik untuk melanjutkan dialog, misalnya: • Dari mana asalnya keadaan fisik kita?? • Dari mana kita memperoleh kemampuan-kemampuan dan sifat-sifat yang kita miliki pada saat ini?? • Bagaimana sikap kita yang tepat terhadap keberadaan kita pada saat ini??
=
Selanjutnya guru dapat memberikan semacam masukan kalau dianggap perlu. Usahakan supaya berlangsung secara dialogis. Defakto kita sudah memiliki keadaan fisik seperti yang sekarang kita punyai. Demikian juga dengan kemampuan, bakat-bakat, sifat dsbnya, walaupun kita masih dapat mengembangkannya. Bagaimana keadaan kita itu terbentuk?? 1. Keturunan atau pengaruh lingkungan?? Pada kalangan ahli ilmu jiwa terdapat pandangan yang cukup berbeda
Pendidikan Agama Katolik SLTA Kelas I
11
-
Ada aliran yang lebih menekankan bahwa keberadaan fisik, bakat, kemampuan, karakter dan sifat-sifat kita lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Bahwa kita berkulit kuning atau hitam, bersosok tinggi atau pendek, berbakat seni atau matematika,… semua itu pada dasarnya kita warisi dari orang tua dan leluhur kita!
-
Aliran lain lebih menekankan pada pengaruh lingkungan. Kata mereka: alam, kebudayaan dan kultur sangat membentuk diri seseorang. Alam dan kebudayaan Eropa menghasilkan orang Eropa. Alam dan kebudayaan Afrika dan Asia, menghasilkan orang Afrika dan Asia.
-
Akhirnya ada aliran yang bisa menerima kedua-duanya. Keberadaan seseorang turut ditentukan oleh faktor keturunan, tetapi juga faktor lingkungan hidupnya!! Bagaimana pandangan peserta didik?? (Dialog)
2. Sikap menerima keadaan diri seperti seadanya, sambil berjuang untuk memperkembangkannya. Para remaja kadangkala tidak menyadari potensi-potensi yang berada di dalam dirinya, tetapi di pihak lain mereka pun sulit menerima keterbatasan-keterbatasannya. Dalam pelajaran ini kita mau menyadari bahwa kita sebagai ciptaan yang unik, baik pria maupun wanita, mempunyai potensi-potensi yang besar atau talenta-talenta yang berharga, selain keterbatasan-keterbatasan, yang memang sudah merupakan bagian dari kodrat manusiawi kita. Pertama : Mengenai berada dalam diri kita.
potensi-potensi
dan
keunggulan
yang
Menyangkut potensi-potensi bisa saja kita kurang menyadarinya. (Mengapa?? Adakan dialog dengan siswa). Hal ini mungkin disebabkan antara lain karena pengaruh didikan di rumah atau di luar rumah dimana kita masih tetap dilihat dan diperlakukan sebagai anak-anak. Jadi, kepercayaan diri kita seolah-olah dibantut sehingga kita tidak menyadari lagi kemampuan-kemampuan kita. Slogan-slogan seperti: “Kaum muda adalah harapan atau masa depan Gereja dan Tanah Air” memberi kesan seolah-olah peranan para remaja adalah di masa yang akan datang, bukan sekarang. Ini juga bisa menyebabkan kaum remaja secara tidak sadar memendamkan bakat-bakat dan kemampuannya untuk masa depan itu. Belum lagi larangan-larangan yang bertubi-tubi dari segala pihak untuk kegiatan dan kreativitas para remaja yang dinilai tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia atau moral tradisonal. Semua itu bisa membuat para remaja mati kutu atau berdiam diri, kalau tidak acuh tak acuh atau frustasi. Tetapi bisa juga terjadi yang sebaliknya, yaitu bahwa kita para remaja sangat menyadari keunggulan-keunggulan sehingga kita bisa bersikap arogan dan angkuh. Sok super. Sikap super atau sikap “sok” bisa menjadikan hidup seseorang sangat tidak enak. Karena kita merasa “lebih”, maka kita sering sangat lancang mulut, suka bertengkar, suka mendahului, dan sebagainya. Sikap yang bisa
Pendidikan Agama Katolik SLTA Kelas I
12
membuat kita lekas kecewa, dihina, disingkirkan dari pergaulan dan sebagainya. Kedua : Mengenai kekurangan-kekurangan dan pelbagai cacat yang kita miliki. Menyadari pelbagai kekurangan yang kita miliki, bisa membuat kita jatuh ke dalam sikap minder, sikap rendah diri. Sikap minder atau rendah diri ini bisa menjadikan hidup seseorang sangat berat. Dalam benak kita, kita berpikir bahwa hanya orang lain saja yang beruntung, sedangkan kita selalu sial, akibat cacat tubuh, mental atau hubungan sosial kita dengan orang lain. Kita hendaknya bisa menerima diri seperti seadanya. Allah menghendakinya demikian bagi kita. Ia sudah menciptakan kita seperti seadanya dan baiklah adanya. Tidak menerima kehendak Allah dalam keadaan konkrit ini merupakan penghalang bagi kemajuan diri kita dan rintangan dalam jalan menuju kepada Allah. Kita hendaknya menerima kehendak Allah yang nyata ini dan Ia akan mengatur supaya segala sesuatu memberikan sumbangan bagi kesejahteraan yang sejati kepada kita (Rom 8:28). Menerima kehendak Allah berarti menerima bimbingan-Nya, karena Dia akan menghantar kita setapak demi setapak melalui keadaan konkrit diri kita dan lingkungan ,menuju ke keselamatan. Itu terjadi sejauh kehendak-Nya diterima dan dilaksanakan. 3. Menyadari keberadaan siswa dengan segala potensi dan peluang yang ada dalam terang Kitab Suci (Mat 25: 14-30) =
Ajaklah peserta didik untuk membentuk kelompok terdiri dari 10 s/d 15 siswa dan mintalah mereka untuk mensharingkan Mat 25: 14-30. • Apakah Anda termasuk hamba yang dipercayakan 5 talenta atau 2 talenta atau 1 talenta?? Mengapa? Sharing-kan. • Kalau saat ini anda diminta untuk mempertanggungjawabkan talenta yang sudah diberikan itu, apakah anda siap? • Bagaimana anda memperkembangkan talenta-talenta yang Anda miliki?
=
Masukan dari guru kalau dianggap perlu. Manusia sebagai apa pun, mempunyai bakat dan kemampuan, walaupun dalam ukuran dan lingkungan tertentu. Dan kemampuan itu hendaknya dipergunakan. Paling kurang Tuhan, Pemberi talenta-talenta itu, menghendakinya demikian. Injil Mat 25: 1-30, berkisah tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi kepada mereka sejumlah talenta untuk “dipergunakan”, untuk dibungakan. Ternyata ia bertindak tegas terhadap hamba yang tidak mempergunakan talenta itu, yang hanya memendamnya di dalam tanah. Para remaja pun diberikan talenta-talenta itu. Mereka mempergunakannya. Ini suatu panggilan dan tuntutan Kristiani.
harus
Buku-buku sejarah penuh dengan ceritera-ceritera tentang orang-orang berbakat yang talentanya diremehkan oleh banyak orang, hingga ada seseorang yang mulai mempercayainya.
Pendidikan Agama Katolik SLTA Kelas I
13
Albert Eistein, misalnya, baru bisa berbicara setelah menginjak usia 4 tahun, dan membaca usia 7 tahun. Isaac Newton termasuk murid yang kurang berhasil di bangku sekolah dasar. Seorang editor surat kabar mengeritik Walt Disney, karena tidak memiliki “ide-ide yang bagus”. Warner von Braun gagal pada kelas 9 untuk bidang studi Aljabar. Joseph Hayden tidak melanjutkan usahanya untuk mengorbitkan Beethoven, yang nampak seperti orang yang lamban dan kurang berbakat. Golda Meir pada waktu ia masih gadis, penampilannya sama sekali tidak cantik. Sadar akan kekurangannya dalam segi fisik, ia memacu keunggulannya di bidang bakat dan kemampuan intelektualnya. Ia kemudian menjadi perdana menteri wanita pertama di Israel, dan sangat terkenal kemampuannya sebagai negarawati. EVALUASI 1. Sebutlah keunggulan-keunggulanmu yang menonjol dilihat dari segi fisik, potensi dan karakter! 2. Sebutlah kekurangan-kekuranganmu!! 3. Bagaimana sikapmu terhadap keunggulan dan kekuranganmu? 4. Inspirasi apa yang dapat anda petik dari perumpamaan Tuhan tentang talenta itu? (Mat 25: 14-30) DOA PENUTUP : Doa yang sesuai TUGAS RUMAH : Buatlah wawancara kepada orang-orang yang kompeten ; 1. Bagaimana cara untuk mengembangkan talenta-talenta yang Anda miliki ? 2. Bagaimana menghilangkan rasa rendah diri dan sikap sok super ??
Pendidikan Agama Katolik SLTA Kelas I
14