Skripsi Muh. Imam Safiy 011 31 382.pdf

  • Uploaded by: isandi rayandika
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skripsi Muh. Imam Safiy 011 31 382.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 14,973
  • Pages: 114
ANALISA PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PADA PT INTERNASIONAL PRIMA COAL KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh

Muhammad Imam Safiy 2011 31 382

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR 2016

PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul Skripsi

:

ANALISA

PRODUKSI

OVERBURDEN

UNTUK

PENGUPASAN

MEMENUHI

TARGET

PRODUKSI PADA PT INTERNASIONAL PRIMA COAL KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nama Penulis

: MUHAMMAD IMAM SAFIY

Stambuk

: 2011 31 382

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Seminar Hasil Makassar, 29 November 2016 Menyetujui :

Pembimbing I

Pembimbing II

(Ir.Andi Ilham Samanlangi, ST.,MT. IPP)

(Enni Tri Mahyuni, ST.,MT.)

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Pejuang R.I Makassar

Enni Tri Mahyuni, ST., MT. NIDN. 09 1212 7301

ii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Judul Skripsi

:

ANALISA

PRODUKSI

PENGUPASAN

OVERBURDEN UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI

PADA

PT

INTERNASIONAL

PRIMA COAL KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nama Penulis

:

MUHAMMAD IMAM SAFIY

Stambuk

:

2011 31 382

Disetujui Tanggal

:

08 Desember 2016

TIM PENGUJI Ketua

: Ir. Andi Ilham Samanlangi ST., MT. IPP .......……………

Sekretaris

: Ir. Ruth Bunga Ranggu, MSi.

…………………

Anggota 1

: Ir. Moh. Khaidir Noor. ST., MT. IPP

…………………

Anggota 2

: Ritnawaty, ST., MT.

…………………

Anggota 3

: Wahyuni, SSi., MSc.

....………………

Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik Universitas Pejuang R.I Makassar

Ir. Andi Ilham Samanlangi, ST., MT. IPP NIP : 19710101 200501 1 005

iii

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi

yang

tidak

dipublikasikan

terdaftar

dan

tersedia

di

Perpustakaan Fakultas Teknik Universitas Pejuang R.I. Makassar, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan yang berlaku di Fakultas Teknik Universitas Pejuang R.I. Makassar. Referensi perpustakaan diperkenankan dicatat, tetapi mengutip atau meringkas hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi haruslah seizin Dekan atau Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Pejuang R.I. Makassar.

vi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini; Nama

:

Muhammad Imam Safiy

NIM

:

2011 31 382

Jurusan

:

Teknik Pertambangan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang penulis tulis ini sepanjang pengetahuan penulis, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Jika ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur jiplakan skripsi, penulis bersedia skripsi dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Makassar, 30 September 2016 Mahasiswa,

Muhammad Imam Safiy

vii

MOTTO

“Jelajahilah dunia dengan ilmu bukan dengan harta.” “Mengajarkan ilmu kepada orang lain bagaikan menanam pohon yang tumbuh menghasilkan kayu, daun serta buah.” “Ilmu tanpa diamalkan layaknya pohon yang berdaun lebat tanpa adanya buah.” - Muhammad Imam Safiy “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.” - Aristoteles “Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.” - Abu Bakar Sibli

viii

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA : ALLAH SWT YANG SELALU KU HARAPKAN RIDHO DAN HIDAYAHNYA, TUHAN PENCIPTA ALAM SEMESTA, SATU-SATUNYA TUHAN YANG KU SEMBAH RASULULLAH SAW, SEBAGAI NABI SEKALIGUS RASUL YANG SELALU MENJADI SURI TELADAN DALAM MENJALANI KEHIDUPAN AYAHANDA DAN ALM. IBUNDA TERCINTA YANG TELAH MENDIDIK, MEMBESARKAN, MENUNTUN, SERTA MEMBERIKAN KASIH SAYANG YANG TIADA HENTINYA KEPADAKU, SEMOGA ALLAH SENANTIASA MEMBERIKAN KESELAMATAN DUNIA DAN AKHIRAT CINTA YANG SENANTIASA MEMBERIKAN SEMANGAT, MOTIVASI, SERTA KESETIAAN ORANG-ORANG TERDEKAT YANG SELALU MEMBANTU DAN MENEMANI DALAM MERAIH KESUKSESAN

ix

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi

ini

dapat

diselesaikan

sebagai

salah

satu

syarat

untuk

menyandang gelar sarjana pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik, Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar. Melalui skripsi ini, dengan segala hormat penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materi, terutama kepada : 1.

Ibu Dr. Hj. Andi Niniek Fariaty Lantara, SE, MS. Selaku Rektor UPRI Makassar.

2.

Bapak Ir. Andi Ilham Samanlangi ST.,MT., IPP. selaku Dekan Fakultas Teknik UPRI Makassar dan sebagai Pembimbing I

3.

Ibu Enni Tri Mahyuni, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas

Teknik

UPRI

Makassar

dan

sebagai

Pembimbing II 4.

Kedua orang tua Ayahanda H. Mansur S.Pt., Ibunda Alm. Sitti Nurjiah, Ibunda Sitti Arafah, Saudara/I kandung Muhammad Al-Ghazali, S.Pd.I.,

Muh. Abdul Qadir Jailani, Babul Jannah, Nur Raodatul

Jannah, Muhammad Nur, serta Adinda Khaidah Asriani, S.Pd. yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

x

5.

Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Fakultas Teknik UPRI Makassar yang telah membantu dalam pengurusan Tugas Akhir dan skripsi ini.

6.

Karyawan-karyawan PT. Internasional Prima Coal seperti ; Pak Yuspendi selaku pembimbing I , Pak Andert selaku pembimbing II, Pak Yudhi Wibowo, Pak Thomson, Pak Bambang Dwi, Pak Indra Kesuma, Pak Yuli, Pak Sudirman, Pak Agus Saputra, Pak Agus Winarto, Pak Ferry, Pak Wasista, Pak Rismal, Pak Sigit, Pak Bayu, Pak Dwi, Pak Hendri, serta beberapa karyawan

lain yang tidak

sempat disebutkan. 7.

Rekan-rekan, adik-adik dan kakanda senior terkhusus kepada Kakanda Henra, ST., Kakanda Armansyah, ST., Kakanda Janwar Nurzan, ST., Kakanda Abdillah, ST., Kakanda Herianto, ST., Kakanda Gazali, Muhammad Ali Akbar selaku rekan selama Tugas Akhir, Muhammad Musriadi, Muhammad Fadli, Jamaludin Dg. Manesa, Hasbullah, Adil Syamsu, Abdulla Tabaika, Abdullah, Dicki Setiawan, Dennis B. Sanda, Muh. Fadli, serta keluarga besar MINORITY SC atas segala bantuan dan kerjasamanya. Menyadari akan keterbatasan penulis sebagai manusia yang tidak

luput dari kesalahan, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya kepada diri penulis sendiri dan semoga segala xi

jerih payah kita senantiasa bernilai ibadah disisi-Nya. Amin yaa Rabbal ‘Aalamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.. Makassar, 21 September 2016

MUHAMMAD IMAM SAFIY

xii

ABSTRAK Muhammad Imam Safiy. 2016. Analisa Produksi Pengupasan Overburden Untuk Mencapai Target Produksi Pada PT. Internasional Prima Coal Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi S1 Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar. Dibimbing oleh Ir. Andi Ilham Samanlangi, ST. MT., IPP, dan Enni Tri Mahyuni, ST., MT. Pengupasan overburden merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada penambangan batubara dengan cara memindahkan lapisan tanah yang menutupi batubara. Pada kegiatan ini lapisan tanah penutup yang berupa top soil dan overburden dikupas menggunakan alat muat dan alat angkut. Dari kegiatan alat mekanis tersebut dianalisa berapa jumlah overburden yang dapat dipindahkan dari lokasi penambangan ke disposal area. Untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan, maka dilakukanlah analisa terhadap faktor-faktor yang memengaruhi produksi tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil yang dicapai pada penelitian ini yaitu nilai efisiensi kerja untuk alat muat 72% dan untuk alat angkut 70% , produksi 1 unit alat muat 74400.77 BCM/bulan dan 4 unit alat angkut 43305.7 BCM/bulan dari target yang ditentukan pihak perusahaan sebesar 112500 BCM/bulan sehingga belum memenuhi target, faktor keserasian kerja alat muat dan alat angkut 0,6 sehingga MF<1, yang berarti alat angkut bekerja penuh dan alat muat masih memiliki waktu tunggu. Perlu penambahan alat angkut agar alat muat tidak memiliki waktu tunggu.

Kata Kunci : Analisa, Produksi, Pengupasan Overburden

xiii

ABSTRACT Muhammad Imam Safiy. 2016. Analisa Produksi Pengupasan Overburden Untuk Mencapai Target Produksi Pada PT. Internasional Prima Coal Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Pejuang

Republik Indonesia Makassar. Dibimbing oleh Ir. Andi Ilham Samanlangi, ST. MT., IPP, dan Enni Tri Mahyuni, ST., MT. Overburden Stripping is one of the activities carried out in the mining of coal by removing the layer of soil covering the coal. In this activity overburden the form of top soil and overburden pared using the tool of loading and hauling. From the mechanical activity is analyzed how the amount of overburden that can be moved from the front of mining to disposal area. To meet the production targets set by the company, we conducted an analysis of the factors affecting the production. The method used in this study is kuantitatif. The results archived in this research in the value of the work efficiency 72% for tool of loading and 70% for tools of hauling, production one unit tool of loading is 74400.77 BCM/month and production four unit tools of transportation is 43305.7 BCM/month from production targets set by the company 112500 BCM/month not meet the targets, Match factor values amounted to 0,6 so that MF<1 which means the conveyance work full and unloading apparatus has a waiting time. Need addition of dump truck in order to fit the tool of loading as no waiting time.

Keyword : Analysis, Production, Overburden Stripping

xiv

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul....................................................................................... .

i

Persetujuan Pembimbing.......................................................................

ii

Pengesahan Dewan Penguji.................................................................. .

iii

Pengesahan Tugas Akhir....................................................................... .

iv

Sertifikat Tugas Akhir............................................................................. ..

v

Pedoman Penggunaan Skripsi .............................................................. .

vi

Pernyataan Keaslian Skripsi ..................................................................

vii

Motto......................................................................................................

viii

Halaman Persembahan ......................................................................... .

ix

Kata Pengantar...................................................................................... ... x Abstrak................................................................................................... ... xiii Abstract..................................................................................................

xiv

Daftar Isi ................................................................................................ .

xv

Daftar Gambar ....................................................................................... xviii Daftar Tabel ........................................................................................... .. xix Daftar Lampiran ..................................................................................... .. xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................

1-1

1.2 Rumusan Masalah................................................................

1-2

1.2.1 Identifikasi Masalah ......................................................

1-2

1.2.2 Permasalahan...............................................................

1-2

xv

1.2.3 Batasan Masalah ..........................................................

1-2

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................

1-2

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................

1-3

1.5 Kerangka Pikir ......................................................................

1-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum ...................................................................

2-1

2.1.1 Profil Perusahaan ........................................................

2-1

2.1.2 Iklim dan Curah Hujan .................................................

2-1

2.1.3 Keadaan Geologi.........................................................

2-3

2.1.4 Sistem dan Tata Cara Penambangan .........................

2-5

2.1.5 Kegiatan Penambangan ..............................................

2-6

2.2 Penelitian Terdahulu ...........................................................

2-8

2.3 Kajian Teori ......................................................................... 2-17 2.3.1 Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut ................... 2-17 2.3.2 Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut...................... 2-22 2.3.3 Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut.... 2-30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................

3-1

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian...............................................

3-1

3.3 Jenis dan Sumber Data.......................................................

3-2

3.4 Teknik Pengumpulan Data..................................................

3-4

3.5 Populasi dan Sampel ..........................................................

3-6

3.6 Metode Pengelolaan ...........................................................

3-7

xvi

3.7 Analisis Data .......................................................................

3-7

3.8 Definisi Operasional Variabel ..............................................

3-7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Efisiensi Kerja Muat dan Alat Angkut.........................

4-1

4.1.2 Hasil Penelitian Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut ................................................................ . 4-1 4.1.3 Pembahasan Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut ................................................................ . 4-5 4.2 Produksi Alat Muat dan Alat Angkut................................... . 4-8 4.2.1 Hasil Penelitian Produksi Alat Muat ...........................

4-8

4.2.2 Hasil Penelitian Produksi Alat Angkut........................ 4-11 4.2.3 Pembahasan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut .... 4-14 4.3 Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut .......... 4-15 4.3.1 Hasil Penelitian Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut ................................................. 4-15 4.3.2 Pembahasan Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut .......................................................... 4-16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................

5-1

5.2 Saran .................................................................................

5-1

Daftar Pustaka .......................................................................................

xxi

Riwayat Hidup........................................................................................ xxiv

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1

Kerangka Pikir ........................................................................... 1-4

2.1

Bagan Alir Kegiatan Penambang.............................................. 2-6

2.2

Penentuan Fill Factor dengan metode Caterpillar ................... 2-28

2.3

Hubungan Antara Match Factor dan Efisiensi Kerja ................ 2-31

L4.1 Cara penentuan nilai Fill Factor .............................................. L4-1 L9.1 Excavator Hitachi Zaxis 470 LC............................................... L9-1 L10.1 Dump Truck Hino FM 260 LC ............................................... L10-1 L11.1 Excavator Hitachi Zaxis 470 LC ............................................ L11-1 L11.2 Dump Truck Hino FM 260 LC ............................................... L11-1 L11.3 Proses Pemuatan Overburden di Lokasi Tambang .............. L11-2 L11.4 Pengamatan di Lokasi Tambang .......................................... L11-2 L11.5 Disposal Area........................................................................ L11-3 L.12 Peta Geologi Regional Daerah Penelitian............................. L12-1 L.13 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian............................................... L13-1

xviii

DAFTAR TABEL Tabel

Halaman

2.1 Rata-rata bulanan curah hujan dan hari hujan di lokasi Penelitian.................................................................................... 2-2 2.2 Penelitian Terdahulu................................................................... 2-9 2.3 Faktor Efisiensi ......................................................................... 2-20 2.4 Faktor Pengembangan (Swell Factor) Dari Beberapa Material 2-27 4.1 Keadaan Alat Mekanis dan Efektifitas Penggunaanya ............... 4-5 4.2 Data Analisa Statistik Fill Factor Menggunakan SPSS............... 4-9 4.3 Data Cycle Time Alat Muat Analisa Statistik Menggunakan SPSS....................................................................................... 4-10 L1.1 Data Pengamatan Cycle Time Alat Muat Hitachi Zaxis 470 LC...................................................................................... L1-1 L2.1 Data Pengamatan Cycle Time Dump Truck Hino FM 260 TI... L2-1 L3.1 Waktu Hambatan Alat Muat...................................................... L3-1 L3.2 Waktu Hambatan Alat Angkut .................................................. L3-2 L4.1 Fill Factor Untuk Dozer Shovel dan Backhoe ........................... L4-1 L4.2 Data Pengamatan Fill Factor Alat Muat Hitachi Zaxis 470 LC...................................................................................... L4-2 L6.1 Faktor Keserasian Alat Muat dan Alat Angkut .......................... L6-1 L8.1 Faktor Pengembangan (Swell Factor) dari Beberapa Material. L8-1

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Data Pengamatan Cycle Time Alat Muat Hitachi Zaxis 470 LC L1-1

2.

Data Pengamatan Cyle Time Dump Truck Hino FM 260 TI ..... L2-1

3.

Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut ................................ L3-1

4.

Fill Factor Alat Muat Hitachi Zaxis 470 LC................................ L4-1

5.

Produktifitas Alat Muat dan Alat Angkut ................................... L5-1

6.

Faktor Keserasian Antara Alat Muat dan Alat Angkut............... L6-1

7.

Keadaan Alat Mekanis dan Efektifitas Penggunaannya .......... L7-1

8.

Faktor Pengembangan (Swell Factor) ...................................... L8-1

9.

Spesifikasi Hitachi Zaxis 470 LC .............................................. L9-1

10. Spesifikasi Dump Truck Hino FM 260 TI ................................ L10-1 11. Dokumentasi Kegiatan Tugas Akhir ...................................... L11-1 12. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian .............................. L12-1 13. Peta Tunjuk Lokasi Penelitian ............................................... L13-1

xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PT. Internasional Prima Coal merupakan salah satu perusahaan yang hingga saat ini melakukan kegiatan penambangan batubara yang berlokasi di Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Dalam kegiatan penambangannya, PT. Internasional Prima Coal menggunakan sistem penambangan tambang terbuka (surface mining) dengan

metode

penambangan

open

pit

method.

Mekanisme

penambangannya menerapkan back filling method dimana overburden yang dikupas ditimbun pada daerah bekas tambang, dimana jenis material overburden bersifat lunak atau tidak keras. Pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan alat muat excavator dan alat angkut dump truck. Pengupasan yang dilakukan masih belum efektif, dikarenakan banyaknya hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan sehingga menyebabkan efisiensi kerja semakin kecil, target produksi tidak tercapai , dan ketidakserasian alat muat dan alat angkut. Berdasarkan pada kondisi tersebut sehingga penulis melakukan analisis dengan mengambil judul penelitian “Analisa Produksi Pengupasan Overburden Untuk Memenuhi Target Produksi Pada PT. Internasional Prima Coal Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur”.

1-1

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Adapun masalah-masalah yang terdapat pada lokasi penelitian sebagai berikut : a. Efisiensi kerja yang tidak optimal. b. Produksi alat muat dan alat angkut yang belum diketahui. c. Kondisi ketidakserasian kerja antara alat muat dan alat angkut. 1.2.2 Permasalahan a. Berapa efisiensi kerja alat muat dan alat angkut pada pengupasan overburden? b. Berapa kemampuan produksi alat muat dan alat angkut pada pengupasan overburden? c. Berapa nilai faktor keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut pada pengupasan overburden? 1.2.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan hanya dibatasi pada efisiensi kerja alat muat dan alat angkut, kemampuan produksi alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC dan alat angkut dump truck Hino FM 260 TI, serta keserasian alat muat dan alat angkut pada pengupasan overburden di Pit C Eagle 02 Swakelola PT. Internasional Prima Coal. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Efisiensi kerja alat muat dan alat angkut pada pengupasan overburden.

1-2

b. Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut yang digunakan pada kegiatan pengupasan overburden. c. Faktor keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut yang digunakan pada kegiatan pengupasan overburden. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yaitu : a. Bagi mahasiswa 1. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di perkuliahan dengan praktek di lapangan. 2. Dapat

mendorong

pengembangan

ilmu

pengetahuan

yang

akan

memperluas bagi pengembangan inovasi atau penemuan baru. b. Bagi perusahaan 1. Membantu perusahaan dalam menangani masalah produksi pengupasan overburden pada lokasi penambangan. 2. Memberi masukan alternatif pemecahan masalah yang terjadi pada area penelitian. 1.5 Kerangka Pikir Adapun kerangka pikir pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

1-3

Analisa Produksi Pengupasan Overburden

Data Sekunder

Data Primer

Alat Muat

-Waktu edar -Waktu delay -Waktu stand by -Waktu repair - Faktor Pengisian

- Iklim dan curah hujan - Peta lokasi dan kesampaian daerah -Jadwal jam kerja -Target produksi -Spesifikasi alat -Faktor pengembangan

Alat Angkut

-Waktu edar -Waktu delay -Waktu stand by -Waktu repair -Jarak angkut

Analisis Deskriptif

Produksi overburden

Efisiensi kerja

Tercapai

Match Factor

Tidak tercapai

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

1-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Umum

2.1.1 Profil Perusahaan PT. Internasional Prima Coal merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan khususnya tambang batubara yang dibentuk dari gabungan dua perusahaan, dimana komposisi pemegang sahamnya adalah sebagai berikut: 51% dari PT Bukit Asam (PTBA) dan 49 % PT. Mega Raya Kusuma (PTMRK) yang

merupakan perusahaan milik PT.

Rajawali Corp. Berdasarkan

SK

Walikota

Samarinda

Nomor

:

545/375/HK-

KS/VII/2010, tertanggal 19 Juli 2010 tentang Persetujuan Penyesuaian Kuasa Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi kepada PT. Internasional Prima Coal, masa berlaku 6 (enam) tahun (tahun 2010 s/d 2016), dimana sesuai peta dan daftar koordinat yang berada dalam WIUP dengan lahan seluas 3.238 Ha yang terletak di Desa Bantuas, Kecamatan Palaran, Kotamadya Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 2.1.2 Iklim dan Curah Hujan Sebagai bagian dari wilayah tropis, daerah Kecamatan Palaran memiliki dua musim setiap tahun yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data curah hujan dari tahun 2011 – 2015 menunjukkan bahwa, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret 2011 (534,5 mm), sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober 2015 (0,25 mm), rata-rata 2-1

curah hujan tahun 2011 sebesar 229,83 mm, tahun 2012 berkisar 189,45 mm, tahun 2013 berkisar 184,36 mm, tahun 2014 berkisar 115,61 mm dan tahun 2015 berkisar 130,66 mm. Umumnya musim hujan dimulai dari bulan Oktober sampai April (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Rata-rata bulanan curah hujan dan hari hujan di lokasi penelitian 2011

2012

2013

2014

2015

Bulan CH

HH

CH

HH

CH

HH

CH

HH

CH

HH

Jan

478.5

20

399

24

236

21

106

19

274

104

Feb

233

19

335

22

213

22

60.2

13

204

68

Mar

534.5

25

224

19

252

20

166

17

298

66

Apr

281

21

217

21

243

21

284

19

160

26

Mei

238

20

150

16

178

23

332

19

160

18

Jun

82

12

137

14

130

19

190

13

246

58

Jul

130

11

81.2

12

119

16

64.5

6

31

13

Ags

26

3

70.5

8

113

13

186

18

15.5

6.7

Sep

153.5

14

46.3

7

125

10





15.5

6.67

Okt

182

20

190

20

126

19





2

0.3

Nov

134.5

16

250

15

138

20





136

36

Des

285

25

174

16

340

26





26

9.4

Jumlah

2758

206

2273 194 2212

230

1387

124

1568

412

Rata2

229.8 17.17

189

16

184

19.2

116

10.3

131

34

534.5

399

24

340

26

332

19

298

104

Max

25

Sumber : PT. Internasional Prima Coal

2-2

2.1.3

Keadaan Geologi

a. Geologi Regional Secara regional daerah penelitian termasuk kedalam Cekungan Kutai, yang dikenal sebagai cekungan yang kaya akan minyak, gas dan batubara. Cekungan Kutai merupakan cekungan yang luas, aktivitas sedimentasinya berlangsung sejak masa eosen hingga miosen tengah. Berdasarkan konsep tektonik lempeng (Katili, 1978 dan Situmorang, 1982) cekungan kutai terbentuk akibat adanya proses peregangan terhadap lempeng Mikro Sunda Kalimantan (Lampiran 12). b. Stratigrafi Regional Stratigrafi Regional daerah penyelidikan mengacu ke Peta Geologi Regional Lembar Samarinda (Supriatna, Sukardi dan Rustandi 1995) daerah Bentuas dan sekitarnya tersusun oleh formasi batuan yang urutan dari muda ke tuanya, yaitu : Formasi Kampungbaru (TpKb), Formasi Balikpapan (TmBp), dan Formasi Pulau Balang (TmPb). Posisi daerah penyelidikan diantara ketiga formasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 12. 1. Formasi Pulau Balang (Tmp), litologi satuan ini berupa perselingan antara batupasir-kuarsa dengan sisipan batugamping, batulempung, batubara, dan tufa dasit. Batupasir, keabu-abuan, padat, tebal lapisan antar 50-100 cm. Batupasir-kuarsa, kemerahan setempat tufaan dan gampingan, tebal lapisan antar 10-40 cm. Kedudukan lapisan ini menindih selaras di atas Formasi Pamaluan dan ditindih secara selaras oleh Formasi Balikpapan. 2. Formasi Balikpapan (Tmbp), satuan ini terdiri dari perselingan batupasirkuarsa dan lempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping dan 2-3

batubara. Lempung, kehitaman, setempat mengandung sisa tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung batupasir

gampingan,

mengandung

foraminifera

besar,

moluska,

menunjukkan umur miosen akhir bagian bawah – miosen tengah bagian atas. Lingkungan pengendapan perengan “paras delta-dataran delta”, tebal 1000-1500 m. Kedudukan formasi ini menindih selaras di atas Formasi Pulau Balang dan ditindih secara selaras Formasi Kampung Baru. 3. Formasi Kampung Baru (Tpkp) terdiri dari batupasir-kuarsa lepas dengan sisipan lempung, lanau, serpih, batubara muda, dan gambut. Lingkungan pengendapannya adalah delta dan umumnya diduga Plio-plistosen. formasi ini menindih selaras di atas formasi balikpapan dan tertindih secara selaras oleh endapan alluvium, yang terdiri dari pasir, kerikil, dan lumpur yang diendapkan dalam

lingkungan sungai, rawa, delta dan

pantai. c. Struktur Geologi Regional Struktur

geologi

daerah

Cekungan

Kutai

khususnya

Lembar

Samarinda berupa lipatan dan sesar.Pola lipatan berarah Timur Laut-Barat Daya, sedangkan struktur sesar yang terdapat di daerah ini terdiri dari sesar naik, sesar turun, dan sesar geser. Sesar naik mempunyai pola Barat DayaTimur Laut yang hampir berhimpit dengan poros antiklin. Pada umumnya sesar-sesar naik ini dibeberapa tempat terpotong oleh sesar geser atau mendatar yang berpola Barat Laut-Tenggara.Sesar turun di daerah ini tidak begitu berkembang dan hanya terdapat di beberapa tempat 2-4

saja dengan pola Barat Laut-Tenggara berbarengan dengan sesar mendatar atau sesar geser. Khusus struktur geologi yang terdapat dalam areal ini berupa sinklin yang berarah timur laut – barat daya. Sisi barat dari Formasi Pulau Balang dan Formasi Balikpapan berkemiringan landai yang membentuk pegunungan perbukitan yang memanjang hampir utara-selatan. Akibat lapisan simetris dan struktur sinklin berarah barat daya – timur laut, dibeberapa tempat pada sisi lipatan tenggara yang curam muncul singkapan batubara yang memanjang di sepanjang jurus lapisan yang berkemiringan curam. d. Morfologi Kondisi Morfologi daerah penyelidikan terdiri atas perbukitan bergelombang halus di bagian Selatan dan Timur, perbukitan yang bergelombang kasar di bagian barat dan utara. Morfologi pedataran umumnya menempati sekitar pinggiran sungai Sanga-Sanga, sedangkan bagian tengah penyelidikan sebagian kecil berupa rawa-rawa. Morfologi cekungan (basin) berada di bagian tengah, menempati sekitar pemukiman penduduk. 2.1.4 Sistem dan Tata Cara Penambangan Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Internasional Prima Coal

adalah

tambang

terbuka

(surface

mining)

dengan

metode

penambangan yang digunakan adalah metode open pit method dan mekanisme penambangannya

menerapkan back filling method dimana

overburden yang dikupas ditimbun pada daerah bekas tambang.

2-5

2.1.5 Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan pada PT. Internasional Prima Coal meliputi perintisan dan pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara dimana daerah yang telah ditambang dijadikan disposal area yang nantinya akan direklamasi (Gambar 2.1). Pembersihan & Pengupasan

Penambangan

Persiapan Reklamasi

Pengangkutan ke Stockyard

Reklamasi

Pengangkutan ke Stockpile

Sumber : PT. Internasional Prima Coal Gambar 2.1 Bagan Alir Kegiatan Penambangan a. Perintisan dan Pembersihan Lahan (Pioneering and Land Clearing) Pioneering and land clearing merupakan rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk meratakan, membersihkan lahan, membuat jalan untuk dilalui alat-alat mekanis, dimana alat yang digunakan adalah Bulldozer untuk memudahkan dalam pekerjaan selanjutnya. 2-6

b. Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden) Stripping overburden adalah kegiatan yang dilakukan setelah land clearing yaitu kegiatan pengupasan tanah penutup yang dimaksudkan untuk mengeluarkan tanah penutup agar batubara mudah ditambang. Tanah penutup terdiri dari top soil dan Overburden. Top soil yaitu tanah yang terletak di bagian atas yang banyak mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman (humus). Sedangkan overburden adalah tanah penutup yang kurang/tidak mengandung humus yang dapat berupa batuan. 1. Pengupasan Top soil Pengupasan top soil dilakukan hingga kedalaman 40 cm dari permukaan tanah. Pengupasan top soil dilakukan dengan alat bulldozer, excavator dan dump truck dengan kegunaan :  Bulldozer digunakan untuk mendorong/mengumpulkan atau meratakan top soil.  Excavator digunakan untuk penggalian dan pemuatan top soil ke dump truck.  Dump truck digunakan untuk mengangkut top soil. Top soil dikupas dan ditempatkan di penimbunan sementara, selanjutnya dilakukan penanaman pohon pada permukaan untuk mencegah erosi dan longsor. Lokasi penimbunan tanah pucuk dipilih yang relatif berdekatan dengan mine out yang akan ditimbun dengan elevasi yang lebih tinggi atau sama dengan elevasi tertinggi dari rencana penimbunan overburden.

2-7

Apabila pada saat pengambilan tanah pucuk terdapat daerah bekas tambang yang sudah ditimbun kembali, maka tanah pucuk langsung ditebar di lokasi tersebut tanpa dilakukan penimbunan sementara, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya penebaran top soil dan supaya unsur hara (bahan organik) dalam top soil tidak hilang atau berkurang. 2. Pengupasan Overburden Cara pengupasan overburden yang diterapkan :  Back filling digging method, yaitu tanah penutup dibuang ke tempat yang batubaranya sudah diambil.  Benching sistem, yaitu sistem melakukan pengupasan tanah penutup sambil membuat jenjang (benching). c. Penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan Batubara (Coal Getting) Setelah batubara sudah tersingkap dari hasil kegiatan pengupasan overburden, maka kegiatan selanjutnya adalah penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara. Penggalian, pemuatan dan pengangkutan batubara adalah rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat batubara ke dalam alat angkut, kemudian diangkut ke tempat pengolahan yang berjarak kurang lebih 6 km. Batubara yang sudah diolah kemudian ditempatkan di stock pile untuk dikapalkan. Peralatan yang digunakan untuk penggalian dan pemuatan batubara yaitu excavator dan alat angkutnya berupa dump truck. 2.2. Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan 2-8

dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu merupakan salah satu data pendukung dimana peneliti dapat mengetahui perkembangan pengetahuan terkait masalah yang diteliti. Dengan adanya penelitian terdahulu peneliti dapat mengetahui gambaran tentang permasalahan yang sering dijumpai di lokasi penelitian, adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan produksi pengupasan overburden terdapat pada Tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Tahun 2014

Peneliti Riki Eddy Fuad

Rizki

Hasil Penelitian Ilahi, PT Bukit Asam menargetkan peningkatan

Ibrahim, volume

penjualan

batubara

tahun

2014

Rusydi sebesar 24,56 juta ton, naik 38% (6,76 juta

Swardi.Jurnal Ilmu ton) dibandingkan rencana volume penjualan Teknik. Volume 2 tahun 2013 sebesar 17,8 juta ton. Salah satu nomor 3 (2014). Pit yang dimiliki oleh PT. Bukit Asam ISSN: 2338-7459

(Persero) Tbk adalah Pit 3 Banko Barat. Target produksi pengupasan tanah penutup pada Pit 3 Barat pada bulan September 2013 adalah sebesar 720.000 BCM, dan pada

2-9

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian akhir September kombinasi kerja antara bulldozer, excavator dan dump truck yang beroperasi dapat menghasilkan ketercapaian produksi

nyata

Namun

terdapat

sebesar

747.188

beberapa

BCM.

faktor

yang

menyebabkan tidak optimalnya efektifitas dan efisiensi kerja dari excavator dan dump truck sehingga

ketercapaian

maksimal.

Sehingga

produksi

diperlukan

tidak adanya

optimasi terhadap waktu kerja efektif, yaitu dengan cara memperkecil waktu hambatan yang tidak direncanakan agar produksi dapat meningkat.

Secara

teoritis

ketercapaian

produksi pada Pit 3 Banko Barat adalah sebesar 780.975,79 BCM/bulan, kemudian dilakukan perbaikan pada waktu kerja efektif. Perbaikan pada waktu kerja efektif dapat meningkatkan produksi menjadi 872.080,59 BCM/bulan (121,12%) dari target produksi, dan keserasian kerja alat sebesar 1,02.

2 - 10

Tahun 2014

Peneliti Vera

Hasil Penelitian

Anggraini, Swakelola merupakan salah satu unit kerja

Maulana

Yusuf, penambangan di PT. Bukit Asam (Persero)

Abuamat

Hak. Tbk

yang

kegiatan

operasional

Jurnal

Ilmu penambangannya menggunakan kombinasi

Teknik. Volume 2 excavator backhoe dan dump truck dengan nomor 6 (2014). mitra kerja PT. Bangun Karya Pratama ISSN: 2338-7459

Lestari

sebagai

penyedia

unit

rental.

Berdasarkan rencana sekuen tahun 2013, target

produksi

total

material

sebesar

18.207.506 Bcm, dengan produksi tanah (overburden) sebesar 15.350.000 bcm dan batubara sebesar 3.605.000 Ton. Pada akhir tahun 2013, realisasi produksi total material hanya sekuen

tercapai yaitu

76%

terhadap

sebesar

rencana

13.804.533

Bcm,

dengan produksi tanah sebesar 11.505.159 Bcm dan batubara sebesar 2.897.212 Ton. Ketidaktercapaian

produksi

disebabkan

karena peralatan mekanis yang dioperasikan bekerja tidak optimal dimana jam jalan yang tinggi

tidak

dihasilkan.

2 - 11

sebanding

produksi

yang

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kondisi peralatan mekanis yang dalam keadaan kurang baik, dimana rata - rata equipment avaibility kumulatif dari unit alat berat kurang dari 85%. Menurut perhitungan handbook, produktifitas excavator backhoe CAT 385 untuk operasional pengupasan tanah sebesar 501 bcm/jam. Akan tetapi, rata - rata realisasi produktifitas

excavator

CAT

385

hanya

sebesar 379 Bcm/jam dan CAT 345 sebesar 205 Bcm/jam selama tahun 2013. Kinerja alat gali muat yang tidak optimal menyebabkan kekurangan volume produksi tanah sebesar 3.844.841

Bcm

dan

batubara

sebesar

707.788 Ton dari target produksi yang telah direncanakan di satuan kerja penambangan swakelola. 2014

Reko

Julianto, PT Danau Mas belum dapat mencapai terget

Syamsul

Komar, produksi yang telah direncankan, hal itu

Fuad

Rusydi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

Swardi. Jurnal

kurangnya efektifitas dan efisiensi kerja alat

2 - 12

Tahun

Peneliti Ilmu

Hasil Penelitian

Teknik. angkut, efektifitas waktu kerja, kondisi jalan

Volume 2 nomor 2 angkut, (2014). 2338-7459

dan

keahlian

oprator.

Untuk

ISSN: menigkatkan produksi batubara dilakukan dengan analisis aktual lapangan terhadap cycle

time,

Waktu

Kerja

Alat

Angkut,

Mechanical Availability, Physical Availability , Use Availability, Effective Utilization, kondisi jalan angkut, yang diperoleh dari data yang ada dilapangan, yang akan berpengaruh terhadap waktu effesiensi kerja, salah satu perbaikan yang dilakukan adalah peningkatan waktu kerja efektif dengan cara estimasi waktu

kerja

yaitu

menghilangkan

waktu

hambatan yang direncankan, efesiensi kerja aktual PT Danau Mas Hitam diperoleh sebesar

51,45

%

kemudian

dilakukan

estimasi perbaikan diperoleh waktu effesiensi kerja sebesar 67,67 %, yang terdiri dari waktu hambatan sebesar 2145,66 jam/tahun dan waktu

kerja

efektif

sebesar

4554,34

jam/tahun. Proses perbaikan yang dilakukan terhadap waktu efesiensi meningkatkan

2 - 13

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian produksi

alat

angkut

sebesar

10.416,6

ton/tahun jenis hino dutro 500 FM 260 Ti dan sebesar 3.595,1 ton/ tahun jenis hino dutro 500 FM 320 Ti. Upaya-upaya lain yang juga dapat dilakukan dalam peningkatan produksi batubara adalah perbaikan dan perawatan jalan angkut, penambahan jumlah alat angkut dan peningkatan ketrampilan operator. 2014

Andy

Aditya Pengupasan lapisan tanah penutup di site

Fauzie,

Syamsul project Darmo PT. Ulima Nitra, dilakukan

Komar,

Mukiat pada lapisan Overburden berupa lempung

Mukiat.

Jurnal dan disertai dengan material tanah biasa. PT.

Ilmu

Teknik. Ulima

Nitra

bekerjasama

dengan

PT.

Volume 2 nomor 2 Menambang Muara Enim sebagai pihak (2014). 2338-7459

ISSN: kontraktor untuk melakukan proses stripping overburden

dan

coal

pengupasan

overburden

getting. adalah

Target sebesar

240.000 bcm/bulan, dengan jumlah alat galimuat dan alat angkut yang ada serta waktu kerja yang ada yaitu 19,86 jam perhari. Berdasarkan hasil pengolahan data pada bulan Oktober 2013, pengupasan overburden 2 - 14

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian hanya

mencapai

225.252,99

bcm/bulan,

terjadi penurunan ketercapaian produksi dari target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu evaluasi kinerja alat gali muat dan alat angkut guna mengetahui penyebab

terjadinya

ketidak

tercapaian

volume pengupasan overburden di PT. Ulima Nitra.

Untuk

perbulannya,

mencapai dilakukan

faktor-faktor

yang

target

produksi

kajian

terhadap

mempengaruhi

kemampuan kerja dari alat angkut, seperti waktu kerja efektif, kesediaan kerja alat angkut,

kondisi

jalan

angkut

produksi

(geometri jalan), dan sistem antrian yang digunakan pada produksi overburden serta kondisi permukaan kerja. Setelah dilakukan evaluasi dan perhitungan terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi produksi dump truck. Didapatkan peningkatan produksi dan dapat memenuhi target perbulan perusahan yaitu sebesar 286.796,59 bcm/bulan yang berarti naik 61.643,60 bcm/bulan dari

2 - 15

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian produksi aktual pada bulan oktober sebesar 225.252,99 bcm/bulan.

2014

Chairil Affandi Nst, PT. Bukit Asam (Persero), Tbk memiliki salah Mukiat

Mukiat, satu lokasi WIUP di Banko Barat Pit 3 Barat

Fuad

Rusydi yang

Swardi. Ilmu

melakukan

penambangan

Jurnal menggunakan sistem shovel dan truck. Alat Teknik. mekanis yang dipergunkan untuk melakukan

Volume 2 nomor 2 pengupasan tanah penutup berupa bulldozer (2014). 2338-7459

ISSN: cat D9R, excavator Cat 385C, dan dump truck Cat 773E yang memiliki produktivitas secara

teoritis

dan

berbeda.

Dengan

efesiensi

kerja

nyata

teoritis

melakukan

yaitu

yang

perbaikan

mengurangi

waktu

hambatan maka efesiensi kerja yang ada di lapangan 0,76 dapat ditimgkatkan menjadi 0,83 sehingga produktivitas nyata teoritis dapat

dioptimalisasi.

Untuk

produktivitas

teoritis bulldozer D9R sebesar 1.028,58 BCM/jam, nyata teoritis 677,95 BCM/jam dan setelah

dioptimalisasi

BCM/jam.

2 - 16

menjadi

740,38

Tahun

Peneliti

Hasil Penelitian Produktivitas excavator Cat 385C secara teoritis 429,66 BCM/jam, nyata teoritis 361,19 BCM/jam dan setelah dioptimalisasi menjadi 394,45 BCM/jam. Produktivitas dump truck Cat 773E dengan jarak angkut 1,3 Km secara teoritis 103,62 BCM/jam, nyata teoritis 69,68 BCM/jam dan setelah optimalisasi menjadi 76,14 BCM/jam, jarak angkut 1,4 Km secara teoritis 99,34 BCM/jam, nyata teoritis 69,51 BCM/jam dan setelah optimalisasi menjadi 75,92 BCM/jam, jarak angkut 1,5 Km secara teoritis 95,40 BCM/jam, nyata teoritis 67,07 BCM/jam dan setelah dioptimalisasi sebesar 73,16 BCM/jam.

Sumber : Penelitian Terdahulu 2.3. Kajian Teori 2.3.1 Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut Menurut Susilo, efisiensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan penuh kemampuan yang dimiliki. Efisiensi merupakan komponen-komponen input yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung

2 - 17

penggunaannya dan tidak berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak berarti (Rahardjo Adisasmita, 2011). Efisiensi kerja pada alat-alat mekanis merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi besar kecilnya produksi alat tersebut. Semakin lama alat tersebut dioperasikan, maka akan semakin besar pula produksi yang dicapainya. Beberapa hal yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan efektifitas penggunaannya, antara lain : a. Mechanical availability index percent (MA) Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi alat mekanis yang sesungguhnya dari alat yang digunakan. Besar kecilnya nilai dari MA, ditentukan oleh kondisi dari alat mekanis tersebut pada waktu dioperasikan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : MA

=

W x 100 % W R

…( 2 – 1 )

Dimana : MA = Mechanical Availibility atau kesiapan mekanik W = Jumlah jam kerja alat (working hours) R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours) (Partanto, 1995 hal. 179) b. Physical availability percent (PA) Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan untuk menghitung PA dengan menggunakan persamaan :

PA =

W S x 100 % W RS

2 - 18

...( 2 – 2 )

Dimana : PA = Physical Availibility atau kesiapan fisik W = Jumlah jam kerja alat (working hours) S = Jumlah jam standby R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours) (Partanto, 1995 hal. 179) c. Use of availability percent (UA) Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi. Nilai persen tersebut dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut : UA =

W W S

x 100 %

...( 2 – 3 )

Dimana : UA = Physical Availibility atau penggunaan ketersediaan W = Jumlah jam kerja alat (working hours) S = Jumlah jam standby (Partanto, 1995 hal. 180) d. Effective utilization (EU) Efektive Utilisation merupakan cara untuk menyatakan efisiensi kerja alat berdasarkan keadaan alat yang bekerja di lapangan. Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi dalam suatu kegiatan kerja atau berproduksi. Hal ini dapat diketahui dengan persamaan: EU =

W x 100 % T

...( 2 – 4 ) 2 - 19

dimana : T

= W + R + S. ( total waktu yang tersedia )

W

= Waktu kerja

R

= Waktu repair

S

= Waktu standby

(Partanto, 1995 hal. 181) Tingkat efisiensi tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi alat, pengolahan dan perawatan alat-alat mekanis ataupun operator alat-alat mekanis itu sendiri. Tabel 2.3 Faktor Efisiensi Pemeliharaan mesin Kondisi Baik operasi alat

Buruk Baik

Sedang

Buruk

sekali

sekali

Baik sekali

0,83

0,81

0,76

0,70

0,63

Baik

0,78

0,75

0,71

0,65

0,60

Sedang

0,72

0,69

0,65

0,60

0,54

Buruk

0,63

0,61

0,57

0,52

0,45

Buruk sekali

0,52

0,50

0,47

0,42

0,32

Sumber: Pemindahan Tanah Mekanis (Rochmanhadi hal. 8) Effisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif (We) dengan waktu kerja yang tersedia (T). Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi besar kecilnya produksi alat. Semakin banyak waktu 2 - 20

efektif yang digunakan untuk alat maka semakin besar pula produksi yang dicapai. Dari pengamatan di lapangan pekerja atau mesin tidak selamanya bekerja 60 menit dalam satu jam, sehingga effisiensi kerja jarang dapat mencapai lebih dari 85%. Dalam perhitungan effisiensi kerja ada tiga komponen waktu yang harus diperhatikan yaitu : 1. Waktu kerja (W) Waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir operasi. Dalam waktu kerja terdapat beberapa variabel meliputi : a. Waktu efektif (We) yaitu waktu yang benar-benar digunakan oleh alat untuk berproduksi. b. Waktu delay (Wd) yaitu waktu hambatan yang terdiri dari, pengisian bahan bakar, pemindahan alat, menunggu perbaikan jalan,

serta keadaan

cuaca. 2. Waktu standby (S) Jumlah waktu dari suatu alat yang tidak dapat dipergunakan sedangkan alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap operasi. 3. Waktu repair (R) Waktu perbaikan pada saat jam operasi berlangsung misalnya perawatan dan waktu menunggu suku cadang alat. Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Eff =

Waktu kerja efektif (We) x 100% Waktu tersedia (T)

2 - 21

...( 2 – 5 )

2.3.2 Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto,

produktivitas

merupakan

suatu

ukuran

yang

menyatakan

bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Aktifitas produksi alat-alat mekanis pada pembongkaran overburden terdiri atas tahapan kegiatan sebagai berikut; pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan. Penggunaan alat-alat mekanis pada setiap tahap kegiatan memerlukan pertimbangan yang matang. Kemampuan produksi pada setiap tahap akan memengaruhi tahap kegiatan selanjutnya, bahkan seluruh rangkaian kegiatan penambangan. Begitu juga dengan pemilihan jenis dan kapasitas produksi alat yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan target produksi yang ingin dicapai. a. Produktivitas Alat Muat Produksi alat muat pada pemuatan Overburden ke atas alat angkut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keseragaman ukuran butir material yang akan dimuat, kemampuan operator, persediaan stock material yang akan dimuat. Faktor – faktor ini secara langsung memengaruhi waktu edar alat muat dalam melakukan satu siklus pemuatan dan juga jumlah material yang terambil kedalam bucket alat muat. Sehingga perlu dikoreksi melalui factor pengisian untuk tiap kali melakukan pengisian bucket. Prinsip kerja dari alat muat tersebut sama dengan orang melakukan aktivitas dengan menggunakan sekop, dimana pada saat pengambilan 2 - 22

overburden, bucket tang yang telah berisi tanah tersebut ditarik kebelakang langsung diayunkan kearah samping untuk dituangkan kedalam bak dump truck. Adapun gerakan-gerakan daripada alat muat ini adalah waktu edar (cycle time) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu waktu siklus kerja, meliputi : 1. Waktu mengisi bucket (load bucket), terdiri dari menurunkan bucket dan mengisi bucket. 2. Waktu mengayun angkut (swing load) dalam keadaan berisi meterial, yaitu gerakan memutar bucket dalam keadaan berisi material menuju bak dump truck. 3. Waktu pemuatan (dump bucket) kedalam dump truck. 4. Waktu mengayun kembali (swing empty), yaitu gerakan menuju tumpukan material untuk pengisian kembali. Besar kecilnya waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat muat, tergantung dari kapasitas bucket alat muat tersebut, keadaan material, pengambilan material, keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut, kondisi lapangan kerja dan sudut putar ( swing angle ). Jenis alat muat yang digunakan untuk mengambil dan memuat overburden adalah Hitachi Zaxis 470 LC Menurut Rochmanhadi (2000), Persamaan matematis yang digunakan untuk mengetahui besarnya produksi alat muat adalah :

P=

Kb  Sf  Ff  Eff  60 menit / jam CT 2 - 23

… (2 − 6)

dimana : P

= Produksi alat muat ( m3/jam )

Eff

= Efisiensi Kerja (%)

Ff

= Fill Factor (%)

Sf

= Swell Factor (%)

Kb

= Kapasitas Backet (m3)

CT

= Cycle time ( menit )

b. Produktivitas Alat Angkut Pengangkutan overburden dilakukan dengan menggunakan alat angkut Dump Truck Hino FM 260 TI. Gerakan yang dilakukan oleh dump truck selama melakukan proses pengangkutan adalah : 1. Manuver I, yaitu menempatkan posisi dump truck untuk diisi oleh alat muat. 2. Isi (Loading), yaitu pada saat alat muat mengisi dump truck hingga penuh; 3. Mengangkut (hauling), merupakan gerakan dari tempat pengambilan material ke tempat pembuangan material; 4. Manuver II, yaitu menempatkan posisi dump truck sebelum menumpahkan muatan. 5. Menumpahkan (dumping), yaitu terdiri dari gerakan menaikan bak dan menumpahkan material; 6. Kembali kosong (return), yaitu kembali ke tempat atau lokasi pengisian (loading area). Perhitungan kemampuan produksi optimal yang dapat dicapai oleh dump truck dalam waktu yang tersedia dengan memperhitungkan faktor 2 - 24

koreksi yang memengaruhinya antara lain ; Pada saat pengisian material ke alat angkut akan terjadi pertambahan volume material, keadaan jalan pengangkutan, Kemampuan operator dan jumlah alat angkut yang digunakan. Menurut Rochmanhadi (2000), Persamaan matematis yang digunakan untuk mengetahui besarnya produksi alat angkut adalah :

P=

KB  Eff  60 menit / jam CT

… (2 − 7)

dimana : P

= Produksi alat angkut ( m3/jam )

Eff

= Efisiensi Kerja (%)

KB

= Kapasitas Bak (m3) (Kb x Swell factor x Fill factor) x n

n

= Jumlah Pengisian

CT

= Cycle time ( menit )

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Alat Mekanis Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan dari alat-alat mekanis antara lain : tahanan gali (digging resistance), tahanan gulir/tahanan gelinding (rolling resistance), tahanan kemiringan (grade resistance), percepatan (acceleration), ketinggian dari permukaan air-laut/elevasi (altitude or elevation), efisiensi operator, berat material (weight of material). Namun faktor yang sangat berpengaruh dalam perhitungan produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan, yaitu :

2 - 25

 Waktu Edar (Cycle Time) Waktu yang dibutuhkan alat mekanis untuk menyelesaikan satu kali putaran kerja (1 trip). Besar kecilnya waktu edar sangat berpengaruh terhadap produksi, dimana semakin besar waktu edar maka produksi akan semakin menurun begitu pun sebaliknya, karena waktu edar dari alat mekanis berbanding terbalik dengan produksi dari alat mekanis tersebut.  Faktor Pengembangan (Swell Factor) Swell factor adalah faktor pengembangan atau penambahan volume material dari keadaan atau tempat aslinya. Faktor pengembangan tersebut perlu diketahui karena volume material yang diperhitungkan pada waktu penggalian, sedangkan material yang harus diangkut adalah material yang telah mengembang atau bertambah karena digali. Untuk dapat mengetahui berapa besar faktor pengembangan yang diambil dari density insitu dan density loose, persamaannya adalah :

SF =

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒 x 100 % 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑠𝑖𝑡𝑢

... (2 - 8)

Faktor Pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Material yang sudah digali akan mengembang sehingga volumenya bertambah besar. Faktor Pengembangan dari beberapa material dapat di lihat dari Tabel 2.4 dimana setiap jenis material memiiki swell factor yang berbeda-beda. Adapun Tabel 2.4 sebagai berikut : 2 - 26

Tabel 2.4 Faktor Pengembangan (Swell Factor) Dari Beberapa Material Bobot isi Jenis Material

Swell Factor (Density)

Bauksit Tanah liat kering Tanah liat biasa / basah Antrasit Batubara bitominous Biji tembaga Tanah biasa kering Tanah biasa basah Tanah biasa bercampur pasir dan

2700 – 4320

0,75

2300

0,85

2800 – 3000

0,80 – 0,82

2200

0,74

1900

0,74

3800

0,74

2800

0,85

3370

0,85

3100

0,9

3250

0,89

3600

0,88

4500

0,67 – 0,56

6500 – 8700

0,45

3600 – 5500

0,45

2500 – 4200

0,67 – 0,59

2160 – 2970

0,83

2970 – 3510

0,83

kerikil Kerikil kering Kerikil basah Granit pecah-pecah Hermatit pecah-pecah Biji besi pecah-pecah Batu kapur pecah-pecah Lumpur Lumpur sudah ditekan

Sumber : Partanto Prodjosumarto, tahun 1993 2 - 27

 Faktor pengisian (Fill Factor) Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata dengan kapasitas teoritis. Kapasitas teoritis sendiri merupakan “Heaped Capacity” yaitu sudut maksimum yang dapat dicapai oleh tumpukan material lepas. Besarnya faktor pengisian suatu alat muat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran butir material, kondisi material dan jumlah stock material yang sedang dikerjakan (angle of refuse), keterampilan dan pengalaman operator. Faktor inilah yang mempengaruhi faktor pengisian sehingga volume bucket tiap pengisian berbeda-beda. Penentuan faktor pengisian (Fill Factor) dari bucket alat muat, dapat menggunakan metode Caterpillar yaitu dengan cara pengamatan dan perbandingan langsung pada saat pemuatan, dimana terlihat adanya variasi pengisian pada bucket. Fill factor berpengaruh pada pengisian bucket, karena didalam pengisian biasanya tidak selamanya penuh (Gambar 2.2).

Sumber : Partanto Prodjosumarto, tahun 1993. Gambar 2.2 Penentuan Fill Factor dengan Metode Caterpillar 2 - 28

Jika dilakukan perhitungan langsung dilapangan, maka faktor pengisian alat muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : FF =

Volume material yang tergali x 100 % Volume bucket dari alat

...(2 – 9)

 Keadaan Jalan Angkut Keadaan jalan yang dimaksud meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan yang baik dan terpelihara. Untuk mewujudkan kondisi jalan seperti itu perlu dirancang sebuah jalan angkut tambang yang memenuhi dua syarat, yaitu: 1. Secara keseluruhan harus mampu menahan beban dari kendaraan beserta muatanya. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka kondisi jalan tersebut akan mengalami penurunan dan penggeseran baik pada bagian perkerasan jalan maupun pada tanah dasarnya (sub grade), sehingga akan mengakibatkan jalan menjadi bergelombang, berlubang bahkan berakibat rusak berat 2. Permukaan jalan harus mampu menahan gesekan roda kendaraan, air limpasan (run off water). Apabila syarat kedua ini tidak terpenuhi, maka permukaan jalan (road surface) akan mengalami kerusakan yang mulainya diawali oleh lubang-lubang kecil, makin lama semakin membesar dan akhirnya rusak berat. Kegagalan awal dalam merancang suatu permukaan jalan angkut tambang, akan berakibat meningkatnya biaya pemeliharaan jalan dan peralatan kendaraan serta akan mengakibatkan sulitnya kendaraan untuk 2 - 29

menyesuaikan dengan kecepatannya, sehingga pada akhirnya akan menghambat produksi. Selain itu yang perlu diperhatikan juga dalam merancang suatu permukaan jalan angkut tambang adalah lebar jalur angkut tambang, semakin

lebar jalan angkut, akan

semakin aman dan

lalu

lintas

pengangkutan akan semakin lancar.  Keadaan Cuaca Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan cuaca sangat mempengaruhi kemampuan produksi alat-alat mekanis. Bila musim kemarau, kegiatan penambangan terutama jalan angkut akan berdebu sehingga akan menghalangi pandangan operator dump truck dan dapat memperbesar waktu pengangkutan material. Sedangkan pada musim hujan kegiatan penambangan yakni pada jalan angkut akan lembek dan menjadi lengket, sehingga dump truck tidak dapat bekerja dengan baik hal ini mengakibatkan produksi dari alat mekanis tidak maksimal. 2.3.3 Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut (Match Factor) Keserasian kerja adalah suatu penyesuaian kerja alat mekanis yang berlainan jenis tetapi alat tersebut bekerja dalam satu sistem kerja. Untuk menghitung penyesuaian kerja antara alat angkut dan alat muat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

2 - 30

MF

=

nH x Lt nL x Ct

...(2 – 10)

dimana : MF

= Faktor Kesepadanan kerja dan kombinasi alat

nH

= Jumlah alat angkut

nL

= Jumlah alat muat

Lt

= Waktu pemuatan alat angkut (Lt x n)

Ct

= Cycle time alat angkut

(Partanto, 1995 hal. 182) Faktor keserasian kerja : MF = 1, terjadi keserasian kerja MF

< 1, berarti alat angkut bekerja penuh dan alat muat mempunyai waktu tunggu

MF > 1, berarti alat muat bekerja penuh sedangkan alat angkut mempunyai waktu tunggu.

Sumber : Yanto Indonesianto, 2005 Gambar 2.3 Hubungan Antara Match Factor dan Efisiensi Kerja 2 - 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu suatu langkah penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari nilai suatu data dengan jalan mengubah kualitatif ke dalam data kuantitatif (Sugiyono, 2006). 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan pada tanggal 1 - 31 Agustus 2016. b. Lokasi Penelitian Penelitian berlokasi di PT. Internasional Prima Coal Desa Bantuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Berjarak ± 32 Km sebelah Selatan dari Kota Samarinda. Lokasi IUP IPC terletak sekitar 12 km diselatan Kota Samarinda. Secara geografis di batasi oleh garis koordinat 0038’20” – 0043’00” LS dan 11707’50” – 11711’30” BT (Lampiran 13). Lokasi Penelitian ini dapat dicapai dari Makassar – Balikpapan menggunakan

pesawat

udara

dilanjutkan

dengan

perjalanan

darat

menggunakan bus ke Samarinda atau dari Makassar – Pare-Pare dengan perjalanan darat menggunakan bus dilanjutkan menggunakan kapal laut dan

3-1

kemudian

dilanjutkan

dengan

menggunakan

transportasi

darat

dari

Samarinda – Jembatan Mahakam – Kecamatan Samarinda Seberang – Kecamatan Palaran – Desa Bantuas,

dengan jarak ± 30 km (Jalanan

beraspal) padat ditempuh dengan kendaraan beroda dua maupun beroda empat dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. 3.3 Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Adapun Jenis data terdiri dari : 1. Data kualitatif Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan gambar dan foto. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah :  Peta lokasi penelitian  Peta geologi lokasi penelitian  Profil perusahaan  Bagan alir penambangan  Dokumentasi kegiatan 2. Data kuantitatif Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan/scoring. Adapun data kuantitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :  Waktu edar alat muat dan alat angkut  Waktu delay

3-2

 Waktu stand by  Waktu repair  Faktor pengembangan (swell factor)  Faktor pengisian (fill factor)  Jarak angkut dari front penambangan ke disposal  Data curah hujan  Target produksi pengupasan overburden  Spesifikasi alat muat dan alat angkut b. Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pengamatan dan pengumpulan data langsung pada objek penelitian, diantaranya sebagai berikut :  Proses Penambangan  Proses pemuatan excavator di front penambangan  Proses pengangkutan dump truck dari front ke disposal  Pengukuran jarak angkut dari front ke disposal  Waktu delay, standby, dan repair alat muat dan alat angkut 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data pelengkap dan pendukung dalam proses pengolahan data selanjutnya serta sebagai pembanding data primer antara lain :  Profil perusahaan

3-3

 Kondisi geologi daerah penelitian  Data curah hujan  Peta lokasi penelitian  Peta geologi lokasi penelitian  Target produksi pengupasan overburden  Spesifikasi Alat muat dan alat angkut 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode : a. Metode Wawancara Menurut Sugiyono (2011), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diteliti dan juga peneliti ingin mengetahui

hal-hal

responden

yang

lebih

mendalam

dan

jumlah

respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara tersruktur maupun tidak terstruktur, namun peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dimana wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Adapun wawancara secara tidak terstruktur yang dilakukan peneliti adalah : 1. Apa sajakah kendala-kendala yang sering terjadi pada saat pengupasan overburden? 2. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar dan oli pada excavator yang anda operasikan?

3-4

3. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan excavator yang anda operasikan? b. Metode Pengamatan/observasi Dari segi pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi : 1. Obesrvasi berperanserta (Participant Observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 2. Observasi Non partisipan Dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Adapun observasi nonpartisipan yang dilakukan peneliti adalah :  Mengamati bagaimana perilaku operator pada saat melakukan pemuatan overburden.  Mengamati bagaimana kinerja operator pada saat jam kerja  Mengamati proses pemuatan  Mengamati proses pengangkutan Dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi :

3-5

A. Observasi terstruktur Observasi

terstruktur adalah

observasi

yang

telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Adapun observasi terstruktur yang dilakukan peneliti adalah : 1. Proses pengambilan data waktu edar alat muat di front penambangan 2. Proses pengambilan data waktu edar alat angkut dari front ke disposal 3. Proses pengambilan data waktu delay, standby, dan repair alat angkut dan alat muat di front penambangan B. Observasi tidak terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. 3.5 Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari jumlah yang akan diteliti atau diamati. Populasi bukan hanya orang (manusia), tetapi juga bisa bentuk makhluk hidup lain ataupun benda-benda alam yang lain (Nisfiannoor, 2009:5). Adapun populasi pada penelitian ini adalah alat muat dan alat angkut. b. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dengan jumlah (< 30) dianggap sedikit dan besar kemungkinan akan diperoleh sampel yang tidak representatif dibandingkan bila sampel yang diambil dalam jumlah besar. Sampel yang tidak representatif berarti sampel tersebut 3-6

tidak dapat

dipercaya.

Sampel yang tidak dapat

dipercaya

dapat

menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat (Nisfiannoor, 2009 : 5). Sampel pada penelitian ini berupa data waktu edar (cycle time) alat muat dan alat angkut sebanyak 30 sampel. 3.6 Metode Pengelolaan Data yang ada kemudian diolah dengan menggunakan persamaan matematis (Partanto,1995) dan (Rochmanhadi, 2000), untuk menghitung efisiensi kerja (persamaan 2-1), produksi alat muat dan alat angkut (persamaan 2-6 dan 2-7), serta faktor keserasian alat (persamaan 2-8). 3.7 Analisis Data Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan akan diketahui penyebab tidak efektifnya waktu kerja, tidak tercapainya produksi, dan tidak serasinya alat muat dan alat angkut. 3.8 Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat diadikan petunjuk dalam melakukan penelitian dan juga sebagai petunjuk bagi yang membaca. Beberapa variabel tersebut antara lain : 1. Produktivitas merupakan

istilah

dalam

kegiatan

produksi sebagai

perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input).

3-7

2. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. 3. Overburden merupakan semua lapisan tanah/batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga sehingga perlu disingkirkan dahulu sebelum dapat menggali bahan galian berharga tersebut. 4. Efisiensi merupakan komponen-komponen input yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya yang dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak berarti. 5. Cycle Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat mekanis untuk melakukan satu siklus kerja. 6. Fill Factor merupakan faktor pengisian bucket alat muat terhadap alat angkut yang ditentukan dalam bentuk persen dengan membagi antara volume nyata bucket dengan volume teoritis bucket. 7. Swell Factor merupakan faktor pengembangan suatu material yang dinyatakan dalam persen dengan membagi antara volume material yang mengembang (volume loose) dengan volume aslinya (volume insitu). 8. Match Factor merupakan persentase keserasian antara alat gali/muat dan alat angkut pada saat beroperasi.

3-8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut

4.1.1 Hasil Penelitian Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut a. Efektifitas Kerja Alat Muat dan Alat Angkut Waktu kerja yang disediakan oleh PT Internasional Prima Coal adalah sebagai berikut : 1. Untuk hari normal (senin, selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu)  Shift I Pagi,

pukul 07.00 WITA – 12.00 WITA

Istirahat, pukul 12.00 WITA – 13.00 WITA Siang,

pukul 13.00 WITA – 17.00 WITA

Total jam kerja untuk shift satu adalah 5 + 4 = 9 jam  Shift II Malam,

pukul 19.00 WITA – 24.00 WITA

Istirahat, pukul 24.00 WITA – 01.00 WITA Malam,

pukul 01.00 WITA – 05.00 WITA

Total jam kerja untuk shift dua adalah 5 + 4 = 9 jam Jadi jumlah keseluruhan jam kerja untuk senin, selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu adalah 18 jam. 2. Untuk hari Jum’at  Shift I

4-1

Malam,

pukul 19.00 WITA – 24.00 WITA

Istirahat,

pukul 24.00 WITA – 01.00 WITA

Malam,

pukul 01.00 WITA – 05.00 WITA

Total jam kerja untuk shift satu adalah 5 + 4 = 9 jam Total jam kerja untuk hari jum’at adalah 9 jam Jadi, total keseluruhan untuk jam kerja produktif, yaitu : Hari Normal

= 18 Jam

Hari Jumat

= 9

7 Hari (minggu)

= 117 Jam

31 Hari (bulan)

= 468 Jam

Jam

Waktu kerja efektif berpengaruh terhadap efisiensi kerja alat. Tetapi pada kenyataan waktu kerja efektif dipengaruhi oleh faktor-faktor kesediaan alat itu sendiri sedangkan faktor-faktor kesediaan alat dipengaruhi oleh waktu-waktu hambatan antara lain : a) Waktu Hambatan yang Dapat Dihindari  Keterlambatan

operasi

(prestart

shift),

sebagai

akibat

kurangnya

kedisiplinan para pekerja sehingga mengakibatkan terlambat operasi.  Berhenti bekerja lebih awal pada akhir shift, disebabkan karena kurangnya kedisiplinan

para

pekerja,

sehingga

mengakibatkan

terlalu

cepat

mengakhiri kegiatan sebelum waktu yang ditentukan.  Istirahat terlalu cepat, waktu kerja yang hilang karena operator istirahat sebelum waktu yang ditetapkan.

4-2

 Terlambat bekerja setelah istirahat, disebabkan operator beristirahat melebihi waktu istirahat yang telah ditetapkan. b) Waktu Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari  Isi bahan bakar, disebabkan karena waktu yang digunakan untuk mengisi bahan bakar pada saat jam kerja beroperasinya alat.  Kerusakan atau break down alat muat/angkut, terhentinya kerja alat karena mengalami kerusakan dan harus dilakukan perbaikan.  Pemeriksaan harian, meliputi pengecekan alat dan pemanasan mesin secara rutin dilakukan sebelum alat akan dioperasikan baik alat muat maupun alat angkut.  Perbaikan front, memperbaiki kondisi tata letak alat muat dan alat angkut. Data jam kerja efektif untuk kegiatan pemuatan dan pengangkutan Overburden dilakukan dengan mencatat waktu hambatan-hambatan yang ada di lapangan (Lampiran 3), untuk mendapatkan waktu kerja efektif dari alat mekanis tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan maka efektifitas alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC dan alat angkut dump truck Hino FM 260 TI adalah sebagai berikut : b. Efisiensi Kerja Alat Muat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC Dari hasil pengamatan jam kerja efektif dan waktu hambatan yang ada di lapangan, maka diperoleh efisiensi kerja alat muat adalah : 1. Waktu Kerja Efektif We = Waktu Kerja Tersedia - Waktu Hambatan

4-3

= T - (Wd + S + R) = 540 - (22 + 70 + 60) menit/shift = 388 menit/shift 2. Efisiensi Kerja Eff =

=

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑊𝐸) 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 ( 𝑇) 388 540

x 100 %

x 100 %

= 72 % c. Efisiensi Kerja Alat Angkut Dump Truck Hino FM 260 TI Dari hasil pengamatan jam kerja efektif dan waktu hambatan yang ada di lapangan, maka diperoleh efisiensi kerja alat angkut adalah : 1. Waktu Kerja Efektif We = Waktu Kerja Tersedia - Waktu Hambatan = T - (Wd + S + R) = 540 - (17 + 65 + 80) menit/shift = 378 menit/shift 2. Efisiensi Kerja Eff =

=

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑊𝐸) 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 ( 𝑇) 378 540

x 100 %

x 100 %

= 70 %

4-4

d. Keadaan Alat Mekanis dan Efektifitas Penggunaannya Berdasarkan

hasil

perhitungan

terhadap

penilaian

yang

menunjukkan keadaan alat mekanis dan efektifitas penggunaannya untuk alat-alat mekanis dapat dilihat pada (Tabel 4.1). Sedangkan perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada (Lampiran 7). Tabel 4.1 Keadaan Alat Mekanis dan Efektifitas Penggunaannya KEADAAN DAN EFEKTIFITAS ALAT MEKANIS

ALAT MEKANIS MA (%)

PA (%)

UA (%)

EU (%)

Excavator Hitachi Zaxis 470 LC

87

89

85

76

Dump Truck Hino FM 260 TI

83

85

86

73

(Sumber : Hasil Penelitian, 2016) 4.1.2 Pembahasan Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut a. Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut Dari hasil pengamatan jam kerja efektif dan waktu hambatan yang ada di lapangan, maka diperoleh : 1. Waktu kerja efektif alat muat 388 menit/shift 2. Efisiensi kerja alat muat 72 % 3. Waktu kerja efektif alat angkut 378 menit/shift 4. Efisiensi kerja alat angkut 70 %

4-5

Faktor-faktor yang memengaruhi besar kecilnya waktu efektif adalah waktu-waktu hambatan yang terdiri dari waktu delay, waktu standby dan waktu repair. Dari hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa waktu efektif berbanding terbalik dengan waktu hambatan, semakin besar waktu hambatan, maka waktu efektifnya akan semakin kecil. Pada perhitungan efisiensi kerja, semakin besar waktu efektifnya maka efisiensi kerja akan semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa efisiensi kerja berbanding lurus dengan waktu kerja efektif pada alat-alat mekanis tersebut. Sehingga untuk mendapatkan efisiensi kerja yang besar, maka waktu kerja efektifnya ditingkatkan, yaitu dengan cara mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan dengan cara : 1. Mengefektifkan waktu :  Peningkatan kedisiplinan karyawan  Mengurangi waktu yang terbuang pada saat awal gilir dan akhir gilir  Mengurangi waktu yang terbuang pada saat istirahat 2. Perlunya pengawasan pada saat kerja berlangsung. 3. Mengefisiensikan waktu yang terbuang dikarenakan oleh waktu istirahat yang seharusnya belum waktu istirahat. 4. Waktu standby diupayakan sekecil mungkin, agar waktu kerja yang gunakan dapat terlaksana sebagaimana jadwal kerja yang ditetapkan. 5. Waktu repair diupayakan sekecil mungkin dengan menyiapkan persediaan suku cadang agar untuk mereparasi alat yang rusak tidak membutuhkan waktu yang lama.

4-6

6. Pengolahan peralatan kerja  Perbaikan alat harus ditangani oleh tenaga yang terampil dengan penyediaan suku cadang  Perawatan harian terhadap alat-alat yang ada perlu dilakukan secara rutin, agar dapat diketahui masalah-masalah yang ada pada alat tersebut b. Efektifitas Penggunaan Alat Muat dan Alat Angkut Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya, terhadap penilaian

yang

menunjukkan

keadaan

alat

mekanis

dan

efektifitas

penggunaannya untuk alat muat dan alat angkut adalah sebagai berikut : 1. Alat Muat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC - MA = 87 % - PA = 89 % - UA = 85 % - EU = 76 % 2. Alat Angkut Dump Truck Hino FM 260 TI - MA = 83 % - PA = 85 % - UA = 86 % - EU = 73 % Dari hasil di atas, yang menunjukkan keadaan alat mekanis dan efektifitas penggunaannya pada keadaan aktual di lapangan, dapat dilihat bahwa nilai dari Effective utilization (EU) dan nilai dari Use of Availability (UA) masih belum maksimal, hal ini dikarenakan masih banyaknya waktu

4-7

yang terbuang dari seluruh waktu kerja yang tersedia, disebabkan oleh banyaknya hambatan yang terjadi di lapangan. Dengan adanya upaya peningkatan maka nilai dari keadaan dan efektifiitas alat mekanis menjadi meningkat. Pada umumnya Physical Availability (PA) selalu lebih besar dari Mechanical Availability (MA). 4.2

Produksi Alat Muat dan Alat Angkut

4.2.1 Hasil Penelitian Produksi Alat Muat a. Pengamatan Fill Factor Alat gali sekaligus berfungsi sebagai alat muat yang digunakan adalah excavator Hitachi Zaxis 470 LC. Faktor pengisian dari jenis alat tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan yaitu 80% (Lampiran 4). Faktor pengisian yang diamati pada saat alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC mengisi bak alat angkut dump truck Hino FM 260 TI dengan jumlah data sebanyak 30 kali pengisian. Karena adanya perbedaan persentase pengisian bucket sehingga perlu dilakukan pengambilan data sebanyak 30 kali. Adapun data hasil pengamatan tersebut diolah menggunakan Software SPSS 22 seperti yang terdapat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :

4-8

Tabel 4.2 Data Analisa Statistik Fill Factor Menggunakan SPSS Statistics Faktor Volume Material

Volume Bucket Pengembangan

N

Valid

30

30

30

Missing

0

0

0

1.8253

2.3000

80.0000

.01057

.00000

.23973

1.8400

2.3000

80.0000

1.84

2.30

80.00

.05788

.00000

1.31306

Variance

.003

.000

1.724

Range

.35

.00

10.00

Minimum

1.61

2.30

75.00

Maximum

1.96

2.30

85.00

Sum

54.76

69.00

2400.00

Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation

(Sumber : Hasil Penelitian, 2016) b. Cycle Time (Waktu Edar) Alat Muat Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh total waktu satu kali siklus kerja alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC yang digunakan untuk memuat overburden adalah 0,40 menit (Lampiran 1). 4-9

Tabel 4.3 Data Cycle Time Alat Muat Analisa Statistik Menggunakan SPSS Statistics Waktu

Waktu Swing

Waktu Swing Waktu Isi

Menggali

Isi

Valid

30

30

30

30

Missing

0

0

0

0

Mean

10.1337

5.4847

5.0213

3.7713

Median

10.3450

5.2600

4.6450

3.3000

8.91

3.21a

4.61

3.09a

2.02874

1.47344

1.02468

1.43717

Variance

4.116

2.171

1.050

2.065

Range

7.12

5.82

4.30

5.02

Minimum

5.70

3.21

3.18

1.56

Maximum

12.82

9.03

7.48

6.58

Sum

304.01

164.54

150.64

113.14

N

Mode

Kosong

Std. Deviation

(Sumber : Hasil Penelitian, 2016) c. Produksi Aktual Alat Muat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC Untuk menghitung produksi alat muat ini menggunakan (persamaan 2 - 6) : ( 𝐾𝑏 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐹𝐹 ) 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 60

P =

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑚

𝐶𝑇

Dimana nilai dari setiap parameter tersebut adalah : 4 - 10

Eff

=

72

%

Kb

=

2,3



FF

=

80

%

(Lampiran 4)

SF

=

80

%

(Lampiran 8)

CT

=

0,40

menit

(Lampiran 1)

Maka diperoleh : ( 𝐾𝑏 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐹𝐹 ) 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 60

P

=

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑚

𝐶𝑇 ( 2,3 𝑥 0,80 𝑥 0,80 ) 𝑥 0,72 𝑥 60

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑚

P

=

P

=

158,976 BCM/jam

P

=

Produksi/jam x Jam kerja tersedia/bulan

=

158,976 BCM/jam x 468 jam/bulan

=

74400.77 BCM/bulan

P

0,40

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh produksi dari alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC adalah 74400.77 BCM/bulan. 4.2.2 Hasil Penelitian Produksi Alat Angkut a. Cycle Time (Waktu Edar) Alat Angkut Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh total waktu satu kali siklus kerja alat angkut dump truck Hino FM 260 TI yang digunakan untuk mengangkut overburden adalah 10,55 menit (Lampiran 2).

4 - 11

Tabel 4.4 Data Cycle Time Alat Angkut Analisa Statistik Menggunakan SPSS Statistics Waktu

Waktu Waktu

Waktu

Waktu

Manuver Waktu Isi

Kembali Angkut

Manuver II Dumping

I N Valid

Kosong

30

30

30

30

30

30

0

0

0

0

0

0

2.0150

.8190

3.0437

.6890

1.0910

2.8970

.41760

.04114

.17220

.09736

.07465

.11999

.9300

.7700

2.5550

.4900

1.1050

2.5750

.30a

1.04

2.33a

.38a

.46a

2.54a

2.28728

.22535

.94316

.53326

.40886

.65719

Variance

5.232

.051

.890

.284

.167

.432

Range

9.02

.69

3.15

2.81

1.59

2.10

Minimum

.24

.51

2.12

.29

.46

2.22

Maximum

9.26

1.20

5.27

3.10

2.05

4.32

Sum

60.45

24.57

91.31

20.67

32.73

86.91

Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation

(Sumber : Hasil Penelitian, 2016)

4 - 12

b. Produksi Aktual Alat Angkut Hino FM 260 TI Produksi alat angkut Hino FM 260 TI sebanyak 4 unit yang dilayani oleh alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC sebanyak 1 unit : Untuk menghitung produksi alat angkut ini menggunakan (persamaan 2 - 7) : 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

P

𝐾𝐵 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 60 𝑗𝑎𝑚 = 𝐶𝑇

Dimana nilai dari setiap parameter tersebut adalah : Eff

=

70

%

Kb

=

2,3



n

=

4

kali pengisian

SF

=

80

%

(Lampiran 8)

FF

=

80

%

(Lampiran 4)

CT

=

10,55 menit

(Lampiran 2)

Maka diperoleh : 𝐾𝐵 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 60

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑚

P

=

P

5,89 𝑥 0,70 𝑥 60 𝑗𝑎𝑚 = 10,55

P

= 23,13 BCM/jam

𝐶𝑇 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Jumlah alat angkut yang digunakan sebanyak 4 unit, maka : P

= 23,13 BCM/jam x 4 unit = 92.53 BCM/jam

P

= Produksi/jam x Jam kerja tersedia/bulan

4 - 13

= 92.53 BCM/jam x 468 jam/bulan P

= 43305.7 BCM/bulan Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang dilakukan maka

diperoleh

produksi dari alat angkut Hino FM 260 TI

sebesar 43305.7

BCM/bulan. 4.2.3 Pembahasan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Dari hasil perhitungan produksi alat muat dan alat angkut berdasarkan data-data yang ada di lapangan, maka diperoleh : a. Produksi alat muat Excavator Hitachi Zaxis 470LC adalah 74400.77 BCM/bulan. b. Produksi alat angkut Hino FM 260 TI sebanyak 4 unit adalah 43305.7 BCM/bulan. Produksi yang ada di lapangan belum memenuhi target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 112.500 BCM/bulan, hal ini disebabkan oleh kurangnya kecakapan operator, banyaknya waktu yang terbuang pada saat loading dan dumping, terjadi kerusakan mesin alat muat dan alat angkut sehingga terdapat waktu tunggu hingga alat tersebut siap untuk digunakan kembali,serta banyaknya hambatan yang terjadi di lapangan, yang dapat mengakibatkan efisiensi kerja menurun dan memperbesar waktu edar dari alat mekanis tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produksi

adalah

mengurangi

hambatan-hambatan

sehingga

dapat

meningkatkan efisiensi kerja dan memperkecil waktu edar alat mekanis.

4 - 14

4.3

Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut (Match Factor)

4.3.1 Hasil Penelitian Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut (Match Factor) Faktor keserasian kerja untuk 4 unit alat angkut Hino FM 260 TI yang dilayani oleh 1 unit alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC dari front penambangan ke disposal area dengan jarak ± 1000 m adalah sebagai berikut : Diketahui : nH

=

4

unit

nL

=

1

unit

CH

=

10,55 menit

(Lampiran 2)

CL

=

0,40

menit

(Lampiran 1)

N

=

4

kali pengisian

Rumus yang digunakan adalah (persamaan 2 - 8): MF

=

= =

𝑛𝐻 𝑥 𝑇𝐿 𝑛𝐿 𝑥 𝐶𝐻 4 𝑥 (0,40 𝑥 4) 1 𝑥 10,55

0,6

Berdasarkan hasil perhitungan match factor di atas setelah dilakukan pengolahan data diperoleh MF < 1. Pada keadaan ini menunjukkan bahwa alat angkut bekerja penuh sedangkan alat muat mempunyai waktu tunggu.

4 - 15

4.3.2 Pembahasan Faktor Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut (Match Factor) Sinkronisasi alat pada kegiatan kerja dan penyesuaian kemampuan alat yang berlainan jenis tetapi bekerjasama dalam satu sistem kerja, sehingga

terdapat

keseragaman

kerja

antara

kedua

alat

tersebut.

Sinkronisasi alat muat dan alat angkut dapat dinilai dari angka match factor. Penilaian match factor yang baik adalah nilai yang mendekati atau sama dengan 1 yaitu kombinasi yang menunjukkan faktor kerja alat muat dan alat angkut yang paling ideal. Untuk mencapai hal tersebut, maka dilakukan perhitungan match factor antara alat muat dan alat angkut. Dari hasil perhitungan match factor antara 1 unit alat muat excavator Hitachi Zaxis 470LC dengan 4 unit alat angkut Hino FM 260 TI yaitu 0,6. pada keadaan ini menunjukkan bahwa produksi alat muat lebih besar dari pada produksi alat angkut karena MF < 1, hal ini disebabkan karena tidak tersedianya angka yang valid bagi variabel-variabel yang terdapat dalam perhitungan waktu edar alat muat dan alat angkut, karena sebagian dari variabel tersebut merupakan hasil dari pengukuran dan pengamatan yang dilakukan di lapangan yang setiap saat dapat berubah. Selain itu juga situasi dan kondisi alat, jalan angkut tanah penutup, serta keterampilan operator berpengaruh dalam perhitungan faktor keserasian. Pada keadaan match factor = 1 artinya pada keadaan ini adalah yang paling ideal, dimana alat muat dan alat angkut sama-sama sibuk beroperasi.

4 - 16

Penyimpangan keserasian kerja antara alat muat dengan alat angkut dalam kombinasi kerja, yaitu : a. Miss Match, adalah kerjasama antara alat muat dengan alat angkut yang tidak serasi, baik itu MF lebih kecil atau lebih besar dari satu sebagai akibat perbedaan produksi yang dicapai masing-masing alat. b. Effect Bunching, adalah datangnya alat angkut hampir bersamaan pada front penambangan yang disebabkan karena satu hal, yang sebenarnya MF = 1, akibat alat angkut atau alat muat faktor kerjanya akan menjadi lebih kecil dari 100 %.

4 - 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Efisiensi kerja alat muat dan alat angkut : a. Efisiensi kerja alat muat pada kondisi lapangan (aktual) adalah 72%. b. Efisiensi kerja alat angkut pada kondisi lapangan (aktual) adalah 70% 2. Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut : a. Kemampuan produksi untuk 1 unit alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC dengan efisiensi kerja 72 % adalah 74400.77 BCM/bulan. b. Kemampuan produksi untuk 4 unit alat angkut Hino FM 260 TI dengan efisiensi kerja 70% adalah 43305.7 BCM/bulan. 3. Dari perhitungan “Match Factor“ diperoleh kombinasi antara 1 unit alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC dengan 4 unit alat angkut dump truck Hino FM 260 TI diperoleh nilai MF = 0,6; (MF < 1, berarti alat angkut bekerja penuh sedangkan alat muat mempunyai waktu tunggu). 5.2 Saran 1. Perlu adanya pengaturan pola kerja yang baik sehingga waktu kerja efektif semakin besar dan efisiensi kerja alat muat dan alat angkut dapat meningkat.

5-1

2. Meningkatkan penggunaan jam kerja produktif untuk alat muat dan alat angkut sehingga waktu delay, waktu standby, dan waktu repair alat dapat diminimalkan, sehingga hasil produksi overburden dapat dioptimalkan. 3. Pemeliharaan dan perawatan jalan angkut, front penambangan dan disposal area sebaiknya dilakukan secara berkala dan menyeluruh sehingga produksi yang dihasilkan dapat maksimal. 4. Posisi loading dan sudut putar alat muat pada saat loading perlu diperhatikan agar target produksi tercapai dan keselamatan kerja tetap terjaga, sebaiknya posisi loading alat muat lebih tinggi dari alat angkut dan sudut putar alat muat < 180o. 5. Perlu penambahan alat angkut agar keserasian alat dapat tercapai dan alat muat tidak memiliki waktu tunggu.

5-2

DAFTAR PUSTAKA Afandi, Chairil Nst. Mukiat Mukiat. Fuad Rusydi Swardi. 2014. Kajian Teknis Pengupasan Tanah Penutup di Tambang Banko Barat Pit 3 Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. UPTE. Jurnal Ilmu Teknik. Volume 2 No.2. ISSN : 2338-7456. Universitas Sriwijaya, Palembang. Allo, Daniel Banga’. 2013. Analisis Produksi Penambangan Batubara Pada PT Buana Rizky Armia Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar : Program Sarjana UVRI Makassar Amrullah, Andi. 2016. “Pedoman Penulisan Skripsi”. Universitas Pejuang R.I. Makassar Anggraini, Vera. Maulana Yusuf. Abuamat Hak. 2014. Evaluasi Kinerja Excavator Backhoe CAT 385 dan CAT 345 Terhadap Produksi Penambangan Swakelola Paket 09-218 Banko Barat Tahun 2013 PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Jurnal Ilmu Teknik. Volume 2. Nomor 6. ISSN : 2338-7459. Universitas Sriwijaya. Palembang. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Belajar. Yogyakarta Herianto. 2014. Evaluasi Kemampuan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Pada CV Shaka Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar : Program Sarjana UVRI Makassar. Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta. Ilahi, Riki Rizki. Eddy Ibrahim. Fuad Rusyd Swardi. 2014. Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dump Truk) Pada Pengupasan Tanah Penutup Bulan September 2013 Di Pit 3 Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. UPTE. Jurnal Ilmu Teknik.

Volume

2.Nomor

3.ISSN

Sriwijaya. Palembang.

xxi

:

2338-7459.

Universitas

Indonesianto, Yanto 2005. Pemindahan Tanah Mekanis. UPN “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta. Julianto, Reko. Syamsul Komar. Fuad Rusydi Swardi. 2014. Evaluasi Produksi Alat Angkut Jenis Hino Dutro FM 20 TI dan Hino Dutro FM 320 TI Pada Pengangkutan Batubara Dari Front Area Pit Talang Seginim PT. Danau Mas Hitam Bengkulu. Jurnal Ilmu Teknik. Volume 2. Nomor 2. ISSN : 2338-7459. Universitas Sriwijaya. Palembang. Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern. Salemba Huamanika. Jakarta. Pratama, Eky Sidik. 2011. Upaya Peningkatan Produksi Alat Muat Komatsu PC 300 dan Alat Angkut Hino FM 260 TI Pada CV Tri Mulia

Abadi

Kecamatan

Palaran

Kota

Samarinda

Provinsi

Kalimantan Timur. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar : Program Sarjana UVRI Makassar. Prodjosumarto, Partanto. 1993. Pemindahan Tanah Mekanis. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Prodjosumarto, Partanto. 1995. Pemindahan Tanah Mekanis. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatdan Anggaran Daerah. Graha Ilmu : Yogyakarta. Rochmanhadi.

2000.

Pemindahan

Tanah

Mekanis.

Departemen

Pekerjaan Umum. Jakarta. Samanlangi, Andi Ilham. 2015. “Sistem Penambangan”. Universitas Pejuang R.I. Makassar. Subhan, Hariz. Djuki Sudarmono. Syarifudin Syarifudin. 2014. Analisa Kemampuan Kerja Alat Angkut Untuk Mencapai Target Produksi Overburden 240.000 BCM Perbulan Di Site Project Darmo PT. Ulima Nitra Tanjung Enim Sumatera Selatan.Jurnal Ilmu Teknik. Volume 2. Nomor 2. ISSN : 2338-7459. Universitas Sriwijaya. Palembang.

xxii

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D”. Cetakan ke-23. Alfabeta. Bandung. Supriatna. Sukardi. Rustandi.1995. Peta Geologi Regional Lembar Samarinda. http://www.maribelajarbk.web.id/2015/03/contoh-motto-terbaru-dalamskripsi.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 13.50 WITA http://jit.unsri.ac.id/index.php/jit/article/view/66. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 14.10 WITA http://jit.unsri.ac.id/index.php/jit/article/view/125. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 14.20 WITA http://jit.unsri.ac.id/index.php/jit/article/view/69. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 14.25 WITA http://jit.unsri.ac.id/index.php/jit/article/view/60. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 13.30 WITA http://jit.unsri.ac.id/index.php/jit/article/view/75. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 13.50 WITA

xxiii

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD IMAM SAFIY, lahir di Sorong 2 November 1993, Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Adalah anak kedua dari 6 bersaudara buah kasih sayang dari pasangan H. Mansur dan Alm. Sitti Nurjiah. Penulis memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar di SD Inpres 68 Klasaman Kota Sorong pada tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MTs Negeri Model Kota Sorong dan tamat pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Averos Kota Sorong. Tiga tahun kemudian berhasil menamatkan sekolah di sekolah tersebut pada tahun 2011. Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan pendidikan di bangku kuliah dan terdaftar sebagai mahasiswa pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Veteran R.I (UVRI) Makassar yang saat ini bernama Universitas Pejuang R.I (UPRI) Makassar, dengan mengambil program strata 1. Dengan kerja keras, pengorbanan serta kesabaran dan atas izin Allah SWT, pada tahun 2016 penulis mengakhiri masa perkuliahan dengan judul skripsi “Analisa Produksi Pengupasan Overburden Untuk Memenuhi Target Produksi Pada PT. Internasional Prima Coal Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur” . Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 30 September 2016

Muhammad Imam Safiy

xxiv

LAMPIRAN 1 Tabel L1.1 Data Pengamatan Cycle Time Alat Muat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC Untuk Penggalian dan Pemuatan Overburden Waktu No

Waktu Isi

Waktu Swing

Waktu Menumpah

Swing

(Detik)

Isi (Detik)

(Detik)

Kosong (Detik)

1

11.72

4.17

5.45

2.96

2

11.1

5.1

4.91

2.83

3

10.95

7.66

4.61

2.84

4

6.2

5.6

4.24

2.47

5

12.68

5.11

4.58

2.66

6

5.7

3.34

4.34

3.09

7

12.35

4.97

5.65

3.09

8

9.67

5.23

4.5

2.14

9

12.82

4.55

5.39

2.49

10

10.33

6.37

7.01

5.62

11

6.49

7.76

6.78

3.82

12

7.6

5.93

4.19

3.83

13

8.91

3.58

4.57

1.98

14

10.49

3.21

4.47

4.04

15

8.91

5.64

5.32

3.26

16

11.47

3.81

5.21

4.49

17

9.7

6.65

6.8

4.19

18

9.86

4.23

4.49

2.69

19

10.8

4.69

4.85

1.56

20

12.78

4.67

4.61

2.27

21

12.3

4.3

4.18

5.62

L1 - 1

Waktu No

Waktu Isi

Waktu Swing

Waktu Menumpah

Swing

(Detik)

Isi (Detik)

(Detik)

Kosong (Detik)

22

12.39

5.36

4.68

3.48

23

10.21

5.99

7.48

3.34

24

10.36

5.68

3.18

5.66

25

6.34

5.29

4.11

4.4

26

11.26

4.12

4.36

3.21

27

9.51

7.44

6.1

6.37

28

9.77

7.58

5.71

6.58

29

9.59

7.48

3.4

6.29

(Sumber: Hasil Penelitian 2016) Distribusi frekuensi alat muat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC adalah sebagai berikut : -

Waktu isi

=

10.1337

detik

-

Waktu swing isi

=

5.4847

detik

-

Waktu menumpah

=

5.0213

detik

-

Waktu swing kosong

=

3.7713

detik

24.411

detik

0.40

menit

Total Cycle Time

=

L1 - 2

LAMPIRAN 2 Tabel L2.1 Data Pengamatan Cycle Time DumpTruck Hino FM 260 TI Untuk Pengangkutan Overburden Dari Front Penambangan Ke Disposal Area Dengan Jarak ± 1000 M Waktu

Waktu

Waktu

Manuver

Muat

Angkut

Isi (Menit)

(Menit)

(Menit)

Menit)

(Menit)

1

0.3

1.08

3.02

0.46

0.82

2.33

2

0.32

1.05

2.48

0.44

0.73

2.22

3

0.3

1.04

3.59

0.4

1.01

2.59

4

1.31

1.05

2.51

0.38

0.9

2.54

5

3.5

0.74

2.5

0.43

0.92

2.23

6

9.1

0.72

4.43

0.29

1.15

3.52

7

3.24

0.98

5.06

0.4

0.86

3.05

8

3.3

0.8

2.51

0.63

0.46

4.32

9

3.06

0.62

3.07

0.52

0.72

3.2

10

0.58

0.56

4.25

0.66

1.38

3.59

11

0.58

0.51

5.27

0.64

1.12

4.01

12

1.46

0.8

3.58

0.64

0.75

4.3

13

0.51

0.53

2.28

0.38

0.75

2.36

14

0.24

0.81

4.6

1.48

0.7

4.31

15

0.5

0.57

3.05

0.61

0.72

2.45

16

0.71

1.11

2.18

0.36

2.03

2.43

17

2.32

1.07

2.12

3.1

1.2

2.48

18

2.16

1.08

2.2

0.45

1.28

3.33

19

2.12

1.13

2.33

0.41

1.29

2.37

20

3.89

1.04

2.45

0.38

1.43

2.31

21

1.3

0.68

2.33

0.4

0.96

2.27

No

Manuver Dumping (

L2 - 1

Waktu

Waktu

Waktu

Dumping

Kembali Kosong (Menit)

Waktu

Waktu

Waktu

Waktu

Waktu

Manuver

Muat

Angkut

Isi (Menit)

(Menit)

(Menit)

(Menit)

(Menit)

22

4.43

0.7

4.82

0.33

2.04

2.42

23

9.26

1.04

2.87

0.98

1.2

3.02

24

0.88

1.2

2.54

0.7

0.46

2.5

25

0.78

0.56

2.57

0.43

1.26

2.57

26

0.98

0.6

2.5

1.03

2.05

3.01

27

0.86

0.65

2.59

0.9

1.12

2.58

28

0.8

0.58

2.54

0.95

1.09

2.54

29

0.81

0.66

2.49

0.91

1.16

3.02

No

Manuver Dumping

Waktu Dumping

Kembali Kosong (Menit)

(Sumber : hasil penelitian 2016) Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh total waktu satu kali siklus kerja alat angkut dump truck Hino FM 260 TI untuk pengangkutan overburden adalah:  Waktu Manuver I

=

2.0150

menit

 Waktu Muat

=

0.8190

menit

 Waktu Angkut Isi

=

3.0437

menit

 Waktu Manuver II

=

0.6890

menit

 Waktu Dumping

=

1.0910

menit

=

2.8970

menit

=

10.55

menit

 Waktu Kembali Kosong  Total Cycle Time

L2 - 2

LAMPIRAN 3 Effisiensi Kinerja Alat Muat dan Alat Angkut 1. Effisiensi Kerja Alat Muat Exacavator Hitachi Zaxis 470 LC Pada Pemuatan Overburden adalah: Tabel L3.1 Waktu Hambatan Alat Muat KEGIATAN

Waktu (menit)

a Waktu Delay (Wd) Pindah tempat kerja

5

Keperluan operator

5

Mengisi bahan bakar

10

Membersihkan bak DT

2

b Waktu standby (S) Terlambat kerja

30

Cepat berakhirnya kerja

30

Sebelum dan sesudah istrahat

5

c Waktu repair (R.) Perbaikan alat

60 Waktu tersedia (T)

540

Waktu kerja (W)

410

waktu efektif (We)

388

(Sumber : Hasil Penelitian 2016)

Eff =

Waktu kerja efektif (We) x 100% Waktu tersedia (T)

Efisiensi kerja (Eff)

=

388 x 100 % 540

= 72 % L3 - 1

2. Effisiensi Kerja Alat Angkut Hino FM 260 TI Pada Pengangkutan Overburden adalah : Tabel L3.2 Waktu Hambatan Alat Angkut KEGIATAN

Waktu (menit)

a Waktu Delay (Wd) Keperluan operator

5

Mengisi bahan bakar

10

Membersihkan bak DT

2

b Waktu standby (S) Terlambat kerja

30

Cepat berakhirnya kerja

30

Sebelum dan sesudah istrahat

5

c Waktu repair (R.) Perbaikan alat

80 Waktu tersedia (T)

540

Waktu kerja (W)

395

waktu efektif (We)

378

(Sumber : Hasil Penelitian 2016) Eff =

Waktu kerja efektif (We) x 100% Waktu tersedia (T)

Efisiensi kerja (Eff)

=

378 x 100 % 540

= 70 %

L3 - 2

LAMPIRAN 4 A.

Cara Penentuan Fill Factor Untuk menentukan “Fill Factor” (factor pengisian) dari bucket alat muat

digunakan metode Caterpillar, yaitu dengan cara pengamatan dan perbandingan langsung pada saat kegiatan pemuatan sedang berlangsung. Persentase pengisian bucket alat muat dijelaskan pada gambar di bawah ini :

  

Sumber : Partanto Projosumarto, 1993 Gambar L4.1 Cara Penentuan Nilai Fill Factor Tabel L4. 1 Fill Factor Untuk Dozer Shovel dan Backhoe Ukuran Material

Fill Factor (%)

Tanah liat yang basah, lembab atau tanah liat yang

100-110

berpasir dan berwarna seperti jagung (moist loam or sandy clay) Pasir dan batu kerikil (sandy dan gravel)

95-100

Tanah liat yang keras dan sukar dihancurkan (hard

80-95

tougn clay) L4 - 1

Ukuran Material

Fill Faktor (%)

peledakan yang bagus (rock well blasted)

60-75

Peledakan batuan yang tidak baik (rock porly

40-50

blasted) (Sumber : Rochman Hadi, 1989) Tabel L4.2 Data Pengamatan Faktor Pengisian (Fill Factor) Alat Muat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC Volume

Volume

Faktor

Material

Bucket

Pengisian

1

1.96

2.3

85

2

1.61

2.3

70

3

1.84

2.3

80

4

1.84

2.3

80

5

1.73

2.3

75

6

1.84

2.3

80

7

1.73

2.3

75

8

1.84

2.3

80

9

1.84

2.3

80

10

1.84

2.3

80

11

1.84

2.3

80

12

1.84

2.3

80

13

1.73

2.3

75

14

1.84

2.3

80

15

1.84

2.3

80

16

1.84

2.3

80

17

1.84

2.3

80

18

1.84

2.3

80

No

L4 - 2

Volume

Volume

Faktor

Material

Bucket

Pengisian

19

1.84

2.3

80

20

1.84

2.3

80

21

1.84

2.3

80

22

1.84

2.3

80

23

1.84

2.3

80

24

1.84

2.3

80

25

1.84

2.3

80

26

1.84

2.3

80

27

1.84

2.3

80

28

1.84

2.3

80

29

1.84

2.3

80

30

1.84

2.3

80

No

(Sumber: hasil penlitian 2016) Dari hasil pengolahan data di atas maka nilai fill factor sebesar 80 %

L4 - 3

LAMPIRAN 5 a. Produksi alat muat excavator Hitachi Zaxis 470 LC pada pemuatan Overburden Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :  Jenis Kegiatan

= Pemuatan Overburden

 Kapasitas Bucket (Kb) = 2,3 m3  Faktor Pengisian (Ff)

= 80 % (0,80)

 Efesiensi Kerja (Eff)

= 72% (0,72)

 Swell Faktor (SF)

= 80 % (0,80)

 Cycel Time (CT)

= 0,40 menit

 Produksi perjam (P)

=

Kb  Sf  Ff  Eff  60 menit / jam CT

=

2,3  0,80  0,80 x 0,72  60 menit / jam 0,40 menit

= 158,976 BCM/jam  Kapasitas Produksi Per Bulan Produksi per bulan

= produksi (BCM/jam) x jumlah jam kerja/bulan = 158,976 Bcm/jam x 468 jam/bln = 74400.77 BCM/bulan

b. Produksi alat angkut dump truck Hino 260 TI pada pengangkutan overburden  Kapasitas Bucket (Kb)

= 2,3 m3

 Faktor Pengisian (Fp)

= 0,80

L5 - 1

 Efisiensi Kerja (Eff)

= 0,70

 Swell Faktor (Sf)

= 0,80

 Cycel Time (Ct)

= 10,55 menit

 Banyaknya Pengisian (n)

= 4 kali pengisian

 Produksi perjam (P)

=

 Kapasitas Bak (KB)

= (Kb x Ff x Sf) x n

KB  Eff  60 menit / jam CT

= (2,3 x 0,80 x 0,80) x 4 = 5,89 m3  Produksi per jam (P)

=

5,89  0,70  60 menit / jam 10,55menit

= 23,13 BCM/jam  Kapasitas Produksi Per Bulan Produksi 4 unit

= produksi (BCM/jam) x 4 unit = 23,13 BCM/jam x 4 = 92.53 BCM/jam

Produksi Per Bulan

= Produksi (BCM/jam) x jumlah jam kerja/bulan = 92.53 BCM/jam x 468 jam/bln = 43305.7 BCM /bulan

Kemampuan produksi alat angkut Hino FM 260 TI untuk 4 unit sebesar 43305.7 BCM /bulan belum mampu mencapai target produksi sebesar 112500 bcm/bulan, dari hasil perhitungan tersebut maka perlu dilakukan penambahan alat sebanyak 2 unit.

L5 - 2

Dimana jumlah alat (n) dapat ditentukan dengan cara : Target Produksi N= Produksi 112500 N=

= 2,5 dibulatkan menjadi 2 unit 43305.7

L5 - 3

LAMPIRAN 6 Tabel L6.1 Faktor Keserasian Antara Alat Muat dan Alat Angkut Match Factor NH

=

4 unit

NL

=

1 unit

CTL

=

0.40 menit

n

=

CTH

=

MF

=

MF

=

MF

=

4 kali pengisian 10.55 menit

NH x (CTL x n) NL x CTH 4 x (0,40 x 4) 1 x 10,55 0.6

MF LEBIH KECIL DARI 1 Faktor keserasian alat : Terjadi keserasian antara alat muat dan MF = 1 alat angkut. Alat angkut bekerja penuh sedangkan MF < 1 alat muat mempunyai waktu tunggu. MF > 1

Alat muat bekerja penuh sedangkan alat

L6 - 1

angkut mempunyai waktu tunggu. Karena alat muat masih memiliki waktu tunggu, maka perlu penambahan alat angkut agar alat muat tidak memiliki waktu tunggu.

L6 - 2

LAMPIRAN 7 KEADAAN ALAT MEKANIS DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAANNYA A. Alat Excavator Hitachi Zaxis 470 LC - Waktu efektif ( We )

= 388 menit/shift

- Waktu delay ( Wd )

= 22 menit/shift

- Waktu Kerja ( W )

= 410 menit/shift

- Waktu Standby ( S )

= 70 menit/shift

- Waktu Repair ( R )

= 60 menit/shift

- Waktu Tersedia ( T )

= 540 menit/shift

a. Mechanical Avaibility Percent MA

=

MA

=

𝑊 𝑊+ 𝑅 410 410 + 60

x 100 % x 100 %

= 87 % b. Physical Avaibility Percent PA

=

PA

= =

𝑊+ 𝑆

x 100 %

𝑊+ 𝑅+ 𝑆 410 + 70 410+60+70

x 100 %

89 %

c. Use Of Avaibility Percent UA

=

UA

= =

𝑊 𝑊 + 𝑆 410 410 + 70

x 100 % x 100 %

85 % L7 - 1

d. Effective Utilization Percent EU

=

EU

= =

𝑊

x 100 %

𝑊+𝑆+𝑅 410 410 + 70 + 60

x 100 %

76 %

e. Efisiensi Kerja Eff

= = =

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑊𝐸) 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 ( 𝑇) 388

x 100 %

x 100%

540

72 %

B. Alat Angkut Hino FM 260 TI - Waktu efektif ( We )

= 378 menit/shift

- Waktu delay ( Wd )

= 17 menit/shift

- Waktu Kerja ( W )

= 395 menit/shift

- Waktu Standby ( S )

= 65 menit.shift

- Waktu Repair ( R )

= 80 menit/shift

- Waktu Tersedia ( T )

= 540 menit/shift

a. Mechanical Avaibility Percent MA

=

MA

= =

𝑊 𝑊 + 𝑅 395 395+80

x 100 % x 100 %

83 %

L7 - 2

b. Physical Avaibility Percent PA

=

PA

=

𝑊+ 𝑆

x 100 %

𝑊 + 𝑅+ 𝑆

=

395 +65

x 100 %

395+80+65

85 %

c. Use Of Avaibility Percent UA

=

UA

= =

𝑊 𝑊 + 𝑆 395 395+65

x 100 % x 100 %

86 %

d. Effective Utilization Percent EU

=

EU

= =

𝑊

x 100 %

𝑊 + 𝑆 + 𝑅 395 395 + 65 + 80

x 100 %

73 %

e. Efisiensi Kerja Eff

= = =

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑊𝐸) 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 (𝑇) 378 540

x 100%

70 %

L7 - 3

x 100%

LAMPIRAN 8 Tabel L8.1 Faktor Pengembangan (Swell Factor) Dari Beberapa Material Bobot isi

Jenis Material

(Density)

Swell Factor

Bauksit

2700 – 4320

0,75

Tanah liat kering

2300

0,85

Tanah liat biasa / basah

2800 – 3000

0,80 – 0,82

Antrasit

2200

0,74

Batubara bitominous

1900

0,74

Biji tembaga

3800

0,74

Tanah biasa kering

2800

0,85

Tanah biasa basah

3370

0,85

Tanah biasa bercampur pasir dan

3100

0,9

Kerikil kering

3250

0,89

Kerikil basah

3600

0,88

Granit pecah-pecah

4500

0,67 – 0,56

Hermatit pecah-pecah

6500 – 8700

0,45

Biji besi pecah-pecah

3600 – 5500

0,45

Batu kapur pecah-pecah

2500 – 4200

0,67 – 0,59

Lumpur

2160 – 2970

0,83

Lumpur sudah ditekan

2970 – 3510

0,83

kerikil

(Sumber : Partanto Prodjosumarto, tahun 1993) Berdasarkan tabel diatas, maka faktor pengembangan (swell factor) yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung produksi overburden

L8 - 1

yaitu 0,8 sesuai dengan karakteristik material pada lokasi penambangan di PT. Internasional Prima Coal yaitu tanah liat biasa / basah.

L8 - 2

LAMPIRAN 9 SPESIFIKASI ALAT MUAT EXCAVATOR HITACHI ZAXIS 470 LC

Gambar L9.1 Excavator Hitachi Zaxis 470 LC Flywheel Power

: 260 Kw

Operating Weight

: 48.100 kg

Bucket Capacity

: 1.9-2.5 m³

Engine Model

: AH-6WG1XYSA-01

Rated Engine RPM

: 1500

No. Of Cylinders

: 1500

Max. Implement Hydraulic Pump Output at RPM

: 720 L/min

Max. Drawbar pull

: 196 L9 - 1

Width of standard track shoe

: 600 mm

Maximum Travel Speed at Rated RPM

: Two Speed Travel



Lo

: 3,5 km/h



Hi

: 5,5 km/h

Fuel Tank Refill Capacity

: 725 L

Hydraulic System ( include tank )

: 560 L

L9 - 2

LAMPIRAN 10 SPESIFIKASI ALAT ANGKUT HINO FM 260 TI

Gambar L10.1 Dump Truck Hino FM 260 TI

Buatan

: HINO

Mesin - Model/Type

: U-type

- Power House

: 177PS/2800 Rpm

Ban - Depan

: 900 x 20 – 14 PR

- Belakang

: 900 x 20 – 14 PR L10 - 1

Kemudi - Type

: Hydroulic

- Perbandingan Gigi

: 1 : 6,914 2 : 4,543 3 : 2,588 4 : 1,525 5 : 1,000

- Lingkar Roda

: 700 T x 20 – 8 Standar

Rem - Depan

: Air Over Hydraulic

- Parkir

: Mekanis terpasang pada ujung Transaksi

Dimensi - Panjang Total

: 6195 mm

- Tinggi Total

: 2680 mm

- Jarak Terendah

: 250 mm

Kemampuan - Kecepatan Maksimum

: 75 km/jam

- Radius

: 7 cm

Kapasitas

: 22 Ton

L10 - 2

LAMPIRAN 11 Dokumentasi Kegiatan Tugas Akhir di PT. Internasional Prima Coal

27 Agustus 2016, Pukul 14.39 WITA

Gambar L11.1 Excavator Hitachi Zaxis 470 LC

27 Agustus 2016, Pukul 14.36 WITA

Gambar L11.2 Dump Truck Hino FM 260 TI

L11 - 1

27 Agustus 2016, Pukul 15.00 WITA

Gambar L11.3 Proses Pemuatan Overburden di Lokasi Tambang

27 Agustus 2016, Pukul 14.50 WITA

Gambar L11.4 Pengamatan di lokasi tambang

L11 - 2

28 Agustus 2016, Pukul 09.39 WITA

Gambar L11.5 Disposal Area

L11 - 3

Related Documents

011
November 2019 41
011
July 2020 23
011
December 2019 51
011
May 2020 32

More Documents from ""