Skenario Seorang anak berumur 7 tahun diantar oleh ibunya di Poli Klinik RSMH dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak lebih kurang selama 4 minggu. Awalnya terdapat demam yang naik turun selama dua minggu. Anak mengalami anoreksia dan penurunan berat badan, serta anak tampak lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya retraksi dinding dada, terdapat ronchi kasar, pekak saat dilakukan perkusi di kedua lapang paru, anak juga mengeluh kadang merasa nyeri pada bagian dada terutama saat batuk dengan skala 5. Anak berkeringat pada malam hari dan mengalami kesulitan saat tidur malam hari. Ibu menambahkan bahwa riwayat pemberian imunisasi pada anak tidak lengkap dan mereka tinggal bersama nenek yang pernah memiliki penyakit yang hampir sama serta mengkonsumsi obat yang cukup lama, namun tidak dihabiskan. Seminggu yang lalu anak telah dilakukan pemeriksaan Mantoux test didapatkan indurasi 6 mm. Ibu mengabaikan rekomendasi tenaga kesehatan saat itu. RR : 42x/menit, T : 38oC, BB : 13,6 kg, TB : 123 cm. Anak disarankan dirawat inap untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut serta pentalaksanaan yang tepat. 1.
Klarifikasi Istilah a. Anoreksia :
Menurunnya atau hilangnya nafsu makan (Dorland, Edisi 29)
Keadaan hilangnya suatu selera makan (Kamus Keperawatan)
b. Imunisasi :
Proses membuat subjek menjadi daya tahan tubuh secara aktif (Dorland, Edisi 29)
Membuat kebal (Kamus Kedokteran, Edisi Tahun 2000)
Proses pengebalan terhadap penyakit (KBBI Online)
c. Perkusi :
Perbuatan mengetuk sesuatu dengan ketukan pendek dan tajam sebagai cara untuk mengetahui keadaan yang ada dibaliknya berdasarkan suara ketukan yang terdengar (Dorland, Edisi 29)
Metode untuk menegakkan diagnosis. Suara yang terdengar ketika tubuh diketuk; perkusi membantu menentukan keadaan organ dibawah permukaan tubuh (Kamus Keperawatan)
d. Pekak : 1
Seperti suara ketukan pada otot atau hati (Major Diagnosis Fisis, Edisi 9)
e. Retraksi dinding dada :
Tindakan menarik kembali atau keadaan tertarik dinding dada (Dorland, Edisi 9)
Penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas, bersama dengan frekuensi napas (Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15 Volume 2)
f. Ronchi :
Bising napas yang terdengar pada auskultasi (periksa dengar), terjadi karena getaran isi cabang-cabang dan ranting-ranting tenggorokan pada hembusan keluar masuk udara napas, bising karena adanya cairan dalam saluran napas (Kamus Kedokteran, Edisi 2000)
g. Mantoux test :
Pemeriksaan diagnostik dengan menyuntikkan PPD secara intradermal, untuk skintest pada obat atau uji penyakit TB (Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan)
Salah satu uji untuk mendiagnosa TB (Departement of Health, Tuberculin skintest)
h. Indurasi :
Titik atau tempat yang keras secara abnormal (Dorland, Edisi 29)
Pengerasan jaringan atau organ yang abnormal (Kamus Keperawatan)
2. Identifikasi Masalah No
Pernyataan
Harapan
Konsen
1.
Seorang anak berumur 7 tahun diantar oleh ibunya di Poli
Tidak
VVV
Klinik RSMH dengan keluhan sesak napas dan batuk
Sesuai
berdahak lebih kurang selama 4 minggu. Awalnya terdapat
Harapan
demam yang naik turun selama dua minggu. Anak mengalami anoreksia dan penurunan berat badan, serta anak tampak lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya retraksi dinding dada, terdapat ronchi kasar, pekak saat dilakukan perkusi di kedua lapang paru, anak juga mengeluh kadang merasa nyeri pada bagian dada terutama
2
saat batuk dengan skala 5. Anak berkeringat pada malam hari dan mengalami kesulitan saat tidur malam hari. RR : 42x/menit, T : 38oC, BB : 13,6 kg, TB : 123 cm. 2.
Seminggu yang lalu anak telah dilakukan pemeriksaan
Tidak
mantoux test didapatkan indurasi 6 mm. Ibu mengabaikan
Sesuai
rekomendasi tenaga kesehatan saat itu. 3.
Anak
disarankan
dirawat
inap
VV
Harapan untuk
mendapatkan
pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut serta pentalaksanaan
Sesuai
-
Harapan
yang tepat.
3.
Prioritas Masalah Prioritas pertama : Seorang anak berumur 7 tahun diantar oleh ibunya di Poli Klinik RSMH dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak lebih kurang selama 4 minggu. Awalnya terdapat demam yang naik turun selama dua minggu. Anak mengalami anoreksia dan penurunan berat badan, serta anak tampak lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya retraksi dinding dada, terdapat ronchi kasar, pekak saat dilakukan perkusi di kedua lapang paru, anak juga mengeluh kadang merasa nyeri pada bagian dada terutama saat batuk dengan skala 5. Anak berkeringat pada malam hari dan mengalami kesulitan saat tidur malam hari. RR : 42x/menit, T : 38oC, BB : 13,6 kg, TB : 123 cm. Prioritas kedua : Seminggu yang lalu anak telah dilakukan pemeriksaan mantoux test didapatkan indurasi 6 mm. Ibu mengabaikan rekomendasi tenaga kesehatan saat itu.
4.
Analisis Masalah A. Seorang anak berumur 7 tahun diantar oleh ibunya di Poli Klinik RSMH dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak lebih kurang selama 4 minggu. Awalnya terdapat demam yang naik turun selama dua minggu. Anak mengalami anoreksia dan penurunan berat badan, serta anak tampak lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya retraksi dinding dada, terdapat ronchi kasar, pekak saat dilakukan perkusi di kedua lapang paru, anak juga mengeluh kadang merasa nyeri pada bagian dada terutama saat batuk dengan skala 5. Anak berkeringat pada malam hari dan mengalami kesulitan saat tidur malam hari. RR : 42x/menit, T : 38oC, BB : 13,6 kg, TB : 123 cm. 3
1. Apa saja jenis imunisasi yang seharusnya sudah didapatkan anak tersebut? 2. Bagaimanakah penatalaksanaan dalam menghadapi keterlambatan imunisasi? 3. Apakah diagnosa medis yang dapat ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian? Dan disertakan analisis data! 4. Jelaskan sistem skoring dan gejala pemeriksaan penunjang TB anak! 5. Jelaskan patofisiologis TB paru pada anak! 6. Jelaskan bagaimana pengobatan TB pada anak? 7. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan disertai analisa data dan prioritas diagnosa? 8. Berikan intervensi yang dapat direncanakan berdasarkan diagnosa yang sudah ditegakkan! 9. Jelaskan suara-suara napas normal maupun suara napas tambahan! 10. Jelaskan suara perkusi normal pada lapang paru! Apakah yang menyebabkan suara pekak pada perkusi lapang paru? 11. Bagaimanakah status nutrisi pada Anak tersebut? 12. Bagaimanakah TTV yang normal pada anak usia 7 tahun? 13. Bagaimanakah menentukan skala nyeri pada anak? B. Seminggu yang lalu anak telah dilakukan pemeriksaan mantoux test didapatkan indurasi 6 mm. Ibu mengabaikan rekomendasi tenaga kesehatan saat itu. 1. Jelaskan Mantoux Test serta bagaimana Mantoux test dianggap positif? 5. Hipotesis Sementara Diagnosis medis : TB paru 6. Learning Isue Masalah
W.I.K
W.I.D.K
1. Apa saja jenis imunisasi yang seharusnya
W.I.H.T.P V
sudah didapatkan anak tersebut? 2. Bagaimanakah
penatalaksanaan
dalam
V
menghadapi keterlambatan imunisasi? 3. Apakah
diagnosa
medis
yang
dapat
V
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian? Dan disertakan analisis data! 4. Jelaskan
sistem
skoring
dan
gejala 4
V
pemeriksaan penunjang TB anak! 5. Jelaskan patofisiologis TB paru pada anak!
V
6. Jelaskan bagaimana pengobatan TB pada
V
anak? 7. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat
V
ditegakkan disertai analisa data dan prioritas diagnosa? 8. Berikan intervensi yang dapat direncanakan berdasarkan
diagnosa
yang
V
sudah
ditegakkan! 9. Jelaskan suara-suara napas normal maupun
V
suara napas tambahan! 10. Jelaskan suara perkusi normal pada lapang
V
paru! Apakah yang menyebabkan suara pekak pada perkusi lapang paru? 11. Bagaimanakah status nutrisi pada Anak
V
tersebut? 12. Bagaimanakah TTV yang normal pada anak
V
usia 7 tahun? 13. Bagaimanakah menentukan skala nyeri pada
V
anak? 14. Jelaskan Mantoux Test serta bagaimana Mantoux test dianggap positif?
Peta Konsep
Abortus Provokatus
5
V
Perdarahan desidua basalis
Nekrosis jaringan sekitar Resiko infeksi Hasil konsepsi terlepas
Uterus berkontraksi
Nyeri
Servik terbuka
Hasil konsepsi keluar sebagian (Abortus Inkomplit)
Nyeri
Perdarahan
Defisit volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan rasa nyaman
Evakuasi
I. Kesimpulan
6
Derisit perawatan diri
Gangguan pola tidur
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari skenario maka dapat disimpulkan bahwa Nn. A melakukan abortus provokatus atau abortus buatan sengaja. Dari tindakan abortus provokatus ini dapat menimbulkan perdarahan di desidua basalis, perdarahan ini menyebabkan nekrosis di jaringan sekitar sehingga hasil konsepsi tidak dapat bertahan dalam rahim (uterus) dan terlepas dari dinding rahim (uterus). Lepasnya hasil konsepsi ini merangsang terjadinya kontraksi uterus, kontraksi ini mucul untuk mendorong hasil konsepsi yang terlepas dapat keluar dari uterus sehingga menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Selain itu kontraksi ini juga memicu untuk terbukanya servic sebagai jalan lahir bagi hasil konsepsi. Setelah servik terbuka maka hasil konsepsi akan keluar. Dalam scenario dijelaskan bahwa hasil konsepsi keluar sebagian, kejadian ini disebut sebagai abortus inkomplitus yang mana dapat menimbulkan perdarahan dan nyeri. Perdarahan dapat mengakibatkan munculnya masalah keperawatan yaitu defisit volume cairan dan gangguan perfusi jarinan. Sedangkan nyeri dapat menyebabkan gangguan rasa nyaman, defisit perawatan diri, dan intoleransi aktivitas pada Nn. A. Tatalaksana abortus inkomplitus adalah dengan Aborsi bedah sebelum usia kehamilan 14 minggu dilakukan dengan cara mula-mula membuka serviks, kemudian mengeluarkan kehamilan secara mekanis yaitu dengan mengerok isi uterus (kuretase tajam) , dengan aspirasi vakum (kuretase isap) atau keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
7
Bulecheck, G. M., dkk. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Ed. 6. Singapura.: Elsevier. Herdman, T. H & Kamitsuru, S. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Ed. 10. Jakarta: EGC. Moorhead, S., dkk. (2016). Nursing Outcome Classification (NOC). Ed. 6. Singapura: Elsevier. Nurarif, Amin Huda & Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Jogja. Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Nuha Medika. Sukarni, Icemi & Wahyu. P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
8