Sk (9.2.2 Ep.1) Standar Dan Sop Layanan Klinis.docx

  • Uploaded by: Fidyan Hifzhani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sk (9.2.2 Ep.1) Standar Dan Sop Layanan Klinis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,807
  • Pages: 7
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS BATU RAYA Jl. Kenanga DesaBatu Raya I KecamatanGunungTimange-mail : [email protected]

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BATU RAYA NOMOR : /SK-ADM/II/PKM-BRY/2019

TENTANG STANDAR DAN SOP LAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS BATU RAYA Menimbang

: a.

Bahwa untuk menyelenggarakan pelayanan klinis yang bersaing, maka perlu ditetapkan standar dan standar prosedur operasional dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis secara berkesinambungan;

b.

Bahwa untuk meningkatkan mutu layanan klinis, maka perlu dilakukan penetapan standar pelayanan klinis;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Batu Raya tentang Standar dan SOP Layanan Klinis.

Mengingat

: 1. 2.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;

3.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

4.

Peraturan

Menteri

Kesehatan

No.1691/MENKES/PER/VIII/2011

Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

M E M UT U S K A N Menetapkan :

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BATU RAYA KABUPATEN

BARITO

UTARA

TENTANGSTANDAR

DAN

SOPLAYANAN KLINISDI UPT PUSKESMAS BATU RAYA. KESATU

:

Menentukan standar dan SOP layanan klinis;

KEDUA

:

Penyusunan standar dan SOP layanan klinis dilaksanakan dengan melibatkan tenaga klinis.

KETIGA

:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan perbaikan sebagaiman mestinya.

Ditetapkan Di Pada tanggal

: Batu Raya :

Kepala UPT Puskesmas Batu raya

HONDRE NIP. 19651212 198803 1 023

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA NOMOR

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

8.

:

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PENDAFTARAN PASIEN UPT PUSKESMAS BATU RAYA Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang ditunjuk secara resmi. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran. Hak-hak pasien meliputi: a. Memperoleh informasi Mengenai Tata Tertib yang berlaku di Puskesmas b. Memperoleh Informasi Mengenai Hak dan Kewajiban Pasien c. Memperoleh Pelayanan yang Manusiawi,Adil dan tidak diskriminatif d. Memperoleh Layanan Kesehatan yang Bermutu sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional e. Menerima atau Menolak sebagian atau seluruh pertolongan (kecuali tidak sadar,Penyakit Menular Berat,atau gangguan Jiwa Berat) f. Mendapat jaminan Kerahasiaan Terkait Penyakit yang di deritanya(kecuali perintah Undang – Undang,Pengadilan dan atas izin yang bersangkutan) g. Mendapat Penjelasan Lengkap Tentang Penyakit Yang di deritanya, Hingga Pengobatan atau Tindakan Medis yang akan di Dapat h. Meminta Pendapat dokter atau Dokter Gigi lain i. mendapatkan isi rekam Medis Dengan Cara Mengajukan Permintaan Tertulis Kepada Kepala Puskesmas j. Menyampaikan Keluhan terhadap Kualitas pelayanan di Puskesmas k. Megajukan Tuntutan Ganti Rugi Akibat Salah atau kelalaian (Kecuali Tindakan Penyelamatan Nyawa atau Cegah Cacat) Kewajiban pasien meliputi: a. Mematuhi Tata Tertib yang Berlaku di Puskesmas b. Bersikap Sopan dan Menghargai semua Petugas Puskesmas c. Menghargai dan Tidak Mengganggu Kenyamanan Pengunjung Pusksemas Lainnya d. Bersikap Kooperatif dalam menerima Pelayanan dari Petugas Puskesmas e. Tidak Merokok di lokasi Puskesmas

Ditetapkan Di Pada tanggal

: Batu Raya :

Kepala UPT Puskesmas Batu raya

HONDRE NIP. 19651212 198803 1 023

LAMPIRAN II NOMOR

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA :

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan pengkajian. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak perlu. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOP. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang kompeten. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi persyaratan. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan tempat yang memadai. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan efisiensi sumber daya. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada pasien. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

Ditetapkan Di Pada tanggal

: Batu Raya :

Kepala UPT Puskesmas Batu raya

HONDRE NIP. 19651212 198803 1 023

LAMPIRAN II NOMOR

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA :

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PELAKSANAAN LAYANAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

13. 14.

15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.

Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjuti. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat. Daftar kasus-kasus gawat darurat yang sering ditangani: 1. Trauma / Rudapaksa a. Kecelakaan lalu lintas b. Kecelakaan kerja, etc. 2. Gastritis 3. Krisis hipertensi (Urgency dan Emergency) 4. Gastroenteritis akut (Diare) 5. Ureterolithiasis (Batu saluran kencing) 6. Retensio urine (t.u e.c BPH) 7. Infeksi saluran kemih 8. Malaria 9. Unspecified bacterial infection 10. Unspecified viral infection 11. Vertigo (t.u e.c BPPV) 12. Fraktur pada extremitas Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi. Daftar kasus-kasus beresiko tinggi yang sering ditangani: a. TBC b. Malaria c. Campak d. Varicella / Herpes Zoster e. Demam Berdarah Dengue Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal). Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya. Pasien berhak untuk menolak pengobatan. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur yang baku. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent. Jenis-jenis pelayanan anastesi dan sedasi yang tersedia di UPT Puskesmas BATU RAYA adalah 1. Anastesi lokal

a. Anestesi lokal dilakukan dalam tindakan bedah minor yang dapat dilakukan di UPT Puskesmas BATU RAYA b. Preparat yang digunakan adalah Lidocaine 2 %. 2. Anastesi topikal a. Anastesi dilakukan pada pencabutan gigi goyang, insisi abses. b. Preparat yang digunakan adalah chlor etyl. 30. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan. 31. Hal-hal yang harus dimonitor antara lain: Keadaan umum pasien, kesadaran pasien, anda vital pasien yang meliputi: a. Tekanan darah b. Nadi c. Respiratory rate d. Suhu 32. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan.

Ditetapkan Di Pada tanggal

: Batu Raya :

Kepala UPT Puskesmas Batu raya

HONDRE NIP. 19651212 198803 1 023

LAMPIRAN II NOMOR

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

:KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA :

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS RENCANA RUJUKAN UPT PUSKESMAS BATU RAYA Rujukan pasien dipandu oleh prosedur yang baku. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses rujukan. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten. Kriteria merujuk pasien secara umum meliputi: a. Berdasarkan atas indikasi medis. b. Bukan permintaan pasien atau keluarganya sendiri. c. Karena keterbatasan alat dan sarana kesehatan.

d. Memakai ambulance rujukan/didampingi petugas kesehatan UPT Puskesmas BATU RAYA. 10. Kriteria rujukan yang berlaku di UPT Puskesmas BATU RAYA adalah : l. Pasien dengan kondisi cedera berat yang tidak dapat ditangani di puskesmas 1. Cedera kepala sedang dan berat 2. Fraktur (di lokasi apapun) 3. Degloving injury 4. Kerusakan tendon atau otot, etc. m. Pasien dengan kondisi sakit berat atau tidak stabil yang membutuhkan penanganan spesialistik dan obat – obatan khusus. 1. Stroke iskemik atau hemoragik 2. Chronic kidney disease / gagal ginjal 3. Acute coronary syndrome n. Pasien yang di Observasi tanpa ada perbaikan (minimal 2 jam di puskesmas) atau mengalami perburukan pada saat pasien datang kepuskesmas. o. Neonatus dengan kondisi yang meragukan (ex. Intake sulit, kondisi lemah, etc.) p. Pasien dengan kondisi yang dapat ditangani di puskesmas namun karena ketidaktersediaan alat atau obat maka harus dirujuk. q. Ibu hamil dengan kondisi partus tidak normal / tidak fisiologis, sesuai dengan instruksi dokter spesialis kandungan. 1. Pre-eclampsia berat atau eclampsia 2. Presentasi selain presentasi kepala 3. Kehamilan multi gestasi 4. Dystocia 5. Kehamilan dengan gawat janin 6. Ketuban pecah dini 7. Persalinan prematu Ditetapkan Di Pada tanggal

: Batu Raya :

Kepala UPT Puskesmas Batu raya

HONDRE NIP. 19651212 198803 1 023

Related Documents


More Documents from "Sabran Jamil Pulubuhu"