(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
GERAKAN MISI RAHASIA LEMBAGA SALIBIS (BAGIAN KE I)
Kita sering terlalu menyederhanakan, mengganggap sepi, tidak peduli, terlalu menggantungkan kepada keyakinan—tanpa banyak berbuat—bahwa Allah SWT pasti akan mengalahkan kebathilan dan memenangkan yang haq. Padahal Ali bin Abi Thalib r.a. sendiri pernah berujar, “Kebathilan yang diorganisir dengan baik akan mampu mengalahkan al-haq yang tidak diorganisir.” Ini diucapkannya empatbelas abad yang lalu.
Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 1
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
T idak ada Islamisasi. Tidak ada perintah dalam ayat Al-Qur’an untuk melakukan peng-Islam-an semua umat manusia. Dalam setiap ayatnya Al-Qur’an memerintahkan hanya untuk disampaikan atau diberitakan saja. A da Kristenisasi. Sebaliknya Bibel membebani Gereja/lembaga kekristenan melakukan misi penyebaran agama (religion spreading) demi memperbesar populasi umat dengan berbagai cara, dimana penyebaran tersebut dengan beban target agar semua umat manusia menjadi murid Yesus. Salah satu contoh ayat dalam bentuk kalimat perintah (imperatif) adalah ; “Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”. (Matius 28:16-20, Markus 16:14-16, dan Kisah Rasul 1:6-8).
Konsep dan perintah babel untuk menjadikan semua umat manusia
jadi muridnya (pengikut Yesus), terbukti dilapangan sudah diakui Pdt. Dr. A.A. Yewangoe, Ketua Umum PGI, di Majalah Kristen Narwastu, no.2, Agustus 2003, hal 15 ; “Memang tidak perlu dibantah, ada juga gereja yang melakukan kristenisasi. Ini aneh, sementara tokoh sentral kristiani sendiri mengakui ada kristenisasi, tapi tokoh-tokoh Islam Liberal, membela tidak ada kristenisasi. S umber Konplik. Sisi terakhir inilah yang seringkali menimbulkan konflik sosial bahkan politis, akibat perbedaan konsep dan perintah masing-masing sesuai kitab-sucinya. Kristiani memiliki tugas menjadikan semua bangsa muridnya. Bahkan perintah untuk mengkristenkan tersebut menjadi satu-satunya amanat agung dalam bibel. Sementara Islam, juga pemeluk agama lainnya, sudah pasti akan mempertahankan diri dengan berbagai cara dari serbuan program pelaksanaan amanat agung tersebut. Melihat kondisi diatas, semua sudah pasti tahu, tidak mungkin bila tidak terjadi gesekan. Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 2
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Amanat agung = Imperialisme Agama. Penyebaran agama bukanlah istilah baru, tetapi sudah menjadi fenomena sejarah dunia, khususnya yang berhubungan dengan keberadaan agama-agama samawi (revelation religion), terutama Kristen dan Islam. Agama Kristen berpayung pada istilah ”memberitakan kabar baik” (pemberitaan Injil), dan Agama Islam bertopang pada istilah ”Syiar Islam”. Penyebaran agama Kristen pada awalnya disebarkan dengan cara-cara tradisional (memberitakan dari individu ke individu dan khususnya ke komunitas Yahudi di Palestina), tapi akhirnya menumpang pada sistem kolonialisme (era penjajahan negara-negara Eropa ke Asia dan Afrika), sedangkan Islam tersebar karena peranan para pedagang, saudagar dan pelaut yang berkelana untuk membangun interaksi bisnis, persis seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Bahwa pada masa itu ada peperangan itu lebih disebabkan karena penolakan dari masyarakat non muslim yang tidak menghendaki Islam menjadi agama bagi masyarakat diwilayahnya. Dalam konteks penyebaran agama Kristen, perkawinan antara ”misi” dengan ”kolonialisme” menghasilkan istilah ”imperialisme agama”, yang selalu dikatakan oleh kalangan gereja sebagai kristenisasi masa lalu (yang berbeda dengan masa kini). ”Kebetulan pada saat itu misi Kristen dilakukan bersamaan juga dengan masa kolonialisme”, demikian argumentasi sebagian besar tokoh-tokoh gereja. Kritenisasi masa lalu yang berbau kolonialisme ini dianggap sebagai sesuatu yang di luar kemauan gereja (by accident), begitulah fihak gereja berusaha membebaskan diri dari tuduhan semacam ini (exoneration). Benarkah imperialisme waktu itu faktor kebetulan ?, dan apakah imperialisme agama itu sekarang tidak ada lagi ?. Dengan menyimak kalimat perintah ; “Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”. Itu sudah sangat eksplisit adanya perintah yang mengawinkan antara ”misi” dengan ”kolonialisme” menghasilkan yang akan menghasilkan istilah ”imperialisme agama”. Salah satu implementasinya, sampai semua anggota gereja diberikan dorongan untuk melakukan gerakan misi. Di sebelah kiri adalah kartu anggota gereja GBI Keluarga Allah, dimana ditulis motto dengan kalimat ; “Selamatkan Jiwa Berapapun Harganya”. Bila disederhanakan dari sisi umat Islam, bahasanya akan menjadi; “Murtadkan umat muslim, walaupun harus dibayar mahal” Dengan berbagai bentuk semangat tersebut diatas maka tidaklah aneh bila Robert S. Speer, seperti yang dikutip oleh AWF Idenburg (Idenburg, Gedenkboek ARP, 187, Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 3
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
8, p.220), untuk membela politik pengkristenan terhadap dunia Islam, menyatakan, “Pilihan untuk dunia, bukanlah Muhammad dan Kristus. Tapi hanya Kristus. Kristus atau hancur dan mati. Islam (yaitu penyerahan kepada Tuhan) yang seharusnya adalah menyerahkan diri kepada Kristus, baru boleh bicara tentang hidup dan merdeka”.
P etunjuk Babel & Pelaksanaan di Lapangan. Apalagi kiat-kiat gerakan penginjilan sangat jelas diberikan petunjuk oleh babel didalam matius 10;16 ; “Karena kita bagaikan domba yang hidup di tengah-tengah serigala, maka kita harus CERDIK SEPERTI ULAR dan TULUS SEPERTI MERPATI”, pasti akan digunakan selamanya dalam banyak aspek. Bagaimana implementasi petunjuk Babel tersebut ? Beberapa contoh jenis gerakan cerdik seperti ular tersebut kita ungkap berikut ini.
Berbagai Contoh Gerakan Misi Terlubung (Hidden Mission) Yang Berbau Intelijen di Indonesia Dari penelitian ARIMATEA, tidak semua gereja, lembaga misi dan umat kristiani tahu tentang gerakan yang akan kita bungkap ini. Bahkan saya meyakini, hanya sebagian kecil gereja. Lembaga misi dan umat kristiani yang tahu dan terlibat.
1. Gerakan Rahasia Sandi “Hidup Nabi” Gerakan atau operasi rahasia ini dirumuskan pada tahun 1986 untuk menandingi fenomena kebangkitan Islam yang dimulai di era 1980-an, yang akan menghambat gerakan penginjilan yang mereka jalani selama ini. Saat itu di Indonesia mulai tampak adanya geliat berbagai harakah Islam, antara lain Jamaah Tabligh yang oleh aktivis gereja disebut sebagai jamaah kompor karena ke mana-mana suka menenteng kompor. Fenomena ini dicermati dan diwaspadai oleh gereja. Kepada aktivis Jamaah Tabligh, beberapa aktivis gereja secara sirriyah masuk ke dalam kelompok itu dan bertanya mengapa suka berpindah-pindah dari masjid ke masjid. Kemudian menggeliatnya berbagai harakah lainnya, baik Salafi, Ihwanul Muslimin, HTI dan berbagai gerakan lainnya, baik yang bersifat gerakan sampai yang bersifat penerapan sunah Nabi, misalnya sudah mulai mengaungnya dan dipublikasikannya pernikahan Poligami. Ini semua tidak lepas dari pemantauan ketat pihak gereja dan lembaga misinya. Keadaan ini sangat membuat mereka gerah. karena itu, kaum Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 4
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Evangelis lalu berkumpul dan membentuk satu gerakan untuk mengantisipasi gerakan ini dengan nama sandi ‘Hidup Nabi’. Istilah ‘Hidup Nabi’ sesungguhnya merupakan singkatan dari ‘Hidupkan Dan Upayakan Peradaban Nasrani sebagai Bagian dari Iman mereka.’ Walau namanya gerakan “Hidup Nabi’, sesuai makna sebenarnya yang terkandung dalam arti Hidup Nabi tersebut, maka dalam perjuangannya bersifat malah menghadang segala hal yang bisa membuat umat Islam kembali kepada jalan hidup Rasulullah SAW. Para Evangelis ini membuat konsep bagaimana menghadang, menghambat dan melemahkannya, baik dengan cara mengadu domba dan seribu satu macam cara lainnya. Gerakan ini dirumuskan sekitar bulan Mei 1986, setelah Hari Pantekosta, dalam sebuah rapat di Bukit Getsemani, Ungaran, Jawa Timur. Rapat untuk merumuskan ini terbilang cukup lama, sekitar satu pekan, dan diikuti oleh seratus limapuluhan (150) utusan Sekolah Theologia dari seluruh daerah Indonesia, bahkan juga dihadiri oleh utusan dari Asean, Australia, Palau, dan Guam. Utusan khusus dari Ibu Theresa dari India juga datang. Bukit Doa Taman Getsemani ini merupakan tempat doa (retreat) terbesar dan pertama di Indonesia milik Protestan. Setelah diputuskan, maka gerakan ini dimulai secara serentak di seluruh nusantara pada tanggal 17 Januari 1987. Diputuskan mereka membentuk tim dalam pelaksanaan gerakannya. Calon-calon anggota Tim ‘Hidup Nabi’ menjalani pendidikan di Bukit Doa Taman Getsemani selama tujuh bulan. Di dalam misi, para Laskar Kristus yang mengemban “Hidup Nabi’ ini terbagi dalam tiga tim untuk satu sasaran. Sasaran di sini adalah orang Islam yang masih muda, mahasiswa, pelajar, namun tidak tertutup kemungkinan juga orang dewasa. Tim pertama yang bertugas mendekati sasaran (orang Islam yang dituju), kesehariannya memakai pakaian layaknya umat Islam, yang pria memakai baju koko dan peci, bahkan jubah dan gamis, jika perlu memelihara jenggot. Sedang yang perempuan pakai jilbab. Tim pertama ini mencoba mendekati, mengakrabi, dan membuat sasaran percaya padanya. Ia berperan sebagai orang Islam yang baik dan kaffah. Tim kedua masih memakai pakaian Islam tapi lebih longgar, yang perempuan tidak lagi jilbab tapi kerudung, sedang yang laki-laki berpakaian koko tanpa peci atau pakaian biasa. Tim ketiga adalah tim yang sudah tidak memakai busana khusus, karena tim ini bertugas untuk menyampaikan kabar gembira dan mengaku sebagai Kristen. Antara satu tim dengan tim yang lain berpura-pura tidak saling kenal. Walau bertemu berpapasan di jalan, mereka tidak akan saling sapa. Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 5
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Mereka ini selain dibekali keterampilan wawasan keislaman, hapal kisah nabi-nabi dan memfavoritkan Nabi Sulaiman a.s. Sebelumnya, pada periode 1970-an, para Evangelis dan Laskar Kristus ini banyak mengkaji berbagai hal yang terdapat dalam masyarakat Indonesia seperti tradisi, budaya, dan corak sosiologis, termasuk segala hal yang berhubungan dengan keislaman, agama yang banyak dipeluk rakyat Indonesia. Setelah itu, pada periode 1980-an mereka mulai bergerak dengan langkah-langkah yang sistemik dan terencana. Yang terlibat dalam gerakan ini hampir semua sekte gereja Protestan, karena ini bersifat Oikumene (persekutuan gereja), termasuk dari kalangan Katolik Kharismatik dan Katolik Ortodoks, terkecuali Katolik Roma. Oikumene ini seluruhnya berada di bawah kendali International Evangelis Fellowship Organization (IEFO) yang bermarkas di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh John Paul. Dan ternyata John Paul ini juga salah satu pejabat di dinas intelijen AS (CIA). Operasi rahasia ‘Hidup Nabi’ dalam tataran pergerakan mempunyai beberapa target, yakni target yang paling rendah adalah menjadikan umat Islam hidup dan berperilaku seperti layaknya orang Kristen, ini mencakup dalam pemikiran dan budaya. Target kedua adalah menjadikan umat Islam resist (saling bermusuhan terus) terhadap cara-cara yang dilakukan oleh harakah-harakah satu dengan lainnya Ketiga, Di sisi lain, gerakan ini banyak mempromosikan budaya hidup dan pemikiran yang kebarat-baratan, sebab gaya hidup barat dianggap mewakili budaya hidup dan pandangan Kristiani. Eropa sendiri selama berabad-abad dijuluki sebagai The Christendom atau Terra Biblica yang memiliki arti ‘negeri-negeri Kristen’ atau ‘Tanah Kristen’. Gerakan ‘Hidup Nabi’ berupaya membuat umat Islam tertarik dan hidup sepenuhnya sebagaimana orang Barat. Target keempat adalah menjadikan umat Islam itu sangsi atas agamanya sendiri dan kemudian tanpa disadari sebenarnya beriman kepada ajaran Kristus/gereja (Millah-baca QS Al-baqoroh 120). Setelah dalam waktu tertentu melakukan gerakan ‘Hidup Nabi’, sejumlah tokoh kristiani melakukan berbagai evaluasi dan hasilnya sungguh menggembirakan mereka. Target pencapaian yang ditetapkan hanya sekitar 60%, tapi hasil yang didapat hampir 80%. Ini melebihi target. Menurut mereka salah satu faktor keberhasilan gerakan ini adalah membuat beberapa daerah berani menolak kehadiran Jamaah Tabligh dan beberapa harakah lainnya di wilayahnya. Beberapa masjid yang dimasuki Laskar Kristus juga akhirnya menolak kehadiran para aktivis Islam itu yang dikatakan sebagai orang-orang radikal atau fundamentalis. Yang Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 6
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
disusupi oleh Laskar Kristus kebanyakan kantong-kantong Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Mereka tahu kelemahan dan kekurang umat Islam adalah ukuwah sesama mereka sendiri. Dengan bekal pengetahuan ini, mereka mendatangi dan menyusup keberbagai komunitas yang dianggap lemah dan mudah menjadi ajang penyusupan. Kemudian melalui lapisan ketiga atau kedua dari beberapa tokoh Islam yang sudah menjadi “biduk” mereka dalam peperangan aqidah ini, diinformasikan berbagai data tentang ancaman gerakan-gerakan yang sedang menggeliat tersebut. Hampir semua isu, data, fakta yang dimasukan dengan cara canggih ini kepada tokoh Islam lainnya, yang oleh umat Islam disebut Islam Liberal (JIL). Menurut mereka, target mengajak tokoh-tokoh JIL ini untuk bersuara terhadap kelompok yang dianggap keras sangat berhasil dianggap berhasil. “Kami para Laskar Kristus yang bekerja secara rapih, tersenyum, sangat senang, dan tidak sedikit mengekspresikan kegembiraan kami ini dengan berbagai cara, dimana pekerjaan kami berhasil, berbagai tokoh Islam yang menghantam Islam sendiri” Kalimat itu di ucapkanjoleh Andronikus MH kaparang, salah seorang mantan lascar kristus nyang terlibat dalam gerakan ini. “Demikian juga, melalui berbagai organisasi dan tokoh Islam perorangan -yang tanpa disadari itu dorongan kami- kami mempropagandakan anti poligami, hak persamaan wanita, HAM, dll.” Demikian tambahnya. Laskar Kristus yang bergabung dalam gerakan bersandi ‘Hidup Nabi’ ini terdiri dari berbagai kalangan. Ada yang masih kuliah, ada pula yang sudah bekerja. Yang kuliah melakukan misi ini setiap Jum’at sore sampai hari Minggu, sedang yang sudah tidak kuliah melaksanakan misi ini setiap waktu sesuai dengan perintah dan arahan komandan lapangannya. Keseluruhan tim ini terdiri dari 30% perempuan dan 70% laki-laki. Yang perempuan mempunyai tugas khusus tambahan yakni mengincar tokoh-tokoh harakah Islam dalam segala tingkatan untuk didekati dan bahkan rela jika dijadikan diajak bermaksiat & berzinah. Jika sampai terjadi hal-hal seperti ini, maka si perempuan akan membuka aib tersebut dan hancurlah nama si tokoh Islam itu. Misi khusus ini memang sengaja menargetkan tokoh-tokoh Islam, sebab gereja memiliki kalkulasi tersediri. Dalam gerakan ini dan juga gerakan-gerakan rahasia lainnya, juga gerakan gereja secara keseluruhan, masalah dana bukanlah halangan. Yang masuk ke kas gereja itu banyak sekali. Bukan lagi hitungan ratusan juta tapi sudah miliaran. Komposisi sumber dana untuk kegiatan ini 30% nya berasal dari dalam negeri, dan 70% berasal dari luar negeri. Yang berasal dari dalam negeri itu sumbernya diperoleh Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 7
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
dari kolekte tantangan yang diberikan waktu kebaktian setiap awal bulan. Dalam gereja itu ada tiga jenis kolekte yaitu Kolekte Persembahan yang bersifat biasa, Kolekte Tantangan, dan Kolekte Diakonia. Dari seluruh gereja, Kolekte Tantangan ini dikumpulkan khusus untuk mensupport kegiatan penginjilan. Kolekte Persembahan adalah kolekte atau sumbangan yang bersifat biasa, sumbangan persepuluhan, menggunakan amplop. Ini seperti zakat di dalam umat Islam, hanya saja besarnya itu minimal sepuluh persen dan diberikan kepada gereja setiap bulan. Dari pengakuan sejumlah aktivis gereja, para jemaat yang menyerahkan kolekte persepuluhan ini jumlahnya sangat sedikit yang benar-benar sepuluh persen, nyaris semuanya lebih dari sepuluh persen, dan bukan barang aneh jika di dalam amplop itu tidak ada uang kas tetapi cek dalam jumlah nominal yang besar. Selain itu gereja juga mendapatkan sponsor-sponsor dari berbagai perusahaan yang pemiliknya juga beragama Kristen. Sponsor ini selain berupa uang juga berupa alat-alat penginjilan dari radio mini hingga kendaraan bermotor dan alat komunikasi. Banyaknya ‘logistik’ ini menyebabkan aktivis penginjilan bisa berkosentrasi dengan tugasnya dan menuai hasil yang besar. Dan ini akan terus dilakukan hingga satu waktu yang disebut sebagai ‘Maranatha’ yang berarti sampai dengan turunnya Yesus Kristus kedua kalinya. 2. Gerakan Rahasia Sandi “Airmata” (Pacarisasi & hamilisasi) Operasi atau gerakan rahasia ini juga dirumuskan di Jawa Timur, 14 April 1984. Hanya saja, target dari operasi ini dikhususkan untuk menaklukkan perempuanperempuan Islam, yang pada saat itu umat mulsim mengenalnya gerakan hamilisasi. Jika si Muslimah yang dihamili itu mau masuk Kristen maka itu prestasi besar, namun jika tidak maka anaknya yang dilahirkan itu akan diambil paksa untuk ikut pada ‘ayahnya’ dan dibesarkan dalam iman Kristiani. Sandi ‘Airmata’ ini adalah singkatan dari “Ahklak, Iman, Remaja Muslim Akan Tetap ter-Ambil”. Ini adalah gerakan untuk ‘mengambil remaja-remaja Islam’ yang pelakunya rata-rata masih anak-anak muda usia yang aktif di gereja. Sandi ini berasal dari Daniel Sukarno dari Sekolah Theologia Etheos Solo, Jawa Tengah. Perumusnya sendiri ada delapan orang utusan dari sekolah-sekolah theologia. Mereka adalah: Andronikus MH. Kaparang dari Sekolah Tinggi Theologi (STT) Surabaya, Salmon dari STT Karangluh Malang, Heri dari STT Tibernakel-Bethel, Endang (pria) dari Gereja Pasundan, dan lain-lain. Rapat dilakukan di Bukit Doa Tretes, Desa Prigen, Pasuruan, tanggal 14 April 1984. Tempat ini adalah pusat dari segala rapat rahasia di Indonesia karena tempatnya sangat luas, terpencil, dan aman. Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 8
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Salah satu contoh gerakan adalah apa yang terjadi pada malam tahun baru, 31 Desember 1987. Pola ini terus dilakukan hingga sekarang. Pada akhir tahun itu, Laskar Kristus melepas sejumlah anak-anak muda Kristen, nakal, yang telah dididik, memahami tujuan gerakan, dan bisa merahasiakan misi, kebanyakan dari pemuda gereja, ke tempat-tempat hiburan. Setiap rayon dari Laskar Kristus, misal Rayon Semarang, melepas anak-anak ini, tentunya dengan koordinasi terlebih dahulu agar tidak tumpang tindih. Misi mereka adalah: mengincar remaja-remaja puteri yang beragama Islam—jika bisa dari kalangan orang terpandang, temannya banyak, atau anak orang berpengaruh seperti anak kiai, pengasuh pesantren, atau santriwati—untuk didekati, diajak kenalan, dan dibawa ke motel, vila, atau hotel untuk dihamili. Semua ongkos vila, motel, atau hotel, dibayarkan oleh komandan lapangannya masing-masing. Jika sasaran sudah hamil, maka harus dijaga agar dia tidak melakukan aborsi. Dan ketika usia kehamilannya sudah menginjak bulan keempat, maka barulah si gadis diberi move atau tekanan agar mau masuk Kristen. Ini memerlukan berbagai teknik dan ancaman tentunya. Anak-anak muda Kristen yang nakal-nakal ini yang sudah dididik secara khusus bukanlah bagian dari Laskar Kristus inti. Karena anggota Laskar Kristus inti sudah tidak mampu lagi melakukan hal itu disebabkan sudah banyak yang dikebiri sehingga impoten (tidak bisa menghasilkan anak). Hal ini dilakukan agar para Laskar Kristus inti ini bisa fokus pada misinya dan tidak diberatkan dengan urusanurusan yang lebih bersifat pribadi. Gerakan ‘Airmata’ ini menuai hasil cukup memuaskan. Satu anak didik diwajibkan minimal mempunyai anak sembilan orang dari menghamili gadis Islam, jika lebih dari itu maka itu lebih baik. Bahkan menurut kesaksian Ev. Andronikus MH. Kaparang, ada yang sampai ‘berhasil’ mempunyai anak belasan hingga puluhan orang dari gerakan ini. Misal, salah seorang anak muda yang juga penginjil bernama Yulianto, asal Blitar-Jawa timur, dia berhasil mempunyai sembilan belas anak dari gadis-gadis Islam yang dihamilinya. Sekarang ia masih di Jawa Timur dan sudah hidup enak karena berbagai fasilitas yang diberikan gereja karena ia dipandang cukup berprestasi. Sedang anak-anaknya ditampung di panti asuhan. Sedang gadis-gadis Islam yang telah dihamili itu ada yang akhirnya masuk Kristen, ada pula yang kembali lagi ke Islam tanpa membawa anaknya.
Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 9
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
“Saya masih tahu nama korban-korbannya, juga tempat tinggal mereka. Sewaktuwaktu jika diperlukan saya bisa membantu untuk menghubungi mereka,” ujar Andronikus Kaparang ini. Yulianto sebenarnya ‘belumlah apa-apa’ jika dibandingkan dengan Lubis, seorang penginjil juga, yang telah ‘berprestasi’ menghasilkan lebih dari empat puluh anak bagi gereja dari gerakan seperti ini. Lubis sendiri dalam melakukan misinya selalu berpindah-pindah tempat. Setelah dua atau tiga korban, ia selalu pindah. Dan kini Lubis bersama timnya sedang bertugas di Irian. Gerakan rahasia ‘Airmata’ ini memang khusus ditujukan pada sasaran remaja puteri Islam, namun jika diperlukan juga menargetkan perempuan dewasa Islam. Strateginya sama, diajak berkenalan, menjalin hubungan intens, dan dihamili. 3. Gerakan Rahasia Sandi ‘Hidup Baik’ ; Selain gerakan rahasia bersandi ‘Hidup Nabi’, ada pula gerapan rahasia bersandi ‘Hidup Baik’. Tidak main-main, tidak seperti gerakan rahasi bersandi ‘Airmata’ yang lebih bersifat lokal, maka pergerakan rahasia ini sesungguhnya merupakan program internasional, yang dirumuskan di Amerika Serikat tanggal 2 Februari l987, dibawah pimpinan Pdt. House Born dan Pdt. Maurice Corollo. Hanya dalam waktu tiga bulan setelah dirumuskan di AS, di Indonesia gerakan ini sudah berjalan sejak tanggal 21 April l987 yang berada di bawah naungan pergerakan API MENYALA pimpinan Ev. Jeremia Riem yang berpusat Surabaya, yang merupakan bagian dari pergerakan Gereja Perjanjian Baru. Walau demikian, secara resmi dideklarasikan kepada publik internal Kristiani pada tanggal 2 Mei l987 di Bukit Doa Taman Getsemani, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama gerakan bersandi HIDUP BAIK. Seperti yang sudah-sudah, nama sandi ‘Hidup Baik’ merupakan singkatan. Hanya saja kata ‘Hidup’ merupakan istilah yang sebenarnya, sedangkan ‘Baik’ adalah singkatan dari “Biarkan mereka Agama Islam, tapi iman mereka Kristen”. Ini merupakan singkatan sekaligus misi mereka. Jadi bagaimana caranya agar umat Islam tetap saja dalam agama Islam dalam formalitas (KTP) namun iman, tingkah laku, dan pola pikirnya sudah tidak ada bedanya dengan orang-orang Kristen (Barat). Misi gerakan ini tidaklah mengada-ada namun memiliki landasan ideologis yang terdapat dalam Injil ayat Roma 10:15 yang berbunyi: “Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Selain itu juga ada Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 10
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
semangat dari Ibrani 8:6: “Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.” Ada pula dari II Timotius 4: 5: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita dan tunaikanlah tugas pelayanamu.” Ini semua adalah landasan dari gerakan rahasia tersebut. Pada saat pembentukan pertama kali di daerah Ungaran, hadir berbagai organisasi penginjilan yang pada saat itu yang sangat konsen terhadap gerakan ini. Ketua gerakan ini adalah seorang penginjil yang sering keluar masuk penjara karena kerap melakukan penginjilan (pemurtadan) dengan cara-cara amat kasar dan berani yakni Pdt. Hosea yang sekarang sudah meninggal. Dalam gerakan ini, dia dibantu oleh beberapa tokoh Kristen Jawa Timur, antara lain Pdt. Alex Kawuwung (juga sudah meninggal). Sebagai penyandang dana, sejumlah pengusaha Kristen dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bertindak sebagai sponsor dalam negeri. Sponsorship luar negeri ditanggung oleh IEFO Amerika dan sejumlah rekanannya. Selain melibatkan tokoh penginjil dan pengusaha, beberapa organisasi dan yayasan berkedok sosial juga terlibat seperti Yayasan YTP Ungaran di bawah Pimpinan Ev. Arief Wibisono, Yayasan YCKB Ungaran di bawah pimpinan Ev. Y. Muktami dan Ev. Sugito, Yayasan YPK di bawah pimpinan Br. Brachman FIC Semarang, Yayasan Yando-Jakarta di bawah pimpinan Ev. Tony T, Yayasan YPK Surabaya pimpinan Ev. Y. Supriyanto dan sebagainya. Mereka semua terlibat dalam menyukseskan gerakan yang menusuk ke kantong-kantong umat Islam di kedua wilayah tersebut. Semuanya itu dikordinasikan secara rapi, disiplin, dan bermain dengan cantik. Mereka terus bergerilya dan berkeliling dari satu wilayah Muslim ke wilayah Muslim lainnya dengan satu tujuan: membuat umat Islam tanpa disadarinya semakin jauh dari nilai Islam itu sendiri dan mulai mengenal dan akrab terhadap nilai-nilai kekristenan. Gerakan ini bersifat setengah terbuka, gerakan penginjilan tetap ada namun tidak dilakukan secara terang-terangan. Sifatnya lebih menjauhkan umat Islam dari Islam itu sendiri Sasaran gerakan ini adalah semua lapisan masyarakat, namun yang menjadi sasaran utama adalah kaum miskin perkotaan dan umat Islam yang secara budaya sangat sulit lepas dari pengaruh adat istiadat setempat seperti umat Islam di daerah Madura, Banten, Lombok, Bima di NTB, Bugis, Banjar, Minagkabau, Padang, dan Jambi. Disebabkan strategi gerakan ini bersifat internasional, tidak saja ada di Indonesia, maka gerakan ‘Hidup BAIK’ ini juga dilakukan di berbagai belahan dunia lainnya, antara lain dihampir semua negara Arab, Asia Tengah seperti Afghanistan, Pakistan, Bangladesh, termasuk Sudan, Mesir, Maroko, juga Turki. Di setiap negara, Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 11
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
nama sandinya berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan seperti yang telah dirumuskan di Amerika Serikat. Gerakan ‘Hidup Baik’ hingga saat ini masih dilakukan oleh Laskar Kristus. Manurut penelitian dan kunjungan yang kami lakukan pada bulan April 2006, di Jawa Timur, tepatnya di Desa Suco Pengepoh, Kecamatan Jelbug, Kabupaten Jember, yang mayoritas penduduknya terdiri dari suku Madura perantauan dan suku Jawa, hamper di semua rumah telah memasang tanda salib. Ini dilakukan sebagai tanda bahwa mereka berhak mendapatkan bantuan sembako dan kebutuhan lainnya. Salah satu bentuk ‘bantuan’ gereja diwujudkan dalam pembagian kambing ke pada setiap keluarga. Selain itu, para penginjil secara berkala juga rajin menyambangi tiap rumah warga, dengan penuh senyum dan sopan santun para penginjil ini mempengaruhi warga yang notabene KTP-nya masih Islam agar meninggalkan Islam dan memeluk Kristen. Setiap akan pulang, para penginjil ini selalu membagikan ‘hadiah’ dan pesan agar mereka mau pergi ke gereja. Lama-kelamaan gerakan ini terlihat sudah menuai hasil. Warga dusun yang sudah mendapat bantuan dari gereja mulai enggan didatangi oleh ustadz atau ulama Islam. Sebab bila ustadz yang datang maka mereka biasanya hanya berkhotbah dan melarang ini dan itu, pergi pun tidak memberi apa-apa dalam bentuk nyata. Beda sekali dengan para rohaniawan atau penginjil yang setiap kali bertamu selalu meningalkan hadiah atau bantuan. Warga sekarang sudah memiliki pandangan bahwa orang-orang Islam itu sebenarnya banyak yang kaya raya, tetapi pelit dan kikir. Bahkan serakah. Beda sekali dengan orang-orang Kristen, walau mereka kaya tetapi orang-orang Kristen itu baik hati dan tidak pelit. Bahkan untuk merendahkan Islam dan menanamkan kekecewaan warga terhadap agama yang masih dipeluknya, para penginjil ini malah membagi-bagikan sajadah, mukena, kopiah, dan sarung untuk sholat. Pesan yang terselip dari jenis bantuan seperti ini adalah betapa Kristen itu agama yang bagus karena memiliki nilai toleransi yang jauh lebih tinggi ketimbang Islam. Para penginjil di sana yakin, penuaian jiwa (pemurtadan) akan berhasil dengan sangat baik.
(BERSAMBUNG KE BAGIAN KE DUA) *) Berbagai gerakan rahasia dibawah ini berdasarkan penemuan-penemuan kasus yang ditangani Tim ARIMATEA (seluruh fakta tsb sebagian besar sudah kami VCD kan, lihat di tabel judul-judul VCD ARIMATEA). Juga berdasarkan pengakuan Andronikus MH Kaparang. Mantan misonaris. Dapat dilihat dalam VCD Fakta Penyusupan Laskar Kristus Keberbagai Ormas Islam, Produksi Arimatea. Yang pernah menghebohkan di bumi pertiwi ini. Dimana MMI mengakui Andronikus MH Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 12
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Kaparang pernah menyusup ke MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Dan beberapa mantan misionaris lanilla yang sudah menjadi seorang muslim Marilah kita berbagai tugas, kami bergerak dilapangan, anda bantu dengan menyisihkan sebagian rejeki yang Allah SWT berikan. Infaq di transfer ke rekening
Bank Syariah Mandiri, no.1160002145, an.Teddy Setiawan (ARIMATEA). (Untuk penyaluran zakat bagi muallaf/dll, mohon diinformasikan kepada kami)
BERBAGAI TEMA-TEMA KAJIAN/PELATIHAN ARIMATEA DIMANA SEMUA KAJIAN INI MERUPAKAN HASIL PENEMUAN DILAPANGAN : 1. Mengapa para lulusan sarjana Islam/santri/aktifis muslim bisa murtad?. 2. Agresifitas Intelijen Salibis Di Indonesia dalam Melemahkan Kekuatan Muslim. 3. Gerakan Terselubung Mixer Mission (Gereja+Intelejen+Politik). 4. Gerakan Gereja Thn.2005-2020, dalam Program Transpormasi & Penuaian Jiwa (Pemurtadan) di Akhir Zaman. 5. Lima Gerakan Kristenisasi Global di akhir zaman. 6. Serangan Jin Salibis kepada aktifis Islam 7. Bedah keuangan gereja 8. Bedah Gerakan Politik Salibis sampai Maranatha (Target Konsursium gereja; Proyek Daud). 9. Tujuh Peristiwa Besar di Tahun 2020. (Puncak persaingan Islam vs Kristiani/Barat). 10.Dan 32 tema lainnya. SEDANGKAN PROGRAM PELATIHANNYA 1. Bagaimana penanganan yang efektif untuk mengembalikan (anak/saudara/tetangga/umat muslim) yang (mau) murtadin & dakwah pd non muslim?. 2. Test kebenaran pengakuan seseorang yang mengaku muallaf atau orang yang ingin di syahadatkan. 3. Mengenal misionaris yang berperan ganda dalam profesi tertentu di tengahtengah kita. 4. Mengisi kekosongan Intelijen Islam, dalam rangka mengimbangi kegiatan intelijen Salib ?. 5. dan puluhan tema pembekalan ainnya. (Informasi/mengisi kajian &pembekalan, dpt menghubungi humas ARIMATEA) Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 13
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Berbagai judul VCD dari 24 judul vcd yang sudah diproduksi, sebagai bukti visual dari berbagai penemuan gerakan rahasia lembaga misi, dilampirkan sbb:
Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 14
(Advokasi Rehabilitasi IMunisasi Aqidah yang Terpadu Efektif & Aktual)
Penyusun ; Diki Candra – Sekjen ARIMATEA - 15