Sistem_endokrin_pada_manusia.docx

  • Uploaded by: Dwi Liliani Enggar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem_endokrin_pada_manusia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,626
  • Pages: 20
ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA MANUSIA

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia

Oleh

MUZAKIRUDDIN 1206103010048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang kompleks. Baik dari morfologi, anatomi hingga fisiologinya. Semua itu bertujuan untuk keseimbangan kerja dari sistem organ tersebut. Meninjau balik dari organisasi kehidupan sistem organ merupakan gabungan dari beberapa organ yang saling mendukung dan sinergis dalam melakukan kerjanya. Anatomi dan fisiologi adalah ilmu dalam bidang kesehatan/kedokteran yang mempelajari di dalamnya anatomi dan fisiologi metabolisme tubuh, anatomi dan fisiologi sistem saraf, anatomi dan fisiologi sistem digestif, anatomi dan fisiologi payudara, otak, panggul, dan bagian tubuh lainnya. ilmu anatomi tubuh manusia ini wajib dikuasi oleh mahasiswa bidang kedokteran khususnya, keperatan serta kebidanan. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan hubungan antara bagian-bagian tubuh. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi bagian-bagian tubuh dan tubuh secara keseluruhan. Beberapa pengkhususan di dalam setiap ilmu ini adalah sebagai berikut. Sistem organ akan menuyusun organisme, satu sistem organ dapat bekerja dengan sistem organ lainnya sehingga terciptanya hemoistasis tubuh. Sistem organ yang menyusun manusia tersusun atas sistem Muskuloskeletal, sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem hormone, sistem reproduksi, sistem integument, sistem urinaria. Namun, pada makalah ini hanya dibahas tentang sistem Endokrin yang akan dibahas mulai dari struktur, fungsi, dan mekanisme.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah 1. Bagaimana struktur sistem Endokrin pada manusia ? 2. Bagaimana fungsi dari sistem Endokrin pada manusia ? 3. Bagaimana mekanisme sistem Endokrin pada manusia ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana struktur sistem Endokrin pada manusia ? 2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi dari sistem Endokrin pada manusia ? 3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme sistem Endokrin pada manusia ?

1.4 Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini manjadi rujukan bagi mahasiswa, memberikan informasi kepada berbagai elemen, masyarakat, siswa dan lain-lain sehingga lebih memahami tentang sistem tubuh dan cara kerja sistem tersebut.

BAB II PEMBAHASAN

SISTEM ENDOKRIN Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zatzat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin atau yang lebih sering dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil sekresi tersebut beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus). Adapun hasil dari sekresi disebut dengan hormon. Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Oleh karena itu, kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon (Syarifuddin, 2002:200). Sisrtem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid, tapi juga terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis, ovarium, dan jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh (Parker.2009: 104). 1. KELENJAR HIPOFISA Kelenjar hipofisis merupakan suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat . hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofase disebut hormon hipofisitropik. Kelenjar hipofisis disebut juga dengan kepala kelenjar di karenakan mengendalikan sebagian besar kelenjar endokrin (Parker.2009: 104).

Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel neurosekretoris yang terdapat dalam hipotalamus. Kelenjar hipofise ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yang menjadi satu, yaitu lobus anterior dan lobus posterior (Parker.2009: 106). 1. Lobus anterior Berasal dari kantong rathke yang menempel pada jarigan otak lobus posterior dan menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain (Syarifuddin, 2002:202). a. Somatotropik hormon (growth hormon/GH) Hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak dan veisera penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Growth hormon (gambar 2) mempengaruhi berbagai metabolisme dalam tubuh seperti berikut: 

Metabolisme protein merangsang pembentukan kolagen.



Metabolisme elektrolit menahan N, P, Ca, K dan Na dengan cara meningkatkan absorbsi ion Ca diseluruh pencernaan, menurunkan eksresi ion ca dan ion K lewat ginjal.



Metabolisme

karbohidrat

memilikiefek

diabetogenik

karena

meningkatkan pengelepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan kepekaan sel terhadap insulin. 

Metabolisme lemak menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam plasma darah.

b. Hormon tirotropik (thyroid stimulating hormon/TSH) Mengendalikan kelenjar tiroid (gambar 2) dalam menghasilkan tiroksin. Fugsinya menstimulus pembesaran tiroid, menambah ambilan yaodium dan menambah sintesis trioglobulin (Syarifuddin, 2002:204). c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) Mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal (Syarifuddin, 2002:204). d. Hormon gonadotropin Hormon gonadrotropin (gambar 2) menghasilkan :



Follicle stimulating hormone (FSH), merangsang perkembangan folikel de Graf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa pada testes meragsang gametogenesis pria (Syarifuddin, 2002:205).



Luitizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium yang mempengaruhi luteinisasi pada wanita dan pada pria disebut sebagai interestisial stimulating (ICSH) yang mempengaruhi

produksi

testosteron

dalam

testis

(Syarifuddin,

2002:205). e. Prolaktin Memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar-kelenjar susu di mamae. Akibat pengaruh estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih tinggi sesudah dewasa. Selama kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati lahir, setelah persalinan kadar prolaktin mulai menurun. Sekresi prolaktin (gambar 2) diatur dan diawasi oleh hipotalamus (Syarifuddin, 2002:205). f. Melancyte stimulating hormone (MSH) Dihasilkan oleh hipofise pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase kihidupan fetus. MSH (gambar 2) dan proses fisiologinya berperan terhadap kulit (Syarifuddin, 2002:205).

Gambar 2 Hormon pada lobus anterior Sumber: Sloane, 2003:205 2. Lobus Posterior Menghasilkan ADH dan oksitosin yang disintesis oleh sel-sel saraf dalam hipotalamus, dibawa di sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis untuk dilepas ke ujung akson. Masing-masing hormon disekresi oleh sekelompok neuron yang terpisah (Sloane, 2003:208). 1. ADH atau vasopresin, disintesis dalam neuron nukleus supraoptik hipotalamus. a. Efek fisiologis 

Meningkatkan retensi air



Meningkatkan

tekanan

darah

dengan

merangsang

kontraksi

pembuluh darah perifer. b. Kendali sekresi Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah dan perubahan volume serta tekanan darah.



Peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah menyebabkan sekresi ADH.



Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume darah menyebabkan inhibisi ADH.



Pelepasan ADH diinhibisi (kehilangan air) oleh alkohol dan kafein.



Pelepasan ADH distiulus oleh nyeri, kecemasan dan trauma selain itu juga disebabkan oleh obat-obatan sepert nikotin, morfin dan barbiturat.

c. Sekresi abnormal ADH 

Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus.



Hipersekresi terjadi setelah hipotalamus mengalami cidera atau karena tumor.

2. Oksitosin, disintesis dalam sel neuron pada nukleus paraventrikular hipotalamus. a. Efek fisiologis 

Menstimulasi kotraksi sel-selotot polos uterus selama senggama dan saat persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.



Menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae pada ibu menyusui dengan menstimulus sel-sel mioepitelial disekitar alveoli kelenjar mame

b. Kendali sekresi 

Pengisapan payudara, desahan napas atau suara seorang bayi atau stimulus puting atau areola pada iu yang menyusuimengakibatkan stimulus saraf hipotalamus yang mengsekresi oksitosin dan keluarnya air susu (refleksi keluar air susu).



Penghambatan pelepasan oksitosin dan air susu oleh stres emosional.

2. KELENJAR TIROID DAN KELENJAR PARATIROID Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan keempat kelenjar kecil paratiroid menempel di “sayap” sisi paling belakang. Hormon yang dihasilkan tiroid memiliki berbagai efek pada proses kimia tubuh, meliputi pengaturan berat tubuh, tingkat penggunaan energiglukosa darah, dan frekuensi denyut jantung (Parker.2009: 107).

1. KELENJAR TIROID A. Morfologi Menurut Sloane (2003:208) kelenjar tiroid: 1. Terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus yang sempit. 2. Folikel merupakan unit fungsional kelenjar tiroid 3. Rongga folikel berisi koloid, tersusun dari protein globular troglobulin (bentuk cadangan hormon tiroid yang berfungsi dalam sintesis hormon tiroid). 4. Sel parafolikular yang berjumlah sedikit yang mensekresi kalsitonin.

B. Pembentukan, penyimpanan dan pelepasan hormon tiroid 1. Sekresi kelenjar tiroid (Sloane, 2003:209): a. Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid. b. Triioditironin (T3) disekresikan dalam jumlah yang sedikit. 2. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah menuju kelenjar tiroid. Oleh sel folikular iodium dipisahkan dari darah serta mengubahnya menjadi molekul iodium dengan tirosin untuk membentuk monoiodotirosi dan diioditirosin (Sloane 2003:209). a. Dua molekul diioditirosin membentuk T4. b. Satu molekul monoiodotirosi dan datu molekul diioditirosin membentuk T3. 3. T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-minggu. Hormon tiroid dilepas karena dipengaruhi TSH, enzim proteolisis memisahkan hormon dari tiroglobulin selanjutnya hormon berdifusi dan masuk ke dalam pembuluh darah (Sloane 2003:209).

C. Efek Fisiologis Menurut Sloane (2003:209), efek fisiologis dari tiroid, yaitu: 1. Meningkatkan laju metabolik 2. Pertumbhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat dan jarigan saraf.

D. Kendali sekresi 1. Tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus (Sloane 2003:209). 2. Faktor yang mempengaruhi laju TRH dan TSH yaitu kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh (Sloane 2003:209).

E. Abnormalitas sekresi 1. Hipotiroidisme, pada orang dewasa menyebabkan miksedema dan pada anak kecil menyebabkan kretinisme (Sloane 2003:210).

2. Hipertiroidisme dapat menyebabkan penyakit Grave. 3. Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat mengakibatkan gondok (Sloane 2003:210).

2. KELENJAR PARATIROID A. Morfologi Terdapat dua jenis sel dalam kelenjat paratiroid: sel utama (mensekresi hormon paratiroid (PTH)) dan sel oksifilik (tahapperkembangan sel chief) (Sloane 2003:210). B. Efek fisiologis 1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat melalui peningkatan kalsium dalam darah dan menurunkan fosfat dalam darah (Sloane 2003:210) 2. PTH meningkatkan mekanisme kalsium darah melalui tiga mekanisme, yaitu (Sloane 2003:210): a. PTH menstimulus osteoklas menyebabkan pengeluaran kalsium dari tualang ke cairan ekstraseluler. b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorbsi kalsium intestinal dan menguarangi kalsium dalam feses. c. PTH

menstimulus

reansorpsi

kalsium

dari

tubulus

ginjaluntuk

menggantikan fosfor, sehingga menurunkan kalsium dalam urine dan meningkatkan kalsium dalam darah.

C. Pengendali sekresi 1. Penurunan kalsium dalam darah menyebabkan meningkatnya sekresi PTH. 2. Alsitoninberantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium darah.

D. Abnormalitas sekresi 1. Hipersekresi, mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorpsi tulang dan deklasifikasi dan pelemahan tulang (Sloane 2003:211).

2. Hiposekresi,mengakibatkan

penurunan

kalsiun

dalam

darah

(Sloane

2003:211).

3. KELENJAR ADRENAL Medula didalam dan korteks di luar kelenjar adrenalin masing-masing mensekresi hormon yang berbeda. Hormon kortikal merupakan steroid dan meliputi glukokortikoid,

seperti

kortisol,

yang

mempengaruhi

metabolisme;

mineralokortikoid, seperti aldoseteron, yang mempengaruhi keseimbangan garam dan mineral; dan gonadokortikoid yang bekerja pada ovarium dan testis. Medula didalam berfungsi sebagai kelenjar terpisah. Serat serat medula terhubung dengan sistem saraf simpatis dan medula menghasilkan hormon “tempur dan kabur”, seperti adrenalin (Parker.2009: 107).

A. Morfologi Masig-masing kelenjar adrenal terdiri dari (Sloane 2003:211): 1. Korteks mensekresikan steroid 2. Medula mensekresihormon medular B. Hormon 1. Hormon medular, meliputi (Sloane 2003:211): a. Epinefrin,

menyebabkan

frekuensi

jantung,

metabolisme

dan

konsumsioksigen meningkat serta kadar gula darah menigkat melalui stimulus glikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot.

b. Norepinefrin, menigkatkan terkanan darah dan menstimulus otot jantung. 2. Horon kortikal adrenal a. Mineralokortikoid Aldosteron,

mengatur

keseibangan

air

dan

elektrolit

melalui

pengemdalian kadar natrium dan kalium darah (Sloane 2003:211). b. Glukokortikoid, hormon yang terpenting adalah kortisol (Sloane 2003:211) 1) Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak untuk cadangan molekul, meningkatkan sintesis glukosa, meningkatkan penguraian lemak dan protein. 2) Sekresi glukokortikoid melalui kendali ACTHdalam mekanisme umpan balik negatif. Stimulus dapat berupa stres fisik atau emosional. c. Gonadokortikoid (steroid kelamin) berfungsi untuk prekursor pengubah testosterondan estrogen (Sloane 2003:211). C. Abnormal sekresi a. Hiposekresi dapat menyebabkan penyakit addison. b. Hipersekresi, bergantung pada jenis sel dalam korteks adrenal yang mensekresi hormon dalam julah yang besar.

4. KELENJAR PINEAL

A. Morfologi 1. Kelenjar epifisis terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit ventrikel ketiga otak (Sloane 2003:214). 2. Seiring bertambahnya usia, kelenjar mengakumulasi cadangan kalsium (Sloane 2003:214).

B. Sekresi Kelenjar pinela (epifisis) berupa melatonin, yang memiliki efek (Sloane 2003:214): a. Pada binatang mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin, korteks adrenaldan gonad. b. Pada manusia melatonin memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin.

C. Pengendali 1. Intensitas dan durasi cahaya lingkungan (Sloane 2003:214). 2. Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa proses fisiologis harian (Sloane 2003:214).

5. Kelenjar Timus A. Morfologi Terletak dibagian posterior toraks terhadap sternumdan melapisi bagian atas jantung. Seiring pertambahan usia kelenjar ini mengecil (Sloane 2003:214).

B. Hormon Hormon yang dihasilkan timosin (Sloane 2003:214).

C. Fungsi timosin 1. Mengendalikan

sistem

imun

dependen

timus

dengan

diferensiasi dan poliferasi sel limfosit T (Sloane 2003:214).

menstimulus

Berperan dalam penyakit immunodefisiensi kongentalyaitu letidak mampuan total dalam memproduksi anti bodi (Sloane 2003:214). 6. PANKREAS Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi ganda. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan didalam sel yang disebut asini, tapi juga mempunyai fungsi endokrin. Diantara jaringan asini terdapat sekitar satu juta kumpulan yang disebut pulau Langerhans. Pulau langerhans sel penghasil hormon yang terlibat dalam kendali glukosa (gula darah), sumber energi dalam tubuh. Sel beta menghasilkan hormon insulin, yang memacu pengambilan glukosa oleh sel dan mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen untuk disimpan didalam hati. Dengan cara ini insulin menurunkan kadar glukosa darah.hormon lain, glukagon , dihasilkan di sel alfa yang bekerja berlawanan, yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Sel delta membentuk somastostatin, yang mengatur sel alfa dan beta (Parker.2009: 107). HORMON Hormon merupakan penghantar kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap ditempat terjadinya khasiat itu. Secara khusus hormon dikaitkan dengan kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sedikit. Hormon yang dihasilkan langsung disekresikan ke pembuluh darah ke organ tujuan. Hormon melakukan kegiatan yang spesifik, yakni mengatur proses metabolisme dari organ tujuan (Syarifuddin, 2002:200).

Struktur Kimiawi Hormon Struktur kimiawi hormon dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Derivat asam amino Dikeluarkan oleh kelenjar buntu yang berasal dari jarigan nervus medula supraren dan neurohipofisis, adapun yang tergolong dalam hormon ini yaitu epiferin dan norepinefrin hasil modifikasi dari asam aminotriosin (Syarifuddin, 2002:201).

2. Peptida/derivat peptida Dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan pencernaan. Peptida bersirkulasi bebas dalam lebih kurang 2-10 menit (Syarifuddin, 2002:201). 3. Steroid Mempunyai inti cyclo-pentano perihidro phenantren yang dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium (Syarifuddin, 2002:201). 4. Asam lemak Hormon prostaglandin merupakan satu-satunya hormon yang termasuk kategori ini yang merupakan bio sintesis dari dua asam lemak, yaitu asam lemak arachidonic dan di-homo-gama-linoletik (Syarifuddin, 2002:202). 5. Hormon perkembangan Hormon

yang memegang peranan penting dalam perkembangan dan

pertumbuhan biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad (Syarifuddin, 2002:202). 6. Hormon metabolisme Proses hemeostatis gula dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon seperti glukagon dan katekolamin (Syarifuddin, 2002:202). 7. Hormon trofik Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin, yaitu kelenjar hipofisis (Syarifuddin, 2002:202). 8. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral Kalsitonin yang dihasilkan kelenjar tiroid unuk mengatuk kalsium dan fosfor. Bila kalsitonin meningkat menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor dalam darah dan meningkatnya sekresi kalsium, fosfor, natrium, kalium dan magnesium melalui ginja (Syarifuddin, 2002:202). 9. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler Epinefrin yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagi medula. Pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantug (Syarifuddin, 2002:202).

Gambar 1. Sistem endokrin Sumber: googleimage.com KERJA HORMON 1. PEMICU HORMON Rangsangan penyebab kelenjar endokrin melepas lebih banyak hormonnya bisa berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, kelenjar bereaksi langsung terhadap kadar zat tertentu dalam darah, menggunakan sistem umpan balik. Dalam kasus lain, terdapat mekanisme perantara didalam sistem umpan balik seperti kompleks hipotalamus – hipofisis (Parker.2009: 108).

2. MEKANISME KENDALI HORMON Dari sifat kimianya, ada dua jenis utama hormon, yang terdiri atas molekul protein dan amino dan yang terdiri atas molekul steroid. Kedua kelompok ini secara

keseluruhan bekerja dengan cara serupa. Mereka berperan secara biokimiawi untuk mengubah tingkat pembentukkan zat tertentu, biasanya dengan meninggalkan atau memproduksi enzim yang mempercepat pertumbuhan zat tertentu (Parker.2009: 108). 3. MEKANISMA UMPAN BALIK Kadar hormon di dalam darah dikendalikan oleh mekanisme umpan balik, atau siklus. Mekanisme ini bekerja seperti termostat yang mengendalikan sistem pemanas pusat. Jumlah hormon tertentu yang beredar atau sedang disekresi ke dalam aliran darah dideteksi dan dikirim ke unit pengendalian. Adapun yang menjadi kompleks pengendaliannya ialah hipotalamus-hipofisis- di dalam otak (Parker.2009: 108).

DAFTAR PUSTAKA

Parker. Steve. 2009. Ensklopedia Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC. Syaifuddin. H. 2004. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Widiya Medika.

More Documents from "Dwi Liliani Enggar"