SISTEM KEDOKTERAN TROPIS MODUL 1 SKENARIO 2 KELOMPOK 6
Tutor : dr. Jekti T. Rohani, Sp.MK
Kelompok 6 Ketua : Farkhan Reza S Sekretaris : Mimma Nabilah R Anggota : Taufiq Zulyasman Ari Aripin Dzulfikar Attras M Gusti Khalida Rizma Karimah Nadia Salsabilah F Rizky Pratiwi Sri Febriyanti Dewi
(2014730029) (2015730085) (2014730089) (2015730014) (2015730034) (2015730051) (2015730068) (2015730097) (2015730115) (2015730124)
Skenario 2 Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan gatal-gatal di sela paha sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa panas dan kadangkadangperih. Pemeriksaan fisis: St. Dermatologis: Lokasi: inguinal. Efloresensi : pak eritem, erosi, vesikel hipopion, krusta dan terdapat lesi satelit. Pasien menderita penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
LANGKAH I Kata Sulit • Plak eritem • • • •
: peninggian superfisialis kulit dan kemerahan Erosi : kerusakan kulit sampai stratum spinosum Vesikel hipopion : vesikel yang berisi pus atau nanah Krusta : pengeringan cairan (serum eksudat purulen atau darah yang mengering dan mengeras pada permukaan kulit Lesi satelit : lesi sentral yang besar yang dikelilingi oleh dua atau lebih lesi serupa tetapi lebih kecil
Kata Kunci Laki-laki 56 tahun • KU: gatal di sela paha • Pemfis: St. Derma sejak 5 hari yll tologis: Efloresensi : • KT: disertai panas dan kadang-kadang perih plak eritem, erosi, • RPS: DM tidak vesikel hipopion, terkontrol
krusta dan lesi satelt
LANGKAH II 1.
Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan penyakit pada skenario? 2. Bagaimana mekanisme pruritus? 3. Mengapa pasien di skenario merasakan gatal disertai panas dan kadang-kadang perih? 4. Apa hubungan DM tidak terkontrol dengan keluhan di skenario? 5. Apa apa saja macam-macam efloresensi kulit? 6. Bagaimana alur diagnosis pada skenario? 7. Bagaimana DD1? 8. Bagaimana DD2? 9. Bagaimana DD3? 10. Bagaimana penatalksanaan WD, prognosis, komplikasi dan tindak preventif?
LANGKAH IV
Etiologi Laki-laki 56 tahun. Gatal disela paha disertai panas dan kadang perih. Efloresensi : plak eritem, erosi, vesikel hipopion, krusta dan lesi satelit Alur Diagnosis Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Pemeriksaan Penunjang
DD
WD
Tatalaksana
Prognosis
Komplikasi
Epidemiologi
HIPOTESIS • Pasien Diabetes mellitus dengan keluhan gatal dapat disebabkan oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri • Gatal di sela paha, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar seperi inguinal dan dikelilingi lesi satelit terdapat pada gejala Kandidosis intertriginosa • Seoran laki-laki usia 56 tahun dengan keluan gatal, panas dan perih pada daerah inguinal (lipatan paha) bisa dapat terjadi akibat alergi dengan faktor suhu, lingkungan, pajanan sinar matahari yang dapat mengeluhkan rasa gatal , vesikel dan terjadi erosi yang mengarah pada diagnosa dermatitis kontak alergi • Gatal dapat membuat pasien timbul rasa ingin menggaruk yang menyebabkan terjadi reaksi inflamasi dan menimbulkan raa panas dan perih
• Seorang laki-laki berusia 56 tahun dengan gejala gatal dilipat paha dan tedapat plak eritem yang dikelilingi lesi satelit disebabkan oleh infeksi jamur Candida sp ( Kandidosis intertriginosa) , dan penyakit DM dapat memperburuk infeksi jamur sehingga menyebabkan timbulnya vesikel hipopion dan kesulitan tubuh untuk mengobati dirinya sendiri • Krusta yang ditemukan merupakan hasil dari vesikel hipopion yang pecah yang ditimbulkan dari keadaan DM yang tidak terkontrol • Meningkatnya faktor resiko tinea kruris pada usia remaja turut meningkatkan kemungkinan usia remaja bisa terkena tinea kruris , tidak hanya usia dewasa • Rasa gatal dan panas yan ditimbulkan bisa disebabkan karena jamur • Rasa gatal yang muncul dilipatan paha terjadi karena pada bagian lipatan mempunyai tingkat kelembapan yang tinggi sehingga memudahkan tubuhnya jamur • Lipatan paha merupakan tempat yang mempunyai tingkat kelembapan tinggi sehingga memungkinkan terjadinya rasa gatal di lipatan paha
LANGKAH V Sasaran Pembelajaran Mempelajari: 1. Macam-macam efloresensi kulit 2. Definisi, etiologi, dan mekansme pruritus 3. Macam-macam penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi jamur 4. Patomekanisme penyakit-penyakit tropis yang disebabkan oleh jamur 5. Cara menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang 6. Cara penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi untuk diagnosis serta prognosis dan komplikasi dari penyakit tersebut 7. Epidemiologi (insidens, prevalensi, preventif dan promotif) penyakit penyakit tropis tersebut
LANGKAH VII PEMBAHASAN
Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Penyakit pada Skenario
Usia • Umumnya terjadi pada usia dewasa tapi faktor resiko seperti obesitas dan DM mulai meningkat pada usia remaja.
Jenis Kelamin • Tiga kali lebih banyak pada laki-laki dibanding dengan perempuan. Sumber: Prof. Dr. dr. R.S Siregar, SpKK(K). 2013. Saripati Penyakit Kulit Edisi 3. EGC: Jakarta Patel GA, Wiederkehr M, Schwartz RA. Tinea Cruris in Children. Cutis 2009
KARIMAH 2015730068
Mekanisme Gatal Tubuh
Mediator kimiawi
pruritogen
histamin
Rangsangan saraf perifer
Gatal
Talamus
Medula spinalis
Serabut Akar dorsalis
SRI FEBRIYANTI DEWI 2015730124 Wallengren J. Neuroanatomy and neurophysiology of itch. Dermatol Ther. 2005;18(4):292-303
Mengapa Terjadi Gatal dan Panas Pada Skenario? Infeksi dari Trichophyton Rubrum
Tandanya kalor dan peningkatan suhu dan kelembapan kulit menyebabkan infeksi
ARI ARIPIN 2015730014
Menyebabkan Tinea Cruris
Terjadi di keratinosit Dan metabolisme jamur
Dan terjadi pembelahan sel yang menyebabkan inflamasi
Menyebabkan skuama yang menyebabkan gatal
Skuama nya di garuk terus sehingga menyebakan panas
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3132899/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35227/Chapter%20II.pdf?sequence=4
Hubungan DM Dengan Keluhan Pada Skenario • Kadar gula kulit ( glukosa kulit ) 55% KGD ( glukosa darah ) pada orang biasa. Pada orang DM 69-71% . • Gula kulit berkonsentrasi tinggi di daerah intertriginosa dan interdigitalis. Hal tersebut mempermudah timbulnya dermatitis , infeksi bakterial ( terutama furunkel ), dan infeksi jamur ( terutama kandidosis ).
DZULFIKAR ATTRAS MAULANA 2015730034
• Pruritus pada diabetes melitus merupakan keluhan yang sering tetapi tidak selalu ada. Sensasi tersebut tidak hanya disebabkan oleh hiperglikemi tetapi juga oleh iritabilitas ujung ujung saraf dan kelainan-kelainan metabolik di kulit. • Kadar glikogen pada sel-sel epitel kulit dan vagina meningkat. Hingga menimbulkan “diabetes kulit”. Keadaan tersebut merupakan faktor predisposisi timbulnya dermatitis kandidosis dan furunkolosis.
Jenis-jenis Lesi pada Kulit • Menurut terjadinya, efloresensi dibagi atas 2 : • Efloresensi primer (kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit) makula, papul, plak (plaque), urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula, pustul, dan kista • Efloresensi sekunder (kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit) skuama, krusta, erosi, ulkus, dan sikatriks
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Handoko,Ronny.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010.
TAUFIQ ZULYASMAN 2014730089
Makula : Makula adalah efloresensi primer yang berbatas tegas, hanya berupa perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk
Papula adalah : penonjolan superficial pada permukaan kulit dengan massa zat padat, berbatas tegas, berdiameter < 1cm.
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Plak (plaque) : peninggian di atas permukaan kulit, berisi zat padat (biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lebih. Contohnya papul yang melebar atau papul-papul yang berkonfluensi pada psoriasis.
Nodus : massa padat sirkumskrip, ukurannya > 1 cm, terletak di kutan atau subkutan, jika diameternya lebih kecil daripada 1 cm disebut nodulus.
Urtika : edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan.
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serum, beratap, mempunyai dasar dengan diameter < 1 cm misalnya pada varisela, herpes zoster
Pustul : vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap dibagian bawah vesikel disebut vesikel hipopion.
Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Handoko,Ronny.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010.
Abses : efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam jaringan. Misalnya abses bartholini dan abses banal.
Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama dapat dibedakan menjadi pitirisiformis (halus), psoriasiformis (berlapislapis), iktiosiformis (seperti ikan), kutikilar (tipis), lamelar (berlapis), membranosa atau eksfoliativa (lembaran), dan keratonik (zat tanduk).
Fisura : goresan tipis yang linear pada permukaan kulit atau pada mukosanya akibat dari tegangan yang berlebiha atau penurunan elastisitas dari jaringan.
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Handoko,Ronny.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010.
Krusta adalah tumpukan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering diatas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah), atau cokelat (asal darah, nanah, serum).
Erosi : kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jar. Yang tidak melampaui stratum basal.
Ekskoriasi : kelainan kulit yang disebabkan garukan yang dalam sehingga tergores sampai ujung papil dan akan terlihat darah yang keluar selain serum.
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ulkus : hilangnya jar. yang lebih dalam dari ekskoriasi. Ulkus memiliki tepi, dinding, dasar dan isi.
Sikatriks : Penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal terdiri atas jaringan tidak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit, dapat atrofik atau hipertrofik, bila hipertrofik patologis disebut: Keloid
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anamnesis 1.
Informed Consent
2.
Identitas Pasien
3.
4.
- Nama
-
- Usia
56 tahun
- Jenis Kelamin
Laki-Laki
- Alamat
-
Keluhan Utama - Apa yang dikeluhkan?
Gatal
- Sejak kapan?
5 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang - Lokasinya dimana?
Di sela paha
- Apakah hilang timbul?
tidak dijelaskan
- Apakah ada rasa perih?
Perih dan panas
5.
6.
Sistem Lain - Apakah ada demam / tidak?
-
- Apakah ada rasa kram dan nyeri?
-
- Apakah ada nyeri tekan?
-
- Apakah ada penyakit lain yg sedang dirasakan?
DM yang tidak terkontrol
Riwayat Penyakit Dulu - Apakah pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya?
-
7.
Riwayat Penyakit Keluarga
-
8.
Riwayat Psikososial
-
9.
Riwayat Pengobatan
-
10.
Riwayat Alergi
-
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pemeriksaan Fisik 1.
Keadaan pasien
Sakit ringan / sedang / berat
2.
Kesadaran
Composmetis
3.
Tanda vital
Nadi, suhu, pernafasan , tekanan darah
4.
Inspeksi
5.
-Rambut
Mudah rontok/tidak
-Mata
Anemis,ikterus
-Hidung
Sekret , epitaksis
- Wajah
Pucat, sianosis
-Mulut
Bibir kering, perdarahan gusi
-Kulit
bintik kemerahan, petekie, vesikel , lesi
- Paha
Ada plak eritema , vesikel hipopion , krusta , lesi satelit
Palpasi - Pemeriksaan hepatomegali dan splenomegali
6.
7.
Perkusi - Torax
Batas paru dan hepar
- Abdomen
Pemeriksaan Ascites
Auskultasi - Torax
Suara vesikuler atau ada suara tambahan
- Abdomen
Bising usus
Buku Pemeriksaan Klinis Macleod 396-397
NADIA SALSABILA FAUZIAH 2015730097
Pemeriksaan Kerokan Kulit
Kultur Jamur
Pemeriksaan Penunjang
Lampu Wood
Punch Biopsi Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
NADIA SALSABILA FAUZIAH 2015730097
DD 1
• FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara • Repository.us u.ac.id
TINEA CRURIS DEFINISI
Tinea Kruris ( Jock Itch) merupakan infeksi jamur pada daerah kruris (sela paha, perineum, perianal, gluteus, pubis) dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.
ETIOLOGI
• • • •
GEJALA KLINIS
Trichopyhton rubrum Epidermophython fluccosum Trichophyton mentagrophytes Trichopyhton tonsurans
• Gatal hebat pada daerah kruris • Ruam kulit berbatas tegas, eritematosa, dan bersisik • Bila menahun: bercak hitam disertai sedikit sisik • Erosi dan keluarnya cairan
FARKHAN REZA SULAEMAN 2014730029
TINEA CRURIS
• FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara • Repository.us u.ac.id
PEMERIKSAAN
• • • •
Pemeriksaan dengan sediaan basah Pemeriksaan kultur dengan sabouraud Biopsy Lampu wood
FAKTOR RESIKO
• • • • •
Kondisi lembab Obesitas Kehamilan Diabetes Melitus Kebersihan pribadi yang buruk
PENCEGAHAN
• Memakai pakaian yang tipis • Tidak memakai pakaian yang ketat • Menjaga kebersihan diri
FARKHAN REZA SULAEMAN 2014730029
KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA Definisi Suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan oleh jamur intermediate yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir, dan alatalat dalam. Etiologi Jamur golongan Candida yang pathogen dan meruakan penyebab kandidosis adalah Candida albicans.
Epidemiologi Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Hubungan ras dengan penyakit ini tidak , tetapi lebih tinggi di Negara berkembang. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan kelembapan udara yang tinggi dan pada musim hujan sehubungan dengan daerahdaerah yang tergenang air.
Harahap Mawali. Ilmu Penyakit Kulit. Hal 81-82 Gusti Khalida Rizma 2015730051
Manisfestasi klinik Orang gemuk (Obesitas) Menyerang lipatan-lipatan kulit pada daerah inguinal Aksila, dan lipat payudara Bercak kemerahan Dikelilingi lesi satelit Terjadi erosi Nyeri Gatal Rasa terbakar
Harahap Mawali. Ilmu Penyakit Kulit. Hal 81-82 Gusti Khalida Rizma 2015730051
Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usap mukokutan dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram akan terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan dengan media sabouraud akan membantu menegakkan diagnosis
DD 3 : Psoriasis Definisi
Epidemiologi
Penyakit yang penyebabnya autoimun bersifat kronik dan residif ditandai dengan adanya bercakbercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan.
Lebih sering pada orang kulit putih Insidens pada pria lebih banyak daripada wanita Terdapat pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa
Rizky Pratiwi 2015730115
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Manifestasi Klinik
Gatal ringan dengan kelainan kulit terdiri atas bercakbercak plak dengan skuama diatasnya Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika dan transparan Umumnya mengenai daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbo sakral, bokong dan genitalia
Terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner
Dapat menyebabkan kelainan kuku (pitting nail) dan sendi (artritis psoriatik) Rizky Pratiwi 2015730115
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Etiopatogenesis Psoriasis Faktor imunologik
Lesi matang umumnya penuh dengan sebukan limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik pada epidermis Lesi baru didominasi oleh limfosit T CD8
Lesi psoriasis terdapat 17 sitokin yang produksinya bertambah, diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans Pembentukan epidermis lebih cepat, hanya 3-4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari Rizky Pratiwi 2015730115
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI Obat Topikal: 1. Mikonazole 2. Bifonazole 3. Ketokonazole • • • • •
http://emedicine.medscape.com/article/1091806 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/artic le/viewFile/536/537 ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA FK UI SARIPATI PENYAKIT KULIT EDISI 3. HAL 29-31 Repository.usu.ac.id
Digunakan 2x/hari 2-3 minggu Dioleskan sampai 3cm diluar batas lesi
MIMMA NABILAH RACHMAN 2015730085
Griseofulvin
Ketokonazole
Itrakonazole
Terbinafin
Dosis
Anak: 5-10 mg/kgBB/hari Dewasa: 500 1000 mg/hari Selama 2-3 minggu
Anak: 3-6 mg/kgBB/hari Dewasa: 200 mg/hari 10-2 minggu pada pagi hari setelah makan
Anak: 3-5 mg/khBB/hari Dewasa : 1 kapsul 100 mg / hari
Anak: 3-6 mg/kgBB/hari Dewasa: 1 tablet 250 mg/ hari
Efek samping
Sakit kepala, diare, mual. Demam, nyeri otot dan sendi
Mual , muntah, sakit kepala, pusing, reaksi alergi
Mual, sakit kepala, konstipasi , diare, gangguan pencernaan
Diare, nyeri otot, sakit kepala, perut kembung
Memiliki penyakit hati akut atau kronik, alergi ketokonazole, perempuan hamil
Perempuan hamil, penderita gangguan jantung, hati , paru-paru , ginjal, porfia
Ibu sedang menyusui, gangguan ginjal, hati, lupus
Kontraindi Perempuan hamil, kasi sedang menyusui, menderita lupus, gangguan hati,
NON FARMAKOLOGI • Menjauhi faktor resiko • Menjaga kebersihan
• •
• • •
http://emedicine.medscape.com/article/1091806 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/artic le/viewFile/536/537 ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA FK UI SARIPATI PENYAKIT KULIT EDISI 3. HAL 29-31 Repository.usu.ac.id
PREVENTIF • Menjaga kebersihan Memakai celana dalam yang dapat menyerap keringat dan diganti setiap hari Menghindari pemakaian celana yang ketat dalam jangka waktu yang lama Rajin mandi 2x sehari Menjaga kebersihan pakaian MIMMA NABILAH RACHMAN 2015730085
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
• • • • •
Dubia ad bonam , jika kelembapan dan kebersihan kulit selalu terjaga Rentan terkena infeksi sekunder
http://emedicine.medscape.com/article/1091806 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/artic le/viewFile/536/537 ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA FK UI SARIPATI PENYAKIT KULIT EDISI 3. HAL 29-31 Repository.usu.ac.id
MIMMA NABILAH RACHMAN 2015730085
Tinea cruris
Kandidosis intertrigenosa
Psoriasis
Seorang laki-laki
√
√
√
Gatal
√
√
√
Plak eritem
√
-
√
Erosi
√
√
-
Vesikel hipopion
√
-
-
Krusta
√
-
-
Lesi satelit
√
√
-
SIMPULAN Infeksi jamur dapat terjadi pada siapa saja. Dari usia anak-anak sampai dewasa. Laki-laki lebih sering terkena Tinea Cruris di banding perempuan. Pasien Diabetes Mellitus rentan terhadap infeksi jamur, bakteri atau virus. Dari hasil diskusi kami bahwa pasien pada skenario terkena Tinea Cruris karena pada saat anamnesis terdapat adanya rasa gatal, panas dan perih. Pada pemeriksaan fisik terdapat efloresensi plak eritem, erosi, vesikel hipopion, krusta dan lesi satelit. Dan dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab keluhan pada pasien.