Sistem Kedokteran Tropis Modul 1 Skenario 2: Tutor: Dr. Jekti T. Rohani, Sp.mk

  • Uploaded by: Sri Febriyanti Dewi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Kedokteran Tropis Modul 1 Skenario 2: Tutor: Dr. Jekti T. Rohani, Sp.mk as PDF for free.

More details

  • Words: 2,700
  • Pages: 42
SISTEM KEDOKTERAN TROPIS MODUL 1 SKENARIO 2 KELOMPOK 6

Tutor : dr. Jekti T. Rohani, Sp.MK

Kelompok 6 Ketua : Farkhan Reza S Sekretaris : Mimma Nabilah R Anggota : Taufiq Zulyasman Ari Aripin Dzulfikar Attras M Gusti Khalida Rizma Karimah Nadia Salsabilah F Rizky Pratiwi Sri Febriyanti Dewi

(2014730029) (2015730085) (2014730089) (2015730014) (2015730034) (2015730051) (2015730068) (2015730097) (2015730115) (2015730124)

Skenario 2 Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke poliklinik RS dengan keluhan gatal-gatal di sela paha sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa panas dan kadangkadangperih. Pemeriksaan fisis: St. Dermatologis: Lokasi: inguinal. Efloresensi : pak eritem, erosi, vesikel hipopion, krusta dan terdapat lesi satelit. Pasien menderita penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol.

LANGKAH I Kata Sulit • Plak eritem • • • •

: peninggian superfisialis kulit dan kemerahan Erosi : kerusakan kulit sampai stratum spinosum Vesikel hipopion : vesikel yang berisi pus atau nanah Krusta : pengeringan cairan (serum eksudat purulen atau darah yang mengering dan mengeras pada permukaan kulit Lesi satelit : lesi sentral yang besar yang dikelilingi oleh dua atau lebih lesi serupa tetapi lebih kecil

Kata Kunci  Laki-laki 56 tahun • KU: gatal di sela paha • Pemfis: St. Derma sejak 5 hari yll tologis: Efloresensi : • KT: disertai panas dan kadang-kadang perih plak eritem, erosi, • RPS: DM tidak vesikel hipopion, terkontrol

krusta dan lesi satelt

LANGKAH II 1.

Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan penyakit pada skenario? 2. Bagaimana mekanisme pruritus? 3. Mengapa pasien di skenario merasakan gatal disertai panas dan kadang-kadang perih? 4. Apa hubungan DM tidak terkontrol dengan keluhan di skenario? 5. Apa apa saja macam-macam efloresensi kulit? 6. Bagaimana alur diagnosis pada skenario? 7. Bagaimana DD1? 8. Bagaimana DD2? 9. Bagaimana DD3? 10. Bagaimana penatalksanaan WD, prognosis, komplikasi dan tindak preventif?

LANGKAH IV

Etiologi Laki-laki 56 tahun. Gatal disela paha disertai panas dan kadang perih. Efloresensi : plak eritem, erosi, vesikel hipopion, krusta dan lesi satelit Alur Diagnosis Pemeriksaan Fisik

Anamnesis

Pemeriksaan Penunjang

DD

WD

Tatalaksana

Prognosis

Komplikasi

Epidemiologi

HIPOTESIS • Pasien Diabetes mellitus dengan keluhan gatal dapat disebabkan oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri • Gatal di sela paha, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar seperi inguinal dan dikelilingi lesi satelit terdapat pada gejala Kandidosis intertriginosa • Seoran laki-laki usia 56 tahun dengan keluan gatal, panas dan perih pada daerah inguinal (lipatan paha) bisa dapat terjadi akibat alergi dengan faktor suhu, lingkungan, pajanan sinar matahari yang dapat mengeluhkan rasa gatal , vesikel dan terjadi erosi yang mengarah pada diagnosa dermatitis kontak alergi • Gatal dapat membuat pasien timbul rasa ingin menggaruk yang menyebabkan terjadi reaksi inflamasi dan menimbulkan raa panas dan perih

• Seorang laki-laki berusia 56 tahun dengan gejala gatal dilipat paha dan tedapat plak eritem yang dikelilingi lesi satelit disebabkan oleh infeksi jamur Candida sp ( Kandidosis intertriginosa) , dan penyakit DM dapat memperburuk infeksi jamur sehingga menyebabkan timbulnya vesikel hipopion dan kesulitan tubuh untuk mengobati dirinya sendiri • Krusta yang ditemukan merupakan hasil dari vesikel hipopion yang pecah yang ditimbulkan dari keadaan DM yang tidak terkontrol • Meningkatnya faktor resiko tinea kruris pada usia remaja turut meningkatkan kemungkinan usia remaja bisa terkena tinea kruris , tidak hanya usia dewasa • Rasa gatal dan panas yan ditimbulkan bisa disebabkan karena jamur • Rasa gatal yang muncul dilipatan paha terjadi karena pada bagian lipatan mempunyai tingkat kelembapan yang tinggi sehingga memudahkan tubuhnya jamur • Lipatan paha merupakan tempat yang mempunyai tingkat kelembapan tinggi sehingga memungkinkan terjadinya rasa gatal di lipatan paha

LANGKAH V Sasaran Pembelajaran Mempelajari: 1. Macam-macam efloresensi kulit 2. Definisi, etiologi, dan mekansme pruritus 3. Macam-macam penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi jamur 4. Patomekanisme penyakit-penyakit tropis yang disebabkan oleh jamur 5. Cara menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang 6. Cara penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi untuk diagnosis serta prognosis dan komplikasi dari penyakit tersebut 7. Epidemiologi (insidens, prevalensi, preventif dan promotif) penyakit penyakit tropis tersebut

LANGKAH VII PEMBAHASAN

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Penyakit pada Skenario

Usia • Umumnya terjadi pada usia dewasa tapi faktor resiko seperti obesitas dan DM mulai meningkat pada usia remaja.

Jenis Kelamin • Tiga kali lebih banyak pada laki-laki dibanding dengan perempuan. Sumber: Prof. Dr. dr. R.S Siregar, SpKK(K). 2013. Saripati Penyakit Kulit Edisi 3. EGC: Jakarta Patel GA, Wiederkehr M, Schwartz RA. Tinea Cruris in Children. Cutis 2009

KARIMAH 2015730068

Mekanisme Gatal Tubuh

Mediator kimiawi

pruritogen

histamin

Rangsangan saraf perifer

Gatal

Talamus

Medula spinalis

Serabut Akar dorsalis

SRI FEBRIYANTI DEWI 2015730124 Wallengren J. Neuroanatomy and neurophysiology of itch. Dermatol Ther. 2005;18(4):292-303

Mengapa Terjadi Gatal dan Panas Pada Skenario? Infeksi dari Trichophyton Rubrum

Tandanya kalor dan peningkatan suhu dan kelembapan kulit menyebabkan infeksi

ARI ARIPIN 2015730014

Menyebabkan Tinea Cruris

Terjadi di keratinosit Dan metabolisme jamur

Dan terjadi pembelahan sel yang menyebabkan inflamasi

Menyebabkan skuama yang menyebabkan gatal

Skuama nya di garuk terus sehingga menyebakan panas

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3132899/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35227/Chapter%20II.pdf?sequence=4

Hubungan DM Dengan Keluhan Pada Skenario • Kadar gula kulit ( glukosa kulit ) 55% KGD ( glukosa darah ) pada orang biasa. Pada orang DM 69-71% . • Gula kulit berkonsentrasi tinggi di daerah intertriginosa dan interdigitalis. Hal tersebut mempermudah timbulnya dermatitis , infeksi bakterial ( terutama furunkel ), dan infeksi jamur ( terutama kandidosis ).

DZULFIKAR ATTRAS MAULANA 2015730034

• Pruritus pada diabetes melitus merupakan keluhan yang sering tetapi tidak selalu ada. Sensasi tersebut tidak hanya disebabkan oleh hiperglikemi tetapi juga oleh iritabilitas ujung ujung saraf dan kelainan-kelainan metabolik di kulit. • Kadar glikogen pada sel-sel epitel kulit dan vagina meningkat. Hingga menimbulkan “diabetes kulit”. Keadaan tersebut merupakan faktor predisposisi timbulnya dermatitis kandidosis dan furunkolosis.

Jenis-jenis Lesi pada Kulit • Menurut terjadinya, efloresensi dibagi atas 2 : • Efloresensi primer (kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit)  makula, papul, plak (plaque), urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula, pustul, dan kista • Efloresensi sekunder (kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit)  skuama, krusta, erosi, ulkus, dan sikatriks

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Handoko,Ronny.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010.

TAUFIQ ZULYASMAN 2014730089

Makula : Makula adalah efloresensi primer yang berbatas tegas, hanya berupa perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk

Papula adalah : penonjolan superficial pada permukaan kulit dengan massa zat padat, berbatas tegas, berdiameter < 1cm.

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Plak (plaque) : peninggian di atas permukaan kulit, berisi zat padat (biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lebih. Contohnya papul yang melebar atau papul-papul yang berkonfluensi pada psoriasis.

Nodus : massa padat sirkumskrip, ukurannya > 1 cm, terletak di kutan atau subkutan, jika diameternya lebih kecil daripada 1 cm disebut nodulus.

Urtika : edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan.

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serum, beratap, mempunyai dasar dengan diameter < 1 cm misalnya pada varisela, herpes zoster

Pustul : vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap dibagian bawah vesikel disebut vesikel hipopion.

Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Handoko,Ronny.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010.

Abses : efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam jaringan. Misalnya abses bartholini dan abses banal.

Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama dapat dibedakan menjadi pitirisiformis (halus), psoriasiformis (berlapislapis), iktiosiformis (seperti ikan), kutikilar (tipis), lamelar (berlapis), membranosa atau eksfoliativa (lembaran), dan keratonik (zat tanduk).

Fisura : goresan tipis yang linear pada permukaan kulit atau pada mukosanya akibat dari tegangan yang berlebiha atau penurunan elastisitas dari jaringan.

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Handoko,Ronny.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010.

Krusta adalah tumpukan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering diatas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah), atau cokelat (asal darah, nanah, serum).

Erosi : kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jar. Yang tidak melampaui stratum basal.

Ekskoriasi : kelainan kulit yang disebabkan garukan yang dalam sehingga tergores sampai ujung papil dan akan terlihat darah yang keluar selain serum.

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ulkus : hilangnya jar. yang lebih dalam dari ekskoriasi. Ulkus memiliki tepi, dinding, dasar dan isi.

Sikatriks : Penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal terdiri atas jaringan tidak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit, dapat atrofik atau hipertrofik, bila hipertrofik patologis disebut: Keloid

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anamnesis 1.

Informed Consent

2.

Identitas Pasien

3.

4.

- Nama

-

- Usia

56 tahun

- Jenis Kelamin

Laki-Laki

- Alamat

-

Keluhan Utama - Apa yang dikeluhkan?

Gatal

- Sejak kapan?

5 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang - Lokasinya dimana?

Di sela paha

- Apakah hilang timbul?

tidak dijelaskan

- Apakah ada rasa perih?

Perih dan panas

5.

6.

Sistem Lain - Apakah ada demam / tidak?

-

- Apakah ada rasa kram dan nyeri?

-

- Apakah ada nyeri tekan?

-

- Apakah ada penyakit lain yg sedang dirasakan?

DM yang tidak terkontrol

Riwayat Penyakit Dulu - Apakah pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya?

-

7.

Riwayat Penyakit Keluarga

-

8.

Riwayat Psikososial

-

9.

Riwayat Pengobatan

-

10.

Riwayat Alergi

-

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pemeriksaan Fisik 1.

Keadaan pasien

Sakit ringan / sedang / berat

2.

Kesadaran

Composmetis

3.

Tanda vital

Nadi, suhu, pernafasan , tekanan darah

4.

Inspeksi

5.

-Rambut

Mudah rontok/tidak

-Mata

Anemis,ikterus

-Hidung

Sekret , epitaksis

- Wajah

Pucat, sianosis

-Mulut

Bibir kering, perdarahan gusi

-Kulit

bintik kemerahan, petekie, vesikel , lesi

- Paha

Ada plak eritema , vesikel hipopion , krusta , lesi satelit

Palpasi - Pemeriksaan hepatomegali dan splenomegali

6.

7.

Perkusi - Torax

Batas paru dan hepar

- Abdomen

Pemeriksaan Ascites

Auskultasi - Torax

Suara vesikuler atau ada suara tambahan

- Abdomen

Bising usus

Buku Pemeriksaan Klinis Macleod 396-397

NADIA SALSABILA FAUZIAH 2015730097

Pemeriksaan Kerokan Kulit

Kultur Jamur

Pemeriksaan Penunjang

Lampu Wood

Punch Biopsi Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

NADIA SALSABILA FAUZIAH 2015730097

DD 1

• FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara • Repository.us u.ac.id

TINEA CRURIS DEFINISI

Tinea Kruris ( Jock Itch) merupakan infeksi jamur pada daerah kruris (sela paha, perineum, perianal, gluteus, pubis) dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.

ETIOLOGI

• • • •

GEJALA KLINIS

Trichopyhton rubrum Epidermophython fluccosum Trichophyton mentagrophytes Trichopyhton tonsurans

• Gatal hebat pada daerah kruris • Ruam kulit berbatas tegas, eritematosa, dan bersisik • Bila menahun: bercak hitam disertai sedikit sisik • Erosi dan keluarnya cairan

FARKHAN REZA SULAEMAN 2014730029

TINEA CRURIS

• FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara • Repository.us u.ac.id

PEMERIKSAAN

• • • •

Pemeriksaan dengan sediaan basah Pemeriksaan kultur dengan sabouraud Biopsy Lampu wood

FAKTOR RESIKO

• • • • •

Kondisi lembab Obesitas Kehamilan Diabetes Melitus Kebersihan pribadi yang buruk

PENCEGAHAN

• Memakai pakaian yang tipis • Tidak memakai pakaian yang ketat • Menjaga kebersihan diri

FARKHAN REZA SULAEMAN 2014730029

KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA Definisi Suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan oleh jamur intermediate yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir, dan alatalat dalam. Etiologi Jamur golongan Candida yang pathogen dan meruakan penyebab kandidosis adalah Candida albicans.

Epidemiologi Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Hubungan ras dengan penyakit ini tidak , tetapi lebih tinggi di Negara berkembang. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan kelembapan udara yang tinggi dan pada musim hujan sehubungan dengan daerahdaerah yang tergenang air.

Harahap Mawali. Ilmu Penyakit Kulit. Hal 81-82 Gusti Khalida Rizma 2015730051

Manisfestasi klinik  Orang gemuk (Obesitas)  Menyerang lipatan-lipatan kulit pada daerah inguinal Aksila, dan lipat payudara  Bercak kemerahan  Dikelilingi lesi satelit  Terjadi erosi  Nyeri  Gatal  Rasa terbakar

Harahap Mawali. Ilmu Penyakit Kulit. Hal 81-82 Gusti Khalida Rizma 2015730051

Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usap mukokutan dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram akan terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan dengan media sabouraud akan membantu menegakkan diagnosis

DD 3 : Psoriasis Definisi

Epidemiologi

Penyakit yang penyebabnya autoimun bersifat kronik dan residif ditandai dengan adanya bercakbercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan.

Lebih sering pada orang kulit putih Insidens pada pria lebih banyak daripada wanita Terdapat pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa

Rizky Pratiwi 2015730115

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Manifestasi Klinik

Gatal ringan dengan kelainan kulit terdiri atas bercakbercak plak dengan skuama diatasnya Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika dan transparan Umumnya mengenai daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbo sakral, bokong dan genitalia

Terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner

Dapat menyebabkan kelainan kuku (pitting nail) dan sendi (artritis psoriatik) Rizky Pratiwi 2015730115

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Etiopatogenesis Psoriasis Faktor imunologik

Lesi matang umumnya penuh dengan sebukan limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik pada epidermis Lesi baru didominasi oleh limfosit T CD8

Lesi psoriasis terdapat 17 sitokin yang produksinya bertambah, diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans Pembentukan epidermis lebih cepat, hanya 3-4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari Rizky Pratiwi 2015730115

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI Obat Topikal: 1. Mikonazole 2. Bifonazole 3. Ketokonazole • • • • •

http://emedicine.medscape.com/article/1091806 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/artic le/viewFile/536/537 ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA FK UI SARIPATI PENYAKIT KULIT EDISI 3. HAL 29-31 Repository.usu.ac.id

Digunakan 2x/hari 2-3 minggu Dioleskan sampai 3cm diluar batas lesi

MIMMA NABILAH RACHMAN 2015730085

Griseofulvin

Ketokonazole

Itrakonazole

Terbinafin

Dosis

Anak: 5-10 mg/kgBB/hari Dewasa: 500 1000 mg/hari Selama 2-3 minggu

Anak: 3-6 mg/kgBB/hari Dewasa: 200 mg/hari 10-2 minggu pada pagi hari setelah makan

Anak: 3-5 mg/khBB/hari Dewasa : 1 kapsul 100 mg / hari

Anak: 3-6 mg/kgBB/hari Dewasa: 1 tablet 250 mg/ hari

Efek samping

Sakit kepala, diare, mual. Demam, nyeri otot dan sendi

Mual , muntah, sakit kepala, pusing, reaksi alergi

Mual, sakit kepala, konstipasi , diare, gangguan pencernaan

Diare, nyeri otot, sakit kepala, perut kembung

Memiliki penyakit hati akut atau kronik, alergi ketokonazole, perempuan hamil

Perempuan hamil, penderita gangguan jantung, hati , paru-paru , ginjal, porfia

Ibu sedang menyusui, gangguan ginjal, hati, lupus

Kontraindi Perempuan hamil, kasi sedang menyusui, menderita lupus, gangguan hati,

NON FARMAKOLOGI • Menjauhi faktor resiko • Menjaga kebersihan

• •

• • •

http://emedicine.medscape.com/article/1091806 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/artic le/viewFile/536/537 ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA FK UI SARIPATI PENYAKIT KULIT EDISI 3. HAL 29-31 Repository.usu.ac.id

PREVENTIF • Menjaga kebersihan  Memakai celana dalam yang dapat menyerap keringat dan diganti setiap hari  Menghindari pemakaian celana yang ketat dalam jangka waktu yang lama  Rajin mandi 2x sehari  Menjaga kebersihan pakaian MIMMA NABILAH RACHMAN 2015730085

PROGNOSIS

KOMPLIKASI

• • • • •

Dubia ad bonam , jika kelembapan dan kebersihan kulit selalu terjaga Rentan terkena infeksi sekunder

http://emedicine.medscape.com/article/1091806 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/artic le/viewFile/536/537 ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN EDISI KELIMA FK UI SARIPATI PENYAKIT KULIT EDISI 3. HAL 29-31 Repository.usu.ac.id

MIMMA NABILAH RACHMAN 2015730085

Tinea cruris

Kandidosis intertrigenosa

Psoriasis

Seorang laki-laki







Gatal







Plak eritem



-



Erosi





-

Vesikel hipopion



-

-

Krusta



-

-

Lesi satelit





-

SIMPULAN Infeksi jamur dapat terjadi pada siapa saja. Dari usia anak-anak sampai dewasa. Laki-laki lebih sering terkena Tinea Cruris di banding perempuan. Pasien Diabetes Mellitus rentan terhadap infeksi jamur, bakteri atau virus. Dari hasil diskusi kami bahwa pasien pada skenario terkena Tinea Cruris karena pada saat anamnesis terdapat adanya rasa gatal, panas dan perih. Pada pemeriksaan fisik terdapat efloresensi plak eritem, erosi, vesikel hipopion, krusta dan lesi satelit. Dan dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab keluhan pada pasien.

Related Documents


More Documents from "belina metri lidiasari"