Simulasi Konseling 4.docx

  • Uploaded by: monalisa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Simulasi Konseling 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 927
  • Pages: 4
Klien : Tok.. tok.. tok… (klien mengetuk pintu ruang konselor) Konselor : Iya tunggu sebentar! (ucap konselor dari dalam ruangan sambil berjalan ke arah pintu) Klien : Assalamu’alaikum buk! Konselor : Wa’alaikumussalam, iya silahkan masuk nak! (sambil menjabat tangan klien dan mempersilahkan klien masuk ke dalam ruangan) Klien : Iya (ucap klien sambil berjalan masuk) Konselor : silahkan duduk! Klien : iya, terimakasih buk. Konselor : gimana kabar nak dian? Klien : kabar saya baik buk. (diam dan manundukan wajah) Konselor : kelihatannya wajah kamu sangat murung nak? Tampaknya ada sesuatu yang mengganjal dihati nak dian, sehingga nak dian datang menemui ibuk? Klien : iya buk. Dian ingin berkonsultasi dengan ibuk. Konselor : iya, silahkan nak. Apa yang ingin nak dian sampaikan sehingga nanti kita bisa bicarakan bersama-sama. Klien : tapi saya takut nanti hal ini akan diketahui oleh banyak orang buk. Konselor : nak dian tidak perlu khawatir, karena disini ibuk akan menjaga rahasia nak dian sebab proses konseling memiliki teknik-teknik, kode etik dan azaz-azaz yang harus dijaga dan dikuasai oleh seorang konselor. Nah, salah satu azaz nya yaitu menjaga kerahasiaan klien. Jadi nak dian tidak perlu takut hal yang kamu ceritakan nanti akan diketahui oleh orang lain.

Klien : huff.. syukurlah kalau begitu buk. Dian berharap hal yang dian alami sekarang dapat teratasi dan menemukan titik terangnya buk. Konselor : iya (sambil menganggukan kepala) mudah-mudahan ini bisa dapat teratasi. Kalau begitu, nak dian bisa menceritakannya kepada ibuk?. Ibuk ingin mendengarkan apa yang mengganjal hati nak dian. Klien : begini buk, saya sedang terjebak dalam situasi yang rumit dan tidak tau harus berbuat apa lagi buk? (sambil melihat kebawah) Konselor : mengapa bisa begitu nak? Klien : mmm bagaimana ya buk, saya bingung mau mulai dari mana buk. Konselor : nak dian bisa menceritakannya dari awal. Klien : iya buk, jadi begini buk, dian lulus SNMPTN jalur nasional masuk perguruan tinggi buk dan jurusannya psikologi (tiba-tiba terdiam) Konselor : syukurlah kalau begitu, nak. Tetapi apa yang masih mengganggu perasaan nak dian? Coba ceritakan lebih jelas nak! Tidak apa-apa ceritakan saja pelan-pelan. Klien : mmm… jadi gini buk, dian lulus SNMPTN dan dalam waktu bersamaan dian juga lulus SPAN PTKIN jurusan ekonomi syariah buk. Konselor : hmm, lalu? (sambil mengangguk) Klien : dian ingin mengambil SPAN PTKIN tadi buk, tapi lokasi kampus nya di luar daerah buk, jadi orang tua dian nggak membolehin kuliah disana. dan karena SNMPTN jurusan psikologi itu masih di dalam daerah jadi orang tua dian memaksa dian untuk kuliah disana buk. karena takut mengecewakan orang tua jadi dian ikuti keinginan orang tua dian. Tapi dian takut nanti dian tidak mampu dalam proses perkuliahan buk. Jadi dian bingung harus bagaimana>

Konselor : berada diposisi nak dian saat ini pasti sulit.ibuk dapat memahami apa yang nak dian rasakan saat ini. Bisakah nak dian jelaskan kenapa bisa berpikir bahwa nak dian tidak mampu dalam proses perkuliahan nantinya? Klien : iya buk, karena jurusan yang dian ambil tidak sesuai dengan keinginan dian, buk. dian takut nanti tidak akan serius dalam belajar di kelas dan tidak mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen nantinya. Konselor : bisakah nak dian jelaskan kenapa nak dian bisa takut dalam belajar? Klien : sebenarnya dian takut karena mungkin disatu sisi kurangnya pengetahuan dian tentang psikologi, dan disisi lain perasaan tertekan karena harus masuk jurusan itu buk. Konselor : sebenarnya nak dian bisa saja sangat menyukai jurusan psikologi jika nak dian benar-benar menekuninya, tetapi disisi lain nak dian juga kecewa? Klien : iya buk, sebenarnya dian bersikap seolah-olah dian tidak serius dalam belajar supaya orang tua dian dapat mengubah keinginannya dan menyuruh dian pindah ke jurusan yang dian inginkan. Taoi dian takut membuat orang tua dian kecewa. Konselor : itu berarti nak dian kesulitan dalam memilih jurusan yang nak dian inginkan dengan jurusan yang dipilihkan oleh orang tua nak dian? Klien : iya buk (sambil mengangguk) Konselor : bagus, berarti nak dian sudah bisa memahami masalah yang nak dian alami sekarang. Klien : mungkin situasi ini tidak dapat dian ubah dan dian juga tidak mungkin menentang keinginan orang tua dian karena beliaulah yang telah merawat dian dari kecel hingga sekarang (sambil menunjukan wajah menyesal). Dian tidak boleh seperti ini terus, dian harus lebih giat belajar agar orang tua dian tidak kecewa nantinya. Dian harus menentukan pilihan yang tepat untuk masa depan dian. Konselor : bagus, ibuk yakin dian pasti bisa memilih yang terbaik untuk hidup dian.

Klien : iya buk, dian sekarang sudah paham. Konselor : kita sudah bicara banyak, apa yang bisa nak dian simpulkan dalam pertemuan kita ini? Klien : jadi, dian harus menentukan pilihan dian buk, dian tidak boleh salah pilih. Kerena ini menentukan masa depan dian nantinya. Untuk itu dian lebih memilih orang tua dian, dian harus berbakti kepada kedua orang tua dian, meskipun dian akan kecewa tapi jika dian menikmati setiap prosesnya pasti akan mudah untuk dijalani. Konselor : rupanya nak dian sudah paham dengan apa yang akan nak dian lakukan. Nak dian pasti bisa. Itu pilihan yang bagus sekali dan nak dian pasti bisa melakukannya. Pesan dari ibuk yaitu setiap proses yang kita lakukan akan membuat kita semakin dewasa dalam berpikir dan bertindak, seperti yang akan nak dian lakukan nantinya. Klien : iya buk,, alhamdulillah dian sudah merasa lega buk, kebingungan dian sekarang sudah berkurang. Konselor : jangan sungkan jika ada yang ingin dibicarakan lagi, datanga saja kesini. Ibuk akan bersedia mendengarkan cerita nak dian. Klien : baiklah kalau begitu buk, terimakasih banyak yang buk telah mambantu dian. dian pamit dulu buk. Assalamu’alaikum Wr. Wb. (sambil menjabat tangan) Konselor : Walaikumussalam Wr. Wb. (sambil memabalas jabatan tangan)

Related Documents

Simulasi
April 2020 36
Simulasi
June 2020 26
Simulasi
June 2020 20
Simulasi
June 2020 21
Konseling Hiv.docx
June 2020 16

More Documents from "riri anggraini"