SILIKOMA PENIS: KOMPLIKASI DARI PEMBESARAN PENIS YANG TIDAK SESUAI MENGGUNAKAN MATERIAL ASING Abstrak Latar belakang: injeksi material dan bahan kimia asing untuk memperbesar penis demi kepuasan seksual cenderung terjadi di beberapa negara. Namun komplikasinya sangat berbahaya dan cukup menantang untuk melakukan operasi korektif. Laporan kasus: seorang laki-laki, 50 tahun yang menjalani injeksi silikon untuk memperbesar penis di lingkungan yang tidak steril dan tidak sesuai sekitar 4 tahun yang lalu, mulai mengalami komplikasi inflamasi dan fibrosis pada kulit penis. Hal ini menyebabkan terjadinya striktur di sekeliling penis dan sulit untuk mencapai ereksi sempurna, sehingga pasien merasa tidak nyaman. Pasien menjalani eksisi scar dengan resurfaxing penis menggunakan graft kulit ketebalan penuh denga hasil akhir yang lebih baik. Kesimpulan: injeksi material asing dalam praktek pembesaran penis dan injeksi yang dilakukan pada keadaan tidak steril merupakan sebuah praktek yang merugikan. Kata kunci: silikoma penis, material asing, pembesaran penis
PENDAHULUAN Obsesi untuk mendapatkan penis yang lebih besar sangat erat hubunganya dengan ego seseorang dan perhatian terhadap citra diri yang terjadi pada sebagian besar pria di dunia. Pada masyarakat moderen, terdapat banyak metode pembesaran penis yang telah maju pada pusatpusat kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis professional. Hal ini meliputi skrining, pemeriksaan dengan konseling terlebih dahulu, dimana pasien-pasien dengan ukuran dan fungsi penis yang normal disarankan untuk tidak menjalani prosedur-prosedur tersebut dengan melihat potensi adanya komplikasi. Hal ini membuat banyak orang mencari terapi alternatif dari praktekpraktek yang tidak sesuai yang sering dilakukan oleh praktisi non medis dan melakukan prosedur dalam lingkungan yang tidak steril dengan menginjeksi zat asing ke dalam kulit penis untuk menambah ukuranya. Material seperti paraffin, silikon, minyak mineral dan kolagen sudah digunakan secara luas untuk membantu meningkatkan ukuran penis walaupun banyak kasus yang berakhir dengan reaksi serius terhadap bahan-bahan tersebut serta komplikasinya. Sclerosing Lipogranuloma merupakan suatu keadaan genitalia laki-laki yang jarang dijumpai, yaitu massa subkutan yang teraba lembut yang dibentuk oleh adanya substansia lipomatous eksogen maupun endogen di sekitarnya. Degenerasi lipin eksogen biasanya disebabkan oleh injeksi material asing kedalam jaringan subkutan yang terlihat pada pembesaran penis yang menyebabkan granuloma inflamasi dan menyebabkan terbentuknya massa subkutan yang keras.
LAPORAN KASUS Seorang pria, 50 tahun, bekerja sebagai operator kapal dengan penyakit diabetes mellitus dibawa ke Hospital Universiti Sains Malaysia, dengan keluhan adanya penebalan kulit yang nyeri pada batang penis. Awalnya, pasien menjalani injeksi subkutan dengan bahan kolagen/silikon di bawah kulit penis 4 tahun yang lalu oleh praktisi non medis untuk mendapatkan penis yang lebih besar demi performa seksualnya. Pasien mendapatkan total 3 injeksi, dengan interval 1-2 minggu antara tiap sesinya, pasien tidak tahu pasti produk apa yang digunakan dan seberapa banyak dipakai. Awalnya terdapat tonjolan lembut bentuk tidak beraturan sepanjang penis yang memperlebar ukuran batang penis. Tidak ada keluhan sampai 2 tahun kemudian, saat pasien menyadari adanya perubahan berupa inflamasi yang nyeri pada kulit penisnya yang kemudian membentuk deformitas penis yang menebal dengan perubahan warna kulit. Tidak terdapat abses atau sekret dari kulit, pasien juga tidak melakukan ataupun mencari pengobatan. Pasien masih mampu melanjutkan aktivitas seksual bila gejalanya reda. Beberapa bulan kemudian, pasien sudah tidak mampu lagi mencapai ukuran panjang penis normalnya saat ereksi penuh. Pada pemeriksaan, didapatkan penis yang sudah disunat dengan penebalan kulit yang keras bentuk tidak beraturan yang melingkari seluruh batang penis dari korona glans sampai dasar penis. Terdapat area dengan perubahan warna kulit sepanjang kulit yang menebal namun tidak ada tanda inflamasi akut, sekret maupun ulserasi. Glans penis, kulit skrotum dan testis nampak normal. Temuan laboratorium meliputi hitung darah lengkap, analisis urin dan kimia darah dalam batas normal, demikian juga dengan gula darah. Pasien dikonsultasikan dan dibawa untuk operasi eksisi jaringan fibrotik dengan graft kulit. Pada saat operasi, ditemukan adanya jaringan fibrotik yang melibatkan lapisan jaringan kulit dan subkutan sepanjang batang penis dari korona sampai dasar penis, memisahkan kulit dari lapisan subkutan tidak mungkin dilakukan karena fibrosis yang padat. Dilakukan diseksi jaringan yang menebal dengan hati-hati secara sirkumferensial dan mendalam sampai pada fasia yang menutupi kulit dari batang penis. Corpus kavernosum dan uretra nampak normal. Graft kulit dengan ketebalan penuh (full thickness skin graft) diambil dari area sekitar kemaluan untuk menutupi area yang terbuka dan dijahit menggunakan jahitan catgut 5/0 dengan teknik spiral dan diperban dengan bactigras. Setelah operasi, pasien diberikan profilaksis IV selama 3 hari. Inspeksi graft pada hari ke5 menunjukan keadaan graft yang baik tanpa adanya hematoma atau pembengkakan maupun sekret. Peninjauan pada minggu ke-2 menunjukan penyembuhan yang hampir sempurna pada graft batang penis dan follow up pada minggu ke-6 menunjukan graft yang sembuh sempurna dengan adanya scar hipertrofik ringan tanpa lesi rekuren. Pasien kembali mampu mendapatkan panjang penis penuhnya saat ereksi dan melanjutkan aktivitas seksual secara normal.
Gambar 1. Menunjukan lokasi injeksi silikon, jaringan fibrotic yang menebal mebentuk silikonoma seperti pita, mengerutkan korona penis dan menghambat ereksi sehingga menimbulkan nyeri
PEMBAHASAN Injeksi biomaterial telah lama digunakan dalam prosedur untuk mengkontur jaringan lunak pada berbagai bagian tubuh manusia. Material yang sering digunakan yaitu paraffin, silikon dan kolagen. Literatur sebelumnya menunjukan bahwa injeksi paraffin dapat menyebabkan reaksi berat dan sudah tidak lagi digunakan secara klinis dan telah dilarang di beberapa negara. Hasil dari penggunaan silikon bergantung pada seberapa besar derajat kemurnian substansi tersebut, dimana silikon medis yang bertaraf tinggi menunjukan keberhasilan yang baik sedangkan material silikon industri dengan taraf rendah berdampak pada komplikasi yang jauh lebih tinggi. Kolagen bertaraf medis sudah digunakan secara luas untuk operasi rekonstruksi dan kosmetik sebagai filler dengan beberapa komplikasi yang telah dilaporkan. Namun, ketersediaan bahan dengan taraf medis sangat mahal dan terbatas. Hal ini menyebabkan terjadinya penggunaan bahan yang merugikan oleh praktisi non medis yang sering berdampak pada terjadinya scar, deformitas dan ulserasi. Sebuah perbandingan dengan laporan pasien sebelumnya yang mengalami komplikasi serupa setelah injeksi bahan asing/silikon kedalam kulit penis di Malaysia menunjukan bahwa terdapat periode laten sekitar 4-5 tahun setelah injeksi dilakukan sebelum massa subkutan tersebut mulai menunjukan adanya penebalan kulit dengan komplikasi fibrotik.
Pilihan terapinya tergantung pada tingkat keparahan dan rentang dari injeksi kortikosteroid, antibiotik, sampai operasi eksisi. Operasi eksisi jaringan scar termasuk injeksi material asing diikuti dengan resurfasing penis memberikan hasil terbaik dengan rekurensi minimal. Teknik operasi yang berbeda untuk resurfacing batang penis dengan menggunakan flaps, graft split atau full thickness telah dilaporkan memberi hasil yang memuaskan. Dengan mempertimbangkan sisi kosmetik, tonjolan kulit, dan risiko kontraktur graft, graft kulit full thickness dapat menjadi pilihan terbaik pada pasien yang rekuren. Teknik yang dilaporkan memiliki hasil akhir yang baik dan menimbulkan scar minimal yaitu dengan menggunakan 1 lapisan graft kulit full thickness dan ditempatkan secara spiral pada batang penis. Teknik ini disebut sebagai teknik yang mudah untuk dilakukan dengan hanya terdapat 1 kekurangan yaitu adanya risiko terjadi garis scar hipertrofik berbentuk spiral disekeliling batang penis. Operasi eksisi yang tepat pada jaringan scar dengan graft kulit full thickness memberikan hasil akhir yang baik dan rekurensi yang rendah. Pasien pada kasus ini melaporkan tidak adanya komplikasi urin setelah operasi dan pasien mampu mencapai panjang penis penuh saat ereksi dan kembali melanjutkan aktivitas seksual normal.
KESIMPULAN Injeksi material asing dalam praktek pembesaran penis dan injeksi yang dilakukan pada kondisi yang tidak steril merupakan praktek yang merugikan. Individu maupun publik yang mempromosikan dan melakukan prosedur ini sebaiknya diperingatkan untuk melawan efek buruk dari prosedur ini.