MAKALAH MATERNITAS I Promosi Kesehatan Reproduksi Perempuan
Fasilitator: Dr. Esty Yunitasari, S.Kp, M.Kes
Disusun oleh : Kelompok 2 A2-2017 Nurul Khosnul Qotimah
131711133033
Fradhika Al-Habib R. G.
131711133035
Setya Indah Hikmawati
131711133072
Rizka Amalia Setiaputri
131711133092
Asroful Hulam Zamroni
131711133109
Della Yolina
131711133148
S1 PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Maternitas I yang berjudul “Promosi Kesehatan Reproduksi Perempuan”. Makalah ini kami buat dengan tujuan agar pembaca lebih mengerti dan memahami bagaimana metode untuk promosi kesehatan mengenai reproduksi perempuan. Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Makalah ini masih jauh dari kata sempuna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terimakasih.
Surabaya, Februari 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... .
iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... ..
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... .
1
1.3 Tujuan......................................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... .
3
2.1 Definisi Promosi Kesehatan.....................................................................
3
2.2 Promosi Kesehatan Reproduksi pada Perempuan Pra-Nikah ..................
6
2.3 Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Hamil .....................................
9
2.4 Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Bersalin ..................................
9
2.5 Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Nifas ......................................
10
2.6 Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Menyusui ...............................
10
2.7 Trend Isu Masalah Kesehatan Reproduksi di Indonesia ..........................
10
BAB III CONTOH KASUS DAN ASKEP........................................................
12
3.1 Contoh Kasus Pra Nikah..........................................................................
12
3.2 Asuhan Keperawatan Pra Nikah........................................................... ...
12
BAB IV KESIMPULAN................................................................................... .
20
4.1 Kesimpulan............................................................................................ ..
20
4.2 Saran........................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ .
21
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi untuk system perkembangbiakan pada manusia. Pada organ reproduksi wanita, terdiri atas organ reproduksi eksternal dan internal, yang sebagian besar terletak pada organ panggul. Pada umumnya, organ reproduksi manusia utamanya pada wanita baru dapat berlangsung setelah manusia mencapai masa pubertas atau masa dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjarkelenjar endokrin dan hormone yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Saat ini permasalahan pemahaman organ reproduksi pada manusia utamanya dapat disalahartikan oleh masyarakat awam. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai upaya perawatan terhadap reproduksi wanita. Karena seperti yang kita ketahui bahwa saat ini sebagian besar permasalahan kesehatan dan kematian wanita di dunia yaitu berasal dari organ reproduksi mereka seperti salah satunya adalah penyebab kematian terbesar pada wanita adalah kanker serviks. Sehingga, perlu dilakukannya upaya pencegahan dengan cara promosi kesehatan pada wanita-wanita di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran dalam latar belakang, dapat ditarik beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ reproduksi perempuan? 1.2.2. Apa tren isu terkait dengan reproduksi perempuan? 1.2.3. Bagaimana asuhan keperawatan terhadap permasalahan reproduksi perempuan?
1
1.3.Tujuan Makalah Dalam menulis dan menyusun makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya sebagai berikut: 1.3.1. Mendeskripsikan anatomi dan fisiologi organ reproduksi perempuan? 1.3.2. Menjelaskan tren isu terkait dengan reproduksi perempuan? 1.3.3. Menjelaskan asuhan keperawatan terhadap permasalahan reproduksi perempuan?
1.4. Manfaat Makalah Dalam penyusunan makalah ini, penulis dan pembaca dapat memperoleh beberapa manfaat sebagai berikut: Bagi Penulis: Penulis dapat menyelesaikan tugas dari dosen pengampu dan penulis dapat mengetahui penjelasan tren isu permasalahan reproduksi wanita Bagi Pembaca: Mendapatkan pengetahuan mengenai Reproduksi Wanita mulai dari definisi hingga penatalaksanaan keperawatan promosi kesehatan reproduksi wanita.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Promosi Kesehatan Menurut WHO (World Health Organization) (1984), promosi kesehatan adalah Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upayaupaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut adalah definisi dari promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Jadi, dapat disimpulkan, bahwa promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana, 2009). Menurut Green (1991) dalam Maulana (2009), tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu: 1. Tujuan Program Refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50% setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
3
2. Tujuan Pendidikan Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contoh: cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun. 3. Tujuan Perilaku Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contoh: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan. Untuk mewujudkan promosi kesehatan, diperlukan suatu strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai apa yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang program – program kesehatan yang lainnya seperti pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, status gizi masyarakat, pelayanan kesehatan dan lain sebagainya. Strategi ini diperlukan dalam mewujudkan visi dan misi dari promosi kesehatan (Mubarak dan Nurul, 2009). Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu: 1) Advokasi (Advocacy) Advokasi
yaitu kegiatan memberikan bantuan kepada
masyarakat dengan membuat keputusan dan penentu kebijakan dalam bidang kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat (Mubarak dan Nurul, 2009).
4
Kegiatan advokasi ini ada bermacam–macam bentuk, baik secara formal atau informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin diharapkan dukungan dari pejabat terkait. Kegiatan advokasi secara informal, misalnya mengunjungi pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, dana atau fasilitas lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah para pejabat baik eksekutif dan legislatif diberbagai tingkat dan sektor yang terkait dengan masalah kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). 2) Dukungan Sosial (Social Support) Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat antara lain berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh di masyarakat serta unsur formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah (Mubarak dan Nurul, 2009). Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program– program kesehatan agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi terhadap program tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lian: pelatihan–pelatihan tokoh masyarakat,
seminar,
lokakarya,
bimbingan
kepada
tokoh
5
masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). 3) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan
antara
lain:
penyuluhan
kesehatan,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya
koperasi,
pelatihan–pelatihan
untuk
kemampuan
peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan contohnya, terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes dan sebagainya. Kegiatan–kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari
uraian
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
sasaran
pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). 2.2. Promosi Kesehatan Reproduksi pada Perempuan Pra-Nikah Promosi kesehatan pra-nikah menurut WHO merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktif pra-nikah. Tujuan menikah menurut bebapa ahli antara lain:
6
a. Menurut UU perkawinan tahun 1974 menyatakan bahwa, tujuan perkawinan adalah mengembangkan kepribadian untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan material. b. Menurut Sahli (1994), tujuan perkawinan sesungguhnya sangat mulia apabila dilandaskan kesadaran untuk saling memberi yang terbaik walaupun pasangannya tidak menuntut hal tersebut c. Wantjik (1976) tujuan melangsungkan perkawinan adalah untuk menciptakan hidup rumah tangga yang sejahtera bersama pasangan yang menjadi pilihan dan untuk meneruskan keturunan pada umumnya dalam membina keluarga, setiap orang menginginkan kehidupan yang bahagia bersama pasangannya sampai akhir waktu. d. Menurut Kusnadi (2005) tujuan bersama dalam perkawinan adalah komposisi dari setiap tujuan personal pasangan yang mungkin dengan cara kooperatif akan menyertakan kedua keinginan pasangan tersebut, apabila kedua keinginan tersebut terkandung dalam satu tujuan bersama sebagai hasil akhir.
2.2.1. Upaya Bimbingan terhadap Remaja Belum Menikah 1) Pembinaan Kesehatan Remaja Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan hanya pada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup halhal: perkawinan yang sehat; keluarga yang sehat; sistem reproduksi dan masalahnya; penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya; dan sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.
7
2) Pemeriksaan Kesehatan Pra-Nikah Pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up) adalah sekumpulan pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai laki-laki dan perempan yang hendak menikah, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin. Berikut adalah tahapan pemeriksaan kesehatan pranikah:
Pemeriksaan fisik
Persiapan gizi
Pemberian imunisasi TT pada calon
Pengantin menjaga kebersihan organ reproduksi
2.2.2. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan Pra-Nikah 1. Sebagai edukator. artinya perawat berperan sebagai pemberi penyuluhan atau pembimbing, disini perawat bertugas menyiapkan sasaran yang sesuai terhadap materi pranikah dan perawat menjelaskan segala hal pengetahuan yang mencakup mengenai kesehatan pra-nikah. 2. Sebagai konselor. Artinya disini peran perawat adalah mengajak masyarakat atau sasarn untuk menceritakan keluh kesahnya mengenai kesehatan pra nikahnya dan perawat memberikan solusi dan cara penyelesaiannya kepada masyarakat atau sasaran. 3. Sebagai peneliti. artinya disini perawat berperan ganda yang pertama perawat melakukan penelitian di daerah yang paling banyak terdapat kasus menyimpang tentang kesehatan pra nikah pada masyarakatnya. Yang kedua, perawat
melakukan penelitian
mengenai dampak nyata dari kasus penyimpangan kesehatan pra
8
nikah sehingga ketika perawat melakukan penyuluhan perawat dapat memberikan contoh nyatanya kepada masyarakat dan diharapkan masyarakat lebih memahami. 4. Sebagai advokat. Artinya perawat harus mampu bekerjasama karena hal ini mampu memberikan dukungan dan komitmen dari sasaran advokasi. 2.3. Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Hamil Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Contoh promosi kesehatan yang dapat dilakukan perawat kepada ibu hamil antara lain:
Melakukan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan, ada beberapa vaksinasi yang bisa anda lakukan 3 bulan sebelum kehamilan untuk memberikan perlindungan pada si janin.
Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya untuk menghindari terjadinya komplikasi selama kehamilan yang dapat membahayakan bayi.
Memantau suplemen dan obat-obatan yang dikonsumsi ibu hamil agar tidak membahayakan janin.
2.4. Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Bersalin Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai dengan komponen-komponen fisiologis. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan saat persalinan, maka perlu dilakukannya promosi kesehatan pada ibu bersalin yaitu untuk mengantisipasi perasaan cemas pada ibu dalam menghadapi persalinan.
9
2.5. Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Nifas Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan perawat pada ibu hamil adalah dengan menjaga personal hygiene ibu selama masa nifas, menganjukan ibu untuk memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup, dan lain sebagainya. 2.6. Promosi Kesehatan Reproduksi pada Ibu Menyusui Dalam promosi kesehatan ibu menyusui, peran perawat antara lain memberi dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini), cara menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara mengatasinya. Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi). 2.7. Trend Isu Masalah Kesehatan Reproduksi di Indonesia Aborsi Dan Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan. Sampai saat ini aborsi tidak aman (unsafe abortion) akibat kehamilan yang tidak diinginkan masih merupakan salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, aborsi hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu, yaitu berdasarkan indikasi kedaruratan medis atau
10
kehamilan akibat pemerkosaan. Aborsi atas dua alasan itu hanya bisa dilakukan pada usia kehamilan maksimal 40 hari dihitung sejak hari pertama haid terakhir. Ketentuan usia kehamilan maksimal 40 hari ini telah merujuk pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005 tentang Aborsi. Penentuan aborsi dan pelaksanaannya diatur secara ketat dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal 38. Sebagai contoh, penentuan indikasi medis ditentukan oleh tim kelayakan aborsi, harus ada bukti indikasi pemerkosaan dari keterangan ahli, aborsi harus dengan persetujuan perempuan hamil, serta konseling sebelum dan sesudah aborsi Mengingat tindakan aborsi di Indonesia dilarang, kecuali dalam kondisi tertentu, maka upaya yang dapat dilakukan adalah yang bersifat preventif. Melalui fungsi pengawasan yang dimiliki, DPR perlu terus mendorong pemerintah untuk meningkatkan implementasi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, khususnya yang terkait dengan upaya preventif untuk mencegah terjadinya aborsi yang tidak aman, sehingga pada akhirnya AKI dapat diturunkan dan target agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dapat diwujudkan.
11
BAB III CONTOH KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN PRA-NIKAH
3.1.Contoh Kasus Pra Nikah Tanggal Masuk
:
28 Juni 2015
Tanggal Pengkajian
:
29 Juni 2015
Jam
: 09.00 wib
Kasus: Ny. D datang dengan keluhan nyeri pada kehamilannya dikarenakan kurang paham dengan beberapa gangguan kesehatan yang dialami oleh ibu hamil.
3.2.Asuhan Keperawatan A. Biodata : 1. Identitas Ibu Nama Inisial Usia Agama Kebangsaan Suku Status Perkawinan Pendidikan Pekerjaan Alamat DX. 2. Identitas Suami Nama Inisial Usia Agama Kebangsaan Pendidikan Pekerjaan Alamat
: Ny. D : 27 th : Islam : WNI : Jawa : Kawin : SMP : IRT : Gubuk Sero, Teluk Betung : Abortus : Tn. S : 28 th : Islam : WNI : SD : Buruh : Gubuk Sero, Teluk Betung
12
B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama : Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluarkan darah mengatakan perutnya terasa mulas dan sakit 2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang 3. Riwayat Kesehatan Yang Lain: Pasien mengatakan tidak ada penyakit yang diderita oleh pasien 4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan keluarga nya tidak punya penyakit keturunan dan menular 5. Riwayat Perkawinan : Pasien mengatakan dalam perkawinannya tidak ada penyakit lain 6. Riwayat Menstruasi : pasien mengatakan haid terakhir pada bulan April lalu 7. Riwayat Persalinan Yang Lain: Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai anak 1 laki-laki berumur 6,8 th dilahirkan dengan normal dan sehat 8. Pola Kebiasaan a. Pola Nutrisi : Pasien mengatakan sebelum hamil ia makan dengan teratur yaitu 3x1 hari sedangkan sesudah hamil ia mengatakan nafsu makan mulai menurun yaitu 1x1 hari b. Pola Eliminasi : Pasien mengatakan pola eliminasi nya baik BAK : 5x1 hari BAB : 1x1 hari c. Pola Istirahat dan Tidur: Pasien mengatakan istirahat nya cukup terpenuhi dan tidur nya nyenyak d. Pola Kebersihan Diri : Pasien mengatakan bahwa ia tinggal di kawasan penduduk yang kebersihannya cukup baik e. Pola Aktivitas : Pasien mengatakan jika dirumah ia melakukan tugas rumah seperti bersih-bersih rumah, mencuci pakaian dan lainnya 9. Riwayat Sosial : Pasien mengatakan bahwa ia mudah berinteraksi dan dapat mengenali orang-orang disekitarnya 10. Riwayat Spiritual : Pasien selalu melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim dapat menerima dengan lapang dada ia menganggap bahwa ini yang terbaik untuknya.
13
C. Pemeriksaan umum a. Keadaan Umum Kesadaran : CM (Composmentis) b. TTV TD : 100/70 N : 70 x/mnt RR : 18 x/mnt S : 36,5 0C BB : 68 kg c. Anak Ke: G2P1A1 d. Gerakan Janin : (-) e. Head Toe To 1. Kepala : mesochepal 2. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid 3. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bersih dan tidak bau 4. Hidung : simetris, jalan nafas lancar 5. Tenggorokan : tidak ada gangguan menelan 6. Dada : payudara tidak mengeluarkan ASI 7. Abdomen : tidak ada pembesaran vena abdomen, nyeri tekan pada Abdomen 8. Genetalia : keluar lendir darah, warna merah, tidak adatidak ada hemoroid 9. Muskuloskeletal : gerakan normal, tidak ada gangguan, tidak ada edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm. D. Pemeriksaan Lab a. Pemeriksaan Hematologi Darah Rutin : tidak ada WBC : tidak ada HGB : tidak ada b. Foto Abdomen : USG
14
E. Analisis Data No. Data
Etiologi
1.
Kontraksi pada otot Nyeri akut rahim
DS : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dan pada pinggang
Masalah
DO : - Pasien tampak meringis - Posisi untuk mengurangi nyeri - TD : 100/70 2.
DS :
Perdarahan
Defisit Volume Cairan
Kelemahan, Penurunan Sirkulasi
Gangguan Aktivitas
Pasien mengatakan sejak minggu sore keluar darah cair dan menggumpal DO : - Konjungtiva anemis - Pasien tampak pucat - Pasien lemah
3.
DS : Pasien mengatakan badannya terasa lemas DO : - lemah - TD : 100/70
F. 1. 2. 3.
Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi pada otot rahim Defisit Volue Cairan berhubungan dengan Perdarahan Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
15
G. Rencana Keperawatan N Dx. Kep. o (Nanda) .
Tujuan
NOC
NIC
(intervensi)
(implementasi)
1 .
Nyeri akut berhubunga n dengan kontraksi pada otot rahim
1. Kaji kondisi 1. Mengkaji kondisi Klien nyeri yang nyeri yang dialami dapat dialami klien klien beradapta 2. Terangkan nyeri 2. Menerangkan nyeri si dengan yang diderita yang diderita klien nyeri klien dan dan penyebabnya yang penyebabnya 3. Mengolaborasi dialami 3. Kolaborasi pemberian pemberian analgetika analgetika
2 .
Defisit Volue Cairan berhubunga n dengan Perdarahan
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah
1. Kaji kondisi status hemodinamika 2. Ukur pengeluaran harian 3. Berikan sejumlah cairan pengganti harian 4. Evaluasi status hemodinamika
1.
2. 3.
4.
Rasional
1. Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi. 2. Meningkat kan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri 3. Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik Mengkaji status 1. Pengeluaran kondisi cairan hemodinamika pervaginal Mengukur sebagai akibat pengeluaran harian abortus Memberikan memiliki sejumlah cairan karekteristik pengganti harian bervariasi Mengevaluasi status 2. Jumlah cairan hemodinamika ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah
16
maupun kualitas. 3.
4.
3 .
Gangguan Aktivitas berhubunga n dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
1. Kaji tingkat kllien kemampuan dapat klien untuk melakuka beraktivitas n 2. Kaji pengaruh aktivitas aktivitas tanpa terhadap kondisi adanya uterus/kandung komplika 3. Bantu klien untuk si memenuhi kebutuhan aktivitas seharihari 4. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kon disi klien 5. Evaluasi perke mbangan kema mpuan klien melakukan aktivitas
1. Mengkaji tingkat 1. kemampuan klien untuk beraktivitas 2. mengkaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandung 3. membantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari 4. membantu klien untuk melakukan 2. tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien 5. mengevaluasi perk embangan kemamp uan klien 3. melakukan aktivitas 4.
dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi Mengistiratkan klilen secara optimal Mengoptimalk an kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak
17
sangat diperlukan 5. Menilai kondisi umum klien
H. Catatan Perkembangan No. Dx. Kep. 1.
Tanggal
29 Juni 2015 Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi pada otot rahim
Waktu
Evaluasi
09.55 wib
S : Pasien mengatakan nyeri nya mulai menghilang O: - pasien terlihat sudah tidak meringis lagi - TD : 110/80 A : belum sepenuhnya teratasi
18
P : lanjutkan intervensi 2.
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
29 Juni 2015
12 45 wib
S:O: - Darah sudah tidak keluar lagi - Pasien sudah mulai terlihat segar dan tidak pucat A : masalah teratasi P : hentikan intervensi
3.
Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
29 Juni 2015
13.30 wib
S:O: - Pasien sudah terlihat lebih segar dan tidak lemah lagi - TD : 110/80 A : maslah teratasi P : hentikan intervensi
19
BAB IV KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. Upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai upaya perawatan terhadap reproduksi wanita. Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara merubah perilaku kesehatan dengan cara membantu orang-orang membuat pilihan yng sehat melalu promosi kesehatan. 4.2. Saran Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
20
DAFTAR PUSTAKA Narulita, Erlia. Kontrasepsi Hormonal. Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember Arfi, Dian dkk. 2014. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Perempuan. Muhammadiyah Makasar Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21-9. Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2016). Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Sari Pediatri, 11(2), 136-41. H.A, Siti. (2010). Jurnal Studi Gender & Anak: Sketsa Kesehatan Reproduksi Remaja. Vol.5 No.1 Jan-Jun 2010 pp.199-214. Kartikasari, B. D. (2016). Strategi Pkbi Diy Dalam Pendampingan Remaja Dengan Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan (Ktd) Di Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan, 3-5. Maulana, H. D., Sos, S., & Kes, M. (2009). Promosi Kesehatan. EGC. Nurdiyana, T. (2010). Sunat Perempuan Pada Masyarakat Banjar Di Kota Banjarmasin. Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture, 2(2) Omarsari, S. D., & Djuwita, R. (2008). Kehamilan Pranikah Remaja di Kabupaten Sumedang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.3 No.2 . Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat (2012). Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Melahirkan Melalui Promosi Kesehatan dalam Keperawatan
Maternitas.
Jurnal
Departemen
Keperawatan
Maternitas-Anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.
21
Zalbawi, S. (2002). Masalah Aborsi Dikalangan Remaja. Media Litbang Kesehatan Vol. XII No.3.
22