September

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View September as PDF for free.

More details

  • Words: 10,917
  • Pages: 12
Bulletin Kimia@UI

Oktober 2006 Volume 2, Nomor 2

SambuTan daRi DepaRtemen DaRi MeJa RedaKsi Pembaca tercinta, Buletin Departemen Kimia terbitan keempat ini (Vol 2 No 2) kembali mengunjungi kita berkat kerja keras pengelolanya. Dalam usia buletin yang masih muda ini barangkali makna kehadirannya belum berhasil memberi greget prima kepada civitas akademika. Hal ini bisa menjadi ancaman eksistensinya, dimana barangkali tidak akan ada yang merasa kehilangan seandainya buletin ini tidak hadir di tengah kita lagi. Bahkan kehadirannya pun jangan-jangan tidak ada yang menyadarinya, atau merasa tidak perlu ada.. Situasi ini, jika benar, mudah-mudahan jangan menjadikan kecil hati para pengelolanya. Tapi jadikanlah cambuk untuk terus berkarya, karena jika tidak maka bulletin ini akan benarbenar sirna ditelan masa sebelum kehadirannya memberi makna kepada civitas akademika. Saya percaya Buletin seperti ini bisa terus ditingkatkan kualitasnya sehingga menjadi salah satu Tool yang memadai dalam usaha pencapaian visi dan misi Departemen Kimia UI.. Oleh karenanya saya mengajak pengelolanya untuk terus pantang menyerah memberi komitmen kepada kehadiran buletin dengan segala resikonya. Saya juga mengundang para civitas akademika dan pembaca untuk menyapa Buletin ini. Untuk itu mohon redaksi bisa memberi alokasi bagi sapaan para pembaca tersebut, entah sebagai rubrik opini, rubrik kepada redaksi, rubrik intermezzo, dan semacamnya. Selain itu, kita ketahui bersama, bahwa masa jabatan pimpinan Departemen akan segera berakhir pada tahun kerja 2007 dan karenanya harus segera dipersiapkan pemilihan Calon Ketua Departemen yang baru. Berdasarkan ORTALA FMIPA-UI yang baru, para calon harus memaparkan/mensosialisasikan rencana program kerjanya paling tidak dihadapan Majlis Departemen atau forum pleno Departemen. Dalam konteks ini barangkali pada terbitan-terbitan mendatang Buletin ini (edisi reguler dan kalau perlu edisi khusus) dapat menyediakan diri menjadi salah satu wahana sosialisasi tersebut. Atau bahkan dalam terbitan berikutnya reporter Buletin lebih pro aktif mengumpulkan sapaan civitas akademika dengan topik “Keinginan-keinginan konstruktif dari civitas akdemika pada pengembangan Departemen Kimia FMIPA-UI”. Kita undang para civitas akademika untuk menuangkan gagasan visionernya dalam bentuk tulisan di Buletin kita ini. Saya percaya jika dilakukan dengan sungguh-sungguh isinya akan menjadi bahan yang berguna bagi para calon Ketua Departemen yang akan mempersiapkan program kerjanya pada tahun 2007. Kehadiran Buletin kali ini juga mengiringi berita gembira dimana Hasil Akreditasi Prgram Studi S1 Kimia UI mendapat peringkat A kembali, dan Proposal A3 Kimia UI dinyatakan lulus seleksi akhir dan implementasinya akan didanai DIKTI mulai tahun anggaran 2007. Pada kesempatan ini saya mengucapkan selamat dan terimakasih kepada Tim A3 Kimia UI ( Pak Sumi Hudiyono dkk). Ucapan yang sama juga saya tujukan kepada seluruh staf pengajar, mahasiswa, karyawan, alumni dan mitra. Karena kerja keras semuanyalah keberhasilan itu bermula. Pada kesempatan ini ini kami juga mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru tahun ajaran 2006/2007 (D3, S1, S2 dan S3) semoga cepat beradaptasi dan sukses menempuh pendidikan di Kimia UI. Ucapan selamat juga disampaikan kepada lulusan baru tahun ajaran 2006/2007 (D3, S1, S2 dan S3), semoga bekal pendidikan di Kimia UI dapat diamalkan kepada nusa dan bangsa. Ucapan selamat khusus dan penghargaan disampaikan kepada lulusan berprestasi dan mahasiswa berprestasi pada masing-masing angkatan (lihat berita terkait). Akhirul kalam, bersamaan dengan hadirnya bulan Ramadhan kami mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Sekaligus juga menyambut Hari Raya Idul Fitri kami mengucapkan mohon maaf lahir batin. Dr.JarnuziGunlazuardi Ketua Departemen Kimia

Beberapa bulan belakangan ini banyak civitas akademika yang sangat disibukkan oleh penyusunan proposal BAN, dan A3. Sampai-sampai banyak juga pihak yang mengeluh karena adanya kesibukan ini, dan juga Bu Yuni dan Pak Bowo yang sampai masuk rumah sakit. Namun dari semuanya ini tenyata membuahkan hasil yang diharapkan, yaitu Departemen Kimia kembali mendapatkan predikat akreditasi A dan Program Usulan A3 diterima. Selama tahun 2006 ini beberapa target Departemen Kimia telah tercapai berkat usaha dari semua pihak yang ada. Pertengahan tahun telah dilewati dan kita hampir mendekati akhir tahun 2006, adakah target anda yang sudah dicapai? Atau malah anda baru menyadari adanya waktu yang begitu cepat berlalu dan belum memulai apapun. Target apapun yang sudah tercapai atau belum yang penting kita selalu menghargai setiap keberhasilan yang kita dapat, sekecil apapun itu. Target dari Bulletin Kimia ini sedikit demi sedikit telah tercapai yaitu pada bulletin edisi Oktober 2006, Vol. 2 No.2 ini telah semakin banyak artikel-artikel yang masuk melibatkan partisipasi aktif mahasiswa, dosen dan alumni. Masih banyak target-target yang ingin dicapai oleh Bulletin-bulletin Kimia selanjutnya. Diharapkan semua civitas yang ada dapat terus memberikan kontribusinya. Siapa bilang hari-hari kita berlalu begitu saja tanpa adanya pencapaian? Mungkin kita saja yang lupa pada pencapaian-pencapain kecil setiap hari. Redaksi

Daftar isi Dari Meja Redaksi

1

Sambutan dari Departemen

1

Seputar Departemen 2 Sykuran Wisudawan/mati

2

Program D3

2

Polling Departemen

2

Program Ekstensi

3

Oleh-oleh dari Malaysia

3

Studek 2006

4

Alternative Energy

5

Bioinformatika

6

Rekayasa minyak pelumas dari botol plastik bekas

7

Profil Alumni

8

Wisdom of the day

8

Kabar alumni Kabar dari Alumni Seputar Lab

9 8 10

Publikasi Internasional

11

Obituari

12

Redaksi

12

VISI DEPARTEMEN KIMIA Menjadi pusat unggulan dalam pendidikan dan penelitian kimia, terutama dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. MISI DEPARTMEN KIMIA • Menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di tingkat regional dan internasional serta mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan sains dan teknologi. • Membangun institusi yang kuat, yang mampu berperan dalam kemajuan ilmu kimia dan aplikasinya. •Membangun pusat informasi dalam bidang kimia di Indonesia

Selamat Idul Fitri1427 H

SePuTaR dePaRtemeN... Selamat selamat dan selamat….Setelah kembali berhasil mendapatkan predikat A yang diberikan oleh Sekretariat Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk reakreditasi, Departemen Kimia akhirnya berhasil mendapatkan Program Usulan A3. Karena kegigihan seluruh pihak yang terkaitlah maka Departemen kimia dapat berhasil mendapatkan hibah program usulan A3. Tidak sia-sia perjuangan pengumpulan data, penyusunan proposal, pulang malam, serta perbaikan-perbaikan yang dilakukan selama ini. Diharapkan dengan berhasilnya mendapatkan hibah Program usulan A3 ini kualitas dari Departemen Kimia menjadi jauh lebih baik sehingga dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang berkompeten di dunia kerja. Sekali lagi selamat…..

Program D3-Kimia Terapan Program Studi D3-Kimia Terapan merupakan salah satu program studi di lingkungan Departemen Kimia FMIPA-UI. Sejak didirikan pada tahun 1992 sampai dengan saat ini D3-Kimia Terapan telah menghasilkan tenaga ahli madya sebanyak 605 orang, termasuk 36 wisudawan yang baru diwisuda tanggal 1 September 2006. Alumni D3-Kimia Terapan sebagai tenaga ahli madya telah tersebar di berbagai bidang industri, lembaga penelitian dan ada yang melanjutkan ke jenjang S1. Sejak berdirinya program studi ini telah melakukan 4 kali pergantian kurikulum, yang dievaluasi setiap 5 tahun sekali. Kurikulum terbaru yaitu kurikulum tahun akademi 2006.2007 mulai diberlakukan bagi mahasiswa baru angkatan 2006/2007 ini. Pergantian kurikulum ini disusun berdasarkan perkembangan IPTEK dan permintaan pasar akan kebutuhan SDM tenaga ahli madya. Mahasiswa baru angkatan 2006/2007 yang diterima sebanyak 51 mahasiswa, sedang jumlah mahasiswa pada semester PTA 2006/1007 tercatat sebanyak 157 mahasiswa. Program D3-Kimia Terapan FMIPA-UI, akan terus berusaha meningkatkan mutu serta kualitas lulusan agar dapat memiliki keunggulan dalam berkompetisi merebut peluang kerja di sektor industri, lembaga penelitian atau bidang jasa.

Salah satu acara rutin yang dila- kukan di Departemen Kimia adalah Syukuran Wisudawan/wati. Pada semester genap 2006 ini acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 13 September 2006. Seperti biasa, pada acara ini diberikan beberapa penghargaan Polling mengenai Departemen Kimia kepada mahasiswa/i berprestasi dalam bentuk sertifikat dan in-

sentif. Kategori yang diberikan penghargaan adalah lulusan terbaik, skripsi terbaik, poster terbaik, serta IPS terbaik.

17 % 1%

34 %

P e r t a ma

Anda memilih program studi Kimia UI sebagai pilihan ke berapa?

K edua

Berikut ini adalah beberapa mahasiswa berprestasi yang mendapatkan penghargaan:

K et i ga Lai nnya

Lulusan Terbaik Program Studi S-2: Ike Yolanda (6304030214), Evi Oktavia (6304030141), Cholid Syahroni (6304030052)

48 %

Lulusan Terbaik Program Studi S-1 Reguler: 1. (-), 2. Dwi Ratna Puspitasari (030203037011), 3. Maria Tri A. (0302030378) Lulusan Terbaik Program Studi S-1 Ekstensi: Yuliana Oktavia (0304230455), Intansari Chusnul K. (030423020X), Talitha Tri Pujiastuti (0304230447) Lulusan Terbaik Program Studi D-III Kimia Terapan: Sari Purwantiningsih (2303310856), Yusifa (2303310368), Marliana Suteja (2303310864), Eko Prasetyo (2303310902)

9% 3% 32 %

P ua s da n ba ngga Bi asa saj a K ur a ng pua s T i dak t au

56 %

Skripsi Terbaik S-1 Reguler: Yusri A. (0302030661), M. Agung K. (0301030315), Andri Budiarto (0302030084)

Bagaimana kualitas pendidikan / kurikulum di departemen Kimia?

7% 3%

Poster Terbaik S-1 Reguler: Agus Tussiono (0302030033), Yusri A. (0302030661), Hangga (0302030254) IP Terbaik Angkatan 2003: Andi (030303010X) IP : 3,98; Yoga Harry (030303704X) IP : 3,50; Sujendra L.P. (0303030603) IP : 3,50; Rocky (0303030) IP : 3,50

Bai k sekal i 35 %

Bai k C uk up

55 %

K ur ang

IP Terbaik Angkatan 2004: Iman Abdullah (0304037051) IP : 3,78; Hilda Sucipto (0304037043) IP : 3,64; Christina Natalia (030403012X) IP : 3,44 IP Terbaik Angkatan 2005: Wahtu Ronggo W.B. (0305037055) IP : 3,51; Septiana (0305037047) IP : 3,49; Susilawati (0305030603) IP : 3,46

4%

7% B a i k Se k a l i

31 %

Untuk informasi selanjutnya mengenai SIAK-NG dapat diakses di : http://www.ppsi.ui.edu/new/cso/index.php atau ke website FMIPA-UI: http://www.ns.ui.ac.id/mipa/index.php

Halaman 2

Bagaimana kualitas staff pengajar / dosen di Departemen Kimia?

Bai k C uk up K ur a ng

58 %

Mulai semester Ganjil 2006 FMIPA-UI menerapkan penggunaan SIAK-NG. Sistem Informasi Akademik New Generation (SIAK-NG) adalah aplikasi yang berbasis web yang digunakan dalam menunjang kegiatan akademik di UI. Aplikasi ini bersifat online dan dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Terdapat 4 kategori pengguna SIAK-NG yaitu, penyelenggara pendidikan, mahasiswa, dosen, dan direktorat pendidikan. Penggunaan SIAK-NG ini diwajibkan bagi 4 kategori tersebut. Setiap pengguna dapat memiliki lebih dari 1 peran pada lebih dari satu program studi yang berbeda menggunakan 1 account untuk mengakses. Diharapkan setiap pengguna SIAK-NG selalu memeriksa account-nya secara berkala.

Puaskah Anda dapat berkuliah di Departemen Kimia FMIPA-UI?

0 2%% 28 %

Bai k sekal i Bai k C uk up K ur ang

70 %

Bagaimana fasilitas fisik dan sarana penunjang lain (ruang kuliah, WC, perpustakaan, laboratorium, media kuliah, dll)?

Alex k’05 Responden: Angkatan 2003 = 20 Angkatan 2004 = 25 Angkatan 2005 = 50 Angkatan 2006 = 67

orang orang orang orang

Volume 2, Nomor 2

PROGRAM S-1 EKSTENSI KIMIA Pada tahun 2006 ini, Program S-1 Ekstensi Kimia FMIPA-UI telah berusia 4 tahun (berdiri pada tahun 2002 dengan SK Rektor Universitas Indonesia tanggal 27 Mei 2002 Nomor : 204 A/SK/R/ UI/2002), walaupun masih muda belia umurnya namun Program ini juga telah mengambil peranan cukup berarti dalam dunia pendidikan. Sampai saat ini Program Ekstensi Kimia mempunyai 94 mahasiswa yang umumnya merupakan pegawai atau karyawan dari perusahan swasta, BUMN maupun Institusi Pemerintah dan institusi lainnya, yang berminat menambah ilmu di bidang Kimia, dan sejak berdiri Program Ekstensi Kimia telah meluluskan 92 Sarjana Kimia. Pada tahun 2006 ini, Program Ekstensi Kimia telah memanggil 31 peminat dan yang mendaftar kembali 26 orang. SISTEM PENDIDIKAN Sistem pendidikan Program Ekstensi Sarjana Kimia di FMIPA-UI menggunakan sistem kredit yang dinyatakan dalam kurikulum dengan beban studi yang setara dengan Program Sarjana. Komposisi kurikulum tersebut terdiri atas Mata Kuliah Wajib dan Mata Kuliah Pilihan. Dengan komposisi tersebut diharapkan para lulusan mempunyai bekal yang cukup untuk menempuh studi lanjutan, atau terjun ke dunia industri. Saat dimulainya Program Ekstensi Kimia pada Tahun Akademik 2002/2003, mahasiswa dapat menyelesaikan studinya minimal dalam waktu 2 tahun (4 semester), namun sejak dikeluarkannya SK Rektor nomor : 013/SK/R/UI/2006 masa studi di Program Ekstensi minimal menjadi 6 semester (3 tahun), dan selama-lamanya 9 semester. SK Rektor ini berlaku pada Tahun Akademik 2006/2007 atau berlaku untuk mahasiswa baru, sedangkan mahasiswa lama masih tetap berlaku aturan sebelumnya. Beban studi mahasiswa untuk meraih gelar Sarjana di Program S-1 Ekstensi Kimia saat ini menjadi 81 SKS (termasuk 6 SKS sebagai penelitian/tugas akhir), dan Lulusan Program S-1 Ekstensi Kimia berhak menyandang gelar akademik Sarjana Sains (S.Si), sama dengan gelar program S-1 Kimia Reguler FMIPA-UI. Program Ekstensi tetap memberlakukan Tugas Akhir bagi mahasiswanya, hal ini bertujuan untuk membekali dan melatih mahasiswa menuangkan buah pikiran atau hasil penelitiannya ke dalam suatu bentuk skripsi dan mempertanggungjawabkannya dalam seminar serta sidang ujian sarjana. Penelitian dapat dilakukan di Departemen Kimia, institusi riset pemerintah maupun swasta. Adanya penambahan masa studi di Program Ekstensi, cukup menyulitkan Program studi untuk meningkatkan minat masyarakat menimba ilmu di Universitas Indonesia. Untuk itu Program Studi harus mencari kiat-kiat pemasaran yang lebih efektif dan lebih effisien lagi dalam menjaring mahasiswa baru. Untuk itu, jika ada diantara bapak/ibu yang menjadi pimpinan perusahaan yang bergerak dalam industri kimia yang berminat untuk meningkatkan pengetahuan karyawannya dalam bidang ilmu kimia, atau bapak/ ibu yang berminat mengikuti Program S-1 Ekstensi Kimia, untuk mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan jangan sungkansungkan menghubungi kami di : Tata Usaha Departemen Kimia FMIPA-UI Kampus Depok Telp. (021) 78849005, (021) 78849006 Fax. (021) 7863432 Email : [email protected] Website : www.chem.ui.ac.id

Volume 2, Nomor 2

OleH-oLeH dari MaLaySia SEMINGGU PENUH DENGAN KEJUTAN DI MALAYSIA Pada minggu kedua September 2006, Bu Siswati dan Bu Endang bertandang ke Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia selama seminggu. Redaksi berhasil meminta Bu Siswati untuk menceritakan pengalaman menarik selama kunjungan tersebut. Selamat menikmati! Perjalanan yang penuh surprise. Kami berangkat ke Kuala Lumpur pada hari Senin, 11 September 2006 menggunakan pesawat AirASIA. Memang kami sengaja memilih maskapai tsb supaya mendapat tiket yang murah, walaupun pada akhirnya harga tiket menjadi mahal, karena booking terlalu mendadak. Penerbangan ke Kuala Lumpur membutuhkan waktu + 2 jam, dan kami sampai di bandara KL sekitar pukul 17.00 waktu Malaysia. Setelah pesawat mendarat dan selesai mengurus traveling documents, segera saya kontak temanku yang sedang kuliah S3 UKM dan sudah tiga tahun mukim di negeri jiran ini. Sebelumnya memang kita sudah sering ber SMS dan dia janji akan menjemput di bandara tersebut. Kami memutuskan untuk menunggu penjemput di depan restoran Mc Donald (Mc D) agar kami tidak sulit ditemukan oleh temanku itu. Melalui SMS saya beri tahu temanku, bahwa kami sudah sampai di bandara dan di balas OK, sebentar lagi saya dating mbak, karena saya sedang ada di airport juga bersama suami yang sedang mencari tiket untuk ke JKT. Tidak berapa lama temanku telepon balik, dan menanyakan posisi kami karena katanya dia sudah kelililng resto Mc D, tetapi tidak menemukan kami. Saya berpikir memang ada berapa restoran Mc D di airport KL. Melelui telepon saya jelaskan beberapa tanda –tanda khusus yang ada disekitar restoran tersebut dan akhirnya hpku lowbat alias ”tewas”. Kami mulai gelisah, mengapa kok yang jemput tak nongol-nongol sampai 1 jam lebih. Apa yang harus saya lakukan pikirku. Saya kemudian mencari koin dan telepon umum. Sialnya, telepon umum yang ada out of order, sedangkan yg lain sedang dipake dan harus ngantri. Sementara saya mencari telepon umum, Bu Endang tetap menunggu di tempat yang disepakati. Tiba-tiba terpikir olehku untuk pinjam telepon ke kantor polisi di sekitar bandara, lalu saya putar balik bergegas menemui bu Endang untuk menyampaikan maksudku. Rupanya Bu Endang sedang asyik ngobrol dengan teman barunya (ketemu di bandara), seorang ibu yang sedang menunggu temannya juga. Saya tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh beliau. Saat saya temui mereka, yang jelas saya sangat kaget (massya Alloh) ketika mendengar ucapan bu Endang, bahwa “…pesawat AIRASIA ini mendarat di KLCCT, tempat yg berbeda dengan bandara international KL di mana kita akan dijemput…”. Rupanya temanku tidak mengetahui hal itu, mungkin selama ini dia tidak pernah menggunakan pesawat murah, seperti AIR ASIA. Menurut informasi, bandra KLCCT ini khusus digunakan untuk pesawat-pesawat murah sperti AIRASIA, dan belum setahun dioperasikan, jaraknya dari KL Internasional cukup jauh (+ 20 km). Berdasarkan informasi tersebut, kami bergegas menuju kantor polisi untuk meminjam telepon. Saat berjalan Bu Endang nyletuk : “disini kok ga ada yang mo kasih pinjam hp ya, kalau di Jepang saya pernah dipinjami”, langsung saya jawab: “ wah, mimipi kali bu, mana ada orang disini ujug –ujug menawarkan hp-nya. Eeh baru saja saya selesai ngomong tiba-tiba ada suara memanggil-manggil (dengan sebutan kakak) dari belakang, dan ternyata ibu yang tadi ngobrol dengan bu Endang. Saya merasa surprise karena ibu tadi (Farida Ibrahim) ternyata menawarkan kalau hp milik temannya boleh dipinjam. Alhamdulilllah !! Singkat kata akhirnya kami dapat mengontak dan dijemput oleh temanku bersama suaminya . Tiba di apartement temanku, waktu sudah menunjukkan hampir pukul. 9 malam. Kebetulan malam itu hujan turun dengan lebat, padahal di Indonesia sedang musim kemarau panjang. Hari Selasa, kami seharian di rumah saja, sengaja tidak bepergian untuk menghormati nyonya rumah yang kebetulan sedang berkabung, karena ibu mertuannya baru meninggal pada Senin kemarin sore di tanah air. Hari Rabu kami berencana berangkat dari rumah sekitar pukul. 9 pagi menuju gedung KLC PETRONAS lalu dengan menggunakan kereta api nyambung ke UKM. Pagi itu kami diantar hanya sampai Gedung PETRONAS oleh sopir dengan kendaraan sedan yang cukup mewah milik pribadinya Sopir ini, memang “hebat” pekerjaannya, selain sebagai sopir ‘ tembak’ juga merangkap sebagai tukang urut komersial. Sekali urut biayanya 60 ringgit (sekitar 150 ribu rupiah). Bahkan Bu Endang waktu baru datang- karena masuk angin - sempat diurut ‘full body’ selama 3 jam sambil teriak-teriak merasa kesakitan karena tenaganya kuat sekali dan pijitannya sangat mantap. Padahal tukang urut ini bertubuh sangat tambun tetapi kekar sehingga dikenal dengan julukan “super women”.

Halaman 3

Ketika kami bertiga tiba di gedung KLC, temanku berubah pikiran, setelah dia mengetahui saya biasa membawa mobil ke kampus, dengan alasan takut terlambat sampai di UKM, saya malah diminta untuk membawa mobilnya yang ternyata sudah terparkir di basement medan parkir Gedung tersebut. Memang kami sudah konfirmasi dengan Prof. Musa di UKM untuk berjumpa sekitar pukul 11.30. Dengan berbagai alasan saya menolak permintaan temanku itu , namun dia tetap pada pendiriannya , sehingga akhirnya saya give up dan nekad (karena tidak memiliki SIM internasiaonal) nyopir mobil mewah milik temanku yang tajir. Jarak antara KLC - UKM tidak kurang dari 60 Km). Mengemudi mobil mewah di highway – nya ota L lebih menyenangkan dari pada di Jakarta karena pengemudi di sana lebih disiplin dan sopan. Walaupun demikian, saya kagok juga karena harus mengemudi dengan lebih hati-hati dan memperhatikan ramburambu lalu lintas dengan lebih baik. Atas kebaikan temanku yang tajir ini , kami bepergian dengan mobil tersebut selama tinggal di KL, walaupun selama dalam perjalanan kami sering nyasar dan berputar-putar. Tujuan mengunjungi KL. Tujuan utama Ibu Endang adalah membawa misi dari pimpinan Dept Kimia. Kami berbincang-bincang dengan Prof.Musa (pimpinan di School of Science and Technology UKM) untuk menjajaki jalinan kerjasama dalam bidang penelitian dan pendidikan. Sedangkan saya, memang sudah lama merencanakan untuk mengunjung temanku ini, sekaligus mencari informasi mengenai universitas mana yang memiliki program S3 dengan bidang – bidang penelitian yang relevan dengan bidang keilmuan Biokimia sehingga dimungkinkan saya dapat melanjutkan studi ke program S3. Saya sangat berminat untuk melanjutkan sekolahdi Malaysia. Banyak hal yang menjadi alasan mengapa saya memilih Negeri Jiran ini: Konon katanya Malaysia memiliki kualitas pendidikan yang tak kalah bagus dengan negara-negara. yang sudah terlebih dahulu dikenal sebagai negara dengan sejumlah perguruan tinggi ternama. Saat ini ada semacam fenomena / trend dari banyak orang tua-orang tua di Indonesia yang sudah dan sedang mempetimbangkan menyekolahkan anak-anaknya ke Malaysia di samping ke Singapura.Hal di atas sangat dimengerti, karena walaupun tanpa bantuan beasiswa kuliah di Malaysia realtif lebih murah dibandingkan dengan kuliah di negara lain termasuk Indonesia(?). Demikian pula dengan biaya hidup. Pertimbangan lain yang tak kalah pentingnya adalah karena Malaysia masih serumpun dengan Indonesia, sehingga memiliki kesamaan dalam hal budaya/kultur/agama dan bahasa. Keuntungan lainnya adalah di Malaysia saya dapat belajar bahasa Inggris secara tidak langsung dengan lebih baik lagi karena bahasa Inggris di negeri jiran ini merupakan bahasa pengantar kedua setelah bahasa Melayu. Demikianlah sedikit cerita dari pengalaman saya dan Bu Endang ketika berkunjung ke Kuala Lumpur. Seminggu penuh kejutan tersebut akan melekat di ingatan aya untuk waktu yang lama. Semoga tujuan yang dibawa ke Malaysia dapat menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

Kunjungan dalam kota berlangsung selama 5 hari dan perusahaan atau instansi yang dikunjungi sebanyak 8 tempat. Hari pertama tanggal 07 Agustus 2006 kunjungan CEO ke PT Siskem Aneka Indonesia dan PT Polysindo Texmaco Group. Seluruh peserta diharuskan kumpul di kampus MIPA pukul 06.30 namun karena ada beberapa peserta yang terlambat datang jadi rombongan CEO baru berangkat pukul 07.15. Tiba di PT Siskem sekitar pukul 09.00 dan langsung disambut dengan baik oleh pimpinan dan staff perusahaan tersebut. Sebelum kunjungan dimulai, Bapak Syauki selaku pimpinan perusahaan memeberikan kata sambutan dan profil lengkap dari PT Siskem. Kemudian acara dilanjutkan dengan kunjungan ke bagian produksi. PT Siskem adalah perusahaan yang bergerak dibidang water treatment. Kunjungan di PT Siskem selesai pada pukul 13.00 dan dilanjutkan dengan kunjungan ke PT Polysindo Texmaco Group yang terletak di wilayah karawang. Sesampainya disana, rombongan disambut dengan baik oleh pihak perusahaan. Polysindo adalah perusahaan yang memproduksi polimer-polimer untuk serat pakaian yang nantinya akan dibuat benang untuk pakaian. Kunjungan dilakukan dengan berkeliling ke bagian produksi, dan pusat kontrol mesin. Kunjungan selesai pada pukul 16.30 dan rombongan kembali ke Depok. Hari kedua, Selasa 08 Agustus 2006 kunjungan dilanjutkan ke BATAN yang terletak dikawasan Puspitek. Rombongan berangkat pukul 07.30 dengan didampingi oleh Ibu Yuni K dan sampai ditujuan pukul 08.30 yang kemudian disambut oleh pihak BATAN. Pada hari itu rombongan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang nantinya akan secara bergantian masuk ke tempat-tempat yang akan dituju. Kunjungan dilakukan ke tiga tempat yaitu PRSG (Pusat Reaktor Serba Guna), PTLR (Pusat Tenaga Limbah Radioaktif), PTBIN (Pusat Tenaga Badan Industri Nuklir). Disana seluruh peserta dapat secara langsung melihat semua hal yang berkaitan dengan nuklir dan radioaktif. Kunjungan berakhir sekitar pukul 16.00. Perjalanan kunjungan pada hari ketiga dilanjutkan ke 2 perusahaan yaitu PT Sinar Sosro dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Rombongan berangkat dari kampus sekitar pukul 07.00 dan sampaia di PT Sosro tepat waktu yaitu sekitar pukul 09.00. Pada hari itu rombongan CEO didampingi oleh Bapak Ismunaryo. Sebelum berkunjung ke bagian produksi seluruh peserta dikumpulkan di ruang auditorium untuk melihat dan mendengarkan penjelasan secara lengkap mengenai sejarah perkembangan PT Sinar Sosro dan proses produksi minuman-minuman berbahan dasar the. Sambutan yang diberikan oleh pihak perusahaan sangat baik,seluruh presentasi diberikan dalam bentu kartrun-kartun lucu sehingga tidak membosankan, selain itu seluruh peserta dibolehkan untuk menikmati minuman hasil produksi sepuas-puasnya. Setelah itu, rombongan melakukan kunjungan ke bagian produksi dan pengolahan limbah. Kunjungan berakhir pada pukul 13.30, sedikit terlambat karena ada beberapa kendala.

KegiaTan MahaSisWa

Siang itu kunjungan diteruskan ke PT Indofood yang terletak di wilayah Jakarta Utara. Disana kami dijelaskan seluruh rangkaian produksi mie instant yang sering kita konsumsi hampir tiap hari. Ternyata perusahaan tersebut berjalan tanpa henti selama 24 jam dengan 3 shift karyawan. Setelah selesai berkunjung kebagian produksi, seluruh peserta diajak untuk menikmati mie instant sepuasnya. Sebelum pulang kunjungan dilanjutkan ke pengolahan limbah produksi dan berakhir pukul 17.00.

Kegiatan CEO (Chemistry Excursion Occasion) 2006 berlangsung mulai tanggal 7-17 Agustus 2006. CEO merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh HMD Kimia UI dengan panitia penyelenggara mahasiswa kimia angkatan 2003 dan ditujukan untuk mahasiswa Kimia dari seluruh angkatan mulai dari angkatan 2002-2005. Acara ini berupa kunjungan industri baik ke perusahaan-perusahaan ataupun instansi pemerintah. Kunjungan berlangsung dalam 2 tahap yaitu kunjungan dalam kota yang berlangsung tanggal 07-11 Agustus 2006 dan luar kota.pada tanggal 14-17 Agustus 2006. CEO diikuti oleh lebih kurang 70 orang peserta gabungan dari angkatan 2003-2005.

Hari keempat, kamis 10 agustus 2006 rombongan melanjutkan kunjungan ke PT Propan Raya Group di kawasan Cikupa Tangerang. Hari itu rombongan didampingi oleh Bapak Sunardi, bertolak dari Depok pukul 07.00 dan sampai tepat waktu. Sesampainya disana kami disambut dengan sangat baik sekali. Pihak perusahan menceritakan sejarah perkembangan perusahaan, proses produksi, serta proses pengolahan limbah. PT Propan adalah perusahaan yang bergerak di inudustri cat terutama cat untuk bendabenda berbahan dasar kayu, produk utama ynag terkenal anatara lain Impra dan Ultran. Penjamuan yang istimewa, staff yang ramah serta

Halaman 4

Bulletin Kimia@UI

penjelasan yang detail membuat peserta merasa puas berkunjung ke PT Propan. Bahkan sebelum pulang kami semua diberikan suvenir dari PT Propan. Hari terakhir kunjungan CEO rombongan mengunjungi 2 tempat yaitu PT PPLi dan PT Yakult Indonesia. Kunjungan hari itu didampingi oleh Bapak Asep dan Bapak Erzi. Berangkat dari Depok pukul 07.00, sampai disana kami disambut oleh Ibu Dana yang sangat cantik dan baik, beliaulah yang bersama-sama dengan rombongan berkeliling dengan bus. PT PPLi (Pamunah Prasadah Limbah Industri) memiliki pengamanan yang sangat ketat, ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Perusahan ini tergolong perusahaan yang bergerak di bidang jasa karena perusahaan ini menerima limbah industri B3 dari perusahaan lain yang tidak mampu mengolahnya. Treatment terhadap limbah mulai dari yang masih sangat berbahaya sampai pada limbah yang sudah aman sangat apik dan baik. Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke PT Yakult Indonesia. Disana kamipun diterima dengan baik dan kami disuguhakan minuman yakult. Sebelum berkunjung langsung ke bagian produksi, kami semua menlihat dan mendengarkan penjelasan mengenai sejarah perkembangan PT Yakult Indonesia. Setelah itu kami diajak berkeliling ke bagian produksi dan ternyata pembuatan minuman yakult sangat higienis. Lalu setelah itu kami kembali ke aula dan sebelum pulang kami membeli yakult dan mendapatkan suvenir cantik. Dengan berakhirnya kunjungan ke PT Yakult maka berakhir pula kunjungan CEO dalam kota.

Panitia Studek 2006

EngLisH ArticLe Dr. Widajanti Wibowo Beside the non-renewable energy sources, like fossil fuel and coal, there is a wide variety of power resources that is useful for energy, for example geothermal energy, solar energy, hydro energy, windmills energy and bioenergy. They are known as alternative energy. However unfortunately, their capacities are not big enough for practical use or their unit energy costs are not competitive compared to the energy gained from reasonable price of fossil fuel, coal and natural gas. Geothermal energy is one of relatively practical exploited

Bulletin Kimia@UI

energy from hot spring water deep inside the earth. It is already being used in some countries, where hot spring areas are available. There are some places in Indonesia, where geothermal energy can be utilized for electricity. But according to the study, when the predicted temperature drop within 10 years is quite big, it is not worth for an investment. Another problem is underground water leaking, which will decrease the energy source capacity. Even though the capacity of geothermal energy can be big enough to supply major electricity demand, the high investment cost is hindering the rapid development of geothermal energy. Solar energy is expected to be useful in tropical countries. Meanwhile the expensive solar cell and its small capacity, make solar energy inadequate to be used a major power source. In the mean time solar energy is still expensive for large scale application, although development of amorphous solar cell is being performed to reduce the cost. Hydro energy is one of the oldest mankind initiative on utilization of water power to produce electricity energy. In some locations the water power output is quite potential to generate the water turbines to produce a major electricity source for years at low cost investment. Windmills need average wind speed of 3-6 m/s. In case of Indonesia the average wind speed is only 3-3.5 m/s and there are poor correlations of wind occurrence to supply electricity demand. Wind turbine should not be expensive, but there are only small scale wind turbines available at this moment that produce electricity below 10 kW. To increase the productivity, a solar-wind hybrid system is under construction in Kepulauan Seribu. Energy converted from biomass is called bio energy. Biomass, which ranges from domestic waste, agriculture waste to industrial waste, is burned completely in excess of air to produce flame, whose heat is transformed into electricity. The temperature of the flame can achieve as high as 1250 oC depends on the furnace design. Although bio energy is a potential power source in the future, because thermal capacity until 15 MW can be realized, the whole system needs a well-run organization of collecting and separating the biomass and distributing the electricity product for the return of the high investment cost. It should be suitable for an industrial area, which could be managed by the related responsible authority. Burning of fossil fuel, coal and biomass in sufficient atmosphere of air is a combustion process of an exothermic reaction. Same as nuclear power, which is produced by a spontaneous decay of radioactive materials and evolves a very huge exothermic heat to be transformed into electricity. Another type of chemical reaction, namely electrolysis reaction can be utilize to produce electricity energy, in which the electrons transfer involved in the oxidation and reduction reactions is connected to an electricity circuit, for example the storage

Halaman 5

battery and fuel cell. The technology of fuel cell has been developed since 20 years ago, based on an electrolysis reaction of alcohol compounds, such as methanol and produce water. It was first implemented by NASA and is assumed to be the potential future renewable energy resources for small to large scale application. The present problems lie on the expensive Nafion-membrane and the noble metal Pt- catalyst and also the low efficiency of the system.

program yang banyak digunakan adalah BLAST. Program tersebut dapat digunakan untuk mencari kesamaan urutan basa antara dua sekuen.

Bila dilihat dari sejarahnya, bioinformatika lahir dari pemikiran para ahli ilmu komputer serta desakan perkembangan dunia genetika. Pakar dalam ilmu komputer berinisiatif untuk membuat simulasi gejala yang terdapat di alam berdasarkan artificial intelligence. Simulasi gejala alam yang dimaksud contohnya adalah proses terjadinya mutasi yang menyebabkan berubahnya susunan basa The Indonesian government has decided to intensify using suatu gen. alternative energy by issuing the Presidential Regulation Number 5 Kelahiran bioinformatika dipercepat lagi oleh perkembangan Year 2006 on National Energy Policy. This policy is a mean to accel- genome project di dunia. Genome project tersebut bertujuan membaca erate the energy diversification through the increased share of renew- sekuen gen lengkap suatu organisme (genom). Dengan berhasilnya able energy and other alternative energy in the national energy mix- sekuen genom berbagai mahluk hidup dibaca, maka diperlukan suatu sistem penyimpanan data sekuen tersebut. Karena bila tanpa tures, included biodiesel and bioalcohol for transportation. bioinformatika maka data bermanfaat tersebut akan sulit untuk

aRtikeL IlmiaH

disimpan. Satu organisme saja dapat memiliki jutaan urutan pasangan basa. Sedangkan organisme yang telah berhasil dibaca genomnya semakin banyak terutama setelah diselesaikannya human genome project. Sehingga bioinformatika lahir sebagai ilmu yang menyimpan dan mengolah data-data tersebut.

ioinformatika

Penelitian pada lingkup bioinformatika sering disebut pula penelitian di laboratorium ”kering” atau juga penelitian in silico. Oleh: M. Suhaeri SSi. Istilah in silico timbul dari bahan pembuat papan sirkuit pada komputer yang terbuat dari silikon. Karena bioinformatika Prof. Usman beserta mahasiswa bimbingannya saat menggunakan komputer sebagai sarana pengerjaannya, maka istilah in ini giat melakukan penelitian bioinformatika. Sebenarnya apa itu silico digunakan sebagai tambahan istilah in vitro untuk penelitian bioinformatika? Beberapa orang mungkin masih belum familiar yang dikerjakan di laboratorium ”basah”. dengan ilmu yang satu ini. Serta apa kaitannya dengan biokimia Bioinformatika memiliki aplikasi di berbagai bidang ilmu. sehingga Prof. Usman sebagai dosen bidang ilmu biokimia melakukan Saat ini penelitian in silico memberi kontribusi yang besar dalam penelitian ini? Uraian di bawah diharapkan dapat membantu pembaca penelitian biologi molekuler. Aplikasi dari biologi molekuler ini dalam memahami mengenai bioinformatika yang merupakan sangat luas, mulai dari dunia medis hingga peranannya sebagai alat manajemen data biologi dengan bantuan ilmu informatika. Serta bantu dalam pemecahan kasus kriminal. Dalam ilmu biokimia, kaitan bioinformatika dengan ilmu biokimia serta kegunaannya dalam bioinformatika membantu peneliti untuk mempelajari struktur protein, membantu peneliti melakukan riset. kekerabatan enzim, serta berbagai kontribusinya dalam membantu Untuk memahami bioinformatika dapat dimulai dengan peneliti memahami lebih jauh masalah biologi dari sudut pandang mengetahui definisi serta sejarahnya. Kata bioinformatika berasal dari kimia. gabungan kata ”bio” dan ”informatika” yang merupakan perpaduan Protein merupakan salah satu bahasan penting dalam antara ilmu biologi dan teknik informatika. Definisi biokimia. Tiap protein memiliki struktur tiga dimensi umum bioinformatika adalah bidang ilmu yang spesifik yang menentukan fungsi protein tersebut sebagai mengaplikasikan alat komputasi dan analisis untuk enzim, zat pembangun pada tubuh maupun senyawa yang menangkap dan menganalisis data-data biologi. berperan dalam sistem imunitas. Struktur protein tersebut Dari definisi umum tersebut dapat diartikan ditentukan dari susunan asam amino yang merupakan bahwa bioinformatika menyimpan data-data yang monomer dari protein. memiliki nilai dalam konteks biologi. Data-data Susunan sekuen asam amino berbagai protein telah dibaca tersebut dapat berupa sekuen DNA, protein, maupun dan disimpan melalui peranan bioinformatika untuk model struktur protein. Data disimpan dalam bentuk membantu para peneliti. Data sekuen asam amino tersebut digital pada database dan dapat diakses melalui dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan software yang saat koneksi internet. Penyimpanan data dilakukan secara ini telah banyak tersedia. Misalkan seorang peneliti ingin sistematis sehingga mudah diperoleh. merancang vaksin yang terbuat dari protein, maka ia dapat Kemudahan untuk mendapatkan data ditunjang oleh sistem penyimpanan pada database. Sebagai contoh, bila ingin mencari gen penghasil insulin pada babi, maka seseorang dapat mengunjungi database seperti National Center for Biotechnology Information (NCBI) dan memasukkan keyword pada window yang tersedia. Tampilan data sekuen gen dilengkapi dengan nomor ID serta keterangan yang berkaitan dengan gen tersebut. Pencarian sekuen gen akan lebih mudah dilakukan bila nomor ID gen telah diketahui. Sehingga pencarian pada database cukup memasukkan nomor ID dan gen yang diinginkan akan langsung diperoleh. Pencarian pada database dapat dianalogikan seperti menggunakan search engine layaknya Google.

melakukan penelitian in silico terlebih dahulu sebelum mengerjakannya secara in vitro. Hasil penelitian in silico yang dilakukan dapat dijadikan acuan untuk mengerjakan penelitian in vitro. Dengan cara seperti itu maka perancangan vaksin tersebut akan lebih efektif dan efisien. Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Bioinformatika merupakan manajemen data biologi dengan bantuan ilmu Informatika. Selain itu Bioinformatika juga berperan dalam perkembangan bidang ilmu lain seperti Biokimia serta aplikasinya dalam dunia medis.

Selain disimpan dalam bentuk digital dengan aplikasi ilmu teknik informatika, data tersebut dapat dianalisis berdasarkan kebutuhan. Analisis yang dilakukan dalam bioinformatika didasarkan pada bantuan program software yang telah tersedia atau bahkan merancang maupun memodifikasi suatu software. Salah satu contoh Halaman 6

Bulletin Kimia@UI

aRtikeL IlmiaH Rekayasa Minyak Pelumas Dari Botol Plastik Bekas Oleh : Hydrine Irawadi (0303030304) ebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan data Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, pada tahun 2001, penduduk Amerika Serikat menggunakan sedikitnya 25 juta ton plastik setiap tahunnya. Belum ditambah pengguna plastik di negara lainnya. Bukan suatu yang mengherankan jika plastik banyak digunakan. Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan murah. Sayangnya, di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidaklah terlalu efektif. Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Akhirnya para peneliti diseluruh dunia mencoba bagaimana caranya mengubah limbah-limbah plastik tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bermanfaat untuk kelangsungan hidup masyarakat dunia yang lebih baik dimasa yang akan datang. Hasil dari pengolahan limbah plastik melalui proses penguraian adalah minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal dengan nama oli atau oli mesin.

kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis. Proses pengolahan limbah plastik menjadi minyak pelumas dasar ini meliputi beberapa tahapan / proses, yaitu : 1. Proses Pirolisis Teknologi pirolisis ini adalah teknik pembakaran sampah (limbah plastik) tanpa O2 dan dilakukan pada suhu tinggi (80010000C). Teknik ini mampu menghasilkan gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan. Teknik pirolisis adalah proses pemanasan dan penyulingan bahan organik dalam sampah (limbah plastik) menggunakan sedikit O2 atau tidak sama sekali. Pembakaran plasik selalu menimbulkan bahaya yang dapat mengancam kesehatan. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Jika sampah plastik dibakar dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayibayi lahir dalam kondisi cacat. Namun lain halnya pembakaran limbah plasik dengan metode pirolisis, Teknologi pirolisis dapat dikatakan sebagai suatu metode yang ramah lingkungan sebab produk akhirnya menghasilkan CO2 dan H2O, yang bukan merupakan gas toksik . Kadar dioksin yang dilepaskan dari teknologi pirolisis ini juga amat rendah. Pada proses pirolisis ini dapat dihasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon cair mulai dari C1 hingga C4, dan diperoleh juga senyawa rantai panjang (oligomer) lainnya seperti parafin dan olefin. 2. Proses Hydrotreating/Hydrocracking

Saat ini, sekitar 129 juta ton plastik setiap tahunnya diproduksi, dan 60% dari jumlah itu diproduksi dari bahan minyak bumi. Jika dari jumlah tersebut dapat diolah kembali maka akan diperoleh sebesar 69 juta minyak bumi yang dapat dimanfaatkan. Jepang sendiri telah menerapkan undang-undang pengolahan sampah sejak 1997 dan khususnya bagi sampah plastik sejak tahun 2000.

Pada proses ini hasil dari proses pirolisis dimasukkan ke dalam tungku penyulingan pada tekanan atmosfir dan kemudian di vakum untuk mepisahkan unsur-unsur yang dihasilkan dari proses awal. Proses ini berguna dalam mengurangi/menghilangkan aromatik dan komponen polar yang dihasilkan dari proses pirolisis.

Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik. Penelitian dalam mengubah limbah plastik menjadi minyak pelumas telah terbukti berhasil dari penelitian yang dilakukan oleh Stephen J. Miller, Ph.D., seorang ilmuwan senior dan konsultan peneliti di Chevron. Bersama rekanrekannya di Pusat penelitian Chevron Energy Technology Company, Richmond, California, Amerika Serikat dan University of Kentucky. Dalam penelitiannya yang dipublikasikan dalam Jurnal American Chemical Society bagian Energi dan Bahan Bakar (Energy and Fuel) edisi 20 Juli 2005, Miller memanaskan polietilena menggunakan metode pirolisis, lalu menyelidiki zat hasil pemanasan tersebut.

Pada proses Hidro-Isomerisasi digunakan katalis khusus yang berfungsi menjadikan molekul-molekul isomer mempunyai viskosistas yang tinggi, tingkat titik beku yang rendah dan menjadikan pelumas dasar yang Iso-Paraffinik. Pada proses ini indeks viskosistas mencapai 156-1600C. Tingginya viskositas yang dihasilkan dari proses hidroisomerisasi ini menandakan tingginya kualitas minyak pelumas yang dihasilkan dari limbah plastik. Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan minyak pelumas paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan minyak pelumas itu sendiri atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan minyak pelumas langsung berkaitan dengan sejauh mana minyak tersebut berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam. Tingginya kualitas minyak pelumas yang dihasilkan dari limbah plastik berdasarkan penelitian Stephen.J.Miller, menandakan bahwa penelitian ini cukup berhasil dan sangat berguna bagi kelangsungan energi dan bahan bakar dunia di masa yang akan datang.

Ternyata, ketika polietilena dipanaskan akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Sekadar informasi, minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Miller berharap minyak pelumas buatan ini dapat digunakan untuk

Bulletin Kimia@UI

3. Proses Hidroisomerisasi

Gas alam yang digunakan berasal dari Amerika Serikat. Belakangan, daerah lepas laut Timur Tengah menjadi sumber gas alam karena di sana harga gas alam lebih murah. Minyak pelumas dari gas alam ini untuk sementara dapat menjadi alternatif minyak pelumas hasil pengolahan minyak bumi. Pada masa mendatang, cadangan gas alam di dunia diperkirakan akan segera menipis. Di lain pihak, kebutuhan akan minyak pelumas semakin tinggi. Kini, dengan adanya penemuan ini, pembuatan minyak pelumas nampaknya tidak lagi memerlukan gas alam. Cukup dengan memanfaatkan limbah botol plastik, jadilah minyak pelumas. Wanna Try?? [email protected]

Halaman 7

ProFiL aLumNi Kamaludin (K’80) SKS atau Satuan Kredit Semester untuk mahasiswa sekarang sudah bukan hal yang asing. Dulu sempat terkenal dengan plesetan Sistem Kebut Semalam (semua tentu tahu makna tersiratnya). Tapi adakah yang tahu sejak kapan sih sistem SKS diberlakukan di kimia UI? Untuk sekedar info, di kimia UI sistem SKS mulai diberlakukan kepada mahasiswa angkatan 1980 (berarti sudah seperempat abad yang lalu, ya..??). Angkatan 80 adalah angkatan pertama dengan jumlah mahasiswa cukup banyak. Selain itu jumlah mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya pun cukup banyak juga (apakah ini bukti berhasilnya sistem SKS?). Baiklah… kali ini kita tampilkan figur lulusan kimia dari angkatan tersebut. Pada tahun 1980, Kamaludin muda (redaksi memanggil beliau Pak Kamal) 19 tahun, memulai kuliah di jurusan kimia UI. Saat itu Jurusan kimia masih berlokasi di kampus Salemba. Selama kuliah Pak Kamal merupakan mahasiswa yang lumayan aktif di organisasi kemahasiswaan dan rajin mengikuti kuliah. Beliau termasuk mahasiswa yang mudah beradaptasi dan disegani rekan-rekannya. Lulus sebagai sarjana kimia pada tahun 1985, Pak Kamal pun berhasil menyunting kawan seangkatannya, A.Eliyanti sebagai pendamping hidup. Sampai saat ini, mereka telah dikaruniai 2 putri dan bertempat tinggal di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Di waktu senggang, Pak Kamal senang jalan-jalan bersama keluarga. Pak Kamal memulai karirnya di awal 1986 sebagai Analyst di Geochemistry Lab., PT Corelab Indonesia. Sebagai fresh graduate dan dengan bekal pengetahuan analisa dan instrumentasi yang kuat, Pak Kamal bekerja dengan baik di perusahaan tersebut. Setahun setengah bekerja di PT Corelab, Pak Kamal mendapatkan tantangan baru untuk bekerja di bidang sales dan marketing di PT Nalco Perkasa, yang merupakan subsidiary Nalco Chemical Company, USA. Pada posisi ini, ia bertanggung jawab mengembangkan penjualan water treatment dan pulp and paper chemical di seluruh Indonesia sampai akhirnya menempati posisi Deputy Sales Director. Sambil sibuknya bekerja, Pak Kamal meneruskan sekolah bisnis dengan mengambil weekend program di IPMI, Jakarta dan mendapatkan gelar MM dan MBA dari Monash University pada tahun 1997. Pak Kamal bukanlah tipe orang yang cukup puas dengan keadaan yang ‘nyaman’. Setelah 11 tahun bergabung dan ikut membesarkan Nalco di Indonesia, pada tahun 1998 Pak Kamal mengambil keputusan untuk pindah ke perusahaan baru PT Stockhausen Asia (subsidiary Stockhausen GmbH, Germany) dengan menjabat posisi sebagai Direktur. Tugas utama Pak Kamal pada saat itu adalah mengembangkan perusahan tersebut di Indonesia. Tugas tersebut dapat dijalankan Pak Kamal dengan baik, dimana penjualan melebihi USD 5 juta tercapai setelah 5 tahun beroperasi. Kinerja Pak Kamal yang cemerlang di PT Stockhausn Asia membawa beliau ke tantangan karir yang lebih tinggi lagi. Pada tahun 2004 sampai saat ini beliau dipercaya untuk membentuk dan memimpin PT. Degussa Peroxide Indonesia (Subsidiary Degussa AG, Germany) sebagai Managing Director untuk mengembangkan perusahan yang bergerak dalam produksi dan distribusi hidrogen peroksida tersebut di Asia. Pembaca tentu penasaran, bagaimana Pak Kamal dapat mencapai jenjang karir yang sepktakuler dalam kurun waktu dua dekade. Pada acara syukuran wisudawan/wisudawati kimia (13 September 2006), Pak Kamal memberikan pencerahan kepada civitas akademika dan fresh graduate alumni kimia. Pada kesempatan tersebut, Pak Kamal memberikan kiat-kiat untuk sukses dalam berkarir. Beliau menekankan bahwa mahasiswa selama kuliah itu sebaiknya tidak hanya mempelajari ilmunya saja (hardskill) tetapi juga mempelajari softskill. Kemampuan ini haruslah dibangun dan

Halaman 8

dikembangkan sejak awal kuliah. Banyak membaca buku-buku pengembangan diri seperti buku karangan Edward de Bono, Steven Covey, Rhenaldy Kasali, dan lain-lain, disamping buku Kimia Fisik, Anorganik, Analisis Dasar, Biokimia, Organik dll akan membuka wawasan kita selain membangun dasar-dasar ilmu dan ketrampilan bidang kimia. Selain itu, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris (lisan dan tulisan) tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu modal utama bila ingin berkarir di perusahaan multinasional. Pada tahap awal, dibutuhkan hardskills dan softskill yang cukup agar dapat siap bekerja dan menerima training di perusahaan berbasis kimia. Tetapi, bila ingin membangun karir di bidang managerial, softskills akan sangat diperlukan. Orang-orang yang memiliki character, enterprenuership, interpersonal skill, dan conceptual skill yang bagus akan dapat bertahan dan terus maju dalam dunia corporate dimanapun juga. Demikianlah sekelumit cerita tentang perjalanan karir Pak Kamal, figur dari angkatan 80. Semoga kita semua dapat memetik pelajaran dari pengalaman beliau, dan memacu semangat kita untuk terus belajar dan berkarya. Tunggu figur alumni dari angkatan yang lain dengan kisah yang tentunya berbeda pada bulletin edisi berikutnya!!!

JG&YK

WiSdOm of The DaY…...

Hidup adalah Pilihan Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata “aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh makin menjulang. Bibit yang kedua bergumam, “aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukakah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman”. Dan bibit itu pun menunggu, dalam kesendirian. Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera. Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai denagn alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak Sumber: Motivasi Net

Bulletin Kimia@UI

KabaR daRi aLuMni

Perspektif pada Kearifan dalam Pendidikan Saya mencoba memberikan perspektif (my two cents) tentang otokritik Perguruan Tinggi (PT) yang di Posting oleh Pak Jar. Keseimbangan antara Teaching, Research dan Service adalah dasar titik tolak dari PT. Tridharma inilah yang memotivasi PT untuk mendidik mahasiswanya supaya bisa memberikan kontribusinya yang positive ke masyarakat secara langsung dan tidak langsung. Teaching : Mengenai Teaching, terkadang sebagai pengajar (Dosen) kita bisa terjebak dalam proses yang hanya peduli untuk melimpahkan materi-materi yang di sebutkan di kurikulum dengan tanpa peduli apakah mahasiswa kita bisa menyerap dan menganalisa materi-materi yang diberikan dengan menggunakan "critical thinking" proses. Dalam hal ini, dosen bisa membuat situasi "information overload" ke mahasiswanya. Menurut pengalaman saya disini (Depart. of Pharmaceutical Chemisaty, University of Kansas, USA, -redaksi-) Power Point presentation bisa menjadi salah satu penyebab dari "information overload" dan mahasiswa yang hanya pasif mendengar dosen di depan kelas (seperti nonton TV). Studi di US menunjukkan adanya kecenderungan bagi mahasiswa tidak bisa lagi untuk mencatat pelajaran kuliah "note taking" karena banyak Professors yang memberikan fotokopi power point nya ke mahasiswa (Gayle Brazeau, American Journal of Pharmaceutical Education (2006), 70, 1-2). (Note: Kalau ada yang ingin membaca artikel ini, saya punya pdf file article ini). Ini bukan berarti memberikan kuliah dengan Power Point adalah metode yang tidak baik; sebaiknya, Power Point presentation di kombinasikan dengan diskusi dan problem solving session untuk mengasah "critical thinking" skills dari mahasiswa kita. Menurut pengalaman saya, sebagian dari murid S3 (Ph.D. candidate) yang baru diterima di department kami biasanya mengalami "adjustment period" dalam metode belajarnya. Ini disebabkan oleh metode pengajaran di undergraduate yang selalu memberikan informasi yang sifat nya "information dumping" dengan tidak menggunakan "critical thinking" process. Akibatnya murid-murid hanya bisa mem-beokan (regurgitate) apa yang sudah dihafalkannya tanpa bisa menjelaskan latar belakang informasi yang di-beo-kannya. Biasanya kita bisa cepat meng-identifikasi kalau murid ini hanya pembeo. Kalau kita memberikan persoalan yang membutuhkan synthesa dari dua atau tiga theori dia langsung mentok!!! dan tidak bisa mensintesateori-teori dasar yang harus digunakan untuk menyelesaikan "problem" yang diberikan. Jadi diharapkan, dosen bisa melatih mahasiwanya untuk bisa memecahkan persoalan baru yang mahasiswa tersebut belum pernah dengar dengan menggunakan "critical thinking”skillnya. Research: Keaktifan pengajar di PT melakukan riset merupakan salah satu pendorong untuk menstimulasi "critical thinking" culture di PT. Sayangnya, melakukan riset membutuhkan dana yang cukup besar. Jadi mengharapkan dosen untuk melakukan riset tanpa adanya dana dan fasilitas untuk menyokong aktifitas ini akan merupakan mimpi saja. Peranan riset adalah sangat penting karena dengan melakukan risetlah dosen-dosen ini bisa menggunakan "critical thinking” nya untuk mendapatkan solusi dari "research problem" yang di kejarnya. Dengan melakukan riset, dosen ini akan berlajar cutting edge science di bidang yang ditekuninya. Ini akan tertranslasi ke pengajarannya di ruang kuliah. Jadi dosen ini tidak hanya bisa membaca text-book dan mem-beokan isi text-book ke murid nya. Yang diharapkan, dosen ini juga bisa mengintegrasi apa yang dia pelajari melalui risetnya ke mata kuliah yang diberikannya. Bulletin Kimia@UI

Sebagai tambahan, keterlibatan murid-murid dalam melakukan riset adalah salah satu pengalaman baik bagi mahasiswa untuk mengapplikasi apa yang sudah dipelajarinya di ruang kuliah. "Pemahaman terhadap norma-norma kebenaran (Buchori 2000)" yang di sebutkan oleh artikel yang diposting bisa ditemukan dalam melakukan "original research" yang dikejar oleh sang dosen dan mahasiswa-mahasiwanya. Kearifan intuitif hanya bisa diasah dalam proses kegagalan-kegagalan yang banyak ditemukan sewaktu melakukan riset yang dituju. Service: Salah satu role yang penting dari PT adalah melakukan service ke masyarakat. Salah satu contohnya (but not limited to) adalah dalam bidang "economic development". Contohnya, PT bisa membantu economic development dengan melakukan riset atau kolaborasi dengan industri untuk mengembangkan produk atau process tertentu dengan tidak menghambat pendidikan mahasiswa (garis bawah oleh redaksi). Kolaborasi industri can be tricky, but it can be done, karena industri is motivated by profit. Contoh lain, riset di universitas bisa ditujukan untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung (e.g., biofuel, medicine) dan secara tidak langsung (e.g., development of catalyst, enzyme atau chemical process to improve biofuel production and drug research). PT bisa juga mengorganisir simposium dan shortcourses yang bisa membantu komunitas sekitarnya untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan di bidang tertentu. Salah satu contoh, PT bisa mengajak guru-guru SMA di bidang science (i.e., kimia, fisika; hal ini telah rutin dilakukan UI – red-) untuk melakukan riset di PT bersama-sama dalam waktu singkat (3 bulan). Pengalaman ini bisa meningkatkan kualitas pengajaran science di SMA (yang ini ide bagus untuk dilaksanakan). Keterlibatan mahasiswa dalam "service component" ini juga merupakan salah satu aspek pendidikan dari mahasiswa kita. Keterlibatan dalam service aspect dapat membuka pemikiran mahasiswa kita diluar bidang yang dipelajarinya (i.e., improving organizational, communication a n d i n t e r p e r s o n a l s k i l l s ) . Akhirnya, motivasi seseorang untuk masuk perguruan tinggi memang berbeda-beda. Kenaikan pangkat atau jabatan seseorang yang tidak berdasarkan kemampuannya tetapi berdasarkan gelar yang disandang mungkin merupakan salah satu motifasi seseorang untuk mendapatkan gelar dari PT. Yang diharapkan, seorang sarjana (penyandang gelar) harus bisa mempertahankan gelarnya di tempat dimana dia bekerja dan di masyarakat. Jadi dia menyandang gelar bukan hanya on paper. Salah satu tugas PT adalah untuk menstimulasi dan melatih mahasiswanya agar menjadi pelajar sejati dan bukan hanya bisa untuk mentransferkan informasi. Diharapkan, mahasiswamahasiswa ini bukan pembeo informasi tetapi sanggup berpikir dibawah kaki sendiri (can think on their feet). Hormat Saya, Teruna K76. *)

Sekarang menjadi gurubesar di Pharmaceutical Chemistry, O of

Kansas, USA **)

Artikel ini diambil dari posting Pak Teruna di milis alumni-

[email protected] dan telah mendapat izin dari beliau untuk dimuat disini.

Halaman 9

SepuTaR Lab..

Menumbuhkan Semangat Riset di Dalam Lab Oleh : Dr. Ivandini T.A etika seorang teman seangkatan yang baru saja meraih PhD dari Kanada bercerita tentang keinginannya untuk postdoc, iseng-iseng saya menyarankan padanya untuk mencoba di Jepang. “Ogaaah…” katanya. “Kenapa?” tanya saya. “Di Jepang kan kerja rodi, nggak ada kehidupan, cuma stress adanya…” jawabnya. Saya tertawa geli. Sering terheran-heran saja pada kesan orang luar tentang kehidupan di Jepang. Tapi memang tidak salah juga sih orang berpikir begitu. Ketika saya datang ke Jepang pertama kali (April 2000) saya juga bingung. Saya sudah ngantuk (maklum biasa tidur jam 9-an malam), kedinginan, punggung sudah pegal, lapar juga, tapi di lab masih penuh orang. Belum satu orang pun yang beranjak dari kursinya. Sebelah saya malah sedang membuka bungkus mie instant, berarti dia mau makan di situ dan bukan mau pulang. Waktu itu baru jam 7 sih… tapi di UI kan kampus sudah sepi pada jam 5 sore. Saya mencoba bertahan sampai jam 8, berharap ada yang beranjak. Tapi semua malah tampak serius di mejanya masing-masing. Akhirnya saya tidak tahan lagi dan pamit.

bekerja? Pada seminar mingguan ini, masing-masing anggota bergiliran untuk melakukan presentasi, menceritakan hasil penelitiannya, dan didiskusikan. Jika setiap minggu 3-4 orang presentasi, maka hampir setiap 2 bulan sekali setiap orang akan terkena giliran. Tidak heran jika student di Jepang juga mahir membuat OHP dan terlatih berbicara di depan umum. Pada seminar mingguan ini, meskipun professor saya tidak pernah marah, lumayan malu juga sih kalau menyajikan data yang itu-itu juga. Ada juga diskusi setiap bulan dengan professor. Diskusi berdua saja di ruang beliau. Dalam diskusi itu dibicarakan apa yang sudah dilakukan dan rencana penelitian kemudian. Hanya Tuhan yang tahu, apa yang terjadi kalau kita tidak mengerjakan apa-apa selama sebulan itu. Tak seorang pun yang pernah nekat coba-coba melakukannya soalnya hehe... Yang paling ditunggu (sekaligus ingin dihindari) adalah simposium. Ada dua society besar yang berhubungan erat dengan bidang saya. Japan Chemical Society dan Japan Electrochemical Socciety. Kedua society ini mengadakan pertemuan 2 kali dalam setahun. Spring symposium, sekitar MaretApril, dan fall symposium, biasanya September-Oktober. Pesertanya ratusan orang. Buat professor yang kaya raya, tentu saja mudah mengirim semua muridnya untuk berpartisipasi dalam simposium, sebagai peserta lho, bukan sebagai pendengar. Jadi tidak seorang pun juga yang berani nekat tampil tanpa hasil penelitian yang memadai. Buat professor yang tidak kaya, student yang dipilih hanya yang datanya paling bagus. Sebab, kalau kebetulan diadakan di luar Tokyo, itu artinya sama dengan jalan-jalan gratis. Mulai dari transportasi, hotel dan biaya seminar akan ditanggung oleh lab. Kalau datanya sangat bagus, professor tentu saja juga tak akan segan-segan mengirim kita untuk simposium di luar negeri.

Jam 8.15! Dengan muka merah permisi ke sana-sini, saya pamit. Rasanya nekat banget deh! Si anak baru, pulang paling duluan!

Tentu saja selain target seminar dan simposium yang lumayan menyita perhatian itu, student harus memikirkan juga nasib sekolahnya. Undergraduate dan master harus membuat thesis, doctor student harus membuat disertasi dan publikasi internasional 3 buah, berarti 1 buah dalam setahun. Postdoctoral kira-kira 2 kali lipatnya lah :D.

Tapi besoknya saya baru sadar, bahwa mereka semua baru pulang sekitar jam 10! Meskipun saya sadar hal lain juga, yaitu mereka baru mulai menginjakkan kaki di lab jam 10 pagi. Hitung-hitung dengan jam kerja di Indonesia yang rata-rata masuk jam 7 dan pulang jam 5, beda 2 jam sih.. (meskipun dengan UI yang mulai jam 8 berakhir jam 5 waktu itu memang jadi beda 3 jam hihi...). Lama sesudah itu saya juga tahu, bahwa jam kerja 10-10 itu tidak mengikat. Kita bisa datang pergi kapan saja kita mau. Sebab yang membuat orang-orang rajin berada di lab itu bukan soal waktu tapi soal target.

Dengan target sebanyak itu, rasanya wajar kalau student jadi rajin berada di lab untuk riset. Bahkan lama kelamaan lab jadi seperti tempat tinggal. Saat summer dan winter, makin banyak student yang betah di lab, sebab bisa menghemat pengeluaran listrik untuk AC ataupun heater. Saya tidak akan bercerita tentang kelengkapan perpustakaan, alat, maupun kemudahan lain, sebab pak Asep sudah menceritakan di edisi lalu. Kurang lebih sama deh, apalagi Keio University yang baru merayakan ulang tahun ke 150, meskipun swasta, adalah universitas tertua di Jepang. Umurnya masih lebih tua dari Universitas yang dianggap terbaik di Asia, yaitu The University of Tokyo.

Sebelumnya mari kita lihat dulu sistem laboratorium penelitian di universitas di Jepang. Chemistry Department, Faculty of Science and Technology, Keio University dibagi dalam 9 lab berdasarkan bidang penelitiannya. Setiap lab dikepalai oleh seorang Professor dan seorang Associate atau Assistant Professor. Karena professor saya bernama Einaga, maka lab saya jadi dikenal sebagai Einaga lab. Bidang penelitiannya sendiri adalah sintesa kimia anorganik. Setiap lab memiliki sejumlah murid, bervariasi dari undergraduate tingkat 4, master, doctor serta postdoctoral student. Seperti juga dosen pembimbing di Indonesia, besar kecilnya jumlah anggota lab ini tergantung seberapa populer professornya. Lab yang populer di kalangan mahasiswa biasanya yang professornya baik/tidak galak, muridnya sering dikirim simposium alias jalan-jalan ke luar kota, dan tentu saja terkenal. Menilik hal itu, saya kira professor saya lumayan populer, sebab anggota labnya lumayan besar, 20 orang termasuk 1 asistant professor dan 1 postdoc (maksudnya saya, ehem..).

Libur tambahan boleh diambil sewaktu-waktu kalau sedang tidak musim seminar. Ada summer dan winter holiday. Di lab saya ada tradisi summer camp dimana semua anggota lab bersama-sama pergi ke tempat yang sejuk, seringnya ke kaki Gunung Fuji, dan menginap di sana. Serta ski bersama saat winter. Jaman saya belum berkerudung saya suka kabur sebentar untuk berenang di kolam renang milik universitas yang letaknya di dalam kompleks kampus. Sekarang olah raga saya hanya mendaki bukit. Maklum, Keio University ini letaknya di atas bukit dikelilingi rumah-rumah di lembahnya. Anggap saja tiap pagi mendaki bukit hehe….

Di lab biasanya ada ruang duduk, dan ada ruang penelitian. Professor punya ruang tersendiri. Tapi Assistant Professor dan anggota lab lain duduk dalam ruang yang sama, masing-masing memiliki satu meja dan kursi. Di ruang penelitian, beberapa meja panjang digunakan bersamasama, karena itu kalau ada yang malas membersihkan meja, orang lain bisa mengalami kesulitan. Kita boleh membeli chemical maupun alat-alat yang kita butuhkan, dengan biaya lab. Tapi pembelian di atas 10.000 yen harus mendapat persetujuan professor. Untuk alat besar dan mahal, seperti SEM, Raman Spectra, (dan lain-lain yang saya nggak pernah memakai :p), ada lab bersama milik fakultas yang bisa digunakan, dengan menulis antrian dulu tentunya. Tapi professor yang kaya biasanya memiliki sendiri semua alat yang dibutuhkan.

“Diganti jadi Jumat malam, kan ada pertandingan softball Sabtunya,” jawabnya.

“Saya mengantuk sekali,” saya berkata jujur pada Tutor saya. “Oh iya, kamu pasti masih lelah,” katanya. “Pulang saja!”

Ada ritual lab yang pantang dilanggar, yaitu seminar mingguan. Semua wajib hadir saat ini. Seminar mingguan ini ditentukan waktunya oleh professor. Professor saya hanya punya waktu Sabtu siang, jadi artinya hanya Minggu waktu libur saya. Sedih deh… Bisa sih meliburkan diri hari lain, tapi apa enaknya libur sementara orang lain

Halaman 10

Masih menganggap riset di Jepang kerja rodi? Barusan saya pergi ke meja sebelah untuk mengajak murid saya berdiskusi. Ternyata dia sedang main game via internet di komputernya. “Kamu bukannya giliran presentasi Sabtu ini?” tanya saya. “Bukannya kamu harus membawa kamera?”dia malah bertanya. “Oh iya…” Saya lupa ada pertandingan Softball antar lab di Chemistry Department Sabtu besok dan saya diminta jadi supoter sekaligus motret. Puasapuasa euy di tengah lapangan.… “Memang datamu sudah siap?” saya masih penasaran. Saya lihat alat-alat juga sedang kosong berarti dia tidak sedang mengantri alat. “Mmm… sebentar lagi soalnya saya mau latihan basket. Nanti malam aja deh, saya menginap di lab!” jawabnya sambil nyengir-nyengir. Gubrakkk!!

Bulletin Kimia@UI

N. Budiman, and E. Budianto, “Influence of TriazineStilbene in the Copolymerization of Vinyl Acetate/Butyl Acrylate/Acrylic Acid”, Polymer Journal, Japan. Revised, 2006,

Oleh staf Departemen Kimia UI Tahun 2006. Oleh Dr. Jarnuzi Gunlazuardi isseminasi hasil penelitian baik melalui seminar atau publiksi dalam jurnal ilmiah (peer reviewed) adalah satu langkah strategis penting dalam pengembangan keilmuan. Melalui wahana tersebut pekerjaan dan pemikiran kita dikomunikasikan antar sesama ilmuwan terkait, dan didokumentasikan sehingga dapat diakses dan diretrieve oleh skala audience (geografi dan waktu) yang lebih luas. Lewat mekanisme tersebut ilmu dan teknologi berkembang sampai sejauh sekarang ini. Seseorang mendapat inspirasi, ilmu dan pemikirannya makin tajam berkat kritik serta masukan dari ilmuwan lain (bahkan yang tidak dikenalnya secara fisik). Di dunia IT semaju sekarang ini (yang canggih sistem data base nya) kita bisa mudah mengenali kontribusi pemikiran seseorang atau group, serta dampaknya pada bidang kajian tertentu. Jika ingin melakukan evaluasi diri terhadap hasil kerja yang ditekuni, seseorang dapat memperoleh petunjuk seberapa besar pekerjaannya mendapat recognition dari peer nya. Untuk institusi, wahana disseminasi seperti itu dapat menjadi salah satu ajang pengukuran seberapa baik kinerja riset institusi tersebut. Semakin banyak stafnya yang melakukan publikasi pada jurnal ilmiah ternama, apalagi artikelnya banyak mendapat sitasi, maka nama institusinya akan terangkat. Dalam konteks tersebut kami mencoba menampilkan daftar publikasi pada jurnal ilmiah internasional oleh para staf Departemen Kimia sepanjang tahun 2006 (per September 2006). List tersebut kami kelompokkan menjadi [I.A] Publikasi staf dalam jurnal internasional yang mencantumkan Kimia UI dalam afiliasi authorship-nya; (I.B) Publikasi staf dalam journal internasional tapi tidak mencantumkan Kimia UI dalam afiliasi authorship-nya (biasanya oleh staf yang sedang mengambil S3 di luar negri, tentunya kredit institusi jatuh ke tempat sekolahnya). List lengkap publikasi sepanjang 2006 dalam jurnal internasional, nasional dan media lainnya akan dimuat di buletin edisi berikutnya. I.A.

Publikasi staf dalam journal internasional yang mencantumkan Kimia UI dalam afiliasi authorship nya:



Artikel no 1 dan 2 adalah hasil riset Bu Ivan (KBI Kimia Fisik) selama Post Doct di Keio University, Jepang. Tahun 2007 Ivan akan kembali ke Depok dan mudah-mudahan beliau bisa tetap meneruskan risetnya itu. Pertanyaan klasik tentu, apakah Kimia UI bisa mensuport dengan infrastruktur yang memadai. Journal Analytical Chemistry (keluaran American Chemical Society) adalah journal dengan impact fator yang tinggi.



Artikel no 4 adalah adalah hasil riset Bu Yuni (KBI Anorganik) sewaktu S3 di University of Aberden, Scotland (lulus S3 tahun 2004) Artikel no 4 dan 5 adalah hasil riset Emil Budianto (supervisor utama) bersama mahasiswa S3 nya (di Program studi Material Sains FMIPA-UI), dari riset yang dikelolanya di UI. I.B. Publikasi staf dalam journal internasional tapi tidak mencantumkan Kimia UI dalam afiliasi authorship nya:

1.

Meyer, Nils; Zulys, Agustino; Roesky, Peter W. “A ChiralBridged Aminotroponiminate Complex of Lutetium as Catalyst for the Asymmetric Hydroamination”. Organometallics (2006), 25(17), 4179-4182.

2.

Meyer, Nils; Loehnwitz, Karolin; Zulys, Agustino; Roesky, Peter W.; Dochnahl, Maximilian; Blechert, Siegfried. “Aminotroponate Zinc Complexes as Catalysts for the Intramolecular Hydroamination of Alkenes and Alkynes”.Organometallics (2006), 25(15), 3730-3734.

3.

Rastaetter, Marcus; Zulys, Agustino; Roesky, Peter W. “A bis(phosphinimino)methanide lanthanum amide as catalyst for the hydroamination/cyclization, hydrosilylation and sequential hydroamination/hydrosilylation catalysis”. Chemical Communications (Cambridge, United Kingdom) (2006), (8), 874-876.

Krisnandi, Y.K., Lachowski, E., Howe, R.F.,”Effects of Ion Exchange on the Structure of ETS-10”, Chemistry of Materials, 2006, 18(4), 928 - 933.



Artikel no 1 s/d 3 adalah kontribusi Pak Agustino (Staf KBI Anorganik, yang sedang S3 di Berlin, Jerman)



Artikel no 4 adalah adalah hasil riset Bu Yuni (KBI Anorganik) sewaktu S3 di University of Aberden, Scotland (lulus S3 tahun 2004)

T. A. Ivandini, S. Rika, Y. Makide, A. Fujishima, Y. Einaga, “Electrochemical detection of arsenic (III) using iridiumimplanted boron-doped diamond electrodes”, Analytical Chemistry 78, 6291-6198, Sept 15, 2006. T. A. Ivandini, Tata N. Rao, Akira Fujishima, and Yasuaki Einaga, “Electrochemical Oxidation of Oxalic Acid at Highly Boron-Doped Diamond Electrodes”, Analytical Chemistry 78, 3467-3471, May 2006. Krisnandi, Y. K., Howe, R. F., “Effects of Ion-Exchange on the Photoreactivity of ETS-10”, Applied Catalysis A: General, 2006, 307 (1), 62-69. N. Budiman, E. Budianto, B. Soegijono, “Emulsion Polymerization of Vinyl Acetate Containing Latexes in the Presence of 4.4’-Diaminostibene-2,2’-Disulfonic Acid”, Solid State Phenomena Journal, Accepted (will be published in November), 2006. Bulletin Kimia@UI

Selamat atas berhasilnya Program Usulan A3, dan selamat bekerja bagi seluruh civitas akademika dalam melaksanakan Program A3 Halaman 11

Bulletin Kimia@UI Pelindung Dr. Jarnuzi Gunlazuardi Pelaksana Redaksi Dr. Yuni K. Krisnandi Pengumpul Naskah Dr Yuni K. Krisnandi Rika Tri Yunarti. S.Si Alex Lukmanto (k-05) Alamat Redaksi Departemen Kimia FMIPA, Universitas Indonesia Depok 16424 Phone: +62 21 7270027 Fax: +62 21 7863432 Artikel untuk edisi berikutnya dapat dikirimkan ke: Jarnuzi Gunlazuardi: [email protected], Yuni Krisnandi: [email protected]

Obituari – Ibu Sudarini dalam kenangan I n n a l i l l a h i w a i n n a i l a i h i r a j i u n . Telah wafat Ibu Siti Sudarini pada hari Jumat (6-10-06) pukul 23.00 WIB setelah menderita saklit yang berkepanjangan. Beliau adalah staf pengajar Kimia UI bidang ilmu Kimia Fisik dan pernah menjabat Ketua Jurusan Kimia (~ 79). Mari kita do'akan, semoga Bu Sudarini alm. dilapangkan jalannya menghadap yang Khalik, arwahnya diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditingalkannya diberi ketabahan, Amin. Bu Sudarini adalah sosok dosen yang memiliki dedikasi tinggi, tidak pernah marah, dekat dengan mahasiswa terutama para asisten di laboratorium. Berikut adalah beberapa kesan yang masih melekat di hati dua mantan mahasiswa ibu Sudarini alm.: Pak Riwandi (mantan asisten lab Kimia Fisik 1975-1977) Pak Riwandi masih ingat kalau di lab jatah makan asisten tidak enak.. Bu Sudarini tidak segan-segan membelikan makanan untuk mereka. Selain itu.... bila Bu Sudarini bepergian, selalu membawa pulang oleh-oleh. Peristiwa di laboratorium bersama Bu Sudarini yang paling diingat oleh Pak Riwandi adalah ketika Bu Darini meminta Pak Entang (asli sunda dari Tambun, Bekasi) untuk membeli gedang goreng. ”... Pak Entang.. kene-kene.. beliin gedang goreng. Di mana, Bu? Oh di depan-depan situ kan buanyaak. Iya deh Bu. Kemudian Pak Entang pun berangkat mencari gedang goreng pesanan si ibu. Sampai hampir magrib... akhirnya Pak Entang kembali dengan muka lesu dan menghadap bu Darini.. engga ada bu, gedang gorengnya.. saya sudah mencari sampai ke depan salemba dan pasar paseban. Ya ampuun, Pak Entang.. itu di depan ada yang jual gedang goreng.. hmmm ternyata usut punya usut.. yang dimaksud dengan gedang goreng versi Bu Darini (yang orang Jawa) adalah.. pisang goreng, sedangkan menurut Pak Entang adalah pepaya goreng) hehehehe. Para asisten tidak dapat menahan tawanya sedangkan Pak Entang pun tersenyum kecut. Lain lagi dengan Pak Ismunaryo (Kim’71) yang selalu ingat akan soal ujian yang diberikan oleh Bu Sudarini, yaitu: Buktikan bahwa Cp-Cv = R Beda lagi dengan Pak Jarnuzi (Kim’76) : kami selalu ingat “Q” yang begitu besar dilafalkan oleh Ibu Sudarini. Bisa dibayangkan berapa ratus bahkan ribu “Q” (kyuuuu) yang beliau lontarkan saat mengajar termodinamika terapan. Suatu ketika kita kedatangan pembicara tamu dari USA yang bernama Qu Jonghi, wah hebohnya kami menunggu lafal “Q” dari Ibu kita baik sewaktu menyebut nama tamu kita maupun mendiskusikan energi yang dihasilkan dari batere (topik ceramah saat itu) yang banyak lafal “Q”-nya... Satu lagi dari Pak Jarnuzi: pada saat beliau menjadi ketua jurusan, KSM (Komisariat Senat Mahasiswa, sekarang HMD) Kimia melakukan otokritik ke Jurusan...kami sempat kikuk dan merasa bersalah karena seolah memberi beban lebih kepada beliau. Namun beliau cukup besar hati dengan mengatakan bisa mengerti yang kita perbuat dan memahaminya sebagai bantuan kepada beliau mengembangkan jurusan kimia. Tapi juga beliau mengatakan... tapi tetap ada bagian dari sopan santun dan tatacara yang harus diikuti... dan tegas beliau minta KSM bertanggung jawab akibatnya dan beliau akan tanggung jawab swoal perbaikan jurusan.... (saya ingat karena saat itu saya wakil ketua KSM yang ditugasi stand by di jurusan untuk memantau aksi yang dilakukan, dan karenanya yang pagi itu mendapat "nasihat" dari beliau & staf.

Kami hadir pula di dunia maya!!!

Selamat jalan Ibu.......

Kunjungi kami di www.chem.ui.ac.id Created & Published @ Department of Chemistry@UI

Related Documents

September
June 2020 24
September
May 2020 19
September
December 2019 31
September
October 2019 35